Anda di halaman 1dari 24

PENGANTAR AKUNTANSI 2

PIUTANG

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Akuntansi 2

Dosen Pengampu oleh Ibu Elva Nuraina, S.E, M.Si

Disusun

Oleh Kelompok 5:

1. Aprilya Sinta Bella (1902106011)


2. Cantik Wasitaningsih (1902106015)

UNIVERSITAS PGRI MADIUN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
MARET 2020
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb

Dengan menyebut Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dari Ibu Elva Nuraina, S.E,
M.Si Dosen matkul Pengatar Akuntansi 2tentang “Piutang”.

Adapun makalah Pengantar Akuntansi 2 ini telah kamikerjakan dengan semaksimal


mungkin, sehingga dapat mengerjakan makalah ini dengan lancar.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi kata maupun penyusunan kalimatnya. Dengan itu di harapkan para
pembaca bisa memberikan saran dan kritiknya kepada kami sehingga kami bisa memperbaiki
makalah ini. Semoga pembaca dapat mengambil hikmah dan manfaatnya dari makalah ini.

Madiun, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................

A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

A.
Pengertian Piutang.........................................................................................
B.
Ciri-ciri Piutang.............................................................................................
C.
Jenis-jenis Piutang.........................................................................................
D.
Kerugian Piutang...........................................................................................
E.
Perbedaan pencatatan metode langsung dengan metode cadangan/metode tidak
langsung ........................................................................................................
F. Jika menggunakan metode tidak langsung, maka metode penentuan besarnya
cadangan kerugian piutang............................................................................
G. Wesel Tagih....................................................................................................
H. Pengakuan Awal.............................................................................................
a. Biaya Transaksi........................................................................................
b. Diskon Penjualan.....................................................................................
I. Pengukuran Setelah Perolehan.......................................................................
J. Penurunan Nilai.............................................................................................
a) Konsep Umum Penurunan Nilai..............................................................
i. Penghitungan Penurunan Nilai.............................................................
ii. Jurnal Penurunan Nilai........................................................................
b) Penghentian Pengakuan...........................................................................
c) Penyajian .................................................................................................
d) Pengungkapan .........................................................................................
e) Analisis Piutang.......................................................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Piutang adalah kleim atau tagihan perusahaan terhadap pihak yang lain yang
timbul karena sebelumnya telah terjadi penjualan atau penyerahan barang / uang / jasa
secara kredit. Kategori piutang dipengaruhi jenis usaha entitas. Untuk perusahaan
dagang dan manufaktur jenis piutang yang muncul adalah piutang dagang dan piutang
lainnya. Entitas menyebabkan piutang terkait dengan pendapatan sebagai piutang
usaha. Piutang memeliki beberapa ciri-ciri dan jenis-jenis. Ada beberapa piutang dan
pinjaman yang diberikan seperti wesel tagih dimana klaim perusaan pada pihak ke
tiga, pengakuan awal dimana disebut juga pengakuan pendapatan, pengukuran setelah
perolehan dimana piutang termasuk kategori asset keuangan pinjaman yang diberikan
dan piutang, penurunan nilai, penghentian pengakuan dimana piutang dan pinjaman
tidak lagi dicatat dalam laporan keuangan, penyajian dimana perusahaan menyajikan
piutang, pengungkapan, dan yang terakhir ada analisis piutang dimana dengan melihat
perputaran piutang dan umur piutang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan piutang?
2. Apa saja ciri-ciri dari piutang?
3. Apa saya jenis-jenis dari piutang?
4. Apa yang menyebabkan kerugian piutang?
5. Apa yang dimaksud dengan wesel tagih?
6. Bagaimana pengakuan awal terhadap piutang?
7. Bagaimana pengukuran setelah peroleham terhadap piutang?
8. Apa yang menyebabkan penurunan nilai terhadap piutang?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan piutang
2. Mendeskripsikan ciri-ciri piutang
3. Mendeskripsikan jenis-jenis piutang
4. Mendeskripsikan kerugian piutang
5. Mendeskripsikan wesel tagih
6. Mendeskripsikan pengakuan awal terharap piutang
7. Mendeskripsikan pengukuran setelah perolehan terhadap piutang
8. Mendeskripsikan penurunan nilai terhadap piutang
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Piutang
kleim atau tagihan perusahaan terhadap pihak yang lain yang timbul karena
sebelumnya telah terjadi penjualan atau penyerahan barang / uang / jasa secara kredit.
B. Ciri-ciri Piutang
1. Mempunyai tanggal jatuh tempo
Nilai jatuh tempo yaitu istilah yang menjelaskan penjumlahan dari nilai
transaksi utama lalu ditambah dengan nilai bunga yang dibebankan untuk
dibayarkan pada tanggal jatuh tempo. Seorang pembeli yang melakukan
transaksi dengan cara kredit bukan hanya membayar sejumlah nilai barang
yang telah dibeli, tetapi juga bunganya karena dia meminta waktu untuk
membayar barang tersebut dengan tempo.
2. Mempunyai nilai pada saat jatuh tempo
Ciri piutang yang kedua adalah adanya tanggal jatuh tempo. Tanggal jatuh
tempo dapat diketahui dari lamanya atau umur piutang. Umumnya, penjual
menggunakan dua jenis pengukuran umur, yaitu bulan dan hari. Jika berumur
bulanan, maka tanggal jatuh temponya sama dengan tanggal pembeli
melakukan transaksi kredit tersebut, hanya saja berbeda bulan. Apabila
berumur harian, maka wajib dilakukan perhitungan untuk menentukan kapan
tanggal jatuh temponya secara pasti.
3. Bila ada perjanjian akan dikenakan bunga
Piutang dapat terjadi dikarenakan pembeli memutuskan melakukan transaksi
secara kredit dan hal ini menimbulkan bunga. Bunga dalam hal ini dibayar
sebagai bentuk konsekuensi pembeli yang meminta waktu pembayaran
tertentu dan sebagai keuntungan bagi penjual karena sudah bersabar dalam
menunggu pelunasan kredit tersebut. Untuk besaran bunga dalam hal ini
sesuai kebijakan dari penjual dalam menentukan tingkat bunga yang dipakai.
C. Jenis-jenis Piutang

1. Piutang Usaha (Account Receivable)


Piutang usaha adalah suatu jumlah pembelian kredit dari pelanggan. Piutang
timbul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya
diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30-60 hari. Secara umum, jenis
piutang ini merupakan piutang terbesar yang dimiliki perusahaan.
2. Piutang Wesel (Notes Receivable)
Piutang wesel adalah piutang yang berupa perjanjian tertulis yang dibuat oleh
debitur kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang sesuai yang
dicantumkan dalam wesel / suratperjanjian tersebut pada waktu yang
ditentukan di masa yang akan datang
3. Piutang lain-lain
Piutang lain-lain mencakup selain piutang dagang. Contohnya piutang bunga,
piutang gaji, uang muka karyawan, dan restitusi pajak. Secara umum bukan
berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, piutang jenis
ini diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian yang secara terpisah di
neraca.
D. Kelompok Piutang
Piutang dapat dikelompokan berdasarkan ada tidaknya dukungan perjanjian secara
tertulis dan berdasarkan hubungannya dengan aktivitas usaha utama perusahaan.
Berdasarkan ada tidaknya dukungan perjanjian tertulis, piutang di
kelompokan menjadi :
1. Piutang usaha (account receivable), yaitu piutang yang timbul dari
aktifitas utama perusahaan yang tidak didukung dengan perjanjian
tetulis untuk penyelesaiannya.
2. Piutang wesel (notes receivable), yaitu piutang yang timbul dari
aktifitas utama perusahaan yang didukung dengan perjanjian
tertulis untuk penyelesaiannya.
Berdasarkan hubungannya dengan aktifitas usaha utama perusahaan,
piutang dapat dikelompokan menjadi :
1. Piutang usaha (account receivable), yaitu piutang yang timbul dari
penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan yang
dilakukan secara kredit. Piutang yang terjadi sebagai akibat dari
penjualan barang dan jasa utama perusahaan ini berjangka pendek
sehingga dikelompokan ke dalam aset lancar.
2. Piutang bukan usaha (non account receivable) atau piutang lain-
lain, yaitu piutang yang timbul bukan dari penjualan barang atau
jasa yang dihasilkan perusahaan. piutang bukan usaha ini biasanya
terdiri dari piutang deviden, persekot asuransi, piutang bunga,
piutang pegawai, piutang pesanan pembelian saham, piutang
pendapatan sewa dan lain-lain.
Untuk tujuan penyajian di dalam laporan keuangan, neraca pada
khususnya, piutang dikelompokan kedalam dua kategori, yaitu :
1. Piutang lancar, meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan
diterima pembayaranya dalam jangka waktu satu tahun sejak
tanggal neraca atau lebih dari siklus operasi normal perusahaan.
2. Piutang jangka panjang, meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan
akan diterima pembayarannya dalam waktu lebih dari satu tahun.
E. Resiko Piutang
Resiko piutang adalah adanya kemungkinan timbulnya piutang yang tidak dapat
ditagih sehingga hal ini akan timbul kerugian piutang.
F. Unsur-unsur Dalam Penjualan Kredit
a. Adanya kreditur dan debitur.
b. Adanya kerjasama antara kreditur dan debitur disertai dengan adanya unsur
kepercayaan.
c. Adanya persetujuan mengenai :
1. Tanggal pembayaran
2. Cara pembayaran
3. Syarat pembayaran
Contohnya : 2/10, n/30 maksudnya konsumen akan mendapatkan potongan
sebesar 2 persen jika pembayarannya dilakukan dalam jangka 10 hari setelah
terjadinya transaksi namun jatuh temponya adalah 30 hari.
d. Adanya penyerahan
e. Adanya unsur waktu/tanggal jatuh tempo
f. Adanya unsur resiko / deegnee of risk
g. Adanya unsure bunga sebagai konsepensasi pemberian kredit

G. Pencatatan Piutang / Penjualan kredit


a. Pada saat terjadi transaksi penjualan secara kredit
Piutang dagang Rp xx
Penjualan Rp xx
Contohnya adalah Pada tanggal 1 desember 2016 PD Mulia menjual barang
dagangan kepada UD cemerlang Rp 20.000.000,00 syarat 2/10, n/30

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


1 Des 2016 Piutang Dagang Rp 20.000.000
Penjualan Rp 20.000.000

b. Pada saat terjadinya retur penjualan


Retur penjualan Rp xx
Piutang kredit Rp xx
Contohnya adalah Atas barang terjual kepada UD Cemerlang tanggal 1
Desember 2016 sebesar Rp 20.000.000,00 diterima kembali sebesar Rp
2.000.000,00 karena cacat
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
5 Des 2016 Retur Penjualan Rp 2.000.000
Piutang Dagang Rp 2.000.000
c. Pada saat pelunasan / pembayaran
1. Jika dalam masa pemberian potongan
Kas Rp xx
Potongan penjualan Rp xx
Piutang dagang Rp xx
Contohnya adalah UD Cemerlang melunasi pembayaran piutang atas transaksi
tanggal 1 Desember 2016

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit


10 Des 2016 Kas Rp 17. 640.000
Potongan penjualan Rp 360.000
Piutang Dagang Rp 18.000.000
(Potongan: 2% x Rp
18.000.000 = Rp
360.000)

2. Jika tidak ada potongan


Kas Rp xx
Piutang dagang Rp xx
Contohnya adalah UD cemerlang melunasi pembayaran piutang atas
transaksi tanggal 1 Desember 2016
Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
22 Des 2016 Kas Rp 18.000.000
Piutang Dagang Rp 18.000.000

H. Kerugian Piutang
• Pelaporan piutang dalam laporan keuangan sebesar nilai realisasi piutang.
Sedangkan bagian yang diperkirakan tidak dapat ditagih dianggap sebagai
kerugian atau beban perusahaan.
• Sesuai pernyataan SAK di Indonesia pencatatan piutang tercantum dalam neraca
adalah sebesar jumlah piutang yang jatuh tempo dikurangi dengan perkiraan
jumlah piutang yang tidak dapat ditagih, untuk itu perusahaan perlu membuat
cadangan penghapusan piutang yang tak dapat ditagih.
• Metode pencatatan penghapusan piutang dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
a. Metode langsung (Direct Write Off Method)
b. Metode cadangan/metode tidak langsung (Indirect Write Off Method)
• Perbedaan pencatatan metode langsung dengan metode cadangan / metode tidak
langsung :
1. Menaksir kerugian piutang yang tidak dapat ditagih
Jika menggunakan metode langsung tidak dijurnal
Jika menggunakan metode tidak langsung :
B. Kerugian Piutang xx
Cad. Kerugian Piutang xx
Contoh :
Rekening piutang menunjukkan Rp 18.000.000,00 dari jumlah tersebut
ditaksir 20% tidak dapat ditagih
Metode langsung tidak dijurnal
Metode tidak langsung :
Beban Kerugian Piutang Rp 3.600.000
Cadangan Kerugian Piutang Rp 3.600.000
(20% x Rp 18.000.000 = Rp 3.600.000)
2. Diputuskan untuk penghapusan piutang
Jika menggunakan metode langsung :
Beban kerugian piutang xx
Piutang xx
Jika menggunakan metode tidak langsung
Cadangan kerugian piutang xx
Piutang xx
Contoh :
Debitur Anggara dinyatakan jatuh pailit maka utangnya sebesar
Rp 1.500.000 dihapuskan
Metode langsung :
Beban kerugian piutang Rp 1.500.000
Piutang Rp 1.500.000
Metode tidak langsung
Cadangan kerugian piutang Rp 1.500.000
Piutang Rp 1.500.000
3. Adanya pernyataan kesanggupan debitur untuk membayar piutang
yang sudah dihapus
Jika menggunakan metode langsung tidak dijurnal
Jika menggunakan metode tidak langsung :
Piutang xx
Cadangan kerugian piutang xx
Contoh :
Debitur Anggara menyatakan kesanggupan untuk membayar utangya

Jika menggunakan metode langsung tidak dijurnal


Jika menggunakan metode tidak langsung :
Piutang Rp 1.500.000
Cadangan kerugian piutang Rp 1.500.000
4. Menerima pembayaran atas kesanggupan debitur
Jika menggunakan metode langsung :
Kas xx
Beban kerugian piutang xx
Jika menggunakan metode tidak langsung :
Kas xx
Piutang xx
Contoh :
Debitur Anggara melunasi utangnya
Jika menggunakan metode langsung :
Kas Rp 1.500.000
Beban kerugian piutang Rp 1.500.000
Jika menggunakan metode tidak langsung :
Kas Rp 1.500.000
Piutang Rp 1.500.000
5. Jika debitur yang piutangnya sudah dihapus dan langsung dibayarkan
Jika menggunakan metode langsung :
Kas xx
Beban kerugian piutang xx
Jika menggunakan metode tidak langsung :
Kas xx
Cadangan kerugian piutang xx
Contoh :
Debitur Basuki datang perusahaan dan langsung membayar
kewajibannya sebesar Rp 2.000.000
Jika menggunakan metode langsung :
Kas Rp 2.000.000
Beban kerugian piutang Rp 2.000.000
Jika menggunakan metode tidak langsung :
Kas Rp 2.000.000
Cadangan kerugian piutang Rp 2.000.000

I. Jika menggunakan metode tidak langsung, maka metode penentuan


besarnya cadangan kerugian piutang
A. Pendekatan laba rugi (atas dasar penjualan)
Dalam menghitung kerugian piutang berdasarkan presentase tertentu dari
penjualan. Menginggat bahwa timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan
bersih, maka sebaiknya kerugian piutang dihitung berdasarkan penjualan
bersih, dalam prakteknya juga dihitung dari jumlah penjualan bersih.

B. Pendekatan neraca (atas dasar saldo piutang)


Dalam hal ini kerugian piutang dapat dihitungberdasarkan saldo piutang
dengan 3 cara :
1.Dinaikkan sampai dijadikan presentase tertentu dari saldo piutang
2. Ditambah dengan presentase tertentu dari saldo piutang
3. Dinaikkan sampai dijadikan suatu jumlah tertentu yang dihitung
berdasarkan analisis umur piutang

J. Wesel tagih
Wesel tagih merupakan klaim perushaan kepada pihak ketiga yang didukung
janji tertulis untuk membayar dalam jangka waktu tertentu.Wesel janji tertulis
bersyarat, dibuat oleh yang satu untuk pihak. Penerbit wesel disebut wesel bayar
(notes payable) karena penerbit berjanji untuk membayar. Sedangkan, pnerima wesel
disebut wesel tagih (notes receivable) karena penerima memiliki hak klaim untuk
menagih.
Wesel tagih biasanya memiliki bunga, walaupun ada beberapa wesel tagih
yang tidak berbunga. Wesel tagih yang tidak berbunga biasanya dijual dengan diskon
(lebih renah dari nilai nominal)dan pihak penerbit akan meneima uang yang lebih
kecil dari jumlah yang akan dibayarkan di masa depan. Diskonmerupakan bentuk
bunga yang diterima di muka. Wesel tagih dapat dijual oleh pemegangnya sebelum
jatuh tempo.

K. Pengakuan Awal

Dalam transaksi penjualan.pendapatan, pengakuan piutang dikaitkan dengan


pengakuan pendapatan. Saat perusahaan telah mengakui pendapatannya maka
perusahaan akan mengakui piutangnya.

Sesuai dengan PSAK 55, piutang diakui oleh entitas sebesar nilai wajar. Nilai
wajar merupakan harga perolehan atau nilai pertukaran antara kedua belah pihak pada
tanggal transaksi.

Untuk pengukuran piutang dagang dan piutang usaha, jarang sekali


memperhitungkan komponen bunga dari piutang tersebut. Dalam praktiknya, piutang
usaha jarang mempunyai bunga. Jangka waktu antara piutang dan pembayaran
relative pendek sehingga pendapatan bunga yang diperhitungkan relative kecil dan
tidak material.

Untuk piutang yang memiliki nilai wajar misalnya wesel tagih, entitas dapat
menggunakan nilai wajar pada saat pengukuran awal dan melakukan pengukuran
secara konsisten dengan menggunakan nilai wajar. Sebaliknya, jika entitas tidak
memilih menggunakan nilai wajar pada pengakuan awal, maka pada pengakuan
selanjutnya tidak boleh memilih menggunakan nilai wajar. Keuntungan dan kerugian
yang belum direalisasikan akibat perubahan nilai wajar disajikan dalam laporan laba
rugi.

a. Biaya Transaksi

Biaya transaksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh piutang.


Untuk piutang dagang maka biaya transaksi untuk perolehan piutang tidak ada,
karena transaksi terkait dengan penjualan atau pendapatan yang diperoleh
perusahaan. Nilai biaya transaksi ini dicatat menambah perolehan piutang dan
mempengaruhi tingkat suku bunga efektif yang akan dikenakan.

Jurnal pada saat pemberian pinjaman


Pinjaman yang Diberikan Rp.29.028.084.000
Kas Rp.29.028.084.000
(sebagai alternatif pinjaman dapat dicatat sebesar Rp.30.000.000 dan dikurangi diskon
sebesar Rp.971.916.000)
Jurnal pembayaran bunga akhir tahun pertama dan amortisasi biaya transaksi

Kas Rp.2.400.000.000
Pinjaman yang diberikan Rp.212.527.560
Pendapatan Bunga Rp.2.612.527.560

b. Diskon Penjualan

Untuk transaksi penjualan, perusahaan seringkali memberikan diskon atau


potongan harga baik potongan harga maupun kuantitas. Potongan kuantitas
diberikan dengan memberikan bonus barang pada saat pelanggan membeli dalam
jumlah tertentu. Misalnya pelaggan membeli 10 buah mendapatkan produk
sejumlah 11 buah.

Diskon dapat juga diberikan dalam potongan penjualan karena pembayaran


yang dilakukan pelanggan lebih cepat dari yang dijadwalkan. Dalam kontrak
penjualan sering dinyatakan dalam bentuk 2/10, n/30 artinya akan diberikan
diskon penjualan sebesar 2% jika pelanggan membayar sampai dengan 10 hari
dan piutang tersebut harus dilunasi dalam waktu 30 hari.

Ilusi Pencatatan Diskon

Pada saat terjadi penjualan Rp5.000.000 dengan termin 2/10,n/30

Metode Bruto

Piutang Dagang Rp5.000.000

Penjualan Rp5000.000

Metode Neto
Piutang Dagang Rp4.900.000

Penjualan Rp4.900.000
L. Pengukuran Setelah Perolehan

Piutang termasuk kategori aset keuangan pinjaman yang diberikan dan


piutang. Menurut PSAK 55 (Revisi 21013) LR diukur berdasarkan biaya perolehan
yang diamortisasi dengan membutuhkan perhitungan amortisasi diskon dan premium
setiap tanggal pelaporan. Amortisassi tersebut akan menyesuaikan nilai tercatat
piutang, sehingga nilai piutang akan menunjukkan biaya perolehan yang diamortisasi.

M. Penurunan Nilai
a) Konsep Umum Penurunan Nilai

Peristiwayang menyebabkan penurunan nilai meliputi data dan informasi yang dapat
diobservasi yang menjadi perhatian pemegang aset. Beberapa contoh peristiwa yang
menyebabkan penurunan nilai adalah sebagai berikut:

1. Piutang tidak dilunasi pada saat jatuh tempo.


2. Bunga dan pokok tertunggak dalam beberapa kali termin pembayaran.
3. Pihak pemberi pinjaman memberikan kelonggaranakibat kesulitan keuangan yang
dialami pihak peminjam. Kelonggaran diberikan dalam bentuk perpanjangan jangka
waktu pelunasan atau penurunan tingkat suku bunga.
4. Peminjam dinyatakan pailit oleh pengadilan.
5. Memburuknya kondisi ekonomi yang menyebabkan kemampuan membayar pihak
peminjam akan menurun.
i. Penghitungan Penurunan Nilai

Jumlah penurunan nilai adalah seluruh nilai piutang tercatat nilai jaminan
yangdikuasai oleh perusahaan(jika ada). Jika tidak ada jaminan maka semua piutang tersebut
dihapukan dan akan diakui oelh perusahaan sebagai beban.

Ilustrasi penurunan Nilai Piutang Individu karena Pelanggan Pailit

PT Aster memiliki piutang kepada pelanggannya, PT Mutiara, sebesar Rp.50.000.000.


piutang ini diberikan pada 1 Juni 2010. Pada 15 Desember 2015, PT Aster mendapatkan
informasi bahwa PT Mutiara dipailitkan oleh pengadilan. Piutang ini tidak dijamin, aset PT
Mutiara tidak dapat digunakan untuk membayar utang dagang karena sudah dipriotaskan
untuk membayar utang yang lain.

Dalam menghitung penurunan nilai, piutang PT Mutiara sebesar RP.50.000.000 akan


diturunkan seluruhnya karena kas di masa dating dari perusahaan ini adalah nol. Untuk
selanjutnya , PT Aster dapat menghapuskan piutang tersebut. Pengahapusan pitang dilakukan
dengan mendebit cadangan penurunan nilai piutang.
Pencadangan Penurunan Nilai
Beban Penurunan Nilai Piutang Rp.50.000.000
Cadangan Penurunan Nilai Piutang Rp.50.000.000

Penghapusan Piutang

Cadangan Penurunan Nilai Piutang Rp.50.000.000


Piutang Dagang Rp.50.000.000

Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang

PT. Kesturimemberikan pinjaman kepadaPT Kenanga sebesar Rp.200.000.000 pada 30


Desember 2010. Pinjaman tersebut diberikan selama 2 tahun, suku bunga 10% dikenakan atas
saldo pinjaman yang belum dilunasi. Pinjaman tersebut akan diangsur dua kali tiap akhir
tahun. Diharapkan pinjaman tersebut dilunasi pada 30 Desember 2016. Namun pada 30
Desember 2015, PT Kenanga tidak membayar angsuran dan bunganya. Diketahui bahwa PT
Kenanga mengalami kesulitan keuangan. Untuk itu dilakukan negosiasi ulang pijaman
tersebut.

Kasus 1

Dicapai kesepakatan dengan PT Kesturi pinjaman akan mulai diangsur pada tahun 2016
namun tidak ada penambahan bunga mauoun perubahan pokok atas skedul. PT Kenanga
mendapat grace period selama ulang tahun untuk tidak menganggur dan membayar bunga.

Tahun Skedul Awal PV Lama Perubahan PV Baru


Skedul
1 120.000.000 109.090.909

2 110.000.000 90.909.091 120.000.000 99.173.554


3 110.000.000 82.644.628
4 -
200.000.000 181.818.182

Kerugian 18.181.818

Dalam kasus pertama terjadi penurunan nilai sebesar Rp.18.181.818


ii. Jurnal Penurunan Nilai

Ada dua metode untuk mencatat jurnal penurunan nilai yaitu, metode penghapusan
langsung (direct write off method) dan metode pencadangan (allowance method). Untuk
penghapusan langsung, piutang yang diturunkan nilainya langsung dihapuskan tanpa
dibuatakun cadangan penurunan nilai.Standar menyebutkan kedua metode tersebut dapat
digunakan oleh entitas.

Walaupun kedua mtode tersebut dibolehkan Standar, metode penghapusan langsung


memiliki pengendalian yang kurang baik. Entitas sulit memonitor jumlah piutang yang telah
diturunkan sebelumnya. Metode ini juga sulit diterapkan untuk penurunan nilai dengan
menggunakan metode kolektif, karena tanpa akun cadangan, kredit piutang tidak jelas akan
mengurangi nilai piutang dari debitur yang mana,disebabkan nilai piutang merupakan
penjumlahan dari piutang semua debitur entitas.

Ilustrasi Transaksi Penurunan Nilai Piutang dengan Metode Penghapusan Langsung

Pada 1 Maret 2105, piutang dari seorang pelanggan sebesar Rp.8.000.000 dihapuskan karena
terdapat bukti objektif pelanggan tersebut tidak akan membayar piutangnya.

1Maret penghapusan piutang dari pelanggan:

Beban Penghapusan Piutang Rp.8.000.000


Piutang Dagang Rp.8.000.000

b) Penghentian Pengakuan

Penghentian pengakuan (derecognition) akan menyebabkan nilai piutang dan


pinjaman tidak lagi dicatat dalam laporan keuangan. Penghentian pengakuan akan terjadi
ketika kontrak tersebut berakhir dan dipenuhi. Untuk piutang atau pinjaman penghentian
pengakuan baik seluruhnya atau sebagian, terjadi pada saat piutang tersebut dilunasi.

Piutang selain dapat transfer untuk mendapatkan kas lebih cepat dari tanggal jatuh
tempo, dapat juga digunakan sebagai jaminan memperoleh pinjaman.

Ilustrasi Transaksi Utang dengan Jaminan

PT Teratai pada 1 Februari 2015, menarik utang dalam bentuk wesel byar (notes payable)
dari perusahaan pembiayaan PT Dahlia Finance sebesar Rp.600.000.000. untuk itu, PT
Teratai menjamin piutang dagang sebesar Rp.800.000.000 dari salah satu pelanggan yaitu PT
Pelangi. Atas utang yang ditarik, PT Dahlia Finance membebankan biaya administrasi
sebesarr 2% dari total utang dan bunga sebesar 2% per bulan dari utang outstanding.
PT. Teratai PT. Dahlia Finance
Penerimaan utang dengan jaminan piutang
Kas 588.000.000 Wesel Tagih 600.000.000
Beban Keuangan 12.000.000 Pendapatan Keuangan 12.000.000
Wesel Bayar 600.000.000 Kas 588.000.000

1 Maret 2015 menerimaan pelunasan piutang dagang 40%, dikurangi dengan retur penjualan
sebesar 15.000.000 diskon penjualan 5.000.000

Kas 300.000.000 Tidak Ada Jurnal


Diskon Penjualan 5.000.000
Retur Penjualan 15.000.000
Piutang Dagang 320.000.000

2 Maret membayarkan kas yang diterima dari pelunasan piutang untuk membayar wesel
bayar. Atas pelunasan sebagian utang ini, perusahaan sebagian utang ini, perusahaan
dikenakan biaya bunga 2% per bulan.

Wesel Bayar 300.000.000 Kas 306.000.000


Beban Bunga 6.000.000 Pendapatan Bunga 6.000.000
Kas 306.000.000 Kas 300.000.000

2 Mei menerima pelunasan piutang dari jumlah yang tersisa dikurangi piutang yang
dihapuskan sebesar 20.000.000.

PT. Teratai PT. Dahlia Finance


Kas 460.000.000
Tidak Ada Jurnal
Cadangan Piutang 20.000.000
Piutang Dagang 480.000.000

3 Mei membayar sisa utang kepada PT Dahlia Finance ditambah dengan bunga

Wesel Bayar 300.000.000 Kas 312.000.000


Beban Bunga 12.000.000 Pendapatan 12.000.000
Kas 312.000.000 Wesel Bayar 300.000.000

Prosedur Anjak Piutang

Perusahaan Anjak
Piutang

(3) Menyetujui Kredit


(2) Review Kredit

(6) Melakukan
Pembayaran (4) Pembayaran
di Muka

(1)Memesan Barang

(5) Mengirim Barang Produsen atau


Distributor

Bagan 5.4. Prosedur Anjak Piutang

TRANSFER PIUTANG

Apakah secara subtansi semua risiko dan


manfaat telah berpindah

TIDAK YA

Catat Utang dengan Jaminan Catat sebagai Penjualan


- Aset tidak dihapusbukukan -Aset dihapusbukukan
- Catat utang yang timbul -Akui aset yang diperoleh dan utang
yang timbul
- Akui beban bunga
- Akui keuntungan atau kerugian

Bagan 5.5. Akuntansi Transfer Piutang


c) Penyajian

Perusahaan menyajikan piutang dalam beberapa kategori seperti piutang dagang,


piutang usaha, dan piutang lain. Pada perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, piutang
disajikan dalam kategori kredit atau pinjaman yang diberikan. Sedangkan pada perusahaan
pembiyaan anjak piutang, dan piutang leasing.

Nilai piutang disajikan di laporan posisi keuangansetelah dikurangi dengan cadangan


kerugian penurunan nilai. Piutang biasanya disajikan dalam satu baris, tetapi dapat juga
disajikan secara detail subkomponennya. Jika disajikan dalam satu baris, maka
subkomponennya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Penyajian subkomponen
yang biasa muncul diantaranya adalah piutang pihak berelasi, piutang pihak ketiga, dan
cadangan kerugian piutang yang ditampilkan dalam baris tersendiri (beberapa menambahkan
pada penjelasan akun). Penyajian piutang pihak berelasi mengikuti ketentuan dalam PSAK
7:Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi.

Contoh penyajian pinjaman pada Laporan Posisi Keuangan PT BNI Tbk. Tahun 2014
Catatan/
Notes 2014 2013
ASET (lanjutan)
Pinjaman yang diberikan
-Pihak berelasi 36.821.492 32.750.252
- Pihak ketiga 240.800.789
217.887.591
Total pinjaman yang diberikan 277.622.281
250.637.843
Dikurangi: Cadangan kerugian
Penurunan nilai (6.970.295)
(6.880.036)
12,44b 270.651.986
243.757.807

d) Pengungkapan
Pengungkapan tersebut terbagi dalam tiga bagian, yaitu pengungkapan kebijakan
akuntansi, pengungkapan rincian piutang.penjelasan yang lainyang material dan signifikan.

Kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam kebijakan akuntansi yang dijelaskan


dalam kebijakan akuntansi piutang diantaranya adalah:

1. Metode pengakuan awal;


2. Metode pengukuran setelah perolehan;
3. Metode untuk menghitung penurunan nilai;
4. Penjelasan mengenai penghapusan piutang.

Catatan atas laporan keuangan dalam rincian laporan keuangan dan penjelasan
penting tentang piutang meliputi:

1. Jenis piutang yang dimiliki , misalnya menurut mata uang dan sifat piutang;
2. Rincian piutang yang dilakukan kepada pelanggan dengan jumlah signifikan;
3. Identifikasi piutang yang diklasifikasikan sebagai aset lancar dan aset tidak lancar;
4. Penurunan nilai piutang dan penjelasan penurunan nilai yang dilakukan secara
kolektif maupun individu;
5. Piutang yang digunakan sebagai jaminan;
6. Informasi terkait dengan risiko, yang menjelaskan;
 Piutang yang telah jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai,
 Nilai terbawa dari piutang yang mengalami penurunan nilai yang telah
dinegosiasikan,
 Analisis umur piutang atas piutang yang telah jatuh tempo;
7. Nilai wajar piutang
8. semua konsentrasi risiko kredit atas piutang .

i. Pengungkapan jenis piutang


a. Informasi piutang bersih dalam catatan atas laporan keuangan
2014 2013
Piutang usaha 1.789.933 2.099.033
Penyisihan nilai (161.688)
(121.073)
1.637.245
1.977.930

b. Mutasi penyisihan penurunan nilai atas piutang


2014 2013
Saldo awal (121.073)
(110.132)
Penuruanan nilai selama tahun berjalan (42.956)
(36.419)
Pembalikan penurunan nilai atas piutang
yang terpilih 1.030
17.108
Selisih kurs 1.311 8.370

Saldo akhir (161.688) (121.073)

c. Penjelasan penurunan nilai


Manajenmen Perusahaan menetapkan penyisihan penurunan nilai atas piutang dengan
menggunakan pendekatan penurunan nilai secara individual. Eksposur maksimum
risiko kredit pada tanggal pelaporan adalah sebesar nilai tercatat dari kategori piutang
diatas. Grup tidak menguasai aset-aset sebagai jaminan piutang. Berdasarkan evaluasi
manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang usaha pada tanggal
31 Desember 2014, manajemen berkeyakinan bahwa jumlah penyisihan penurunan
nilai memadai untuk untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya
piutang usaha dari tidak tertagihnyapiutang usaha dari pihak ketiga. Manajemen
berkeyakinan bahwa tidak terdapat konsentrasi risiko kredit yang signifikan atas
piutang kepada pihak ketiga.
d. Pengungkapan risiko kredit
Grup memiliki risiko kredit siginifikan yang berasal dari piutang yang belum dibayar,
kas dan setara kas, serta investasi pada efek utang. Pada sebagian besar transaksinya,
Grup menggunakan bank danlembaga keuangan yang secara independen dinilai
dengan AAA, AA+, dan AA.
e. Rincian piutang yang sudah lewat jatuh tempo namun mengalami penurunan nilai
2014 2013
Piutang usaha
- Lancar 899.680 660.683
- Kurang dari 3 bulan 227.684 66.197
- 3-6 bulan 19.890 13.444
-6-12 bulan 147.016 24.754
-12-24 bulan 148.228 52.358
- > 24 bulan 141.950 89.479
1.584.448 906.915
Penurunan nilai (204.924) (122.554)
Bersih 1.379.524
784.361

f. Rincian piutang usaha dari pihak berelasi


2014 2013
PLN dan entitas anak 933.676 1.004.067
TNI/Kementerian Pertahanan 593.719 771.702
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 112.988 107.645
PT Pupuk Indonesia (Persero) 46.716 49.001
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 36.013 41.291
PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) 22.265 12.664
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 19.625 13.199
Kementerian Keuangan 17.367 -
Petra SK 2.934 2.840
Lain-lain (masing-masing dibawah US$10.000) 55.182
73.460
1.840.485 2.075.869
Penyisihan penurunan nilai (43.235) (1.480)
1.797.250 2.074.389

e) Analisis Piutang

Analisis piutang dilakukan dengan melihat perputaran piutang dan umur piutang.
Perputaran piutang dihitung dari penjualan dalam satu periode dibagi rata-rata dalam
satu tahun. Piutang rata-rata dihitung dari piutang awal ditambah piutang akhitr
periode dibagi dua. Entitas dengan perputaran piutang tinggi menandakan bahwa
entitas tersebut bagus.

Penjualan
Perputaran piutang =
Piutang Rata-Rata

365
Umur piutang =
Perputaran Piutang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi kesimpulannya, piutang merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak
lain. Piutang ini dapat di klaim kepada pihak lain yang terkait dengan transaksi
penjualan/pendapatan maupun merupakan piutang yang berasal dari transaksi lainnya.
Wesel tagih merupakan klaim perushaan kepada pihak ketiga yang didukung
janji tertulis untuk membayar dalam jangka waktu tertentu.Wesel janji tertulis
bersyarat, dibuat oleh yang satu untuk pihak. Penerbit wesel disebut wesel bayar
(notes payable) karena penerbit berjanji untuk membayar. Sedangkan, pnerima wesel
disebut wesel tagih (notes receivable) karena penerima memiliki hak klaim untuk
menagih.
Piutang yang tidak terkait dengan penjualan atau pendapatan disebut piutang
lainnya atau nontrade recivable. Dalam piutang juga terdapat jatuh tempo dimana
piutang itu harus dibayar kepada kita setalah tanggal yang sudah ditentukan.
B. Saran
Kami memahami bahwa setiap manusia mempunyanyi kekurangan dan
kelebihan, oleh karena nya, tentu dalam pembuatan makalah ini kami masih
banyak kesalahan, kritik dari pembaca sangat kami butuhkan guna
penyempurnaan makalah kami selanjutnya.
Sebaiknya kita tidak menganggap bahwa pencatatan dalam akuntansi itu
rumit, tetapi pelajari dulu, maka semua akan terasa terbiasa.
DAFTAR PUSTAKA

Catatan buku besar waktu SMK


http://www.peoi.org/Courses/Coursesba/ac/temp/ac9t3.html
https://www.google.com/url?sa
http://shintawatirannotikah.wordpress.com/2013/02/11/makalah-manajemen-piutang/
http://aktkeu.blogspot.com/2013/10/piutang-usaha-dan-piutang-wesel.html
Siregar, Martani Dwi, dkk. 2016. Akuntasi: Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta Selatan:
Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai