Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS INFORMASI KEUANGAN

ANALISIS RISIKO KEUANGAN

MAKALAH

Digunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Informasi Keuangan yang
diampu oleh Mery Sukartini, SE., MM.

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Adrian Agustriana 201111005


2. Lukamn Setiawan
3. Yuniatri Widiahningrum 190111085

Kelas:

MJ19C (Manajemen Keuangan)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Analisis Risiko
Keuangan” dan juga kami berterimakasih kepada Ibu Mery Sukartini, SE., MM. selaku Dosen
mata kuliah Analisis Informasi Keuanganyang telah memberikan tugas membuat makalah ini
kepada kami.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Dan
kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Analisis Risiko Keuangan.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Analisis Informasi Keuangan ini dapat
bermanfaat untuk kami dan pembaca lainnya maupun memberikan inspirasi.

Cirebon, Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Pengertian Analisis Risiko Keuangan..................................................................................2
B. Jenis-jenis Risiko Keuangan.................................................................................................4
C. Cara untuk mengendalikan Risiko Keuangan.......................................................................6
D. Contoh Analisis Risiko Keuangan......................................................................................11
BAB III.........................................................................................................................................11
PENUTUP....................................................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................................11
B. Saran...................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis resiko keuangan merupakan alat penting untuk memperoleh informasi yang
berkaitan dengan posisi keuangan dengan hasil – hasil yang telah dicapai dengan pemilihan
strategi perusahaan yang akan diterapkan. Analisis resiko keuangan sangat membantu
manajemen dalam mengetahui kinerja bisnisnya. Dengan melakukan analisis keuangan
perusahaan, maka pemimpin perusahaan dapat mengetahui keadaan serta perkembangan
financial perusahaan serta hasil – hasil yang telah dari dulu dan yang sedang berjalan.
Sebelum menganalisis keuangan dan risiko terlebih dahulu mengetahui kelemahan
perusahaan serta hasil yang dikira cukup baik dan mengetahui kebangkrutan perusahaan
tersebut. Untuk meningkatan produktifitas perusahaan harus mengetahui kesehatan suatu
perusahaan, sehingga mampu memperoleh keuntungan untuk menghindari adanya potensi
kebangkrutan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis risiko keuangan?
2. Apa saja jenis-jenis risiko keuangan?
3. Bagaimana cara untuk mengendalikan risiko keuangan?
4. Contoh analisis risiko keuangan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian analisis risiko keuangan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis risiko keuangan.
3. Untuk mengetahui cara untuk mengendalikan risiko keuangan.
4. Untuk menjelaskan contoh dari analisis risiko keuangan.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Risiko Keuangan
Risiko secara umum merupakan propabilitas suatu kejadian dengan konsekuensinya
(Siahaan, 2009). Menurut Irham Fahmi (2014 : 357) mendefinisikan Risiko sebagai bentuk
keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi dimasa yang akan datang
dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini. Risiko
ialah peluang keadaan atau perbuatan yang menyimpang dari pengharapan sifatnya
merugikan berasal dari sisi financial maupun management. Adanya kesenjangan dan
kemungkinan yang diharapkan dengan hasil yang diperoleh di mana hal tersebut bersifat
negatif juga merupakan risiko, oleh karena itu seluruh kemungkinan hasil yang menyimpang
dan bersifat negatif serta merugikan adalah risiko (Solhan & Siswanto, 2008).
Berdasarkan dari apa yang dipaparkan tersebut maka risiko sendiri bisa dikelompokkan
menjadi:
1. Risiko bisnis (Business risk)
Risiko bisnis adalah risiko yang dihadapi oleh suatu perusahaan yang diakibatkan
karena kualitas dan keunggulan pada beberapa produk yang dimiliki oleh perusahaan.
Risiko ini timbul karena adanya ketidakpastian dalam aktivitas bisnis karena inovasi
teknologi, desain produk dan juga pemasaran.
2. Risiko Strategi (Strategic risk)
Risiko strategi merupakan risiko yang muncul karena adanya perubahan fundamental
pada lingkungan ekonomi atau politik. Risiko strategi sangat sulit untuk diprediksi karena
berhubungan dengan hal-hal makro di luar kendali perusahaan. Sebagai contoh adanya
perubahan kebijakan ekonomi, iklim politik yang tidak stabil dan lain-lain.
3. Risiko keuangan (Financial risk)
Risiko keuangan tentunya ini merupakan risiko yang timbul akibat adanya perubahan
pada pasar finansial yang tidak dapat diperkirakan. Risiko ini berhubungan dengan
kerugian yang dihadapi dalam pasar finansial, seperti kerugian akibat penurunan tingkat
suku bunga atau kegagalan (defaults) dalam obligasi.

2
Risiko tentunya mempunya berbagai sumber yang mejadi pemicu untuk terjadinya
kegagalan itu, ada beberapa sumber risiko yang bisa menghambat tujuan meliputi dari :
a. Politik. sumber risiko yang terkait atau timbul karena adanya perubahan struktur,
aturan atau kebijakan pemerintah yang berdampak negatif atau merugikan pihak-
pihak tertentu dalam bisnis dan investasi.  Dampak negatif yang mungkin muncul
adalah bisa berupa kehilangan aset, menurunnya pendapatan atas investasi, dan lain-
lain.
b. Lingkungan. Maksudnya adalah sumber risiko yang disebabkan faktor lingkungan,
menyangkut bagaimana kepekaan suatu organisasi terhadap lingkungan sekaligus
bagaimana organisasi mengambil suatu keputusan yang lebih baik dalam masalah
lingkungan. Contohnya adalah menyangkut Pencemaran, kebisingan, perizinan, opini
publik, kebijakan pemerintah tentang lingkungan, dampak lingkungan, dan lain-lain.
c. Perencanaan. Suatu risiko yang timbul dan bersumber karena adanya ketidaksesuaian
pada saat menyusun, meramalkan, dan membuat estimasi pada saat perencanaan
bisnis, sehingga respons dan penanganan risiko tidak bisa mencapai maksimal.
Sebagai contoh adalah perencanaan terhadap persyaratan perizinan, dampak sosial,
dampak ekonomi, kebijakan dan praktik, opini publik, tata guna lahan, dan
perencanaan lainnya.
d. Pemasaran. Risiko yang timbul dan bersumber karena adanya ketidaksesuaian dalam
mengestimasi terhadap pasar, yang berupa perkiraan permintaan, persaingan,
kepuasan pelanggan, mode, keusangan, dan lainnya.
e. Ekonomi. Merupakan suatu risiko yang bersumber dari faktor-faktor ekonomi yang
berupa kebijakan keuangan, perpajakan, inflasi, suku bunga, nilai tukar, serta faktor
ekonomi lainnya.
f. Keuangan. Risiko yang bisa timbul dan bersumber dari berbagai faktor keuangan
yang terdiri kebangkrutan, keuntungan, asuransi, risk share, dan faktor keuangan
lainnya.
g. Alami. Sumber-sumber risiko yang timbul karena faktor alam, misalnya kondisi
tanah, cuaca, gempa, kebakaran dan ledakan, temuan situs arkeologi, dan faktor alam
lainnya.

3
h. Proyek. Merupakan risiko yang timbul dan bersumber dari aktivitas atau kegiatan
yang sifatnya proyek meliputi definisi, strategi pengadaan, persyaratan kerja, standar,
kepemimpinan, organisasi (komitmen, kompetensi dan pengalaman), perencanaan
dan pengendalian.

Finance risk ialah berbagai jenis risiko berkaitan dengan keuangan yang mana biasanya
dideferensiasi dengan non keuangan, layaknya risiko operasional. Pada bukunya Brigham
dan Houston (2011:164) menjelaskan bahwa risiko keuangan merupakan suatu tambahan
risiko bagi pemegang saham biasa yang diakibatkan oleh penggunaan leverage keuangan.
Leverage keuangan mengacu pada penggunaan sekuritas yang memberikan penghasilan tetap
(hutang dan saham preferen). Risiko keuangan adalah risiko yang menyebabkan kerugian
finansial bagi perusahaan. Risiko keuangan umumnya muncul karena ketidakstabilan dan
kerugian di pasar keuanga yang disebabkan oleh pergerakan harga saham, mata uang, suku
bunga dan lainnya. Risiko keuangan adalah salah satu jenis risiko prioritas tinggi untuk setiap
bisnis.

Analisis risiko keuangan sangat membantu manajemen dalam mengetahui kinerja


bisnisnya. Analisis risiko keuangan merupakan alat penting untuk memperoleh informasi
yang berkaitan dengan posisi keuangan dengan hasil – hasil yang telah dicapai dengan
pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan. Analisis risiko keuangan bertujuan
melihat masalah perusahaan yang berpotensi dihadapi dalam operasi sehari-hari. Dengan
melakukan analisis keuangan perusahaan, maka pemimpin perusahaan dapat mengetahui
keadaan serta perkembangan financial perusahaan serta hasil – hasil yang telah dari dulu dan
yang sedang berjalan. Sebelum menganalisis keuangan dan risiko terlebih dahulu mengetahui
kelemahan perusahaan serta hasil yang dikira cukup baik dan mengetahui kebangkrutan
perusahaan tersebut. Untuk meningkatan produktifitas perusahaan harus mengetahui
kesehatan suatu perusahaan, sehingga mampu memperoleh keuntungan untuk menghindari
adanya potensi kebangkrutan.

B. Jenis-jenis Risiko Keuangan


Risiko keuangan dapat dibagi ke dalam berbagai jenis seperti:
1. Risiko Kredit

4
Menurut Sutrisno (2009:15), “Rasio Solvabilitas adalah rasio-rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya apabila perusahaan
dilikuidasi.” Menurut Djarwanto (2004:162), “Rasio Solvabilitas adalah rasio yang
menunjukkan kapasitas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban jangka panjangnya. Besarnya ukuran umum yang dipakai adalah 200% atau
2:1 yang berarti dua kali dari total hutang perusahaan dikatakan solvable bila rasionya
kurang dari 200%. Solvabilitas perusahaan dapat dihitung dengan cara beberapa analisis
rasio yaitu sebagai berikut:
a. Total Debt to Assets Ratio (Rasio hutang terhadap aktiva)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin
hutang-hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi total
debt semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan. Menurut (Syamsudin, 2007:54) rumus yang digunakan
adalah:
Total Hutang
Total Debt ¿ Assets Ratio= ×100
Total Aktiva
b. Total Debt to Equity Ratio (Rasio hutang terhadap modal)
Rasio ini untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibelanjai oleh pihak
kreditur. Semakin besar rasio ini berarti semakin besar dana yang di ambil dari luar.
Total Hutang
Debt ¿ Equity Ratio= ×100
Total Ekuitas
c. Long term debt to equity ratio/ rasio utang jangka panjang terhadap modal
Merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya
adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan
jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka
panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumusan untuk
mencari Long term debt to equity ratio adalah dengan menggunakan perbandingan
antara utang jangka panjang dengan modal sendiri, yaitu:
Total Hutang Jangka Panjang
Long Term Debt ¿ Equity Ratio= ×100
Total Ekuitas
2. Risiko Likuiditas

5
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih oleh suatu perusahaan. Dengan kata lain
dapat membayar kembali pencairan dana depositnya pada saat ditagihserta dapat
mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Menurut Munawir (2004) likuiditas
adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sehingga dapat disimpulkan likuiditas adalah
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek yang harus
segera di penuhi. Adapun penyebab dari risiko likuiditas itu sendiri di antaranya adalah
hal-hal seperti; (i) kurangnya penghasilan yang bersumber dari arus kas bauk yang
berasal dari prukif asset maupun dari penjualan asset likuid; (ii) tidak adanya
penghimpunan dana sehingga terjadi kemunduran dalam menghasilkan arus kas. Risiko
likuiditas mengacu pada ketidakpastian mengenai kemampuan perusahaan untuk melepas
posisi dengan sedikit atau tanpa biaya, dan juga berkaitan dengan ketersediaan dana yang
cukup untuk memenuhi komitmen keuangan ketika jatuh tempo. Rasio likuiditas
diantaranya:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki. Menurut (Sawir, 2001) rumus yang digunakan yaitu:
Aktiva Lancar
CR= ×100
Kewajiban Lancar
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih
likuid. Menurut (Sawir, 2001) rumus yang digunakan yaitu:
Aktiva Lancar− persediaan
QR= × 100
Hutang Lancar
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio ini menunjukkan aktiva lancar yang paling liquid dan dapat digunakan
dengan segera dalam pemenuhan kewajiban jangka pendek perusahaan, disamping itu
juga dapat mengatasi sifat statis rasio lancar karena pembilangnya mencerminkan

6
variabel yang bergerak. Rasio ini membandingkan total kas dan setara kas dengan
total hutang lancar. Menurut (Sawir, 2001) rumus yang digunakan yaitu:
Kas
Cash Ratio = × 100
Hutang Lancar

C. Cara untuk Mengendalikan Risiko Keuangan


Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini dikarenakan kurangnya informasi atau
bahkan tidak tersedianya cukup informasi mengenai apa yang akan terjadi.  Sesuatu yang
tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.  Menurut Wideman,
ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah
peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan
disebut dengan istilah risiko (risk).  Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen risiko
menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja.  Hal ini
secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.
Oleh sebab itu risiko sangat perlu diolah karena resiko mengandung biaya yang tidak sedikit. 
1. Pengertian Manajemen Risiko
Menurut Bramantyo (2008:43), Manajemen risiko merupakan proses terstruktur dan
sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif
penanganan risiko, dan memonitor dan mengendalikan penanganan risiko.
Menurut Herman Darmawi manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui,
menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan
untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Atau suatu metode logis dan
sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta
melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau
proses. Jadi dapat dsimpulkan bahwa manajemen risiko adalah upaya untuk
mengendalikan risiko yang terjadi dengan menerapkan cara-cara sistematik agar kerugian
dapat dihindari atau diminimalisirkan.
Implementasi dari manajemen risiko ini membantu perusahaan dalam
mengidentifikasi risiko sejak awal dan membantu membuat keputusan untuk mengatasi
risiko tersebut. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko
kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung
sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus

7
pada risikorisiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau
kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain,
terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumeninstrumen
keuangan. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko
yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang
dapat diterima oleh masyarakat.
2. Tujuan dan Manfaat Manajemen
Secara umum manajemen risiko digunakan untuk dasar agar bisa memprediksikan
bahaya yang akan dihadapai dengan perhitungan yang akurat serta pertimbangan yang
matang dari berbagai informasi awal untuk mengidari kerugian. Namun secara khusus
tujuan dari manajemen resiko adalah:
a. Menyediakan informasi tentang resiko kepada pihak regulator.
b. Meminimalisasi kerugian dari berbagai resiko yang bersifat uncontrolled (tidak dapat
diterima).
c. Mengalokasikan modan mebatasi resiko.
d. Agar perusahaan tetap hidup dengan perkembangan yang berkesinambungan.
e. Memberikaan rasa aman.
f. Biaya risk manajemen yang efisien dan efektif.
g. Agar pendapatan perusahaan stabil dan wajar, memberikan kepuasan bagi pemilik
dan pihak lain.

Manajemen risiko merupakan cara untuk melindungi perusahaan atau suatu usaha
dari setiap kemungkinan yang merugikan. Adapun manfaat lain dari manajemen resiko
adalah:

a. Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi resiko dari setiap kegiatan yang
mengandung bahaya.
b. Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan.
c. Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai kelangsungan dan
keamanan investasinya.
d. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai resiko operasi bagi setiap unsur
dalam organisasi / perusahaan.

8
3. Langkah-langkah Manajemen Risiko
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh untuk membuat suatu perencanaan yang
baik dalam menghindari risiko yang dihadapi perusahaan atau usaha dagang, yaitu:
a. Identifikasi risiko usaha
Identifikasi risiko merupakan proses mengidentifikasikan semua risiko usaha yang
dihadapi. Proses identifikasi risiko dilakukan dengan melakukan analisis terhadap
karakteristik risiko yang melekat pada perusahaan tersebut, risiko dari produk dan
kegiatan usaha perusahaan. Tujuannya adalah agar seorang wirausahawan dapat
meminimalisasi risiko yang terjadi.
Teknik identifikasi risiko yang dapat dipakai sebagai berikut:
1) Identifikasi seluruh risiko secara berkala.
2) Melakukan identifikasi risiko pada seluruh produk dan aktivitas bisnis
perusahaan.
3) Menganalisis seluruh sumber risiko, yang paling tidak dilakukan terhadap risiko
produk dan aktivitas perusahaan serta memastikan bahwa risiko dari produkdan
aktivitas baru telah melalui proses manajemen risiko yang layak sebelum
diperkenalkan atau dijalankan.

Dalam mengidentifikasi risiko ada beberapa metode yang dapat digunakan, antara
lain:

1) Menggunakan daftar pertanyaan (questionair) untuk menganalisa risiko, yang dari


jawaban-jawaban terhadap pertanyaan tersebut diharapkan dapat memberikan
petunjuk-petunjuk tentang dinamika informasi khusus, yang dapat dirancang
secara sistimatis tentang risiko yang menyangkut kekayaan maupun operasi
perusahaan.
2) Menggunakan laporan keuangan, yaitu dengan menganalisa neraca, laporan
pengoperasian dan catatan-catatan pendukung lainnya, akan dapat diketahui /
diidentifikasi semua harta kekayaan, hutang-piutang dan sebagainya. Sehingga
dengan merangkaikan laporan-laporan tersebut dan berdasarkan ramalan-ramalan
anggaran keuangan akan dapat menentukan penanggulangan risiko di masa
mendatang.

9
3) Membuat flow-chart aliran barang mulai dari bahan mentah sampai menjadi
barang jadiakan dapat diketahui risiko-risiko yang dihadapi pada masing-masing
tahap dari aliran tersebut.
b. Pengukuran Risiko
Setelah melakukan identifikasi risiko, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pengukuran terhadap risiko terebut. Gunanya untuk menentukan relative
pentingnya dan untuk memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan
kombinasi peralatan manajemen risiko yang cocok untuk mananganinya. Pengukuran
risiko adalah usaha untuk mengetahui besar kecilnya resiko yang akan terjadi. hal ini
dilakukan untuk tinggi rendahnya resiko yang dihadapi perusahaan, kemudian bisa
melihat dampak dari resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melihat
prioritisasi resiko, resiko yang mana yang paling relevan. Adapun dimensi yang
diukur adalah frekuensi yang terjadi selama periode tertentu dan besarnya akibat dari
kerugian tersebut terhadap kondisi keuangan perusahaan atau usaha dagang.
c. Mengendalikan Risiko
Setelah melakukan pengidentifikasian dan mengukur risiko yang akan dihadapi,
maka selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengendalikan risiko tersebut. Dan
untuk mengendalikan risiko tersebut dapat digunakan beberapa solusi yang bisa
diambil yaitu:
1) Hindari (Avodaince). Solusi ini adalah dengan cara tidak melakukan aktivitas
yang mengandung risiko yang dimaksud. Contohnya seperti menjual barang yang
dilarang untuk dijual, ini akan mengakibatkan penjualnya bisa dikenakan
hukuman tindak pidana. Oleh karena itu pedagang memilih untuk tidak menjual
barang tersebut.
2) Pengalihan risiko. Pilihan ini adalah dengan cara mengalihkan risiko kepada
pihak lain sehingga risiko yang ditanggung akan menurun. Contohnya
mengalihkan risiko dalam proses pengiriman barang kepada pihak pengirim atau
dengan meminta bantuan pihak asuransi untuk mengasuransikan jenis usaha yang
dilakukan dengan konsekuens membayar premi.
3) Menekan tingkat keparahan. Cara ini adalah dengan menekan tingkat keparahan
yang ditimbulkan dari risiko tersebut. Suatu risiko kemungkinan tidak dapat

10
dihilangkan sepenuhnya karena pertimbangan teknis. Maka dari itu diperlukaan
tindakan yang tanggap darurat dan penyediaan alat pelindung.
4) Menanggung risiko sendiri. Pada dasarnya adalah melakukan asuransi sendiri. Hal
ini dilakukan karena adanya anggapan bahwa kemungkinan risiko tersebut terjadi
adalah sangat kecil kalaupun terjadi maka kerugian finansial yang diderita tidak
berpengaruh pada kegiatan yang dilakukan. Alasan lain untuk menanggung risiko
sendiri adalah untuk menghimpun dana atau tidak tersedianya cukup dana untuk
membayar premi asuransi. Contohnya adalah jika terjadi kerugian atau bencana
yang akan mengakibatkan beban berat bagi keuangan perusahaan. Perusahaan
yang memiliki untuk mengelola risiko itu, akan membentuk dana cadangan
(funding) guna menghadapi kerugian yang harus dihadapi di masa yang akan
datang.

D. Contoh Analisis Risiko Keuangan


Contoh Analisis Risiko Keuangan pada PT Aneka Tambang Tbk periode 2020-2021

11
12
13
1. Perhitungan Risiko Likuiditas
Dalam proses analisa manajemen resiko keuangan likuiditas dapat dihitung dengan
menggunakan tiga rumus, yaitu current ratio, quick ratio, cash ratio:
Aktiva Lancar
a. Current ratio= × 100 %
Kewajiban Lancar
9.150 .514
CR Tahun 2020= × 100 %=121 %
7.553 .261

14
11.728.143
CR Tahun 2021= ×100 %=179 %
6.562.383
Berdasarkan perhitungan rasio likuiditas menunjukkan bahwa current ratio di
tahun 2020 sebesar 121% hal ini diartikan bahwa setiap Rp.100,- nilai aktiva maka
kemampuan membayar hutang sebesar Rp121,- Di Tahun 2021 sebesar 179% hal ini
diartikan bahwa setiap Rp.100,- nilai aktiva maka kemampuan membayar hutang
sebesar Rp.179,- Dalam perhitungan ini menunjukkan bahwa dengan aktiva lancar
kemampuan membayar hutang cenderung baik dikarenakan pada tahun 2020-2021
current ratio semakin besar nilainya.
Aktiva Lancar−Persediaan
b. Quick Ratio= ×100 %
Hutang Lancar
9.150 .514−2.626.022
QR Tahun 2020= ×100 %=86 %
7.553.261
11.728.143−3.107 .312
QR Tahun 2021 ×100 %=131 %
6.562 .383
Berdasarkan perhitungan rasio likuiditas menunjukkan bahwa quick ratio di tahun
2020 sebesar 86% hal ini diartikan bahwa setiap Rp.100,- nilai likuid aktiva maka
kemampuan membayar hutang sebesar Rp.86,- Di tahun 2021 sebesar 131% hal ini
diartikan bahwa setiap Rp.100,- nilai likuid aktiva maka kemampuan membayar
hutang sebesar Rp.131,- Dalam perhitungan ini menunjukkan bahwa dengan nilai
likuid aktiva lancar kemampuan membayar hutang cenderung baik dikarenakan pada
tahun 2020-2021 quick ratio semakin besar nilainya.
Kas
c. Cash Ratio = × 100 %
Hutang Lancar
3.984 .388
Cash Ratio Tahun 2020= ×100 %=53 %
7.553.261
5.089.160
Cash ratio Tahun 2021= ×100 %=77 %
6.562.383
Berdasarkan perhitungan rasio likuiditas menunjukkan bahwa cash ratio di tahun
2020 sebesar 53% hal ini diartikan bahwa setiap Rp.100,- hutang lancar maka
kemampuan membayar hutang sebesar Rp.53,- Di tahun 2021 sebesar 77% hal ini
diartikan bahwa setiap Rp. 100,- hutang lancar maka kemampuan membayar hutang
sebesar Rp.77,- Dalam perhitungan ini menunjukkan bahwa dengan hutang lancar
kemampuan membayar hutang cenderung baik dikarenakan pada tahun 2020-2021
cash ratio semakin besar nilainya.
2. Perhitungan Risiko Kredit
Dalam proses analisa manajemen resiko keuangan kredit dapat dihitung dengan
menggunakan tiga rumus, yaitu debt ratio, debt to equity ratio, long term to debt ratio:
Total Hutang
a. Total Debt ¿ Assets Ratio= ×100 %
Total Aktiva
12.690 .064
DAR Tahun 2020= ×100 %=40 %
31.729.513

15
12.079 .056
DAR Tahun 2021= ×100 %=37 %
32.926 .154
Berdasarkan perhitungan rasio solvabilitas / rasio kredit menunjukkan bahwa debt
ratio di tahun 2020 sebesar 40% hal ini diartikan bahwa setiap Rp.100,- hutang lancar
maka kemampuan membayar hutang dengan aktiva yang dimilikinya sebesar Rp.40,-
Di tahun 2021 sebesar 37% hal ini diartikan bahwa setiap Rp.100,- hutang lancar
maka kemampuan membayar hutang dengan aktiva yang dimilikinya sebesar Rp.37,-
Dalam perhitungan ini menunjukkan bahwa dengan hutang lancar kemampuan
membayar hutang dengan aktiva yang dimilikinya cenderung baik dikarenakan pada
tahun 2020-2021 semakin kecil nilainya. Karena semakin kecil nilai rasionya semakin
rendah risikonya. Dengan kata lain kondisi keuangan perusahaan dikatakan aman.
Total Hutang
b. Total Debt ¿ Equity Ratio= × 100 %
Total Ekuitas
12.690 .064
DER Tahun 2020= ×100 %=67 %
19.039.449
12.079 .056
DER Tahun 2021= × 100 %=58 %
20.837 .098
Berdasarkan perhitungan rasio solvabilitas / rasio kredit menunjukkan bahwa debt
equity ratio di tahun 2020 sebesar 67% hal ini diartikan bahwa setiap Rp.100,- hutang
maka Rp.67,- perusahaan dibelanjai oleh pihak kreditur. Di tahun 2021 sebesar 58%
hal ini diartikan bahwa setiap Rp. 100,- hutang sebesar Rp.58,- perusahaan dibelanjai
oleh pihak kreditur. Dalam perhitungan ini menunjukkan bahwa dengan hutang lancar
kemampuan membayar hutang dengan aktiva yang dimilikinya cenderung baik
dikarenakan pada tahun 2020-2021 semakin kecil nilainya. Karena semakin kecil
nilai rasionya semakin rendah risikonya. Dengan kata lain kondisi keuangan
perusahaan dikatakan aman.
Total Hutang Jangka Panjang
c. Long Term Debt ¿ Equity Ratio=
Total Ekuitas
5.136 .803
Long Term Debt ¿ Equity Ratio Tahun 2020= ×100 %=27 %
19.039 .449
5.516 .673
Long term Debt ¿ Equity Ratio tahun 2021= × 100 %=26 %
20.837 .098
Berdasarkan perhitungan rasio solvabilitas / rasio kredit menunjukkan bahwa long term
to debt equity ratio di tahun 2020 sebesar 27% hal ini diartikan bahwa setiap Rp.100,-
hutang maka Rp.27,- perusahaan dibelanjai oleh pihak kreditur. Di tahun 2021 sebesar 26%
hal ini diartikan bahwa setiap Rp.100,- hutang sebesar Rp.27,- perusahaan dibelanjai oleh
pihak kreditur. Dalam perhitungan ini menunjukkan bahwa dengan hutang lancar
kemampuan membayar hutang dengan aktiva yang dimilikinya cenderung baik
dikarenakan pada tahun 2020-2021 semakin kecil nilainya. Karena semakin kecil
nilai rasionya semakin rendah risikonya. Dengan kata lain kondisi keuangan
perusahaan dikatakan aman.

16
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis risiko keuangan merupakan alat penting untuk memperoleh informasi yang
berkaitan dengan posisi keuangan dengan hasil – hasil yang telah dicapai dengan pemilihan
strategi perusahaan yang akan diterapkan. Risiko keuangan dapat dibagi ke dalam berbagai
jenis seperti risiko kredit dan risiko likuiditas. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini
dikarenakan kurangnya informasi atau bahkan tidak tersedianya cukup informasi mengenai
apa yang akan terjadi. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko
dalam bisnis pada masa kini. Oleh sebab itu risiko sangat perlu diolah karena resiko
mengandung biaya yang tidak sedikit. Manajemen risiko adalah upaya untuk mengendalikan
risiko yang terjadi dengan menerapkan cara-cara sistematik agar kerugian dapat dihindari
atau diminimalisirkan. Secara umum manajemen risiko digunakan untuk dasar agar bisa
memprediksikan bahaya yang akan dihadapai dengan perhitungan yang akurat serta
pertimbangan yang matang dari berbagai informasi awal untuk mengidari kerugian. Ada
beberapa langkah yang harus ditempuh untuk membuat suatu perencanaan yang baik dalam
menghindari risiko yang dihadapi perusahaan atau usaha dagang, yaitu identifikasi risiko,
pengukuran risiko, dan pengendalian risiko.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang
perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu kami mengharapkan inspirasi dari para pembaca
dalam hal membantu menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya kami berharap agar
dengan hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya dunia
pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Akhsan, Firdayana. (2020). Analisis Risiko Keuangan Bank Syariah Sebelum Dan Setelah
Pemisahan Atau Spin Off (Studi Pada BNI Syariah). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

17
Aliyah, Hikmatul dkk. (2021). Analisis Risiko Keuangan Pada PT Bank Muamalat Indonesia.
Jurnal Keuangan & Perbankan. 9(2).

Dayana, Patrich dan Victoria N. Untu. (2019). Analisis Risiko Pasar, Risiko Kredit, Risiko
Operasional Dan Kecukupan Modal Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pembangunan
Daerah Se-Indonesia Periode 2012-2017. Jurnal EMBA. 7(3): 3798-3807.

Ds, Merlina Indahsari. Analisis Risiko Keuangan Pada Koperasi Syariah di Madiun. SIMBA.

https://id.wikipedia.org/wiki/Risiko_keuangan

Maulita, Dian dan Syamsudin. (2020). Pengaruh Profitabilitas Dan Resiko Keuangan Terhadap
Harga Saham (Studi Kausal Pada PT XL Axiata Tbk). Jurnal Manajemn. 10(2).

Onibala, Indra Ricky, dkk. (2014). Analisis Rasio Profitabilitas Dan Risiko Keuangan Terhadap
Harga Saham XL Axiata Tbk Yang Terdaftar Di Bei Periode 2007-2012. Jurnal EMBA.
2(1): 374-384.

Prasetyo, Dwi Agung dan Ni Putu Ayu Damayanti. (2015). Pengaruh Risiko Kredit, Likuiditas,
Kecukupan Modal, Dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Pada PT BPD
Bali. E-Jurnal Manajemen Unud. 4(9): 2590-2617.

Rosmana, Hendi dan Nurizza Ayu Apsari. (2017). Makalah Manajemen Risiko Perusahaan.
Makalah. Univeristas Widyatama.

Sahara, Elis. (2019). Analisis Manajemen Resiko Keuangan Dalam Meningkatkan Perofitabilitas
Perusahaan Pada PT. Tjokie Permata Lestari. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Medan: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Siregar, Pani Akhirudin. (2020). Risiko Keuangan Dan Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas
Bank Syariah Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Islam. 5(1): 120-141.

Subagio, David Kurniawan, dkk. Analisis Risiko Bisnis Dan Risiko Keuangan Perusahaan
Keluarga Sektor Industri Barang Konsumsi. Analisis Resiko Keuangan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Sinar Manajemen. 5(2).

18

Anda mungkin juga menyukai