KEWAJIBAN LANCAR
Oleh kelompok 7 :
UNIVERSITAS WIDYAGAMA
MALANG
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongannya tentu kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada baginda tercinta nabi besar Muhammad saw. Kami mengucapkan syukur
kepada Allah swt atas limpahan nikmat sehatnya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal
pikiran, sehingga kami mampu menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata
kuliah Pengantar Akuntansi II. Makalah ini berisi tentang uraian materi mengenai “Kewajiban
Lancar.”
Tentu makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan maupun
kekurangan didalamnya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada laporan ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian makalah yang bisa kami buat, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………….…..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..1
C. Tujuan……………………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Kewajiban………………………………………………………3
2. Kewajiban Lancar…………………………………………………………..3
3. Dasar Kas…………………………………………………………………...15
4. Dasar Akrual………………………………………………………………..16
6. Kewajiban Lingkungan……………………………………………………..18
8. Penyajian Kontijensi………………………………………………………..20
ii
10. Perlakuan Akuntansi Pada Kewajiban Lancar……………………………..22
A. Kesimpulan…………………..……………………………………………..24
B. Saran………………………………………………………………………..24
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...25
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewajiban atau hutang adalah pengorbanan ekonomi yang harus dilakukan perusahaan di masa
mendatang karena tindakan atau transaksi sebelumnya. Pengorbanan ekonomi tersebut dapat
berbentuk penyerahan uang, aktiva lain, jasa-jasa atau dilakukannya pekerjaan tertentu. Tindakan
transaksi dapat berupa diterimanya uang, barang atau jasa, diakuinya suatu biaya atau kerugian.
Kewajiban mengakibatkan adanya ikatan yang memberikan hak kepada kreditur untuk
mengklaim aktiva perusahaan. Kewajiban biasanya dapat ditentukan jumlahnya atau mudah
ditaksir dalam satuan uang.
Dari segi pembelanjaan, kewajiban merupakan salah satu sumber pembelanjaan untuk
memperoleh aktiva perusahaan. Pada hakikatnya, kewajiban dapat berasal dari dua sumber
yakni, investasi pemilik dan kreditur. Kewajiban adalah sumber pendanaan yang berasal dari
kreditur. Dalam laporan neraca sebuah perusahaan akun harta sama dengan jumlah kewajiban
ditambah modal atau investasi pemilik. Kewajiban dapat digolongkan menjadi
1. Status kewajibannya telah pasti
2. Kepastian munculnya kewajiban masih bergantung pada kejadian di masa mendatang. Oleh
karena itu akan dibahas mengenai kewajiban kontinjensi (belum pasti).
B. Rumusan Masalah
2. Apa yang dimaksud dengan kewajiban lancar dan bagaimana komponen di dalamnya?
5. Jelaskan yang dimaksud dengan premi dan kupon beserta contoh penyajiannya?
1
9. Bagaimana perlakuan akuntansi pada kewajiban lancar?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menyampaikan hal-hal mengenai Kewajiban
Lancar. Menjabarkan materi dan contoh soal yang terkait pada materi tersebut. Serta untuk
menjawab pertanyaan terkait rumusan masalah pada makalah ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kewajiban
Kewajiban atau liabilitas adalah kemungkinan pengorbanan masa depan atas manfaat ekonomi
yang muncul dari kewajiban saat ini, entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan
jasa kepada entitas lainnya dimasa depan sebagai hasil dari transaksi kejadian masa lalu.
Kewajiban memiliki tiga karakteristik utama:
a. Kewajiban saat ini yang memerlukan penyelesaian dengan kemungkinan transfer masa depan
atau pengguanaan kas, barang, dan jasa.
b. Kewajiban yang tidak dapat dihindari.
c. Transaksi atau kejadian lainnya yang menciptakan kewajiban itu harus telah terjadi.
Karena kewajiban melibatakan pengeluaran aktiva atau jasa di masa depan, maka salah satu
karakteristik yang paling penting adalah tanggal dimana kewajiban itu harus dibayarkan.
Kewajiban yang jatuh tempo saat ini harus diselesaikan secara tepat waktu dan dalam kegiatan
bisnis yang biasa jika operasi akan dilanjutkan. Sehingga, karakteristik tersebut menimbulkan
pembagian dasar kewajiban menjadi dua yaitu:
a. Kewajiban lancar.
b. Kewajiban jangka panjang.
2. Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang likuidasinya diperkirakan secara
layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang diklasifikasikan sebagai aktiva
lancar atau penciptaan kewajiban lancar lainnya. Kewajiban lancar juga dapat didefinisikan
sebagai hutang yang masa jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun yang dapat dilunasi dengan
aktiva lancar maupun pembuatan kewajiban lancar lainnya.
a. Jenis-jenis kewajiban lancar:
1. Kewajiban lancar yang sudah pasti.
Hutang usaha
Hutang usaha (account payable) atau hutang dagang (trade account payable) merupakan saldo
yang terhutang kepada pihak lain atas barang, perlengkapan, atau jasa yang dibeli dengan akun
terbuka secara kredit. Hutang usaha muncul karena adanya kesenjangan waktu antara penerima
jasa dan pembayarannya. Periode perluasan kredit ini biasanya ditemukan dalam persyaratan
penjualan. Misalnya 2/10, n/30 dan biasanya adalah 30 hingga 60 hari.
Untuk menggambarkan hal tersebut anggaplah bahwa pada tanggal 30 Desember 199A
perusahaan A membeli barang dagangan seharga Rp. 15.000 dengan syarat franco gudang.
Barang sudah diterima pada tanggal 31 Desember 199A dan sudah dimasukkan ke dalam
persediaan. Pembelian ini harus sudah dicatat sebagai hutang pada tanggal 31 Desember 199A,
walaupun faktur penagih dari supplier belum datang (dan oleh karena itu belum sempat dicatat
dalam buku pembelian). Seperti telah dijelaskan dalam bab lalu, dalam keadaan demikian, jurnal
penyesuaian seperti dilihat dibawah ini perlu dibuat pada tanggal 31 Desember 199A.
(D) Pembelian 15.000
(K) Hutang dagang 15.000
Ayat jurnal seperti diatas juga perlu dibuat apabila syarat jual belinya loko gudang dan
barangnya sudah dikirim. Walaupun barang serta faktur penagihan dari supplier belum diterima
pembelian tersebut sudah merupakan hutang. Dalam hal ini nilai persediaan pada tanggal 31
Desember 199A harus ditambah dengan jumlah yang masih dalam pengiriman. seperti telah
disebutkan, hutang dagang dinilai dan dilaporkan di neraca sejumlah uang yang harus
dikeluarkan untuk melunasi kewajiban tersebut. Jumlah ini sama dengan aktiva (dalam hal ini
persediaan barang) yang diterima. Perhatikan bahwa cara penilaian hutang dagang berbeda
dengan piutang dagang. Piutang dagang dinilai dan dilaporkan sejumlah yang diharapkan dapat
diterima. Yaitu, sebesar jumlah bruto dikurangi penyisihan untuk piutang tidak tertagih. Untuk
hutang dagang pembentukan penyisihan untuk hutang-hutang yang tidak akan dibayar tidak
diperkenankan.
Wesel bayar
Wesel bayar (notes payable) adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang pada suatu
tanggal tertentu dimasa depan dan dapat berasal dari pembelian, pembiayaan, atau transaksi
lainnya. Di beberapa industry, wesel sering kali disebut sebagai wesel bayar dagang atau trade
notes payable, wesel ini diperlukan sebagai bagian dari transaksi pembelian dan penjualan untuk
pengganti perluasan kredit yang normal atau kredit lisan. Wesel bayar kepada bank atau
perusahaan peminjam umumnya berasal dari pinjaman kas atau uang tunai. Wesel dapat
diklasifikasikan sebagai jangka pendek atau jangka panjang, Tergantung pada tanggal jatuh
tempo pembayarannya. Selain itu wesel dapat diklasifikasikan sebagai wesel dengan bunga atau
wesel tanpa bunga.
a. Penerbitan wesel dengan bunga
Asumsikan bahwa Castle National Bank setuju untuk meminjamkan uang sejumlah $ 100.000
kepada Landscapa Co. pada tanggal 1 Maret 2007, jika landscape Co. menandatangani sebuah
wesel 4 bulan senilai $ 100.000 dengan bunga 6% . Ayat jurnal untuk mencatat penerimaan kas
oleh Landscape Co. pada tanggal 1 Maret adalah sebagai berikut:
1 Maret Kas 100.000
Wesel Bayar 100.000
(Untuk mencatat penerbitan wesel 4 bulan dengan bunga 6% kepada Castle National Bank)
Jika Landscape Co. menyusun laporan keuangan secara setengah tahunan. Maka suatu ayat
jurnal penyesuaian akan diperlukan untuk mengakui beban bunga dan hutang bunga sebesar
$2.000 ($ 100.00 x 6% x 4/12) pada tanggal 30 Juni. Ayat Jurnal penyesuain tersebut adalah
sebagai berikut:
30 Juni Beban bunga 2.000
Hutang Bunga 2.000
(Untuk mengakrualkan bunga selama 4 bulan atas wesel Castle National Bank)
Jika Landscape menyusun laporan keuangannya secara bulanan, maka ayat jurnal penyesuaian
pada akhir setiap bulan akan menjadi $ 500 ($ 100.000 x 6% x 1/12).
Pada tanggal jatuh tempo (1 Juli), Landscape Co. harus membayar nilai nominal wesel ($
100.000) ditambah bunga sebesar $ 2.000 ($ 100.000 x 6% x 4/12). Ayat jurnal untuk mencatat
pembayaran wesel dan bunga akrual adalah sebagai berikut:
1 Juli Wesel Bayar 100.000
Hutang Usaha 2.000
Kas 102.000
(Untuk mencatat pembayaran wesel berbunga Castle National Bank dan bunga akrual pada saat
jatuh tempo)
b. Penerbitan wesel tanpa bunga
Wesel tanpa bunga tidak secara eksplisit menyatakan suku bunga atas nilai nominal wesel. Akan
tetapi, bunga tetap dibebankan. Pada saat jatuh tempo peminjam diharuskan untuk membayar
kembali suatu jumlah yang lebih besar dari kas yang diterima pada tanggal penerbitan. Dengan
kata lain, peminjam menerima kas sebesar nilai sekarang wesel. Nilai sekarang sama dengan
nilai nominal wesel pada saat jatuh tempo dikurangi bunga atau diskonto yang dibebankan oleh
pemberi pinjaman sesuai dengan persyaratan wesel, pada dasarnya, bank mengambil honor
jasanya “dimuka” dan bukan pada tanggal jatuh tempo wesel.
Sebagai ilustrasi, kita akan mengsumsikan bahwa Landscape Co. menerbitkan wesel tanpa bunga
berjangka waktu 4 bulan senilai $ 102.000 kepada Castle National Bank. Nilai sekarang wesel
itu adalah $ 100.000. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini bagi Landscape Co. adalah
sebagai berikut:
Hutang lain-lain
Pos-pos yang termasuk dalam kelompok ini di antaranya adalah:
1. Hutang biaya
2. Pendapatan ditangguhkan (deferred revenue) atau sering disebut pendapatan diterima dimuka
(unearned revenue)
3. hutang pajak
4. Uang jaminan yang diterima dari langganan
5. Hutang kepada pemegang saham atau perusahaan afiliasi
Hutang biaya
Pos ini kadang-kadang disebut biaya masih harus dibayar (accrued liabilities). Seperti halnya
biaya dibyar dimuka, pos ini timbul karena perbedaan waktu antara saat biaya sudah harus
menjadi beban dengan saat dibayarnya biaya. Perbedaaan tersebut juga tidakakan menimbulkan
masalah, apabila perusahaan tidak membagi dan melaporan kegiatannya dalam periode-periode
akuntasi tertentu. Oleh karena itu, pada saat akan dibuat laporan keuangan, terdapat
kemungkinan bahwa ada biaya yang sudah menjadi beban tapi, oleh karena beberapa alasan,
baru akan dicatat pada saat dibayar.
Walaupun belum dibayar, tapi apabila manfaat barang dan jasa sudah diterima dan digunakan
untuk menghasilkan pendapatan, maka biayanya sudah harus dibebankan dalamperiode diterima
dan digunakannya barang dan jasa tersebut. Hal ini sesuai konsep yang mengatakan bahwa
semua biaya yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan dalam suatu
periode harus dibebankan periode yang sama dari diperolehnya pendapatan itu.
Pada saat dibuat laporan keuangan, pada umumnya hutang biaya ini belum dicatat. Hal itu,
biasanya, disebabkab karena sistem akuntasi yang diterapkan dalam perusahaan memang belum
memungkinkan adanya pencatatan. Pembayaran gaji/upah dan bunga yang telah banyak dibahas
dalam bab-bab lalu, merupakan salah satu contoh. Oleh karena belum dicatat, maka sebelum
laporan keuangan disusun,perlu dibuatkan jurnal penyesuaian untuk hutang biaya. Seperti hutang
biaya pada akhir tahun dibuat dengan mendebit perkiraan dan menkredit hutang biaya. Pada awal
periode berikutnya, atas jurnal penyesuaian hutang biaya dibuat jurnal balik. utang biaya
biasanya bukan merupak bagian yag cukup besar dibandingkan dengan total kewajiban
perusahaan. Apabila demikian, maka beberapa pos hutang biaya dapat disajikan secara
gabungan. Tetapi, apabila salah satu pos dari hutang biaya ini jumlahnya cukup besar, maka pos
itu perlu disajikan secara terpisah. Hutang biaya pada umumnya akan digolongkan ke dalam
kewajiban lancar. Dalam literatur Indonesia hutang biaya kadang-kadang disebut pos antisipasi
pasif.
Hutang dividen
Hutang dividen tunai adalah jumlah yang terhutang oleh perusahaan kepada para pemegang
sahamnya sebagai hasil dari otorisasi dewan direksi. Dividen tunai selalu dibayar dalam satu
tahun setelah pengumuman 3 bulan, maka hal itu diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.
Dividen saham preferen tertunggak bukan kewajiban sehingga tindakan formal dewan direksi
mengotorisasi pembagian laba.
Pajak penjualan atas transfer properti pribadi berwujud dan atas jasa-jasa tertentu harus ditagih
dari pelanggan dan diserahkan kepada otoritas pemerintah yang tepat. Jurnal : kas atau piutang
usaha didebet, akun penjualan dan utang pajak penjualan dikredit.
Ayat jurnal berikut ini mengilustrasikan penggunaan akun hutang pajak penjualan untuk
transaksi penjualan sebesar $3.000 apabila pajak penjualan sebesar 4% diberlakukan.
Kas atau Piutang Usaha 3.120
Penjualan 3.000
Hutang Pajak Penghasilan 120
Hutang pajak penghasilan adalah pajak penghasilan tahun berjalan yang masih harus dibayar,
setelah diperhitungkan pajak yang dibayar dimuka. Perusahaan harus mempersiapkan SPT pajak
penghasilan dan menghitung hutang pajak penghasilan yang dihasilkan dari operasi periode
berjalan. Hutang pajak atas laba perusahaan, seperti yang dihitung per SPT pajak, harus
diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.
Jumlah yang terhutang kepada karyawan untuk gaji atau upah pada akhir periode akuntansi
dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Pos-pos yang berhubungan dengan kompensasi karyawan
dilaporkan sebagai kewajiban lancar yaitu pemotongan gaji, absensi yang dikompensasi, dan
bonus.
Pemotongan gaji:
Jenis paling umum dari pemotongan gaji adalah pajak premi, asuransi, tabungan karyawan, dan
iuran serikat kerja. Jika jumlah yang dipotong belum diserahkan kepada pihak yang berwenang
pada akhir periode akuntansi, maka jumlah itu harus diakui sebagai kewajiban lancar. Ada
beberapa hal yang dapat mengurangi jumlah perolehan gaji atau upah seorang karyawan, di
antaranya adalah:
a.Pajak jaminan sosial
b.Pajak pengangguran
c.Pemotongan pajak penghasilan
Contoh soal
Asumsikan pembayaran gaji mingguan sebesar $ 10.000 seluruhnya terkena pajak FICA dan
Medicare 7.65%, pajak pengangguran federal 0,8%, dan Negara bagian 4%, dengan pemotongan
pajak penghasilan sebesar $3.120 dan iuran serikat kerja sebesar $88.
Perusahaan mencatat upah dan gaji yang dibayarkan dan potongan gaji karyawan sebagai
berikut:
Beban gaji dan upah 10.000
Hutang pajak yang dipotong 1.320
Hutang pajak FICA 765
Hutang iuran serikat kerja lokal 88
Kas 7.827
Ayat jurnal untuk mencatat pajak gaji pemberi kerja adalah sebagai berikut:
Beban pajak gaji 1.245
Hutang pajak FICA 765
Hutang pajak pengangguran federal 80
Hutang pajak pengangguran negara bagian 400
Absensi yang dikompensasi
Absensi yang dikompensai adalah absensi dari pekerjaan seperti cuti, sakit, dan hari libur. Suatu
kewajiban harus diakrualkan untuk biaya kompensasi atas absensi dimasa depan jika semua
kondisi berikut dipenuhi:
a. Kewajiban pemberi kerja atau majikan yang berhubungan dengan hak karyawan untuk
menerima kompensasi atas absensi dimasa depan berasal dari jasa karyawan yang telah
diserahkan,
b. Kewajiban yang berhubungan dengan hak yang bersifat terjamin penuh atau berakumulasi,
Penyajian akrual untuk absensi yang dikompensasi pada neraca:
Kewajiaban Lancar
Hutang usaha $ 6.308
Gaji, upah dan komisi akrual 2.278
Absensi yang di kompensasi 2.271
Kewajiban pensiun akrual 1.023
Kewajiban akrual lainnya 4.572
Perjanjian Bonus
Perusahaan memberikan bonus kepada pekerja atau karyawan sebagai tambahan gaji atau upah
regular.
Contoh: asumsikan bahwa Palmer Inc. menunjukkan laba tahun 2007 sebesar $100.000, dan
akan membayar bonus sebesar $10.700 pada bulan januari 2008. Palmer membuata ayat jurnal
penyesuain tertanggal 31 desember 2007 untuk mencatat bonus adalah sebagai berikut:
Beban Bonus Karyawan 10.700
Hutang Bonus Pembagian Laba 10.700
Pada bulan Jnauari 2008, ketika Palmer membayar bonus, ayat jurnalnya adalah:
Hutang Bonus Pembagian Laba 10.700
Kas 10.700
f. Jenis-jenis kewajiban kontijensi atau bersyarat
Kontinjensi
Kontinjensi adalah suatu kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang melibatkan
ketidakpastian mengenai keuntungan atau kerugian untuk perusahaan yang pada akhirnya akan
diselesaikan apabila satu atau lebih kejadian di masa depan terjadi atau tidak terjadi. Kewajiban
kontijensi juga dapat diartikan sebagai kewajiban lancar dengan kepastian jumlah yang
dibayar,pihak yang menerima pembayaran, dan tanggal pembayarannya tergantung pada
peristiwa dimasa yang akan datang. Kewajiban ini meliputi utang garansi dan utang hadiah.
a. Utang garansi adalah kewajiban yang timbul sebagai akibat pemberian garansi atas pembelian
barang/jasa.Adapun perlakuan terhadap biaya garansi adalah garansi dakui sebagai biaya pada
periode penjualan (expense warranty treatment), dan biaya garansi diakui jika garansi tersebut
telahterjadi (sales warranty treatment).
Contoh pada tanggal 5 April 2011 PT AUTO menjual sebuah mobil dengan harga $20.000.
Garansi diberikan pada pembeli mobil dalam bentuk perbaikkan dan pemeliharaan
pada36.000 km pertama atau selama 3 tahun mana yang tercapai lebih dulu. Pembeli mobil
jugamembeli jasa perbaikkan dan pemeliharaan mobil untuk tambahan 36.000 km atau 3
tahunsenilai $600. Maka ayat jurnal untuk mencacat penjualan mobil dan jasa pemeliharaan
adalah sebagai berikut:
5/4/2011 Kas $20.600
Penjualan $20.000
Pendapatan garansi diterima dimuka $ 600
b. Utang hadiah
Kewajiban yang timbul dalam periode hadiah, karena hadiah tersebut belum diambiloleh
pelanggan. Hadiah ini akan diberikan apabila pembeli memenuhi syarat yang
telahditetapkan oleh penjual.Contoh sebuah swalayan membeli 30 unit barang untuk
hadiah bagi pelanggan yangmengirimkan kupon berhadiah yang didapat pada saat mereka
belanja seharga Rp15.000.000.Maka ayat jurnal adalah sebagai berikut:
- Pada saat pembelian hadiah tanggal 2 Februari 2011:
2/2/2011 Persediaan hadiah Rp15.000.000
Kas Rp15.000.000
-Pada saat mencatat utang hadiah pada ayat jurnal penyesuaian 31 Desember 2011, karena
hadiah akan diundi dan diberikan bulan Januari 2012:
31/12/2011 Biaya hadiah Rp15.000.000
Utang hadiah Rp15.000.000
-Pada saat memberikan hadiah tanggal 5 Januari
20125/1/2012 Biaya hadiah Rp15.000.000
Persediaan hadiah Rp15.000.000
a. Keuntungan kontinjensi
1. Penerimaan atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya.
2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak.
3. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan.
4. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan.
Keuntungan kontinjensi tidak akan dicatat dan akan diungkapkan dalam catatan hanya jika
probabilitasnya tinggi bahwa suatu keuntungan kontinjensi akan menjadi kenyataan.
b. Kerugian kontinjensi
Situasi yang melibatkan ketidakpastian atas kemungkinan terjadinya kerugian. Kewajiban yang
terjadi sebagai akibat dari kerugian kontinjensi menurut definisinya disebut sebagai kewajiban
kontinjen (kewajiban yang bergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih
kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah hutang, pihak yang dibayar, tanggal
pembayaran, atau keberadaannya).
Jenis kerugian kontinjensi, yaitu :
1. Perkara pengadilan, klaim, dan pengenaan.
6. Kewajiban Lingkungan
Estimasi biaya untuk membersihkan lokasi limbah beracun mencapai $ 752 miliar selama
periode 30 tahun. Selain itu, biaya untuk membersihkan udara dan mencegah kerusakan
lingkungan diestimasi akan menelan biaya yang lebih besar lagi. Rata-rata biaya lingkungan per
perusahaan dalam berbagai industri pada suatu waktu adalah: perusahaan teknologi tinggi$2 juta
(6,1% dari pendapatan); prasarana, $340 juta (6,1% dari pendapatan); perusahaan baja dan
logam, $50 juta (2,9 dari pendapatan), dan perusahaan minyak, $430 juta (1,9% dari pendapatan)
Kewajiban Lancar
$ 2,460
Hutang usaha $ 2,824
Kewajiban kartu gift yang tidak ditebus $ 410 $ 300
Kompensasi akrual dan beban yang terkait $ 234 $ 269
Kewajiban yang di akrualkan $ 844 $ 724
Pajak Penghasilan yang diakrualkan $ 575 $ 380
Porsi lancar dan hutang jangka panjang $ 72 $ 368
Kewajiban Lancar Total $ 4,959 $ 4,501
Informasi yang terinci dan bersifat tambahan mengenai kewajiban lancer harus memadai untuk
memenuhi persyaratan pengungkapan penuh. Kewajiban yang dijamin harus diidentifikasi
dengan jelas, dan aktiva terkait yang dijaminkan harus ditunjukkan. Jika tanggal jatuh tempo
setiap kewajiban dapat diperpanjang maka rinciannya harus diungkapkan. Kewajiban lancer ini
tidak boleh dioffset terhadap aktiva yang akan digunakan untuk likuidasinya. Hutang jangka
panjang yang akan jatuh tempo saat ini harus diklasifikasikan sebagai kewajiban lancer.
Terdapat pengecualian penting apabila kewajiban yang jatuh tempo saat ini harus dibayar dari
aktiva yang diklasifikasikan sebagai jangka panjang. Sebagai contoh, jika pembayaran untuk
menarik hutang obligasi diambil dari dana pelunasan obligasi yang diklasifikasikan sebagai
aktiva jangka panjang, maka hutang obligasi harus dilaporkan dalam kelompok kewajiban jangka
panjan. Penyajian hutang ini dalam kelompok kewajiban lancar akan mengganggu posisi modal
kerja perusahaan.
Jika kewajiban jangka pendek dikeluarkan dari kewajiban lancar karena pendanaan kembali,
maka catatan atas laporan keuangan harus mencakup:
a. Penjelasan umumu mengenai perjanjian pendanaan.
b. Persyaratan dari setiap kewajiban baru yang terjadi atau akan terjadi.
c. Persyaratan dari setiap sekuritas ekuitas yang diterbitkan atau akan diterbitkan.
Apabila pendanaan kembali atas dasar jangka panjang diharapkan dapat dilakukan melalui
penerbitan sekuritas ekuitas, maka tidak layak untuk memasukkan kewajiban jangka pendek
dalam ekuitas pemilik. Pada tanggal neraca, kewajiban itu merupakan suatu kewajiban bukan
ekuitas pemilik. Persyaratan pengungkapan ditunjukkan dalam ilustrasi dibawah ini:
31 Desember 2006
Kewajiban Lancar
Hutang Usaha $ 3,600,000
Hutang akrual $ 2,500,000
Hutang pajak penghasilan $ 1,100,000
Bagian Lancar hutang jangka panjang $ 1,000,000
Total Kewajiban Lancar $ 8,200,000
Catatan 1: Pada tanggal 19Januari 2007, perusahaan menerbitkan 50.000 lembar saham biasa
dan menerima hasil berjumlah 2385000, dimana sebesar 2000000 digunakan untuk melikuidasi
wesel bayar yang jatuh tempo pada tanggal 1 Februari 2007. Wesel bayar seperti itu telah
diklasifikasikan sebagai hutang jangka panjang pada tanggal 31 Desember 2006
8. Penyajian Kontijensi
Perusahaan mencatat kerugian kontinjensi dan kewajiban jika kerugiannya adalah mungkin dan
dapat diestimasi. Akan tetapi, jika kerugiaanya sangat mungkin atau dapat diestimasi tetapi tidak
keduanya, dan jika terdapat paling sedikit kemungkinan yang layak bahwa suatu kewajiban telah
terjadi, maka pengungkapan berikut diperlukan dalam catatan:
a. Sifat kontinjensi
b. Estimasi mengenai kemungkinan kerugian atau rentang kerugian atau suatu pernyataan
bahwa estimasi tidak dapat dilakukan.
Ilustrasi pengungkapan kerugian kontinjensi melalui perkara pengadilan.
Raymark Corporation
CATATAN 1: Perkara Pengadilan. Raymark merupakan pihak yang tergugat atau pihak yang
turut tergugat dalam sejumlah besar gugatan hukum dengan tuduhan telah menimbulkan luka
dan/atau kematian akibat serat asbestosdi udara. Tabel berikut mengikhtisarkan aktivitas
gugatan hukum tersebut:
Klaim
Ditunda pada awal tahun 8,719
Diterima sepanjang tahun berjalan 4,494
Diselesaikan atau sebaliknya
dihentikan (1,445)
Ditunda pada akhir tahun 11,768
Rata-rata biaya ganti rugi $ 3,364
Rata-rata biaya per kasus, termasuk biaya pembelaan $ 6,499
Aktivitas Sidang
Keputusan bagi perusahaan 23
Total sidang 36
Tabel berikut menyajikan biaya pembelaan atas perkara pengadilan masalah asbes, bersama
dengan beban asuransi dan kompensasi pekerja yang berhubungan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kewajiban atau hutang adalah pengorbanan ekonomi yang harus dilakukan perusahaan di
masa mendatang karena tindakan atau transaksi sebelumnya. Pengorbanan ekonomi tersebut
dapat berbentuk penyerahan uang, aktiva lain, jasa-jasa atau dilakukannya pekerjaan tertentu.
2. Jenis kewajiban lancar dibagi menjadi dua yaitu kewajiban lancar yang sudah pasti seperti
utang usaha, wesel bayar, utang deviden dan lain sebagainya serta kewajiban kontijensi.
3. Di dalam kewajiban lancar terdapat dasar-dasar kas guna untuk mewajibkan jaminan jika tidak
di akrualkan pada tahun penjualan.
4. Di dalam kewajiban lancar terdapat dasar-dasar akrual guna untuk jaminan yang tidak dapat
dipisahkan dari penjualan serta dipandang sebagai kerugian kontijensi.
5. Premi adalah peralatan dari perak, pirung, alat rumah tangga kecil, mainan, barang lainnya,
atau transportasi gratis. Kupon adalah sesuatu yang ditebus untuk potongan tunai atas barang
yang dibeli.
6. Berikut risiko yang sering terjadi di dalam kewajiban lancar seperti risiko likuiditas, risiko
kredit, risiko pasar, risiko tingkat inflasi, dan risiko politik.
7. Dari adanya risiko terhadap kewajiban lancar diperlukan adanya cara untuk mengantisipasi
contohnya dengan cara memanajemen kas, menghindari pembelian berlebihan, dan mengontrol
biaya operasional.
B. Saran
Saran yang dapat kami ajukan dalam makalah ini adalah agar makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan bacaan guna menambah wawasan sekaligus dapat dijadikan bahan referensi untuk
pembuatan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ogi Sigit Pornawan. 2022. Mengenal Kewajiban Lancar (Current Liabilities) Dalam Akuntansi.
Jakarta: kledo.com
Universitas Budi Luhur. 2023. BAB I Kewajiban Lancar-Current Liabilities-Perbedaan Biaya.
Jakarta: studocu
Nurul Qamar. 2021. Makalah Kewajiban Lancar Intermediate Accounting. Jakarta:
academia.edu
Dhika Ipath. 2015. Kewajiban Lancar. Jakarta: scribd.com
Unikama. 2020. Akuntansi Kewajiban Lancar Dan Penggajian. Malang: unikama.ac.id
Wikimedia Project. 2020. Kewajiban Lancar. Jakarta: wikipedia