Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PIUTANG ( BAB 9 )
Disusun untuk memenuhi tugas besar 3 mata kuliah “Pengantar Akutansi”
Dosen Pengampu : Lawe Anasta, SE.,MS.Ak.,CIBA.,CBV.,CSRS

Disusun oleh :

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat mengerjakan tugas besar 3 membuat makalah ini dengan baik
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini akan membahas topik “Piutang” Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.

Oleh karena itu kami mengundang para pembaca untuk memberikan saran atau kritik yang
dapat membangun kami.Akhir kata kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini
terdapat banyak kesalahan, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Jakarta, Desember 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………..I
DAFTAR ISI………………………………………………………….…..II

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………….…………………..…………....… 1
B. Tujuan Penulisan …………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN
1. Piutang
A. Pengertian Pendidikan dan Etik ……………………………….….….… 2
B. Faktor dan Manfaat Etik …………………………………..……….…..… 2
C.. Pengertian korupsi …………………………………….……………….…3
D. Faktor penyebab korupsi……………………………………….…………3
E. Nilai-nilai bentuk anti korupsi…………………………………………….4
F.Pengertian profesinalisme …………………………………………………4
G. Sikap profesionalisme sarjana……………………………………………5
H. prinsip yang harus dimiliki seorang profesionalisme sarjana………
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan.Dalam
melaksanakan penjualan kepada para konsumen,perusahaan dapat melakukannyasecara tunai
atau secara kredit. Sudah barang tentu perusahaan akan lebih menyukai jikatransaksi penjualan
dapat dilakukan secara tunai, karena perusahaan akan segeramenerima kas dan kas tersebut dapat
segera digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan
Selanjutnya. Di pihak lain para konsumen umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat
melakukan penjualan secara kredit, karena pembayaran dapat ditunda.Dalam kenyataannya,
penjualan kredit pada kebanyakan menimbulkan adanya piutangatau tagihan.

B. TUJUAN PENULISAN

• Menjelaskan pengertian piutang.


• Menjelaskan penggolongan piutang usaha secara umum.
• Menjelaskan karakteristik dan akutansi untuk piutang tak tertagih.
• Menjelaskan metode akutansi penghapusan langsung untuk piutang tak tertagih.
• Menjelaskan metode akutansi penyisihan untuk piutang tak tertagih.
• Membandingkan metode penghapusan langsung dengan metode penyisihan untuk piutang
tak tertagih.
• Menjelaskan sifat, karakteristik, dan akutansi untuk wesel tagih.
• Menjelaskan pelaporan piutang di laporan posisi keuangan.
• Menjelaskan dan memberi ilustrasi mengenai penggunaan perputaran piutang usaha
dalam mengevaluasi efisiensi penagihan piutang suatu perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Piutang
Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul
akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang
pembayaran pada umumnya diberikan tempo waktu pembayaran.
Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang-
barang atau jasa-jasayang dijual secara kredit. Piutang bagi kegunaan akuntansi lebih sempit
pengertiannyayaitu untuk menunjukkan tuntutan-tuntutan pada pihak luar perusahaan yang
diharapkanakan diselesaikan dengan penerimaan jumlah uang tunai.
Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan,
dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukansetelah tanggal transaksi
jual beli. Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat likuid maka harus
dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yangmemuaskan dengan para debitur sehingga
perlu disusun suatu prosedur yang baik demikemajuan perusahaan.
Piutang yang pada umumnya digolongkan dalam aktivalancar yang berarti bahwa tagihan-
tagihan pada pihak lain yang nantinya akan diminta pembayarannya dalam jangka waktu yang
tidak lama (kurang dari satu tahun) yang biasanya digolongkan dalam piutang jangka pendek.
Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:
1. Piutang usaha
Piutang usaha dalam perkiraan piutang usaha dicatat sebagai tagihan yang timbul dari
penjualan barang atau jasa yang merupakan usaha perusahaan yang normal atau kurang dari 1
tahun, disajikan dalam neraca sebagai aktiva lancar, tetapi apabila telah lebih dari jangka waktu 1
tahun maka akan dilaporkan sebagai aktiva tidak lancar. Jadi tagihan kepada langganan yang
biasanya disebut piutang dagang adalah tuntutan keuangan terhadap pihak lain baik perorangan
maupunorganisasi-organisasi atau debitur-debitur lainnya.
2. Piutang yang akan diterima
Piutang yang akan diterima merupakan kontrak prestasi yang sebenarnya sudah menjadi hak
perusahaan, akan tetapi belum/tidak saatnya untuk diterima, piutang ini timbul pada suatu akhir
periode dimana sebenarnya tagihan tersebut akan diterima pada periode yang akan datang.

B. Penggolongan Piutang
Piutang yang dihasilkan dari penjualan penjualan secara kredit biasanya di klasifikasikan sebagai
piutang usaha (account receivable) atau wesel tagih (notes recevaible). Istilah piutang
(recevaible) mencakup seluruh uang yang di klaim terhadap entitas lain, termasuk perorangan,
perusahaan, dan organisasi lain. Piutang piutang ini biasanya merupakan bagian yang signifikan
dari total aset lancar.
Warren Reeve dan Fess mengklasifikasikan piutang kedalam tiga kategori yaitu piutang usaha,
wesel tagih, dan piutang lain-lain sebagai berikut :
1. Piutang Usaha
Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk
atau jasa kepada pelanggan. Transaksi paling umum yang menciptakan piutang usaha adalah
penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang tersebut dicatat dengan mendebit akun piutang
usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akantertagih dalam periode waktu
yang relative pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan di neraca sebagai
aktiva lancar.
2. Wesel Tagih
Wesel tagih adalah pernyataan jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah
menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam
setahun, wesel tagih biasanya digolongkan sebagai aset lancer di posisi keuangan. Maka
biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar.
Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Sebagai contoh, sebuah
diler mobil mungkin saja meminta uang muka pada saat penjualan dan menerima satu atau
serangkaian wesel tagih untuk pembayaran sisanya. Pengaturan semacam ini biasanya
memungkinkan pembayaran dilakukan secara bulanan.
Wesel bisa digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan
piutang usaha berasal dari transaksi penjualan maka hal itu kadang-kadang disebut piutang
dagang.
3. Piutang lain-lain
Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan
akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika
penagihannya lebih dari satu tahun maka piutang inidiklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar
dan dilaporkan dibawah judul investasi.Piutang lain-lain meliputi piutang bunga, piutang pajak,
dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.
Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu:
• Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1 tahun atau siklus
usaha normal
• Piutang tidak lancar adalah tagihan/piutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka waktu
1 tahun.
• Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi dikarenakan
pelanggan mengalami kerugian/bangkrut (tidak tertagih)

C. PIUTANG TAK TERTAGIH
Banyak perusahaan ritel yang memindahkan risiko piutang tak tertagih mereka ke perusahan
lain. Sebagai contoh beberapa peritel tidak menyediakan fasilitas penjualan kredit, seluruh
penjualan harus dibayar tunai atau menggunakan kartu kredit. Kebijakan semacam ini juga
berarti memindahkan risiko ke perusahaan kartu kredit.
Perusahaan juga dapat menjual piutang mereka kepada perusahaan lain. Hal ini sering kali
terjadi Ketika perusahaan mengeluarkan kartu kredit mereka sendiri. Seperti PT. Transmart
Carrefour Indonesia yang bekerja sama dengan Bank Mega menerbitkan kartu kredit sendir yang
dikenal sebagai Transmart Mega Card. Itu adalah salah satu contoh perusahaan yang
menerbitkan kartu kredit sendiri.
Menjual piutang itu biasanya disebut dengan istilah anjak piutang ( factoring), sedangkan
pembeli piutang disebut perusahaan anjak piutang ( factor ). Keuntungan dari ajak piutang adalah
perusahaan yang menjual piutangnya dapat segera menerima uang tunai untuk kegiatan koperasi
dan keperluan lainnya.
Selain itu, bergantung dari perjanjian perjanjian anjak piutang, resiko piutang tak tertagih dapat
dipindahkan ke pihak yang membiayai.
Tanpa melihat bagaimana kebijakan yang dipakai dalam memberikan kredit dan prosedur
penagihan yang digunakan, Sebagian dari penjualan secara kredit tidak akan bisa ditagih. Beban
operasi yang dicatat dari piutang rak tertagih disebut beban piutang tak tertagih ( bad debt
expense )
Istilah lainnya adalah beban piutang ragu-ragu ( uncollectible accounts expense atau doubtfull
accounts expense ). Tak ada aturan umum untuk menentukan kapan sebuah piutang dianggap
tidak tertagih. Ada beberapa indikasi bahwa suatu piutang tidak dapat tertagih, yaitu :
• Saat piutang sudah jatuh tempo
• Pelanggan tidak menanggapi usaha perusahaan untuk menagih
• Pelanggan pailit
• Usaha pelanggan tutup
• Kegagalan dalam mencari lokasi atau menghubungi pelanggan
Jika pelanggan tidak membayar, perusahaan dapat menyewa jasa agensi penagihan ( debt
collector ). Setelah agensi penagihan melakukan upaya penagihan, seluruh saldo piutang yang
tersisa dianggap tak tertagih.
Terdapat dua metode akutansi untuk piutang tak tertagih, yaitu :
• Metode penghapusan langsung ( direct write-off method )
Mencatat beban piutang tak tertagih hanya pada saat suatu piutang dianggap benar benar tak
tertagih.. Metode ini merupakan tindakan yang diambil perusahaan dengan menghapus akun
piutang sekaligus dari jurnal. Sebagai gantinya, perusahaan akan memasukkan bad debts tersebut
dalam akun beban, sehingga menambah liabilitas.
• Metode penyisihan ( allowance method )
Mencatat beban piuang tak tertagih dengan mengestimasi jumlah piutang tak tertagih pada
akhir periode akutansi. Metode ini lebih mengutamakan penyisihan atau penghapusan piutang
jumlah kecil secara bertahap. Perusahaan yang menggunakan metode penyisihan untuk
menghapus bad debts tidak akan menampakkan kerugian di dalam laporan keuangan.
Sebaliknya, bad debts tersebut dikurangkan ke laba perusahaan secara bertahap. Metode
penyisihan dianggap jauh lebih baik bagi perusahaan, terutama di mata stakeholder-nya.
Metode penghapusan langsung sering kali digunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil dan
perusahaan dengan sedikit piutang. Namun, GAAP ( generally accepted accounting principles )
mewajibkan perusahaan-perusahaan dengan jumlah piutang yang cukup besar untuk
menggunakan metode penyisihan. Ada beberapa contoh perusahaan terkenal yang menggunakan
metode penyisihan, seperti :
▪ PT. Gudang Garam Tbk.
▪ PT. Mitra Adiperkasa Tbk.
▪ PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
▪ PT. MNC Sky Vision Tbk.

➢ Metode penghapusan langsung untuk piutang tak tertagih


Pada metode beban piutang penghapusan langsung, tidak akan dicatat sampai piutang pelanggan
dianggap benar benar tidak bisa ditagih. Pada saat itu piutang pelanggan akan dihapus.
Sebagai contoh, di asumsikan piutang sebesar Rp.5.000.000 atas nama Zahra Aulia diputuskan
tidak dapat ditagih. Ayat jurnal untuk menghapus piutang tak tertagih adalah :

Mei 10 Beban piutang tak tertagih 4.200.000


Piutang usaha- Zahra Aulia 4.200.000

Piutang usaha telah terhapus mungkin dapat ditagih kemudian. Dalam kasus tersebut, piutang
akan dicatat Kembali dengan sebuah ayat jurnal yang membalik ayat jurnal penghapusan
piutang. Kas yang diterima dalam pembayaran kemudian sicatat sebagi penerimaan atas
pembayaran piutang.
Sebagai contoh, diasumsikan bahwa utang Zahra Aulia sebesar Rp.5.000.000 yang telah
dihapus pada tanggal 10 mei dalam ayat jurna sebelumnya, kemudian dapat ditagih pada tanggal
21 november. Ayat jurnal untuk mencatat kembali piutang yang telah dihapuskan dan
penerimaan kas atas pembayaran piutang tersebut, sebagai berikut :

Nov. 21 Piutang usaha – Zahra Aulia 5.000.000


Beban piutang tak tertagih 5.000.000
21 Kas 5.000.000
Piutang usaha – Zahra Aulia 5.000.000

Metode penghapusan langsung digunakan oleh perusahaan yang menjuak Sebagian besar
bang atau jasanya secara tunai atau menggunakan kartu kredit Master Card atau VISA yang
dicatat sebagai penjualan tunai. Dalam kasus ini piutang menjadi bagian kecil dari aset lancer
dan beban piutang tidak tertagih yang adapun kecil, contoh perusahaan semacam ini adalah
restaurant, supermarket, salon, dan toko-toko kecil.

➢ Metode penyisihan untuk piutang tak tertagih


Metode penyisihan mengestimasi jumlah piutang yang tidak dapat ditagih setiap akhr periode
akutansi. Berdasarkan estimasi tersebut, beban piutang tak tertagih kemudian dicatat dengan ayat
jurnal penyesuaian.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa Jaya Abadi memulai operasinya pada 1 Agustus, pada
periode akutansinya yang berakhir tanggal 31 desember 2015 Jaya Abadi memiliki saldo
piutangnya sebesar Rp. 200.000.000 termasuk beberapa piutang yang telat lewat jatuh temponya.
Berdasarkan data industri sejenis, pada tanggal 31 Desember Jaya Abadi mengestimasi sebesar
Rp.30.000.000 dari piutang usahanya yang tidak akan dapat ditagih. Akan tetapi, Jaya Abadi
belum mengetahui piutang pelanggan mana yang dianggap tak tertagih.
Oleh karena itu, akun pelanggan tertentu tidak dapat di kreditkan atau dikurangkan. Sebagai
gantinya, akun kontra aset, penyisihan piutang tak tertagih ( allowance for doubtfull accounts )
dikreditkan untuk mengestimasikan piutang tak tertagih.
Sebagi contoh,dengan menggunakan estimasi sebesar Rp.30.000.000. ayat jurnal penyesuaian
berikut ini dibuat pada tanggal 31 desember 2015

2015
Des. 31 Beban piutang tak tertagih 30.000.000
Penyisihan piutang tak tertagih 30.000.000
Estimasi piutang tak tertagih

Ayat jurnal penyesuaian tersebut akan memengaruhi laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi. Pada laporan laba rugi, ayat jurnal penyesuaian mencatat beban piutang tak tertagih
sebesar Rp.30.000.000 yang akan dipadankan atau ditandingkan dengan pendapatan terkait
periode tersebut di laporan laba rugi. Pada laporan posisi keuangan , ayat jurnal penyesuaian
mengurangi nilai piutang yang diharapkan dapat di realisasikan menjadi kas. Jumlah ini, yaitu
Rp.170.000.000 (Rp.200.000.000 – Rp.30.000.000), disebut sebagai nilai realisasi neto atau ( net
realizable value ) dari piutang.
Dari contoh ayat jurnal yang tadi kita buat, disimpulkan bahwa akun piutang usaha masih
memiliki saldo sebesar Rp.200.000.000. saldo ini mencerminkan jumlah utang pelanggan pada
31 desember dan didukung oleh akun pelanggan individual dalam buku besar pembantu piutang.
Akun kontra piutang, penyisihan piutang tak tertagih, memiliki saldo kredit sebesar
Rp.30.000.000.

D. Penghapusan Langsung ke Akun Penyisihan Piutang Tak Tertagih


Pada saat piutang tak tertagih,piutang akan dihapus langsung ke akun penyisihan piutang tak
tertagih. Dalam hal ini, perusahaan harus menghapus jumlah piutang, baik dari akun piutang
usaha maupun dari akun penyisihan piutang tak tertagih.
Sebagai contoh, pada tanggal 21 januari 2016, piutang Yosua Andre sebesar Rp. 6.000.000
kepada Jaya Abadi dihapus sebagai berikut :
2016 21 Penyisihan piutang tak tertagih 6.000.000
Des. Piutang usaha – Yosua Andre 6.000.000

Pada akhir periode, penyisihan piutang tak tertagih biasanya akan tetap memiliki saldo (
saldonya buka nol ) karena akun ini dibuat berdasarkan estimasi. Akibatnya, jumlah
penghapusan langsung ke akun penyisihan piutang tak tertagih selama periode tersebut jarang
sama dengan saldo pada awal periode .
Akun penyisihan piutang tak tertagih akan memiliki saldo kredit pada akhir periode jika
jumlah penghapusan piutang selama periode tersebut lebih kecil daripada saldo awal.
Sebaliknya, akun ini akan bersaldo debit jika jumlah penghapusan piutang lebih besar daripada
saldo awal.
Sebagai contoh, diasumsikan selama tahun 2016, Jaya Abadi menghapus piutang tak tertagih
sebesar Rp.26.750.000, termasuk piutang Yosua Andre sebesar Rp. 6.000.000 yang telah dicatat
pada tanggal 21 januari . penyisihan piutang tak tertagih akan memiliki saldo kredit sebesar Rp.
3.250.000 (Rp. 30.000.000 – Rp.26.750.000), seperti contoh yang dibuat dibawah ini .

Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Total piutang Jan. 21 6.000.000 Jan. 1 saldo 30.000.000


Yang dihapus Rp.26.750.000 Feb. 2 3.900.000

Des. 31 saldo yang belum


Disesuaikan 3.250.000
Namun jika Jaya Abadi menghapus piutang tak tertagih sebesar Rp.32.100.000 selama tahun
2016, maka penyisihan piutang tak tetagih akan memiliki saldo debit sebesar Rp.2.100.000
seperti contoh dibawah ini.
Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Total piutang Jan. 21 6.000.000 Jan. 1 Saldo 30.000.000


Yang dihapus Rp.32.100.000 Feb. 2 3.900.000

Des. 31 Saldo yang belum disesuaikan 2.100.000

Dari contoh diatas, bisa dilihat bahwa saldo akun penyisihan piutang tak tertagih ( saldo kredit
Rp.3.250.000 dan saldo debit Rp.2.100.000 ) dalam contoh sebelumnya merupakan saldo
senelum ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode. Setelah ayat jurnal penyesuaian dicatat pada
akhir periode , penyisihan piutang tak tertagih harus selalu memiliki saldo kredit, yaitu saldo
normal akun ini.
Suatu piutang yang telah dihapuskan terhadap akun piutang tak tertagih kemungkinan dapat
tertagih kemudian. Seperti metode penghapusan langsung. Piutang tersebut harus dicatat
Kembali dengan ayat jurnal yang membalik ayat jurnal penghapusan . kas yang diterima dalam
pembayaran kemudian dicatat sebagai penerimaan atas pembayaran piutang.
Sebagai contoh, diasumsikan piutang Amelia Setiawati sebesar Rp.7.000.000 yang dihapus
pada tanggal 2 april, ternyata dapat ditagih pada tanggal 10 juni. Jaya Abadi membuat ayat
jurnal untuk mencatat Kembali piutang yang telah dihapuskan dan penerimaan kas atas
pembayaran piutang, seperti contoh dibawah ini.
Juni 10 Piutang usaha – Amelia Setiawati 7.000.000
Penyisihan piutang tak tertagih 7.000.000
10 Kas 7.000.000
Piutang usaha – Amelia Setiawati 7.000.000

E. Mengestimasi Jumlah Piutang Tak Tertagih


Metode penyisihan mengestimasikan jumlah piutang tak tertagih pada akhir periode. Estimasi
jumlah piutang tak tertagih uumnya dibuat berdasarkan pengalaman masa lalu, rata rata industri
yang biasa digunakan salam mengestimasikan jmlah piutang tak tertagih adalah
1. Metode persentase penjualan
2. Metode analisis piutang

➢ Metode persentase penjualan


Metode persentase penjualan oleh karena piutang usaha terjadi akibat penjualan secara kredit.
Maka beban piutang tak tertagih dapat di estimasi sebagai persentase dari penjualan kredit. Jika
porsi penjualan kredit terhadap penjualan relatif konstan, maka presentase dari total penjualan
dapat digunakan.
Sebagai contoh, diasumsikan pada tanggal 31 desember 2016, data dari Jaya Abadi sebelum
adanya penyesuaian :
Saldo piutang usaha Rp. 240.000.000

Saldo penyisihan piutang tak tertagih 3.250.00 (Kr.)

Total penjualan kredit 3.000.000.000

Persentase beban piutang tak tertagih terhadap penjualan kredit ¾%

Perhitungan beban piutang tak tertagih sebesar Rp. 22.500.000


Seperti berikut :
Beban piutang tak tertagih = penjualan kredit x persentase beban piutang tak tertagih terhadap
penjualan kredit
Beban piutang tak tertagih = Rp. 3.000.000.000 x ¾ % = Rp. 22.500.000
Jurnal penyesuaian untuk piutang tak tertagih pada 31 desember 2016 adalah seperti contoh
dibawah ini.
Des. 1 Beban piutang tak tertagih 22.500.000
Penyisihan piutang tak tertagih 22.500.000
Estimasi piutang tak tertagih
( Rp.3.000.000.000 x ¾ % = Rp.22.500.000 )

Setelah ayat jurnal penyesuaian sebelumnya dipindahkan ke buku besar, Beban piutang tak
tertagih akan memiliki saldo sebesar Rp. 22.500.000, dan penyisihan piutang tak tertagih akan
memiliki saldo sebesar Rp. 25.750.000 ( Rp. 3.250.000 + Rp. 22.500.000 ),
Beban Piutang Tak Tertagih
Des. 31 Ayat jurnal penyesuaian 22.500.000
Des. 31 Saldo penyesuaian 22.500.000
Penyesuaian Piutang Tak Tertagih
Jan. 1 Saldo 30.000.000
Jumlah piutang yang Jan. 21 6.000.000
Dihapus Rp.26.750.000 Feb. 2 3.900.000

Des. 31 Saldo belum disesuaikan 3.250.000


Des. 31 Ayat jurnal penyesuaian 22.500.000
Des. 31 Saldo disesuaikan 25. 750.000

Didalam metode estimasi berdasarkan persentase penjualan, jumlah ayat jurnal penyesuaian
adalah jumlah beban piutang tak tertagih yang di kreditkan ke akun penyisihan piutang tak
tertagih, tanpa melihat posisi saldo yang belum disesuaikan ( saldo debit atau kredit )
Untuk mengilustrasikan, dengan asumsi bahwa contoh sebelumnya memiliki saldo sebelum
penyesuaian disisi debit pada 31 desember 2016 sebesar Rp. 2.100.000, sedangkan di sisi kredit
sebesar Rp. 3.250.000. Penyesuaian masih akan berjumlah Rp. 22.500.000. Namun, pada tanggal
31 desember 2016, saldo akhir setelah penyesuaian akun penyisihan piutang tak tertagih adalah
Rp. 20.400.000 ( Rp. 22.500.000 – Rp. 2.100.000 )
➢ Metode Analisis Piutang
Metode analisis piutang berdasarkan pada asumsi bahwa semakin lama piutang tidak dilunasi.
Semakin kecil kemungkinan piutang akan tertagih.
Metode analisis piutang adalah seperti dibawah ini
▪ Langkah 1
Menentukan tanggal jatuh tempo untuk setiap akun piutang pelanggan
▪ Langkah 2
Menentukan jumlah hari suatu piutang yang telah lewat jatuh tempo, jumlah hari suatu piutang
yang telah jatuh tempo adalah selisih antara tanggal piutang jatuh tempo dengan tanggal saat
analisis piutang disiapkan
▪ Langkah 3
Setiap akun ditempatkan pada setiap kelompok umur berdasarkan tanggal lewat jatuh temponya.
Tipe kelompok kelas adalah sebagai berikut.
Belum jatuh tempo
1-30 hari lewat jatuh tempo
31- 60 hari lewat jatuh tempo
61-90 hari lewat jatuh tempo
91-180 hari lewat jatuh tempo
181 – 365 hari lewat jatuh tempo
Lebih 365 hari lewat jatuh tempo
▪ Langkah 4
Menentukan jumlah setiap kelompok umur
▪ Langkah 5
Jumlah setiap kelompok umur kemudian dikalikan dengan persentase estimasi piutang tak
tertagih untuk kelompok tersebut
▪ Langkah 6
Total estmasi piutang tak tertagih ditentukan dengan menjumlahkan piutang tak tertagih disetiap
kelompok umur.
Langkah – langkah tersebut dirangkum dalam sebuah daftar umur piutang dan seluruh proses
tersebut sebagai menghitung umur piutang ( aging the recevables ). Sebagai contoh, diasumsikan
bahwa Jaya Abadi menyiapkan daftar umur piutang untuk piutang usaha sebesar Rp.240.000.000
pada tanggal 31 desember 2016 seperti contoh dibawah ini.
Daftar Umur Piutang Usaha, 31 Desember 2016

1 Belum Belum jatuh tempo


2 Jatuh Lebih Dari

3 Pelanggan Saldo Tempo 1-30 31-60 61-90 91-180 181- 365 365

4 Andi 1.500.000 1.500.000


5 Erika 6.100.000 3.500.00 2.600.000
6 Bagus 4.700.000 4.700.000

22 Sandralisa 600.000 600.000


23 Total 240.000.000 125.000.000 64.000.000 13.100.000 8.900.000 5.000.000 10.000.000 14.000.000
24 Persentase
tidak 2% 5% 10% 20% 30% 50% 80 %
tertagih
25 Estimasi
piutang
tak 26.490.000 2.500.000 3.200.000 1.310.000 1.780.000 1.500.000 5.000.000 11.200.000
tertagih
Pada coloum nomer 3 merupakan contoh langkah 1-3 dan pada coloum 23 merupakan contoh
langkah 4, dan pada coloum 24 merupakan contoh langkah 5 dan terakhir pada coloum 25
merupakan contoh langkah 6, asumsikan bahwa Jaya Abadi menjual barang kepada Amelia pada
tanggal 29 agustus dengan syarat 2/10/, n/30. Sehingga, tanggal jatuh tempo piutang Amelia (
langkah 1 ) adalah 28 september , sebagai contoh dibawah ini.
Syarat kredit,neto 30 hari
Dikurangi, 29 sampai 31 agustus 2 hari
Jumlah hari dibulan September 28 hari
Pada 31 desember piutang Sandralisa telah lewat jatuh tempo selama 94 hari ( langkah 2 )
sebagai berikut dibawah ini.u
Jumlah hari yang lewat jatuh tempo di September 2 hari (30-28)
Jumlah hari yang lewat jatuh tempo di oktober 31 hari
Jumlah hari yang lewat jatuh tempo di November 30 hari
Jumlah hati yang lewat jatuh tempo di desember 31 hari
Total hari yang lewat jatuh tempo 94 hari
Dari tabel diatas tadi menunjukan bahwa piutang usaha sandralisa sebesar Rp.600.000
dikelompokan pada kelompok 91- 180 hari yang lewat jatuh tempo (langkah 3) total setiap
kelompok umur ditentukan (langkah 4). Dari tabel diatas menunjukan bahwa piutang usaha
sebesar Rp. 125.000.000 belum jatuh tempo, sementara piutang usaha sebesar Rp.64.000.000
telah lewat jatuh tempo 1-30 hari. Jaya Abadi menerapkan estimasi persentase piutang tak
tertagih yang berbeda untuk jumlah setiap kelompok umur (langkah 5). Seperti yang di tunjukan
di contoh tabel diatas, persentase 2% untuk piutang yang belum jatuh tempo sementara
persentase 80% untuk piutang yang telah jatuh tempo lebih dari 365 hari.
Jumlah estimasi piutang usaha yang tak tertagih untuk setiap kelompok umur ( langkah 6 )
merupakan jumlah estimasi piutang usaha yang tak tertagih pada tanggal 31 desember 2016. Ini
adalah penyesuaian yang diharapkan untuk penyisihan piuang tak tertagih. Pada Jaya Abadi
jumlah penyisihan tak tertagh yang diharapkan adalah Rp.26.490.000 seperti contoh tabel diatas.
Membedakan nilai estimasi sebesar Rp. 26.490.000 dengan saldo sebelum penyesuaian akun
penyisihan piutang usaha menentukan jumlah penyesuaian untuk beban piutang tak tertagih. Jaya
Abadi memiliki saldo kredit untuk penyisihan piutang usaha yang belum disesuaikan sebesar Rp.
3.250.000. dengan begitu, jumlah yang ditambahkan dalam saldo adalah Rp.23.240.000 (
Rp.26.490.000-Rp.3.250.000). Dan contoh ayat jurnalnya seperti dibawah ini:
Des. 31 Beban piutang tak tertagih 23.240.000
Penyisihan piutang tak tertagih 23.240.000
Estimasi piutang tak tertagih
(Rp.26.490.000 - Rp.3.250.000)
Setelah ayat jurnal penyesuaian tersebut di masukan ke buku besar, beban piutang tak tertagih
akan memiliki saldo Rp.23.240.000. penyisihan piutang tak tertagih akan memiliki saldo
Rp.26.490.000 dan nilai neto realisasi piutang usaha adalah sebesar Rp.213.510.000 (
Rp.240.000.000 – Rp.26.490.000 ) dibawah ini adalah contoh akun T :
Beban Piutang Tak Tertagih

Des. 31 ayat jurnal penyesuaian 23.240.000


Des. 31 saldo disesuaikan 23.240.000

Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Des. 31 Saldo belum disesuaikan 3.250.000


Des. 31 Ayat jurnal penyesuaian 23.240.000
Des. 31 Saldo penyesuain 26.490.000

Dalam metode analisis piutang, jumlah ayat jurnal penyelesaian merupakan jumlah yang
akan menghasilkan saldo disesuaikan untuk penyisihan piutang tak tertagih yang sama dengan
jumlah estimasi dengan menggunakan daftar umum piutang.
Sebagai contoh, jika saldo belum disesuaikan atas akun penyisihan memiliki saldo debit
sebesar Rp.2.100.000, maka jumlah penyesuaian adalah Rp. 28.590.000 ( Rp. 26.490.000 – Rp.
2.100.000 ) dalam hal ini. Beban piutang tak tertagih akan memiliki saldo sebesar Rp.
28.590.000. Namun, saldo disesuaikan penyisihan piutang tak tertagih akan tetap Rp.26.490.000.
setelah ayat jurnal penyesuian tersebut di mauskan ke buku besar. Dibawah ini adalah contoh
akun T nya.
Beban Piutang Tak Tertagih
. 31 Ayat jurnal penyesuaian 28.590.000
Des. 31 Saldo disesuaikan 28.590.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Des. 31 Saldo belum disesuaikan 2.100.000


Des. 31 Ayat jurnal penyesuaian 28.590.000
Des. 31 Saldo penyesuaian 26.490.000
Membandingkan metode estimasi, kedua metode, persentase penjualan dan analisis piutang
mengestimasi pitang tak tertagih. Namun, setiap metode memiliki sedikit perbedaan dalam fokus
dan penekanan dalam laporan keuangan.
Pada metode persentase penjualan. Beban piutang tak tertagih merupakan fokus dalam proses
estimasi. Metode persentase penjualan menekankan pada perbandingan pendapatan dan beban
sehingga penekanan ebih dari pada laporan laba rugi. Oleh karena itu, jumlah penyesuaian
berdasarkan estimasi beban piutang tak tertagih periode tersebut. Penyisihan piutang tak tertagih
kemudian di kreditkan sejumlah nilai estimasi tersebut
Pada metode analisis piutang, penyisihan piutang tak tertagih merupakan fokus dalam proses
estimasi. Metode analsispiutang menekankan pada nilai realisasi neto dari piutang usaha
sehingga penekanan lebih pada laporan posisi keuangan. Oleh karena itu jumlah penyusuaian
akan menghasilkan saldo disesuaikan akun penyisihan piutang tak tertagih sama dengan nilai
estimasi daftar umur piutang. Beban piutang tak tertagih kemudian didebit sejumlah niali
estimasi tersebut.
Dibawah ini adalah contoh perbedaan metode estimasi
Metode Persentase Penjualan

Estimasi menekankan pada laporan laba rugi

(penyesuaian beban piutang tak tertagih)

Beban Piutang Tak Tertagih Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Des. 31 jurnal peny 22.500.000 Des. 31 saldo belum disesuaikan 3.250.000

Des. 31 jurnal penyesuaian 22.500.000

Des. 31 saldo penyesuaian 22.750.000

Saldo penyisihan piutang tak tertagih


didapatkan dari estimasi beban piutang

tak tertagih

Metode Analisis Piutang

Estimasi menekankan pada laporan laba posisi keuangan

( saldo penyisihan piutang tak tertagih )

Beban Piutang Tak Tertagih Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Des. 31 saldo belum di sesuaikan 3.250.000

Des. 31 jurnal peny 23.240.000 Des. 31 jurnal peny 23.400.000

Des. 31 saldo disesuaikan 26.490.000

Saldo beban piutang tak tertagih didapatkan dari

estimasi penyisihan piutang tak tertagih


Pada contoh diatas adalah ringkasan perbedaan antara metode persentase penjualan dan analis
piutang. Dan juga menunjukan hasil ilustrasi Jaya Abadi yang menggunakan metode persentase
penjualan dan metode analysis piutang. Pada contoh diatas diasumsikan bahwa penyisihan
piutang tak tertagih memiliki saldo yang belum disesuaikan pada sisi debit sebesar Rp.
3.250.000. sementara itu, metode metode tersebut biasanya menghasilkan jumlah yang berbeda
untuk tiap periode, untuk beberapa periode, jumlahnya biasnaya tidak jauh berbeda.

Anda mungkin juga menyukai