Bahan Ajar
Penyusun
Citra Dewi Silaban
Fiki Vernandes
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
hidayahnya, kami dapat menyusun bahan ajar manual untuk Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen, khususnya Program Keahlian Akuntansi kelas XII mengenai utang Obligasi. Bahan
ajar ini disusun menggunakan pendekatan pembelajaran berdasarkan kurikulum nasional.
Bahan ajar ini disusun dengan tujuan utama agar peserta didik dapat mencapai
kompetensi dasar yang telah ditentukan yaitu mampu mengenal siklus akuntansi perusahaan
dagang. Di dalam bahan ajar ini dipaparkan secara singkat dan jelas materi pembelajaran serta
dilengkapi pula dengan evaluasi yang akan mendukung ketercapaian kompetensi dasar sesuai
dengan yang diharapkan.
Penyusun meyakini bahwa dalam pembuatan bahan ajar ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan bahan ajar ini di masa yang akan datang. Akhir kata, penyusun mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................................. i
KI 4: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Jenis Obligasi
UTANG OBLIGASI
Pengelompokan obligasi (bonds) dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu:
1. Dilihat dari sisi penerbit :
a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Swasta.
b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bonds: yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk
membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan public (public utility).
2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga :
a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara
periodik, namun bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds : obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai
dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan
sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan
sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti
average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito
dari bank pemerintah dan swasta.
3. Dilihat dari hak penukaran / opsi :
a. Convertible Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b. Exchangeable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik
penerbitnya.
c. Callable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli
kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Putable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan
emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi
tersebut.
4. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya :
a. Secured Bonds : obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau
dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam hal ini, termasuk didalamnya adalah :
4.a.1 Guaranteed Bonds : obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan
penanggungan dari pihak ketiga.
4.a.2 Mortgage Bonds : obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan
agunan hipotik atas property atau asset tetap.
4.a.3 Collateral Trust Bonds : obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit
dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
b. Unsecured Bonds : obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi
dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5. Dilihat dari waktu jatuh temponya :
a. Term Bonds (obligasi waktu) yaitu bila obligasi yang dikeluarkan jatuh tempo pada
waktu bersamaan.
b. Serial Bonds (obligasi seri) yaitu obligasi yang jatuh temponya terbagi di dalam
beberapa tanggal.
D. Masalah Penerbitan dalam utang Obligasi
1. Alasan Diterbitkannya Utang Obligasi
Terdapat sejumlah pendapat yang menjelaskan alasan perusahaan menerbitkan obligasi,
diantaranya:
a. Keuntungan dari perusahaan apabila menerbitkan obligasi antara lain tidak adanya campur
tangan pemilik dana terhadap perusahaan dan tidak ada controlling interset oleh pemilik
obligasi terhadap perusahaan seperti halnya perusahaan yang menerbitkan saham (Suta,
2000).
b. Menurut Keown (2005), obligasi merupakan sekuritas yang sangat disukai karena biaya
untuk menerbitkannya cukup murah dibandingkan dengan mengeluarkan saham, selain itu
obligasi juga mempunyai efek tax shield bagi perusahaan.
c. Rahardjo (2004) menyatakan bahwa obligasi merupakan sumber pendanaan yang lebih
disukai perusahaan dibanding peminjaman dilembaga perbankan karena adanya pengetatan
prosedur pinjaman dilembaga perbankan sehingga pihak perusahaan yang sedang
membutuhkan dana untuk ekspansi bisnis mulai melirik instrumen obligasi sebagai salah satu
alternatif penggalangan dana.
d. Penerbitan obligasi saat ini menghasilkan cost of fund yang lebih rendah dibandingkan
dengan penminjaman kredit dari perbankan yang bunga kreditnya mencpaai 17-18%,
sedangkan tingkat bunga obligasi yang harus dibayarkan hanya sekitar 13% dan emiten
obligasi juga tidak diharuskan menyediakan jaminan kredit sebagaimana diisyaratkan jika
perusahaan mengajukan pinjaman ke bank.
e. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006), pemegang obligasi akan menerima pendapatan
berupa bunga secara rutin selama berlakunya obligasi dan para investor juga dapat
menghasilkan pendapatan atas kenaikan nilai nominal obligasi.[6]
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan mungkin alasan utama
diterbitkannya obligasi adalah karena disebabkan persoalan-persoalan keuangan yang dihadapi
suatu perusahaan dan juga bisa dikarenakan perusahaan itu memiliki utang yang telah jatuh
tempo sehingga perlu mencari dana segar untuk membayarnya, serta bisa juga karena keperluan
untuk penambahan dana dalam mengembangkan perusahaannya tersebut. Dan alasan utama
kenapa obligasi menjadi alternatif pembiayaan bagi pengusaha adalah karena biaya penerbitan
obligasi lebih murah dibanding penerbitan saham, obligasi merupakan instrumen yang
berpendapatan tetap dengan kadar bunga yang rendah, serta.bondholders tidak dapat mengatur
jalannya perusahaan.
3. Resiko Obligasi
Dalam berinvestasi pasti ada yang namanya resiko, sehingga seorang investor sebelum
melakukan investasi biasanya mengetahui apa-apa resiko atas tindakan yang dilakukannya.
Adapun resiko yang ada pada obligasi adalah sebagai berikut:
1. resiko tingkat bunga/interest rate risk
resiko ini merupakan resiko utama dalam perdagangan obligasi, karena tingkat buynga
pasar menjadi penyebab utama harga obligasi di pasar obligasi. Sehingga dapat
diambil kesimpulan tingkat bunga pasar dan obligasi berbanding terbalik.
2. risiko fluktuasi mata uang/Currrency risk
resiko ini berdampak kepada pihak investor asing. Karena turunnya nilai tukar mata
uang, sehingga berdampak kepada penukaran mata uang.
3. risiko utang/credit risk
4. risiko volatility / volatility risk
penyebab resiko ini adalah dari factor politik. Politik suatu Negara dimana investor
menanamkan modalnya.
5. risiko likuiditas/Liquidity risk
resiko liquiditas adalah dapat dilihat dari obligasi tersebut dalam pemasarannya,
apakah tersebar dalam pasar atau tidak sehingga jika obligasi tersebut tidak liquit
maka ini akan menyebabkan kerugian pihak investor.
6. risiko investasi kembali/reinvestement risk
resiko ini karena ada kesalahan dalam penghitungan terhadap pendapatan yang
seharusnya dapat di investasikan pada tingkat investasi yang wajar dalam periode
tertentu.
Sehingga timbul asumsi sebagai berikut:
-interest rate naik → reinvestement turun
- interest rate turun →reinvestement naik
7. risiko turunnya daya beli/Purchasing power (inflation) risk
resiko ini sangat dipengarui oleh invlasi suatu Negara. Pada tingkat invlasi rendah
return atas obligasi akan naik.
8. risiko perubahan peraturan dan aspek hukum/regulatory & legal
ketetapan hokum juga sangat berpengaruh kepad resiko obligasi. Jika obligasi
ditetapkan sebelum perubahan hokum maka ketika ada perubahan hokum berdampak
atas kesepakatan yang berdasrkan hokum terdahulu.
Dalam jurnal diatas, rekening pendapatan bunga obligasi didebit dengan jumlah Rp.
20.000,- yaitu bunga berjalan yang dibayarkan kepada penjual obligasi, sehingga pada tanggal 1
September 2005 yaitu tanggal pembayaran bunga akan dibuat jurnal sebagai berikut:
Kas Rp. 60.000,-
Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000,-
Perhitungan Bunga = 6/12 x 12% x Rp.1.000.000,- = Rp. 60.000,-
Apabila bunga berjalan yang dibayarkan kepada penjual obligasi didebitkan ke rekening
piutang bunga obligasi, maka jurnal pada tanggal 1 September 2005 penerimaan bunga obligasi
dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Kas Rp. 60.000,-
Piutang bunga obligasi Rp. 20.000,-
Pendapatan bunga obligasi Rp. 40.000,-
Di tinjau dari segi kepraktisan, akan lebih mudah bila bunga berjalan didebitkan pada
rekening pendapatan bunga obligasi.
Berikut ini diberikan 2 contoh mengenai perhitungan amortisasi agio dan akumulasi
disagio dengan metode garis lurus beserta jurnal-jurnal untuk mencatatnya.
Contoh:
(1) Pada tanggal 1 Maret 2005 dibeli obligasi, nominal Rp. 1.000.000,- bunga 12%, jatuh tempo
tanggal 31 Desember 2007 dengan harga Rp. 966.000,- termasuk komisi dan materai. Bunga
obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Januari dan 1 Juli tiap-tiap tahun. Pada tanggall 31
desember 2007 obligasi dilunasi oleh perusahaan yang mengeluarkan.
Perhitungan:
Harga beli Rp. 966.000,-
Bunga berjalan 2/12 x 12% x Rp. 1.000.000,- Rp. 20.000,-
Jumlah uang yang dibayarkan Rp. 986.000,-
Disagio obligasi = Rp. 1.000.000,- - Rp. 977.000,- = Rp. 34.000,- akan diakumulasikan selama
umur obligasi yaitu 34 bulan (1 Maret 2005 s.d. 31 Desember 2007).
Akumulasi disagio tiap bulan sebesar Rp. 34.000,- : 34 = Rp. 1.000,-
Transaksi Jurnal
1-3-2005
Pembelian Obligasi Penanaman modal dalam obligasi Rp. 966.000,-
Pendapatan bunga obligasi Rp. 20.000,-
Kas Rp. 986.000,-
1-7-2005
Penerimaan bunga Kas Rp. 60.000,-
6/12 x 12% x Rp. 1.000.000,-=Rp.60.000,- Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000,-
31-12-2005
Penyesuaian
a) Mencatat bunga 6 bulan
Piutang bunga Rp. 60.000,-
Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000,-
b) Akumulasi disagio Penanaman modal dalam obligasi Rp. 10.000,-
10 bulan x Rp. 1.000,-=Rp. 10.000,- Pendapatan bunga obligasi Rp. 10.000,-
1-1-2006
a) Penyesuaian kembali Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000,-
Piutang bunga obligasi Rp. 60.000,-
b) Penerimaan bunga Kas Rp. 60.000,-
Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000,-
1-7-2006
Penerimaan bunga Kas Rp. 60.000,-
6/12 x 12% x Rp.1.000.000,-=Rp. 60.000,- Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000,-
31-12-2006
Penyesuaian
a) Mencatat pendapatan bunga
Piutang bunga Rp. 60.000,-
Pendapatan bunga obligasi Rp. 60.000,-
b) Akumulasi disagio Penanaman modal dalam obligasi Rp. 12.000,-
12 bulan x Rp. 1.000,- = Rp. 12.000,- Pendapatan bunga obligasi Rp. 12.000,-
2007
Dalam tahun 2007 dibuat jurnal seperti dalam tahun 2006. Pada tanggal 31 Desember
2007 ketika obligasi dilunasi dibuat jurnal sebagai berikut :
Kas Rp. 1.000.000,-
Investasi Obligasi Rp. 1.000.000,-
(2) Pada tanggal 1 April 2005 dibeli obligasi, nominal Rp. 1.000.000,- bunga 12%, jatuh tempo
pembayaran 31 Desember 2007, dengan harga Rp. 1.066.000,- (termasuk komisi dan biaya
pembelian lain). Bunga dibayarkan tiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Pada tanggal jatuh
tempo, obligasi dilunasi.
Perhitungan:
Harga beli obligasi Rp. 1.066.000,-
Bunga berjalan 1/12x12%xRp. 1.000.000,- Rp. 10.000,-
Jumlah uang yang dibayarkan Rp. 1.076.000,-
Agio obligasi sebesar Rp. 66.000,- (Rp. 1.066.000,- - Rp. 1.000.000,-) akan di amortisasi selama
pemilikan obligasi (1-4-2005 s.d. 31-12-2007) = 33 bulan.
Amortisasi agio tiap bulan + Rp. 66.000,- : 33 = Rp. 2.000,
2007
Dalam tahun 2007 dibuat jurnal yang sama seperti dalam tahun 2006, sehingga pada tanggal
31 Desember 2007 rekening investasi obligasi akan menunjukkan saldo sebesar Rp. 1000.000,-.
Pada saat pelunasan obligasi yaitu tanggal 31 Desember 2007 dibuat jurnal sebagai berikut :
Kas Rp. 1.000.000,-
Investasi obligasi Rp. 1.000.000,-
Dalam contoh-contoh diatas pencatatan amortisasi agio dan akumulasi disagio dilakukan
setiap akhir periode, bersamaan dengan jurnal penyesuaian. Pencatatan itu dapat juga dilakukan
pada tiap tanggal penerimaan bunga bersama dengan jurnal yang mencatat penerimaan bunga.
2. Pencatatan Pengeluaran Obligasi
Obligasi yang dikeluarkan dicatat dalam rekeningnya sebesar nilai nominal. Dalam hal harga
jual obligasi tidak sama dengan nominal, selisihnya dicatat tersendiri yaitu bila dijual atas
nominal selisihnya dicatat dalam rekening agio obligasi, jika harga jualnya dibawah nilai
nominal, selisihnya dicatat dalam rekening disagio obligasi.
Biaya penjualan obligasi diperhitungkan sebagai pengurang harga jual dan tidak dicatat
dalam rekening tersendiri. Apabila obligasi itu dikeluarkan untuk menukar aktiva tetap,
pencatatannya dilakukan dengan jumlah sebesar harga jual obligasi. Harga jual ini dicatat
sebagai harga perolehan aktiva tetap. Jika harga jual obligasi tidak dapat diketahui, pencatatan
dapat menggunakan jumlah harga pasar (harga penilaian) aktiva tetap. Kalau harga jual obligasi
atau harga pasar aktiva tetap yang dijadikan dasar pencatatan utang obligasi itu tidak sama
dengan nilai nominal obligasi, selisihnya dicatat dalam rekening agio dan disagio obligasi.
Pengeluaran obligasi dicatat dengan 2 cara, yaitu :
(a) Yang dicatat hanya obligasi yang terjual atau
(b) Obligasi yang terjual dan yang belum terjual dicatat.
Sebagai penjelasan penggunaan kedua metode diatas, berikut ini diberikan contoh
sebagai berikut:
Pada tanggal 1 January 2005 PT Manophos merencanakan pengeluaran obligasi sebesar Rp.
1.000.000,- dengan bunga 10% per tahun. Obligasi akan dijual pada waktu yang berbeda-beda
tergantung pada kebutuhan uang. Misalnya transaksi penjualan yang terjadi seperti dibawah,
jurnal yang dibuat sebagai berikut:
a) Yang dicatat hanya obligasi yang terjual
Transaksi Jurnal
1 January 2005
Merencanakan pengeluaran obligasi 10%, Rp. Tidak Ada Jurnal
1.000.000,-
1 April 2005
Obligasi nominal Rp. 700.000,- dijual dengan Kas Rp. 735.000,-
kurs 105 Utang obligasi Rp. 700.000,-
Agio obligasi Rp. 35.000,-
18 Juli 2005
Obligasi nominal Rp. 100.000,- dijual dengan Kas Rp. 99.000,-
kurs 99% Disagio obligasi Rp. 1.000,-
Utang obligasi Rp. 100.000,-
Jika pencatatan obligasi dilakukan dengan kedua cara yaitu jumlah yang diamortisasi
dicatat dalam buku, jumlah obligasi yang beredar dapat diketahui dari rekening otorisasi utang
obligasi dikurangi saldo rekening obligasi yang belum terjual.
Kadang-kadang penjualan obligasi dilakukan dengan cara pesanan lebih dahulu. Dalam
cara ini pembeli membayar uang muka dan akan melunasi pada tanggal tertentu. Dalam
penjualan obligasi melalui pesanan, surat obligasi bari diserahkan pada pembeli bila harga
obligasi sudah dilunasi. Jumlah yang belum dilunasi oleh perusahaan dicatat sebagai piutang dan
jumlah obligasi yang dipesan dikreditkan kerekening utang obligasi dipesan. Pencatatan agio
atau disagio obligasi dilakukan pada waktu pesanan diterima.
2) Amortisasi diskonto
Harga jual SHO jika bunga efektif 15% per tahun
[6000x(1+0,15)-0,5] + [6000x(1+0,15)-1] + [6000x(1+0,15)-1,5] +[6000x(1+0,15)-2]
+[6000x(1+0,15)-2,5] +[6000x(1+0,15)-3] +[100.000x(1+0,15)-3] = 94.141,89
Amortisasi diskonto 6 bulan = 1/6 x (100.000-94.141,89)
= Rp976,35
Mencatat amortisasi diskonto obligasi untuk 6 bulan:
Premium utang obligasi........... Rp976,35
Biaya bunga obligasi......................... Rp976,35
Pada tanggal 1 January 2007 dibuat jurnal pembalikan (reversing entry) untuk utang
bunga obligasi, agar nanti pembayaran bunga pada tanggal 1 Mei 2007 dapat dicatat dengan cara
biasa. Jurnal pembalikan itu sebagai berikut :
1 January 2007
Jurnal Pembalikan Utang bunga obligasi Rp.16.666,67
Biaya bunga obligasi Rp.16.666,67
1 November 2007
Bunga = 6/12 x 10% x Rp.1.000.000,-
Biaya bunga obligasi Rp.50.000,-
= Rp.50.000,-
Kas Rp.50.000,-
Jika agio atau disagio obligasi diamortisasi selama umur obligasi, maka pada saat jatuh
temponya, pelunasan obligasi akan dicatat dengan mendebit rekening uang obligasi dan
mengkredit rekening kas seperti dalam jurnal diatas. Tetapi apabila pada tanggal jatuh temponya
tidak dilakukan pelunasan, maka rekening utang obligasi harus ditutup dan dipindahkan
kerekening obligasi yang sudah jatuh tempo. Rekening ini termasuk dalam kelompok utang
lancar. Tetapi jika pelunasannya akan dilakukan dari dana pelunasan obligasi maka tidak
dilaporkan dalam utang lancar, tetapi dalam kelompok utang-utang lain.
5. Pelunasan Obligasi Sebelum Tanggal Jatuh Tempo
Obligasi bisa ditarik untuk dibayar kembali sebelum saat jatuh temponya. Selisih antara
jumlah pelunasan dengan jumlah nilai buku obligasi dicatat sebagai laba atau rugi karena
penarikan obligasi. Nilai buku obligasi adalah nilai nominal ditambah dengan agio yang belum
diamortisasi atau dikurangi dengan disagio yang belum diamortisasi. Apabila terdapat biaya
penjualan obligasi, maka biaya penjualan yang belum diamortisasi juga dikurangkan pada nilai
nominal obligasi. Laba atau rugi yang timbul dari pelunasan obligasi, dimasukkan dalam elemen-
elemen yang luar biasa (extra ordinary).
Obligasi yang ditarik dari peredaran dapat dipisahkan menjadi 2, yaitu:
1. Obligasi yang ditarik dan tidak akan dijual kembali
Dalam keadaan seperti ini, rekening utang obligasi didebit sebesar jumlah nominal obligasi
yang ditarik.
2. Obligasi yang ditarik nantinya akan dijual kembali
Dalam keadaan seperti ini, pada waktu penarikan obligasi yang didebit adalah rekening
treasury bonds. Rekening treasury bonds ini bukannya rekening aktiva, tetapi merupakan
pengurang terhadap rekening utang obligasi. Treasury bonds ini didebit dengan jumlah nilai
nominal, jika obligasi dijual lagi, maka rekening ini juga dikredit dengan jumlah nilai
nominal. Selisih antara nilai nominal dengan jumlah uang yang diterima dalam penjualan
treasury bonds dicatat sebagai agio atau disagio.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas di bawah ini diberikan contoh penarikan
obligasi sebelum jatuh tempo.
Misalnya PT Risa Fadila pada tanggal 31 Desember 2005 memutuskan untuk
mengeluarkan obligasi pada tanggal 1 Mei 2006 sebesar Rp.1.000.000,- bunga 10% per tahun
dan jatuh tempo pada tanggal 5 Mei 2011. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1
November. Seluruh obligasi dapat dijual pada tanggal 1 Juli 2006 dengan harga Rp.1.029.000,-
(yaitu harga jual Rp. 1.030.000 dikurangi biaya penjualan Rp.1.000,- ) ditambah bunga berjalan
untuk jangka waktu 1 Mei 2006 sampai dengan 1 Juli 2006. Tahun buku PT Risa Fadila adalah
tahun kalender, amortisasi agio dicatat setiap akhir periode. Umur obligasi dihitung sebagai
berikut:
2006 = 6 bulan (1 Juli sampai 31 Desember)
2007 = 12 bulan
2008 = 12 bulan
2009 = 12 bulan
2010 = 12 bulan
2011 = 4 bulan
Jumlah = 58 bulan
PT Risa Fadila, pada tanggal 1 Juli 2008 ditarik sebesar Rp.200.000,- dengan kurs 102.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat penarikan obligasi pada tahun 2008 sebagai berikut:
Transaksi Jurnal
1 Juli 2008
a) Amortisasi agio 6 bulan
Agio obligasi Rp.600,-
= 6 x Rp.500,- x Rp.200.000,- = Rp.600,-
Biaya bunga obligasi Rp.600,-
Rp.1.000.000,-
b) Pembayaran bunga berjalan
1 Juli = 2/12 x 10% x Rp.1.000.000,- Biaya bunga obligasi Rp.3.333,33
Kas Rp.3.333,33
= Rp.3.333,33
c) Perhitungan laba rugi Utang obligasi Rp.200.000,-
Nominal obligasi Rp.200.000,- Rugi penarikan obligasi Rp. 600,-
Agio Rp.5.800,- Agio obligasi Rp. 3.400,-
Amortisasi agio Kas Rp. 204.000,-
2006:
6 x 500 x Rp200.000,-=Rp600,-
Rp.1.000.000,-
2007:
12 x 500 x Rp200.000,-=Rp1.200,-
Rp.1.000.000,-
2008:
6 x 500 x Rp200.000,-=Rp600,-
Rp.1.000.000,- Rp.2.400,-
Rp.3.400,-
Nilai buku obligasi Rp.203.400,-
Jumlah pelunasan (Rp.204.000,-)
Rugi penarikan obligasi Rp .6.00,-
Sesudah penarikan obligasi ini, pembayaran bunga setiap tanggal 1 November dan 1 Mei
adalah dari jumlah Rp.800.000,- yaitu obligasi yang masih beredar. Amortisasi premium untuk
tahun 2008 dan seterusnya tidak lagi sebesar Rp.500,- per bulan, tetapi sebesar Rp.400,- yaitu
Rp.500,- dikurangi
200.000 x Rp.500,- = Rp.100,-
1.000.000
Obligasi ditarik sebagai pelunasan
Pada contoh PT Mez, utang obligasi dilunasi pada tanggal 1 April 2001 dengan kurs 101.
1) Harga jual dengan bunga efektif 10%
Pembayaran bunga 3 bulan = 3/12x12%x100.000= Rp3.000
Amortisasi premium 3 bulan = 3/6x950,33 = Rp475,165
Mencatat beban bunga dan amortisasi premium 1 Jan-1 April’01:
1/4’01 Biaya bunga obligasi.........Rp2.524,835
Premium utang obligasi....Rp 475,165
Kas..................................................Rp3.000
Kurs pelunasan = 101%x100.000 = Rp101.000
Sisa premium obligasi 1/1’01 = Rp3.801,33
Amortisasi untuk 3 bulan = 3/6x950,33 = Rp 475,165
Sisa premium per 1/4’01 = Rp3.326,165
Mencatat pembayaran untuk melunasi utang obligasi yang jatuh tempo tanggal 1 Januari’03:
1/4'01 Utang obligasi..........Rp100.000
Premium utang obl...Rp 3.326,165
Laba pelunasan utang obl..........Rp 2.326,165
Kas..................................................Rp101.000
2) Harga jual dengan bunga efektif 15%
Pembayaran bunga 3 bulan = 3/12x12%x100.000 = Rp3.000
Amortisasi diskonto 3 bulan = 3/6x976,35 = Rp488,175
Mencatat beban bunga dan amortisasi premium 1 Jan-1 April’01:
1/4’01 Biaya bunga obligasi.........Rp3.488,175
Diskonto utang obligasi.............Rp 488,175
Kas..................................................Rp3.000
Kurs pelunasan = 101%x100.000 = Rp101.000
Sisa diskonto obligasi 1/1’01 = Rp3.905,41
Amortisasi untuk 3 bulan = 3/6x976,35 = Rp 488,175
Sisa diskonto per 1/4’01 = Rp3.417,235
Mencatat pembayaran untuk melunasi utang obligasi yang jatuh tempo tanggal 1 Januari’03:
1/4'01 Utang obligasi..........Rp100.000
Rugi pelunasan obl.. Rp 4.417,235
Diskonto utang obl.....................Rp 3.417,235
Kas...............................................Rp 101.000
o Obligasi ditarik sebagai Treasury Bonds
1) Harga jual dengan bunga efektif 10%
Mencatat beban bunga dan amortisasi premium 1/1’01-1/4’01:
1/4’01 Biaya bunga obligasi...........Rp2.524,845
Premium utang obligasi......Rp 475,165
Kas............................................Rp3.000
Mencatat pelunasan utang obligasi yang jatuh tempo:
1/4’01 Treasury bonds....................Rp100.000
Premium utang obligasi.......Rp 3.326,165
Laba pelunasan obligasi.............. Rp 2.326,165
Kas..................................................Rp101.000
2) Harga jual dengan bunga efektif 15%
Mencatat beban bunga dan amortisasi diskonto 1/1’01-1/4’01:
1/4’01 Biaya bunga obligasi...........Rp3.488175
Diskonto utang obligasi...... Rp 488,175
Kas............................................Rp 3.000
Mencatat pelunasan utang obligasi yang jatuh tempo:
1/4’01 Treasury bonds....................Rp100.000
Rugi pelunasan obligasi……. Rp 4.417,235
Diskonto utang obligasi....... Rp 3.417,235
Kas...................................................Rp101.00
5. Pelunasan utang obligasi pada tanggal jatuh tempo
Pada contoh PT Mez diatas, utang obligasinya dilunasi pada tanggal jatuh temponya yaitu 1
Januari 2003 sebesar nilai nominalnya.
Mencatat pelunasan utang obligasi yang telah jatuh tempo:
1/1’03 Utang obligasi..........Rp100.000
Kas...........................................Rp100.000
Daftar Pustaka
Zaki, Baridwan. 2008. Intermediate Accoounting. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta
Muawanah, Umi. 2008. Konsep Dasar Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Jilid 1 untuk SMK.
Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Lasmy, Dewi. 2015. Modul Diklat Pengembangan Keprofesian Berkelanjut. Jakarta : Direktorat
Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan