Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN

“Pemahaman Akuntansi Anjak Piutang (Factoring)”

Disusun Oleh
Priskila Abigail
203403090009

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MPU TANTULAR


2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
hikmat-Nya saya dapat di berikan iman dan kesehatan untuk mengerjakan makalah ilmiah
yang berjudul “Pemahaman Akuntansi Anjak Piutang.” dengan baik.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap pembacanya dan dapat
membuka wawasan pembaca tentang bagaimana menemukan solusi atau penyelesaian
masalah cashflow yang sudah mulai mengalami penurunan menggunakan metode anjak
piutang. Penulis juga berharap makalah ini dapat menjadi sebuah ilmu yang akan terserap
dengan baik oleh pembaca, client maupun stakeholder yang membutuhkan tentang seberapa
manfaat dari anjak piutang serta meningkatkan ilmu pengetahuan terhadap akuntansi masa
yang akan datang, yang tentunya terfokus kepada mahasiswa di Universitas Mpu Tantular

Penulis ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang
telah mendukung serta membantu penulis selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini. Makalah ilmiah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai
pihak yang telah membantu penulis, diantaranya:
1. Bapak Maurits Sipahutar, S.E, M.M selaku dosen mata kuliah Seminar
Akuntansi Keuangan yang telah memberikan kepada saya kesempatan untuk
menyusun makalah ini.
2. Kedua orangtua, saudara, dan teman teman yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.
Saya berharap makalah ini tentunya dapat membantu proses belajar di mata kuliah
Seminar Akuntansi Keuangan serta untuk memperdalam pemahaman terkait anjak piutang.
Saya menyadari makalah ini tentu jauh dari kata sempurna, sehingga diharapkan para
pembaca maupun pembimbing memberikan masukin maupun saran guna kemajuan belajar
kedepannya.

Jakarta, Desember 2023


Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3
BAB I..................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 6
2.1 Pentingnya mengetahui dan memahami Anjak Piutang (Factoring) ........................... 6
2.2 Produk dan Jasa Anjak Piutang.................................................................................... 9
2.3 Jenis – jenis Anjak Piutang .......................................................................................... 9
2.4 Anjak Piutang dari sisi Factor ................................................................................... 10
2.5 Anjak Piutang Dari Sisi Client ................................................................................... 15
BAB III ............................................................................................................................... 20
KESIMPULAN ................................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….21

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap Perusahaan baik jasa, dagang maupun manufaktur selalu membutuhkan
pembiayaan baik uang tunai maupun kas. Tujuannya ada sebuah kas karena kas merupakan
suatu asset untuk membiayai operasi Perusahaan sehari – hari seperti pembelian bahan baku,
pembayarang upah, pembayaran tunai maupun pembayaran utang serta investasi.
Pengeluaran kas untuk pembayaran tersebut disebut sebagai aliran kas keluar atau cash
outflow. Sebaliknya, tentu sebuah perusahaan juga akan mendapatkan aliran kas masuk yang
diperoleh dari beberapa sumber, seperti penjualan yang dibayarkan tunai, penerimaan
piutang maupun penerimaan lainnya.

Piutang sendiri merupakan kekayaan perusahaan yang timbul akibat kebijakan penjualan
yang dilakukan oleh perusahaan itu secara kredit. Beberapa pertimbangan mengapa
perusahaan – perusahaan ingin melakukan penjualan secara kredit karena dengan cara kredit
bisa jauh lebih menarik pelanggan untuk membeli, meningkatkan volume penjualan,
meningkatkan laba dan memaksimalkan strategi untuk memperluas pangsa pasar. Harngren
dan Harison (1997) mengatakan bahwa piutang adalah aktiva yang timbul karena
perusahaan menjual atau memberikan jasa kepada para pelanggan secara kredit atau
dibayarkan pada masa mendatang. Menurut Mas’ud Machfoedz (1999), piutang adalah
klaim terhadap pihak lain agar pihak tersebut membayarkan sejumlah uang atau jasa dalam
waktu paling lama satu tahun atau satu periode akuntansi jika periode tersebut lebih lama
dari satu tahun. Dalam istilah lain piutang dapat disebut sebagai tagihan kepada orang atau
perusahaan Ketika mereka sudah melakukan pembelian barang atau pemanfaatan jasa secara
kredit.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang didapat dari uraian tersebut adalah:
a. Apakah yang dimaksud dengan Anjak Piutang atau dari sisi Factoring?
b. Apa saja yang meliputi produk dan jasa Anjak Piutang?
c. Bagaimana cara melihat jenis – jenis Anjak Piutang?
d. Bagaimana mengetahui Anjak Piutang dari sisi Factor?
e. Bagaimana Anjak Piutang dari sisi client?
4
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini adalah:
a. Mengetahui dan meningkatkan pengetahuan berbagai pihak keuangan baik pemilik
usaha maupun client tentang Anjak Piutang
b. Mengetahui produk dan jasa yang termasuk dalam Anjak Piutang
c. Memahami jenis – jenis Anjak Piutang
d. Mengetahui dan memahami manfaat Anjak Piutang dari Sisi Factor
e. Mengetahui dan memahami manfaat Anjak Piutang dari Sisi Client

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya mengetahui dan memahami Anjak Piutang (Factoring)
Kegiatan Anjak Piutang merupakan salah satu kegiatan dari perusahaan pembiayaan,
dimana perusahaan pembiayaan sendiri merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyedia dana atau barang modal dengan tidak menarik dana
langsung dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, tabungan dan surat sanggup
bayar/promissory note. Perusahaan pembiayaan atau perusahaan anjak piutang dapat
menerbitkan surat sanggup bayar hanya sebagai jaminan atas utang kepada bank yang
menjadi krediturnya. Factoring dalam bahasa Indonesia sendiri memiliki arti piutang yang
dialihkan. Sedangkan pengertian anjak piutang berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan No.448/KMK.017/2000 adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian
dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan
dari transaksi perdagangan baik dalam maupun luar negeri. Menteri Keuangan pun
mempertegas bahwa kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk pembelian dan
penagihan serta pengurusan.
Kegiatan anjak Piutang merupakan suatu pemberian kredit kepada supplier dengan cara
membeli piutang atau tagihannya kepada nasabah atau customernya. Namun sebenarnya,
pemberian kredit itu dilakukan oleh supplier kepada pembeli, hanya saja proses
penagihannya dilimpahkan kepada factor yang sebelumnya telah menandatangani anjak
piutang.
Menarik kesimpulan dari pernyataan diatas, berikut ini adalah perbedaan anjak piutang
dengan kredit bank:
a. Kredit bank berkaitan dengan jaminan atau agunan, sedangkan dalam transaksi
anjak piutang jaminan ataupun agunan bukan hal yang tetap karena kadang
menjadi jaminan tambahan.
b. Kredit bank memberikan tambahan biaya aktiva dalam bentuk kas, sedangkan
anjak piutang hanya memperlancar arus kas dengan menggunakan piutang belum
jatuh tempo. Atau dengan menambah periode jatuh tempo nya.
c. Kredit bank biasanya dalam jumlah dan syarat pelunasan tetap contohnya biaya
bunga, jaminan pelunasan berupa uang, tanah dan sebagainya sementara anjak
piutang mengubah penjualan kredit menjadi uang tunai.
d. Bank menjadi debitur nasabah sedangkan anjak piutang menjadikan client
sebagai rekanan/mitra, terutama dalam mengurus pembukuan penjualan client.
Adapun secara umum, piutang dapat dibedakan menjadi dua jenis piutang dan piutang
ini berasal dari transaksi dagang dan yang berasal dari fasilitas peminjaman atau dibuktikan
dengan perjanjian kredit. Bila ingin mempertegas perbandingan keduanya, berikut adalah
unsur – unsur berikut:
2.1.1 Piutang dagang memilikiki ciri – ciri berikut:
● Jangka pendek saja karena penjual atau pemilik usaha perlu
memerhatikan kelancaran perputaran modalnya
● Umumnya berasal dari transaksi jual beli barang atau jasa
● Jaminan kebendaan kurang diperhatikan karena lebih memerhatikan
pemeliharaan hubungan dagang maupun jaminan nilai tagihan.
2.1.2 Piutang dalam pengkreditan memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
● Jangka waktu lebih lama, karena adanya kemungkinan untuk
diperpanjang
● Berasal dari perjanjian kredit tertentu
● Adanya suatu jaminan yang lebih bersifat riil
● Bentuk hubungan bersifat formal atau sepihak

Di Indonesia sendiri ada beberapa istilah – istilah umum yang digunakan untuk transaksi
anjak piutang seperti:
● Factor: badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian atau pengalihan piutang.
● Client: perusahaan yang menjual atau mengalihkan piutang atau transaksi yang
timbul.
● Piutang: kewajiban pembayaran yang harus dilakukan oleh customer kepada
client atas barang maupun jasa yang telah dibeli atau dilakukan client kepada
customer.
● Customer: perusahaan atau pihak`ketiga yang membeli barang atau jasa dari
client yang membeli barang atau jasa dari client yang membayar secara kredit.
● Kontrak: perjanjian anjak piutang/factoring agreement yang dilakukan oleh dana
antara factor dan client.
● Nilai pembiayaan: besarnya nilai pembiayaan yang diberikan oleh client didalam
faktur kepada customer dalam bentuk persentase.
● Retention atau contingencies Reserve: bagian dari faktur tagihan yang
ditawarkan kepada factor yang tidak dibiayai oleh factor. Contohnya, client

7
memberikan nilai maksimum pembiayaan di 80% dari nilai factor maka
retentionnya adalah 20%.

Untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh dunia usaha, kehadiran
lembaga pembiayaan, khususnya perusahaan anjak piutang, pasti akan sangat membantu.
Sebab melalui jasa anjak piutang, dunia usaha dimungkinkan untuk memperolehsumber
pembiayaan baru dalam bentuk instan cash (sampai dengan 80% dari nilai invoice) dikaitkan
dengan jumlah penjualan kredit yang dilakukannya. Selain itu perusahaan anjak piutang juga
diharapkan dapat membantu mengatasi kesulitan di bidang credit management. Dengan
demikian, dunia usaha dapat lebih mengkonsentrasikan kegiatannya pada peningkatan
produksi dan penjualan.

Selain itu, investor yang menanamkan modalnya pada usaha anjak piutang di
Indonesia, terutama yang menjalankan transaksi anjak piutang financing berskala domestic,
memiliki beberapa keuntungan dalam posisinya sebagai factor, yaitu antara lain:

1. Dana yang dipasarkan oleh factor dapat disalurkan dengan tingkat suku bunga yang
relatif lebih tinggi dan dengan jangka waktu yang relative singkat. Hal ini sangat
menguntungkan factor karena perputaran dana menjadi sangat cepat dan bisa
mengurangi risiko fluktuasi tingkat suku bunga (floating rate).
2. Terbatasnya sumber pendanaan perusahaan pembiayaan/perusahaaan anjak piutang
yang saat ini hanya terbatas dari sektor perbankan. Dengan demikian, transaksi anjak
piutang dapat menjembatani term and condition dari pendanaan yang diterima factor
dari perbakan atau dengan kata lain term and condition transaksi anjak piutang dapat
disamakan dengan term and condition perbankan.
3. Belum adanya perizinan yang bersifat khusus untuk mengatur kegiatan anjak piutang
sehingga factor dapat bergerak dengan leluasa dan dapat menghemay biaya operasional
perusahaan (kegiatannya dapat dilakukan dengan sederhana dan singkat).
4. Besarnya komisi atau biaya administrasi pengelolaan jasa anjak piutang yang diberikan
factor kepada client tergantung pada risiko dari piutang yang dialihkan atau dibiayai
oleh factor.

8
2.2 Produk dan Jasa Anjak Piutang
Produk dan Jasa Anjak Piutang dibedakan menjadi dua yakni sebagai berikut:

2.2.2 Anjak Piutang non-financing:


Berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku, piutang non-financing adalah
kegiatan penatausahaan penjualan secara kredit serta penagihan piutang
perusahaan client. Jasa anjak piutang ini meliputi jasa – jasa lain seperti jasa
credit management, sehingga client tidak perlu menyertakan pembukuan atau
pencatatan atas tagihannya, karena peran tersebut sudah diambil oleh factor
yang memberikan laporan secara berkala pada hal – hal keuntungan customer,
laporan posisi piutang dagang client termasuk tanggal jatuh tempo, account
statement kepada customer, apabila customer gagal bayar tepat waktu, factor
akan membuat penagihan sebaik – baiknya kepada customer sesuai dengan
prosedur tanpa perlu merusak hubungan baik.
2.2.3 Anjak Piutang Financing:
Berdasarkan peraturan pemerintah, anjak piutang financing dapat dikatakan
sebagai kegiatan pengalihan piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi
perdagangan baik didalam maupun luar negeri. Piutang dagang selalu
dikategorikan sebagai liquid atau quick asset di dalam suatu laporan keuangan.
Piutang masih dapat dikategorikan sebagai quick asset apabila tagihan berlaku
sampai tanggal jatuh temponya tetapi apabila lewat jatuh waktu tersebut piutang
dagang tidak dapat dikategorikan sebagai quick asset melainkan menjadi bad
debts. Secara rangkuman atau ringkasnya, jasa anjak piutang financing
mencakup dua hal yaitu sebagai berikut:
● Transaksi Penjualan Tagihan: tagihan yang dijual dialihkan kepada
factor walaupum pembayaran belum 100% atau belum lunas. Dalam
prakteknya, customer cukup diberi tahu atas pengalihan tersebut dan
diminta untuk melakukan pembayaran kepada factor.
● Transaksi pemberian Pinjaman: pembayaran dimuka dilakukan oleh
factor kepada client dianggap sebagai pinajamn, sedangkan tagihan
yang diterima oleh factor dari client diberlakukan sebagai jaminan.

2.3 Jenis – jenis Anjak Piutang


Adapun beberapa jenis – jenis Anjak Piutang yang perlu diketahui oleh sisi factor
maupun client:

9
1. Factring penuh (Full-Service Facctoring):
● Faktor bertanggung jawab atas pengumpulan piutang dan menanggung
risiko kredit
● Pemilik bisnis mendapatkan uang tunai segar setelah faktur dibeli
2. Factoring Tunggal (Spot Factoring):
● Perusahaan hanya menjual satu atau beberapa faktur tertentu daripada
semua piutangnya
● Cocok untuk perusahaan yang hanya membutuhkan pendanaan jangka
3. Factoring Tanpa Pemberitahuan (Non-recourse Factoring):
● Factor mengambil risiko kredit dan tidak akan menagih perusahaan jika
pelanggan tidak membayar
● Lebih mahal daripada factoring dengan pemberitahuan
4. Factor Dengan Pemberitahuan (Recourse Factoring):
● Jika pelanggan tidak membayar, perusahaan yang menjual piutang
bertanggung jawab untuk membayar kembali jumlah yang sudah diterima
● Lebih murah daripada factoring tanpa pemberitahuan
5. Factoring Tanpa Penjaminan (Non-Notification Factoring):
● Klien tidak diberitahu bahwa factoring sedang digunakan.
● Bisnis dapat terus menangani pengumpulan piutang mereka sendiri.
6. Factoring Terbalik (Reverse Factoring atau Supply Chain Financing):
● Proses dimana perusahaan besar membayar faktur dari pemasoknya lebih
cepat
● Mendorong keterlibatan pemasok dalam rangkaian pasokan.
7. Factoring Elektronik (Electronic Factoring):
● Proses factoring yang sepenuhnya terkomputerisasi.
● Memungkinkan proses yang lebih cepet dan efisien.

2.4 Anjak Piutang dari sisi Factor

Untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh dunia usah, kehadiran
lembaga pembiayaan, khususnya perusahaan anjak piutang, pasti akan sangat membantu.
Sebab melalui jasa anjak piutang, dunia usaha dimungkinkan untuk memperolehsumber
pembiayaan baru dalam bentuk instan cash (sampai dengan 80% dari nilai invoice) dikaitkan
dengan jumlah penjualan kredit yang dilakukannya. Selain itu perusahaan anjak piutang juga

10
diharapkan dapat membantu mengatasi kesulitan di bidang credit management. Dengan
demikian, dunia usaha dapat lebih mengkonsentrasikan kegiatannya pada peningkatan
produksi dan penjualan.

Selain itu, investor yang menanamkan modalnya pada usaha anjak piutang di
Indonesia, terutama yang menjalankan transaksi anjak piutang financing berskala domestic,
memiliki beberapa keuntungan dalam posisinya sebagai factor, yaitu antara lain:

a. Dana yang dipasarkan oleh factor dapat disalurkan dengan tingkat suku bunga yang
relatif lebih tinggi dan dengan jangka waktu yang relative singkat. Hal ini sangat
menguntungkan factor karena perputaran dana menjadi sangat cepat dan bisa
mengurangi risiko fluktuasi tingkat suku bunga (floating rate).
b. Terbatasnya sumber pendanaan perusahaan pembiayaan/perusahaaan anjak piutang
yang saat ini hanya terbatas dari sektor perbankan. Dengan demikian, transaksi anjak
piutang dapat menjembatani term and condition dari pendanaan yang diterima factor
dari perbakan atau dengan kata lain term and condition transaksi anjak piutang dapat
disamakan dengan term and condition perbankan.
c. Belum adanya perizinan yang bersifat khusus untuk mengatur kegiatan anjak piutang
sehingga factor dapat bergerak dengan leluasa dan dapat menghemay biaya
operasional perusahaan (kegiatannya dapat dilakukan dengan sederhana dan
singkat).
d. Besarnya komisi atau biaya administrasi pengelolaan jasa anjak piutang yang
diberikan factor kepada client tergantung pada risiko dari piutang yang dialihkan
atau dibiayai oleh factor.
Bisnis anjak piutang termasuk dalam suatu kegiatan yang mengandung risiko cukup besar.
Beberapa risiko yang berkaitan dengan bisnis anjak piutang financing antara lain:

1. Risiko Client: ada dua tahap penilaian yang dilakukan oleh factor untuk
mengantisipasi risiko client. Dua tahap penilaian yang dimaksud adalah:
a. Kemampuan Keuangan: penilaian atas kondisi kemampuan keuangan
client dan prospeknya dilakukan dengan menilai beberapa aspek, antara
lain:
● Keadaan keuangan Client. Yang dapat dilihat dari laporan keuangannya,
terutama laporan yang suah diaudit untuk periode terakhir hal ini disebabkan
karena kualitas pembukuan masing-masing client yang bermacam-macam.

11
Sehingga, untuk mengambil keputusan, factor perlu meminta penjelasan dari
client jika ditemukan data-data keuangan yang meragukan.
● Kredit Client. Penilaian terhadap para kreditur pihak client juga perlu
dilakukan untuk mengetahui apakah mereka dibayar sesuai jangka waktu
yang diepakati, maka dari itu penelitian tersebut bisa memberikan informasi
kegiatan usaha client antara lain apakah client sangat tergantung pada satu
pemasok bahan baku berkaitan dengan suatu komponen. apakah client sering
menunggak pembayaran utang kepada pemasok dan laporan bank untuk
mengetahui posisi saldo dan pinjaman.
b. Kualitas Piutang: apabila factor bermaksud menawarkan fasilitas
pembayaran di muka (advance payment) kepada calon client, maka
piutang akan merupakan jaminan bagi factor. Penilaian terhadap kualitas
piutang dapat dilakukan menggunakan informasi yang meliputi jumlah
Credit Notes. Klaim terhadap sejumlah faktur berkaitan dengan
produk/jasa yang dihasilkan client sering terjadi dengan berbagai alasan
termasuk jenis produk yang dikirim berbeda dengan pesanan, akibat
rusak pada saat pengiriman, salah memberikan harga, jumlah barang
kurang atau tidak sesuai faktur.
2. Pelunasan piutang oleh Customer. Rata-rata penjualan kredit juga bisa menjadi
suatu indikasi penting bagi factor. Pembayaran dalam waktu cepat dibandingkan
rata-rata industri dapat menjadi indikasi bahwa supplier lebih disukai oleh
nasabahnya.
3. Perpencaran Piutang. Factor perlu mengetahui calon client memiliki
perpencaran piutang atau customer yang banyak, misalnya satu customer
memiliki utang 35% dari keseluruhan piutang yang dimiliki client ada suatu
periode.
4. Piutang yang dikecualikan. Seperti penjualan kepada perusahaan afiliasi atau
associate companies. Termasuk juga piutang yang timbul dari kontrak jangka
panjang dan penjualan produk yang di dalamnya ada kewajiban dan perjanjian
after sales service di pihak client. Pertimbangan lainnya bagi factor adalah
penjualan musiman. Factor juga perlu meneliti sistem akuntansi penjualan untuk
mengetahui pada tahap mana faktur diterbitkan dan sumber awal dokumen lain.

12
2. Risiko Customer
Penilaian risiko debitur atau customer risk oleh factor cukup penting baik untuk
kontrak dengan fasilitas recourse factoring maupun non-recourse factoring dengan
memberikan pembayaran di muka karena pada akhirnya pihak customer yang akan
membayar kembali pendanaan yang lebih dahulu diberikan factor. Selain dua risiko
yang sudah dibahas diatas ada risiko lainnya seperti riiko perekonomian, risiko
pembiayaan, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko persaingan, risiko perubahan
nilai mata uang, risiko perubahan nilai mata uang, risiko kebijakan moneter, risiko
teknologi.
Perlakuan akuntansi transaksi anjak piutang telah diatur dalam Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan Tahun 1997 PSAK NO.43 tentang Akuntansi Anjak Piutang yang
dikemukakan dalam:
1. Anjak Piutang Non-Financing dari sisi Factor. Perlakuan Akuntansi Anjak Piutang
non-Financing tidak terlepas dari seberapa banyak beban kerja yang dikerjakan oleh
factor. Semakin banyak beban kerja yang dilakukan semakin besar factoring fee yang
akan didapat oleh factor.
2. Anjak Piutang Financing dari sisi Factor. memiliki beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu:
● Penanaman bersih anjak piutang financing dinyatakan sebesar nilai bersihnya,
● Selisih antara jumlah tagihan/piutang yang diterima factor dikurangi dengan
retensi ditambah nilai pembayaran client,
● Pendapatan anjak iutang yang belum diakui akan diaplikasikan secara konsisten
sebagai laba tahun berjalan.
● Perhitungan rugi dan laba disajikan sedemikian rupa sehingga seluruh
pendapatan dilaporkan dalam kelompok terpisah atau dari kelompok biaya.
Factor sebagai pihak yang akan memberikan pembiayaan melalui anjak piutang
sering mendapat manfaat saat bertransaksi diantaranya:
1) Keuntungan finansial: factor mendapatkan keuntungan dari transaksi anjak
piutang melalui perbedaan antara nilai nominal piutang dan harga diskon
yang diberikan kepada klien. Hal ini menjadi sumber pendapatan bagi factor.
2) Diversifikasi risiko: dengan memiliki portofolio piutang dari berbagai klien,
factor dapat mendiversifikasi risiko kreditnya. Ini membantu mengurangi
dampak potensial dari kegagalan pembayaran oleh satu atau beberapa klien.

13
3) Pengelolaan Risiko Kredit: factor memiliki keahlian dalam menilai risiko
kredit dan dapat menggunakan pengetahuan ini untuk membuat keputusan
yang lebih baik dalam menilai kemampuan klien untuk membayar
piutangnya.

4) Layanan administrative: factor dapat menyediakan layanan administrative


terkait dengan manajemen piutang, seperti penagihan, pemantauan
pembayaran dan pelaporan.

5) Skala Ekonomi: factor dapat mengambil keuntungan dari skala ekonomi


dalam manajemen risiko dan proses administratif. Dengan memiliki sejumlah
besar piutang dari berbagai klien, factor dapat mengelola biaya operasional
secara lebih efisien.

6) Akses ke informasi keuangan: dalam proses anjak piutang, factor dapat


memperoleh akses ke informasi keuangan client. Hal ini dapat membantu
factor menganalisis kelayakan dan risiko bisnis client.

7) Penawaran produk finansial tambahan: beberapa factor juga dapat


menawarkan produk finansial tambahan kepada client, seperti asuransi kredit
yang dapat memberikan perlindungan terhadap risiko kredit yang lebih besar.

8) Hubungan jangka Panjang: dengan menjalin hubungan jangka Panjang


dengan client, factor dapat membangun kemitraan yang kuat. Ini dapat
menghasilkan transaksi anjak piutang yang berkelanjutan dengan
memberikan keuntungan bagi kedua pihak.

Meskipun factor dapat memperoleh keuntungan dari anjak piutang, factor juga perlu
mempertimbangkan risiko, seperti risiko kredit dan risiko kegagaln pembayaran oleh client.
Oleh karena itu, keputusan untuk menjadi factor atau memberikan pembiayaan melalui
anjak piutang harus didasarkan pada analisis risiko yang cermat dan pemahaman mendalam
terhadap bisnis dan kondisi keuangan client.

14
2.5 Anjak Piutang Dari Sisi Client

Untuk mendapatkan fasilitas anjak piutang, client harus mempunyai usaha yang baik dan
menguntungkan dengan anjak piutang sebagai salah satu pemecahan masalah cash flow,
client perlu mengajukan surat permohonan dengan beberapa dokumen sebagai berikut

● Akta pendirian usaha client beserta perubahan – perubahannya


● Surat Pengesahan Pendirian Perusahaan dari Department Kehakiman dan Berita
Negara
● Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP)
● Tanda Daftar Perusahaan
● Nomor Pokok Wajib Pajak
● Laporan keuangan 3 tahun terakhir
● Bank Statement Account 3 bulan terakhir
● Perjanjian jual beli dengan customer
● Contoh invoice/Faktur dan Credit Note
● Professional Background dari Direksi atau Komisaris
● Struktur organisasi perusahaan client
● Data – data lainnya yang akan diminta kemudian, bila diperlukan

Sebagai syarat – syarat untuk menerapkan anjak piutang ada beberapa tahap atau
mekanisme untuk client yang diterapkan oleh factor untuk melakukan pengajuan anjak
piutang:

1. Tahap Permohonan: setiap pemohon pembiayaan anjak piutang harus


mengisi formular dengan benar disertai tandatangan.
2. Tahap Pengecekan: pengecekan yang akan dilakukan oleh client meliputi
pengecekan fasilitas lainnya yang masih outstanding ke bank, trade checking
kepada supplier, customer dan pesaing serta pengecekan pemegang saham
dan pengurus perusahaan.
3. Tahap Audit Checking: pemeriksaan lapangan hanya bisa dilakukan hanya
apabila pengecekan sudah lulus pengujian. Tujuannya adalah untuk
memastikan apakah ada transaksi penjualan yang dilakukan antara client atau
customer termasuk kriteria tagihan yang dapat dianjakpiutangkan.

15
4. Tahap pembuatan customer profile: berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan,
marketing department pihak factor akan membuat customer profile yang
isinya akan berisi nama perusahaan customer, nama pemilik, rata – rata
penjualan dan credit term, alamat dan nomor telepon, lamanya hubungan
dengan client.
5. Tahap pengajuan proposal: marketing department pihak factor akan
mengajukan proposal terhadap permohonan yang diajukan oleh client kepada
credit committee. Proposal yang diajukan biasanya terdiri dari:
a. Tujuan fasilitas anjak piutang kepada client
b. Struktur fasilitas yang mencakup Client Advance Limit, Maximum
Advance Limit, Suku bunga dan facility fee.
c. Latar belakang perusahaan dan susunan pemegang saham disertai
keterangan bisnis dan siklus operasi
d. Analisis laporan keuangan, rekening koran dan kebutuhan modal
e. Analisis risiko
6. Pengajuan Kredit: apabila permohonan credit client ditolak maka harus
diberitahukan melalui surat penolakan namun apabila pengajuan credit
diterima maka marketing document akan mempersiapkan surat
penawarannya kepada klien
7. Pengiriman surat penawaran: tujuannya untuk ditandatangani oleh client
setelah melewati persetujuan kredit.
8. Tahap pengikatan: berdasarkan surat penawaran yang telah ditandatangani
oleh client bagian legal akan mempersiapkan pengikatan diantaranya melalui
perjanjian anjak piutang beserta lampirannya, jaminan pribadi dan
perusahaan, surat kuasa khusus.
9. Tahap pencairan fasilitas: setelah dokumen tahap pengikatan telah
ditandatangani, maka pihak administrasi factor baru diizinkan mengeluarkan
administrasi anjak piutang
Beberapa perhitungan – perhitungan dalam transaksi anjak piutang memiliki 3
metode perhitungan diantaranya:
1) Factoring Change: biaya yang dikenakan oleh factor atas layanan nonfinancing yang
diberikan kepada klien. Besarnya biaya tergantung pada beban kerja dan risiko yang
ditanggung oleh factor, mencerminkan kompleksitas dan tanggung jawab
administratif dalam penyediaan fasilitas factoring.
16
Perhitungan service charge didasarkan dari nilai faktur yang dialihkan ke factor
dengan memperhitungkan hal - hal berikut:
a. Volume penjualan client per tahun: semakin tinggi nilai penjualan client
maka semakin besar service charge yang akan dibebankan kepada client dan
service charge akan dihitung bersamaan dengan nilai faktur.
b. Jumlah customer: semakin banyak customer yang dianjakpiutangkan berarti
semakin banyak service charge yang dibebankan
c. Jumlah faktur dan nota kredit: jumlah faktur juga menjadi salah satu kriteria
dalam menentukan service charge kepada client. Semakin banyak jumlah
faktur atau nota kredit yang dikeluarkan dan difaktorkan oleh client semakin
banyak pula pekerjaan yang harus dilakukan oleh factor untuk memeriksa
setiap faktur atau nota kredit, meneliti isi faktur atau nota credit.
d. Risiko Kredit Customer merupakan faktor penting dalam perhitungan service
charge. Untuk perusahaan besar dan kredibel, risiko kreditnya lebih kecil,
mengakibatkan service charge yang lebih rendah. Biaya ini umumnya
dibayarkan saat kontrak perjanjian anjak piutang ditandatangani dan bersifat
nonrefundable atau dapat dipotong dari jumlah pre-financing saat penarikan
fasilitas sesuai dengan purchase ordernya.
Biaya ini biasanya dibayarkan pada saat permulaan kontrak perjanjian anjak piutang
ditandatangani dan bersifat nonrefundable atau dapat pula dipotong saat penarikan fasilitas
dari jumlah pre-financing yang diberikan oleh factor. Dibawah ini adalah penggambaran
perhitungan service charge yang dapat digunakan oleh perusahaan anjak piutang.
2) Initial Payment Charge, atau Biaya Bunga/Discounted, adalah biaya bunga yang
dikenakan oleh factor kepada klien berdasarkan dana yang digunakan sebagai
advance payment. Besarnya biaya bunga berkisar antara 2% sampai 3% di atas prime
rate, bersifat negotiable, dan ditinjau secara berkala. Pengenaan biaya bunga dapat
dilakukan di muka dengan True Discount Method, di mana besarnya advance
payment diterima oleh client setelah dikurangi dengan bunga secara True Discount.
Dasar pengenaan bunga mempergunakan rumus simple interest dengan hari
sebenarnya, sehingga advance payment yang diterima oleh client sama dengan neto
pembiayaan. Apabila metode ini digunakan, biasanya pembebanan bunga dilakukan
setiap akhir bulan berdasarkan jumlah dana yang terpakai. Metode perhitungan
bunga antarperusahaan anjak piutang memiliki kebijakan yang berbeda beda.
Sebagai penjelasan maka berikut ini adalah contoh untuk penggambarannya:
17
Contoh:
PT. United Creative mendapatkan fasilitas anjak piutang dari factor PT. Kreasi
Bangsa dimana tagihan yang sedang diajukan sejumlah Rp125,000,000 dengan
tingkat pembiayaan sebesar 80%, jatuh tempo 89 hari dengan factor dikenakan
bunga advance payment sebesar 35%, maka besarnya bunga yang dibebankan adalah
seperti berikut.
a) Rumus True Discount Method:

𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥 365


Pokok Pembiayaan – (𝑅𝑋𝑁)+365

𝑅𝑝100,000,000 𝑥 365
= Rp100,000,000 - (35% 𝑥 89)+365

= Rp7,683,183

Bunga yang akan dibebankan oleh factor adalah sebesar Rp7,863,183 sehingga
jumlah advance payment yang diterima oleh client Rp92,136,817
b) Rumus Simple Interest: Pokok Pembiayaan x N/360 x R%
89
Pokok Pembiayaan x x 35%
360
89
= Rp100,000,000 - 360 x 35%

= Rp8,652,778

Bunga yang harus dibayarkan oleh client adalah sebesar Rp8,652,778, sedangkan
jumlah advance payment yang diterima oleh client adalah Rp100,000,000 karena bunga akan
dibayarkan belakangan.
3) Facility fee atau juga biasa disebut provisi kredit akan dikenakan berdasarkan
persentase tertentu dari platfond yang telah disetujui oleh factor dan dibebankan
setiap perpanjangan fasilitas anjak piutang. Adapun besarnya facility fee berkisar
antara 0,5% sampai 1%.
Setelah penjelasan tahapan pengajuan factoring dari sisi client dan perhitungan dalam
transaksi anjak piutang, client akan mendapatkan beberapa manfaat – manfaat dari anjak
piutang:
1. Pendanaan cepat: anjak piutang memberikan akses cepat terhadap dana tunai.
Dengan menjual piutang dagang, klien dapat mendapatkan dana yang
dibutuhkan tanpa harus menunggu waktu pembiayaan dari pelanggan.
18
2. Pengelolaan kas lebih efisien: client dapat meningkatkan efisiensi
pengelolaan kas dan likuiditas bisnisnya dengan menggunakan anjak piutang.
Ini membantu dalam memenuhi kebutuhan keuangan sehari – hari dan
mengatasi potensi masalah likuiditas.
3. Mengurangi Risiko Kredit: dengan menjual piutang kepada pihak ketiga,
klien dapat mengurangi risiko kredit yang mungkin muncul jika pelanggan
tidak dapat atau tidak mau membayar piutangnya tepat waktu.
4. Menghindari Risiko Perubahan Nilai: anjak piutang juga dapat memberikan
perlindungan terhadap risiko perubahan nilai. Jika terdapat fluktuasi atau
penurunan nilai piutang, client tidak akan terpengaruh secara langsung
karena piutang tersebut telah dijual.
5. Fokus pada core business: dengan menggunakan jasa anjak piutang,
perusahaan dapat lebih focus pada inti bisnisnya tanpa terlalu banyak terlibat
dalam manajemen piutang dan penagihan.
6. Mengoptimalkan modal kerja: anjak piutang dapat membantu klien
mengoptimalkan penggunaan modal kerja, dengan mendapatkan dana tunai
dari piutang perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya ke area lain yang
membutuhkan investasi.
7. Meningkatkan fleksibilitas keuangan: client mendapatkan fleksibilitas
keuangan yang lebih besar dengan menggunakan anjak piutang. Mereka
dapat menyesuaikan tingkat pembiayaan sesuai dengan kebutuhan bisnis
mereka.
Anjak piutang juga melibatkan biaya dan risiko tertentu. Biaya yang terkait dengan
anjak piutang, seperti biaya bunga atau biaya layanan harus diperhitungkan. Selain itu, jika
pelanggan tidak membayar piutangnya, ada risiko bahwa client harus membayar kembali
dana yang telah diterima dari perusahaan pembiayaan. Oleh karena itu, sebelum
memutuskan untuk menggunakan layanan anjak piutang, penting untuk mempertimbangkan
berbagai kebutuhan untuk finansial perusahaan.

19
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan makalah diatas, dapat dipahami bahwa anjak piutang
(factoring) adalah pengalihan penyelesaian piutang atau tagihan jangka pendek dari
pihak yang berpiutang kepada pihak lain yang kemudian menagih piutang tersebut
kepada pihak yang berhutang atau pihak yang ditunjuk oleh pihak yang berhutang..
Perusahaan anjak piutang merupakan perusahaan yang melakukan pemberian jasa,
penagihan, pembelian dan pengelolaan kredit agar klien dapat lebih focus pada kegiatan
usaha lainnya.
Kegiatan anjak piutang merupakan salah satu sumber atau alternatif pendanaan
usaha, anjak piutang belum sepopuler jenis pendanaan yang lain, padahal alternatif
pendanaan ini cukup menjanjikan terutama pada saat terjadinya krisis ekonomi. Oleh
karena itu, kegiatan anjak piutang merupakan salah satu sumber dana bagi perusahaan
yang memang sedang membutuhkan uang dengan segera yang semua kegiatannya diatur
sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku agar tidak merugikan salah satu pihak.
Transaksi anjak piutang biasanya diawali dengan negosiasi antara perusahaan dengan
klien dengan lembaga factoring.

20
DAFTAR PUSTAKA

Lasmi, Mia Wardiyah. 2016. Akuntansi Keuangan Menengah. Bandung: Pustaka Setia
Rachmat, Budi. 2003. Anjak Piutang Solusi Cashflow Problem. Jakarta: Gramedia Pustaka

21

Anda mungkin juga menyukai