Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

MANAJEMEN AKUNTANSI

“Anggaran Untuk Perencanaan dan Pengendalian Jangka Pendek”


Dosen Pengampu: Tuti Sriwedari, SE., M.Si., Ak., CA

Disusun oleh : Kelompok II

 Ahmad Hafizh Nasution 7203210019


 Devi Ramayani Sembiring 7203210041
 Ibnu Hafizh Hasibuan 7201210004
 Lisa Mutia Sari 7202210008
 Mega Sagak Rotua Lumban Tobing 7202510002
 Siti Dewi ‘Aini 7203510040

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan dalam menyelesaikan makalah kami tepat waktu. Tanpa berkat dan
karuniaNya kami tidak akan mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Tuti Sriwedari, SE., M.Si., Ak., CA. selaku dosen
Manajemen Oprasional atas kesempatan yang di berikan kepada kami dalam mengerjakan
tugas makalah kami yang berjudul "Anggaran Untuk Perencanaan dan Pengendalian Jangka
Pendek" sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna karena masih
banyak kesalahan dan kekurangan. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran kepada
pembaca agar makalah ini dapat lebih baik lagi. 

Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf. Demikian
yang dapat kami sampaikan. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih dan semoga makalah
kami dapat berguna serta bermanfaat.

Medan, 18 Februari 2022

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I........................................................................................................................................iii

PENDAHULUAN...................................................................................................................iii

A. Latar Belakang...............................................................................................................iii

B. Rumusan Masalah..........................................................................................................iv

C. Tujuan Penulisan............................................................................................................iv

BAB II.......................................................................................................................................1

PEMBAHASAN.......................................................................................................................1

A. Anggaran dan Strategi Perusahaan..............................................................................1

B. Fungsi dan Jenis Anggaran..........................................................................................2

C. Anggaran Operasional.................................................................................................4

D. Anggaran Laba dan Peranannya................................................................................14

E. Metode Anggaran Laba.............................................................................................16

BAB III....................................................................................................................................27

PENUTUP...............................................................................................................................27

A. Kesimpulan...................................................................................................................27

B. Saran..............................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalankan sebuah organisasi atau perusahaan pasti diperlukan adanya


perencanaan. Karena itu yang nantinya digunakan sebagai pijakan dalam menjalankan
berbagai aktivitas. Dengan begitu harapannya bisa mencapai goal yang diharapkan.
Begitupun dengan perusahaan yang menjalankan bisnis, juga pasti membuat perencanaan.
Anggaran perusahaan adalah salah satu diantaranya, yang ditulis secara sistematis terkait
dengan perkiraan kegiatan, pengeluaran maupun pemasukan perusahaan. Bedanya dengan
perencanaan bagian lain, anggaran dinyatakan seluruhnya dalam satuan moneter (uang). Dari
anggaran yang sudah disusun itu, direksi perusahaan bisa mengetahui bagaimana sumber
daya atau aset yang dimiliki perusahaan nantinya dimanfaatkan. Begitu pula dengan sumber
daya yang ditargetkan, akan terlihat bagaimana aktivitas untuk memperolehnya. Persaingan
usaha yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk beroperasi seefektif dan seefesien
mungkin, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mengetahui bagaimana penyusunan
anggaran yang baik agar dapat menarik investor dan kreditor Penyusunan anggaran
merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam rangka waktu satu tahun, yang dinyatakan
dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain.

Dengan adanya anggaran kita dapat mengestimasi kinerja yang hendak dicapai selama
periode waktu tertentu yang dapat dinyatakan dalam ukuran finansial. Proses penyusunan
anggaran merupakan proses penyusunan rencana jangka pendek, yang dalam perusahaan
berorientasi laba, pemilihan rencana didasarkan atas dampak rencana kerja tersebut terhadap
laba. Sistem penganggaran memiliki peran yang penting dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Keberhasilan anggaran untuk mendukung tujuan perusahaan dapat ditentukan
dari sejauh manakah anggaran dapat memenuhi fungsi-fungsinya. Hal ini tidak terlepas dari
sistem penganggaran yang direncanakn dengan baik. Permasalahan yang dihadapi adalah
apakah sistem penganggaran yang diterapkan perusahaan dapat digunakan sebagai alat
perencanaan dan pengendalian manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
maksimal.

iii
iv
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian anggaran dan strategi perusahaan!
2. Apa saja fungsi dan jenis anggaran itu?
3. Jelaskan anggaran operasional bulanan?
4. Jelaskan anggaran laba dan peranannya?
5. Bagaimana metode penyusunan anggaran laba

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian anggaran dan strategi perusahaan
2. Mengetahui apa saja fungsi dan jenis anggaran itu
3. Mengetahui anggaran operasional bulanan
4. Mengetahui definisi anggaran laba dan peranannya
5. Mengetahui apa saja metode penyusunan anggaran laba

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anggaran dan Strategi Perusahaan


Anggaran adalah rencana kerja yang disusun secara tertulis, kuantitatif, formal dan sistematis
mengenai perkiraan kegiatan, penerimaan dan pengeluaran yang dinyatakan dalam unit
satuan moneter (uang) dan berlaku untuk jangka waktu tertentu dalam menjalankan
operasional sehari-hari.

Anggaran juga digunakan untuk mengarahkan suatu kegiatan dan juga sebagai alat
perbandingan dalam mengukur hasil pelaksanaan kegiatan, sehingga proses pelaksanaan
terkendali. Anggaran memperlihatkan bagaimana sumber daya yang diharapkan akan
diperoleh dan dipakai selama periode waktu tertentu.

Anggaran memiliki dua peran penting di dalam sebuah organisasi, yaitu pertama
berperan sebagai alat perencanaan dan kedua berperan sebagai alat pengendalian. Sebagai
sebuah rencana tindakan, anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk mengendalikan
kegiatan organisasi atau unit organisasi dengan cara membandingkan hasil yang
sesungguhnya yang dicapai dengan rencana yang telah ditetapkan. Berikut definisi dan
pengertian anggaran biaya dari beberapa sumber buku:

 Menurut Nafarin (2013), anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan
umumnya dinyatakan dalam satuan uang. 
 Menurut Arikunto (2010), anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara
sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit
kesatuan moneter yang berlaku untuk jangka waktu periode tertentu yang akan
datang. 
 Menurut Bastian (2010), anggaran merupakan kumpulan pernyataan mengenai
perkiraan atas penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu
atau beberapa periode mendatang. 

Agar penyusunan Rencana Anggaran Perusahaan berjalan efektif maka diperlukan langkah
dan strategi sebagai berikut:

1
 Anggaran disusun berdasarkan divisi, dan setiap divisi dalam perusahaan mengajukan
rencana kegiatan dan anggaran biaya.
 Dalam merumuskan perencanaan pendapatan dan biaya harus dilihat dan dievaluasi
terlebih dahulu dengan data historis laporan keuangan beberapa tahun ke belakang
 Membandingkan Rencana Anggaran yang telah dibuat dengan laporan keuangan
perusahaan lainnya yang sejenis. Apakah Biaya yang telah dianggarkan sudah efektif
atau masih bisa dilakukan efisiensi.
 Harus dipisahkan antara penyusunan rencana anggaran terhadap proyek yang saat ini
sedang dikerjakan dengan perencanaan proyek baru untuk masa yang akan datang.
 Pengawasan yang ketat terhadap penggunaan budget perusahaan apakah sudah sesuai
dengan perencanaan awal.
 Membuat Laporan Keuangan Perusahaan lengkap yang berisikan Laporan aktual
dengan analisa perbandingan nilai budget.
 Memberikan penghargaan dan sanksi terhadap pencapaian efisiensi maupun
unefisiensi dari nilai budget.

B. Fungsi dan Jenis Anggaran

a. Fungsi Anggaran

Menurut Supriyono (1999), anggaran memiliki beberapa fungsi, yaitu:


1. Fungsi perencanaan, Anggaran dapat berfungsi sebagai perencanaan karena dapat
memilih beberapa alternatif untuk dilaksanakan di masa depan dengan
mempertimbangkan tujuan perusahaan serta sumber-sumber ekonomi yang dimiliki dan
kendala-kendala yang akan dihadapi di masa yang akan datang.
2. Fungsi koordinasi, Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan rencana dan
tindakan berbagai unit atau segmen yang ada di dalam perusahaan agar dapat bekerja
secara selaras ke arah pencapaian tujuan.
3. Fungsi komunikasi, Dalam penyusunan anggaran, berbagai unit dan tingkatan
organisasi berkomunikasi dan berperan serta dalam proses penyusunan anggaran. 
4. Fungsi motivasi, Anggaran berfungsi pula sebagai alat untuk memotivasi para
pelaksana dalam melaksanakan tugas-tugas atau mencapai tujuan. 
5. Fungsi pengendalian dan evaluasi, Anggaran dapat berfungsi sebagai alat
pengendalian kegiatan karena anggaran yang sudah disetujui merupakan komitmen dari

2
pelaksana yang ikut berperan serta dalam penyusunan anggaran tersebut. 
6. Fungsi pendidik, Anggaran juga berfungsi sebagai alat untuk mendidik para manajer
mengenai bagaimana bekerja secara terinci pada pusat pertanggungjawaban yang
dipimpin sekaligus menghubungkan dengan pusat pertanggungjawaban lain di dalam
organisasi yang bersangkutan.

b. Jenis-Jenis Anggaran
Menurut Rudianto (2009), anggaran dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu:
1. Anggaran operasional
Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang mencakup semua
kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh pendapatan di dalam suatu periode tertentu.
Anggaran operasional terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
 Anggaran penjualan
Anggaran penjualan (sales budget) adalah proyeksi yang menunjukkan perkiraan
penjualan setiap produk dalam unit dan rupiah. Pada perusahaan yang memproduksi
beberapa jenis produk, perkiraan penjualan harus dibuat untuk setiap jenis produk. Jika
perusahaan menggunakan beberapa saluran distribusi, maka perkiraan penjualan harus
diperinci menurut saluran distribusi, misalnya pedagang besar dan pengecer.
 Anggaran produksi
Anggaran Produksi Menunjukkan jumlah unit yang harus diproduksi untuk memenuhi
kebutuhan penjualan dan kebutuhan persediaan akhir. Sebelum dilakukan penyusunan
anggaran produksi, perlu dipastikan bahwa pabrik mampu memproduksi sejumlah
perkiraan penjualan. Produksi juga harus dijadwalkan pada tingkat yang efisien sehingga
tidak terjadi fluktuasi kerja yang besar. Untuk menghitung jumlah unit yang akan
diproduksi harus diketahui unit penjualan maupun unit persediaan akhir yang diinginkan.

Rumusnya sebagai berikut:


Unit yang akan diproduksi
= unit persediaan akhir + unit penjualan – unit persediaan awal
Anggaran produksi dinyatakan dalam unit karena belum diketahui berapa banyak biaya
produksinya.
 Anggaran pembelian bahan
Anggaran ini disusun dengan format yang sama dengan anggaran produksi. Jumlah

3
anggaran pembelian bahan baku didasarkan pada jumlah bahan baku yang dibutuhkan
untuk produksi dan persediaan bahan baku. Anggaran pembelian bahan baku (materials
purchase budget) merupakan salah satu anggaran yang perlu disusun lebih dahulu
mengingat bahan sudah tersedia ketika diperlukan. Oleh karena itu, kuantitas bahan yang
akan dibeli dan jadwal pengirimannya perlu ditentukan di awal.

Pembelian bahan (dalam unit dan biaya) dihitung dengan rumus berikut:
Pembelian bahan (unit)
= Persediaan akhir bahan baku diinginkan (unit) + Perkiraan penggunaan bahan
baku (unit) – Persediaan awal bahan baku (unit)

Biaya pembelian bahan


= Pembelian bahan (unit) x Biaya pembelian per unit

 Anggaran biaya tenaga kerja


Anggaran ini menunjukkan jumlah jam kerja langsung yang dibutuhkan dan biayanya
untuk jumlah unit yang dianggarkan akan di produksi. Sepertinya halnya bahan baku,
penggunaan tenaga kerja langsung ditentukan berdasarkan hubungan teknis antara tenaga
kerja dan output. Anggaran tenaga kerja langsung harus disesuaikan dengan anggaran
produksi, anggaran pembelian, dan semua bagian anggaran induk lainnya. Tenaga kerja
tidak langsung akan dimaksukkan ke dalam overhead.
Rumus perhitungan anggaran tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut :
Anggaran tenaga kerja langsung
= Unit yang diproduksi x Jam tenaga kerja langsung per unit x Tarif upah tenaga
kerja langsung per jam

 Anggaran biaya overhead


Anggaran ini menunjukkan perkiraan semua biaya unsur produksi yang bersifat tidak
langsung. Biaya overhead terdiri atas dua jenis, yaitu biaya variabel dan biaya tetap.
Biaya overhead tetap bersifat konstan meskipun terjadi perubahan pada tingkat aktivitas.
Berdasarkan hal tersebut, biaya overhead tetap total merupakan penjumlahan semua jenis
biaya overhead tetap yang dianggarkan.
Untuk menghitung anggaran overhead, digunakan rumus sebagai berikut:

4
Anggaran overhead:
=Overhead tetap total + (Jumlah jam kerja langsung dianggarkan x Tarif overhead
variabel per jam kerja langsung).
 Anggaran biaya pemasaran
Anggaran ini menunjukkan pengeluaran yang direncanakan untuk aktivitas penjualan dan
distribusi. Seperti overhead, biaya pemasaran dapat dipecah kedalam komponen tetap dan
variabel. Unsur biaya pemasaran, seperti komisi penjualan, biaya transportasi, dan
perlengkapan akan berubah jumlahnya mengikuti aktivitas penjualan. Gaji karyawan staf
pemasaran, depresiasi peralatan kantor pemasaran, dan iklan merupakan biaya tetap.

Rumus perhitungan biaya pemasaran sebagai berikut:


Anggaran biaya pemasaran
= Anggaran biaya pemasaran tetap total + (Tarif biaya pemasaran variabel per unit x
Unit yang dijual)

 Anggaran biaya admistrasi dan umum


Anggaran ini mencakup taksiran pengeluaran total oleh perusahaan, sama seperti
anggaran biaya riset dan pengembangan serta anggaran biaya pemasaran. Terkait dengan
penjualan, sebagian besar biaya administrasi bersifat tetap. Biaya tersebut meliputi gaji
staf, depresiasi gedung dan peralatan kantor pusat, honor layanan hukum, dan lain-lain

 Anggaran Laba
Anggaran laba adalah besarnya laba yang ingin diperoleh perusahaan di dalam suatu
periode tertentu di masa mendatang. Anggaran laba sebenarnya merupakan gabungan dari
anggaran pendapatan dan anggaran biaya. Anggaran laba merupakan rangkuman dari
keseluruhan anggaran pendapatan dan anggaran biaya

2. Anggaran keuangan
Anggaran keuangan adalah anggaran yang berkaitan dengan rencana pendukung
aktivitas operasi perusahaan. Anggaran ini tidak berkaitan secara langsung dengan aktivitas
perusahaan untuk menghasilkan dan menjual produk. Anggaran ini merupakan pendukung
upaya perusahaan untuk menghasilkan dan menjual produk perusahaan. Anggaran keuangan

5
terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
 Anggaran investasi
Anggaran investasi adalah rencana perusahaan untuk membeli barang-barang modal
atau barang-barang yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk perusahaan di
masa mendatang dalam jangka panjang, seperti pembelian dan pembangunan gedung
kantor, bangunan pabrik, pembelian mesin, pembelian tanah, dan sebagainya.
 Anggaran kas
Anggaran kas adalah rencana aktivitas penerimaan kas dan pengeluaran kas perusahaan
di dalam suatu periode tertentu, beserta penjelasan tentang sumbersumber penerimaan
dan pengeluaran kas tersebut.
 Proyeksi neraca
Proyeksi neraca adalah keuangan yang diinginkan perusahaan di dalam suatu periode
tertentu di masa mendatang. Berarti, dalam proyeksi neraca tersebut mencakup jumlah
harta ingin dimiliki perusahaan beserta kewajiban-kewajiban yang harus diselesaikan
perusahaan di masa mendatang.

6
c. Fase-Fase dalam Menyusun Anggaran Perusahaan

Fase-fase yang harus dilewati di dalam menyusun anggaran suatu perusahaan adalah sebagai
berikut:

Data Penjualan Ramalan Anggaran Anggaran


Tahun Penjualan Penjualan Produksi
Sembelumnya

Anggaran
Biaya
Proyeksi Laba Produksi
Rugi Bahan Baku
Tenaga Kerja
Overhead

Proyeksi
Anggaran
Neraca
Biaya Operasi
Pemasaran
Administrasi

 Berdasarkan data penjualan tahun-tahun sebelumnya dan mempertimbangkan berbagai


factor eksternal yang relevan, seperti tingkat inflasi, daya beli masyarakat, perubahan
selera konsumen dan sebagainya, perusahaan membuat ramalan penjualan. Ramalan
penjualan tersebut berupa serangkaian prediksi penjualan di masa mendatang dan pangsa
pasar yang dapat diambil oleh perusahaan dengan mempertimbangkan factor-faktor
internal dan eksternal. Berdasarkan ramalan penjualan tersebut, peruhaan menyusun
anggaran berupa volume penjualan yang ingin dicapai perusahaan di dalam suatu kurun
waktu tertentu untuk setiap jenis produk yang dihasilkan, untuk setiap wilayah
pemasaran, untuk setiap kelompok konsumen dan untuk setiap wiraniaga yang dimiliki
perusahaan.

7
 Berdasarkan anggaran penjualan tersebut, perusahaan dapat menyusun anggaran produksi
di dalam suatu periode tertentu. Anggaran produksi tersebut berupa volume barang yang
harus dihasilkan perusahaan di dalam suatu periode tertentu. Untuk menentukan jumlah
barang yang akan dihasilkan di dalam suatu periode tertentu, di samping mengacu pada
volume penjualan, perusahaan harus memperhatikan jumlah persediaan barang pada awal
dan akhir periode tersebut.
 Dari anggaran produksi, perusahaan dapat menentukan jumlah bahan baku yang
dibutuhkan untuk periode tersebut. Jika jumlah bahan baku yang dibutuhkan di dalam
suatu periode tersebut dikaitkan dengan jumlah persediaan bahan baku pada awal dan
akhir periode akuntansi, maka dapat disusun anggaran pembelian bahan baku.
Berdasarkan anggaran produksi tersebut, dapat disusun anggaran biaya tenaga kerja dan
anggaran biaya overhead pabrik.
 Anggaran biaya pemasaran biasanya disusun berdasarkan volume produk yang akan
dijual. Karena untuk menentukan besarnya biaya promosi, biaya angkut penjualan dan
sebagainya, sangat dipengaruhi oleh besarnya volume penjualan yang dicapai. Sedangkan
biaya admistrasi dan umum, tidak terkait secara langsung dengan besarnya volume
penjualan atau produksi. Semakin besar volume produksi dan volume penjualan akan
cenderung mengakibatkan semakin besar pula volume pekerjaan dan biaya admistratif
dan umum.
 Berdasarkan gabungan dari kesuluruhan anggaran penjualan, anggaran produksi,
anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja, anggaran biaya overhead dan
anggaran biaya komersial tersebut dapat dihasilkan anggaran laba. Penyusunan dan
pencapaian laba ini merupakan tujuan utama dari didirikannya suatu perusahaan.
 Tahap akhir dari penyusunan anggaran adalah dengan disusunya anggaran keuangan,
yaitu target pencapaian kekayaan perusahaan beserta sumber-sumbernya pada suatu
periode tertentu. Anggaran investasi disusun perusahaan berdasarkan rencana perusahaan
dalam jangka panjang. Anggaran investasi disusun mencakup rencana investasi
perusahaan di dalam periode mendatang beserta sumber pembiayaan.
 Dari gabungan anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran biaya operasi dan
anggaran investasi, dapat disusun anggaran kas, yang merupakan rencana penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan di dalam suatu periode tertentu.
 Dan pada tahap akhir dapat disusun anggaran neraca yang merupakan taksiran kondisi
keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu berdasarkan gabungan dari berbagai
macam anggaran yang telah disusun sebelumnya.

8
C. Anggaran Operasional Bulanan

Anggaran operasional bulanan didasarkan pada anggaran tahunan. Anggaran


operasional bulanan diibuat berdasarkan anggaran tahunan yang dimiliki perusahaan, dengan
membagi anggaran tahunan ke dalam 12 bulan yang ada. Tetapi pembagian anggaran tahunan
tersebut tidak selalu bisa dilakukan secara merata karena harus memperhatikan berbagai
faktor yang berpengaruh langsung terhadap aktivitas operasional perusahaan, seperti gejolak
volume penjualan produk perusahaan akibat berbagai hal lainnya.

Contoh:

PT. Indomebel adalah sebuah perusahaan produsen rak buku yang berlokasi di Bogor. Pada
bulan Oktober 2009, manajemen perusahaan menyiapkan berbagai data terkait untuk
menyusun anggaran operasional tahunan 2010. Realisasi penjualan produk perusahaan tahun
2008 adalah sebesar 5.000 unit produk. Untuk tahun 2010, perusahaan mengharapkan
kenaikan volume penjualan sebesar 20% dari volume penjualan tahun 2008. Harga jual
adalah Rp. 350.000/unit.

Dari total volume penjualan yang direncanakan tahun 2010 tersebut, dialokasikan masing-
masing sebanyak 15% untuk bulan Oktober dan Desember, masing-masing sebanyak 10%
untuk bulan Januari, Februari, September, dan November, dan masing-masing sebanyak 5%
untuk bulan-bulan sisanya. Pengalokasian volume penjualan tersebut didasarkan pada data
historis penjualan tahun-tahun sebelumnya.

Persediaan produk perusahaan pada awal tahun 2010 direncanakan sebanyak 200 unit produk.
Sedangkan persediaan produk pada akhir setiap bulannya direncanakanan sebanyak 10%
volume penjualan produk perusahaan pada bulan yang bersangkutan. Setiap unit rak buku
membutuhkan bahan baku seharga Rp. 90.000. Sedangkan persediaan bahan baku yang
direncanakan pada awal tahun 2010 adalah bahan baku yang diperlukan untuk 100 unit rak
buku. Sedangkan persediaan akhir bulan adalah sebanyak 20% dari kebutuhan bahan baku
setiap bulannya.

Untuk memproduksi setiap unit rak buku memerlukan 25 jam kerja langsung (JKL).
Sedangkan tenaga kerja langsung yang memproduksi rak buku tersebut dibayar sebanyak Rp.
4.000 per jam kerja langsung. Sedangkan biaya overhead pabrik yang dianggarkan ditetapkan
dihitung berdasarkan tarif per jam kerja langsung dimana tarif overhead untuk setiap jam
kerja langsung ditetapkan sebesar Rp. 1.500. Untuk memasarkan produk yang dihasilkan,

9
perusahaan mengalokasikan biaya pemasaran sebesar Rp. 22.000 per unit produk yang dijual.
Sedangkan untuk aktivitas administrasi dan umum, perusahaan menganggarkan sebesar Rp.
14.000.000 per bulan. Berdasarkan data dan keterangan di atas, buatlah anggaran operasional
bulanan PT. Indomebel tersebut!

Anggaran Operasional Bulanan PT. Indomebel

1. Anggaran Penjualan

BULAN VOLUME HARGA/UNIT NILAI


Januari 600 350.000 210.000.000
Februari 600 350.000 210.000.000
Maret 300 350.000 105.000.000
April 300 350.000 105.000.000
Mei 300 350.000 105.000.000
Juni 300 350.000 105.000.000
Juli 300 350.000 105.000.000
Agustus 300 350.000 105.000.000
September 600 350.000 210.000.000
Oktober 900 350.000 315.000.000
November 600 350.000 210.000.000
Desember 900 350.000 315.000.000
Total 6.000 350.000 2.100.000.000

2. Anggaran Produksi

BULAN VOLUME PERSEDIAAN VOLUME


PENJUALAN Awal Akhir PRODUKSI
Januari 600 200 60 460

Februari 600 60 30 600

Maret 300 60 30 270

April 300 30 30 300

10
Mei 300 30 30 300

Juni 300 30 30 300

Juli 300 30 30 300

Agustus 300 30 30 300

September 600 30 60 630

Oktober 900 60 90 930

November 600 90 60 570

Desember 900 60 90 930

Total 6.000 5.890

3. Anggaran Biaya Bahan Baku

BULAN VOLUME BIAYA BAHAN BAKU BIAYA BAHAN


PRODUKSI PER UNIT PRODUK BAKU TOTAL
Januari 460 90.000 41.400.000
Februari 600 90.000 54.000.000
Maret 270 90.000 24.300.000
April 300 90.000 27.000.000
Mei 300 90.000 27.000.000
Juni 300 90.000 27.000.000
Juli 300 90.000 27.000.000
Agustus 300 90.000 27.000.000
September 300 90.000 56.700.000
Oktober 300 90.000 83.000.000
November 630 90.000 51.300.000
Desember 570 90.000 83.000.000
Total 930 528.700.000

11
4. Anggaran Produksi Bahan

BULAN BIAYA BAHAN PESEDIAAN PEMBELIAN


BAKU TOTAL Awal Akhir
Januari 41.400.000 9.000.000 8.280.000 40.680.000
Februari 54.000.000 8.280.000 10.800.000 56.520.000
Maret 24.300.000 10.800.000 4.860.000 18.360.000
April 27.000.000 4.860.000 5.400.000 27.540.000
Mei 27.000.000 5.400.000 5.400.000 27.000.000
Juni 27.000.000 5.400.000 5.400.000 27.000.000
Juli 27.000.000 5.400.000 5.400.000 27.000.000
Agustus 27.000.000 5.400.000 5.400.000 27.000.000
September 56.700.000 5.400.000 11.340.000 27.000.000
Oktober 83.300.000 11.340.000 16.600.000 62.640.000
November 51.300.000 16.600.000 10.260.000 44.960.000
Desember 83.300.000 10.260.000 16.600.000 89.340.000
Total 528.700.000 9.000.000 536.300.000

5. Anggaran Biaya Tenaga Kerja

BULAN VOLUME JAM KERJA TARI NILAI


PRODUKS Per Unit Total F
I
Januari 460 25 11.500 4.000 46.000.000
Februari 600 25 15.000 4.000 60.000.000
Maret 270 25 6.750 4.000 27.000.000
April 300 25 7.500 4.000 30.000.000
Mei 300 25 7.500 4.000 30.000.000
Juni 300 25 7.500 4.000 30.000.000
Juli 300 25 7.500 4.000 30.000.000
Agustus 300 25 7.500 4.000 30.000.000
September 630 25 15.750 4.000 63.000.000
Oktober 930 25 23.250 4.000 93.000.000

12
November 570 25 14.250 4.000 57.000.000
Desember 930 25 23.250 4.000 93.000.000
Total 5.890 147.250 589.000.000

6. Anggaran Biaya Overhead

BULAN VOLUME JAM KERJA TARIF NILAI


PRODUKSI Per Unit Total
Januari 460 25 11.500 1.500 17.250.000
Februari 600 25 15.000 1.500 22.500.000
Maret 270 25 6.750 1.500 10.125.000
April 300 25 7.500 1.500 11.250.000
Mei 300 25 7.500 1.500 11.250.000
Juni 300 25 7.500 1.500 11.250.000
Juli 300 25 7.500 1.500 11.250.000
Agustus 300 25 7.500 1.500 11.250.000
Septembe 630 25 15.750 1.500 23.625.000
r
Oktober 930 25 23.250 1.500 34.375.000
November 570 25 14.250 1.500 21.375.000
Desember 930 25 23.250 1.500 34.875.000
Total 5.890 147.250 220.875.000

7. Anggaran Biaya Pemasaran

BULAN VOLUM BIAYA PEMASANGAN BIAYA


E PER UNIT PRODUK PEMASARAN
TOTAL
Januari 600 22.000 13.200.000

Februari 600 22.000 13.200.000

13
Maret 300 22.000 6.600.000

April 300 22.000 6.600.000

mei 300 22.000 6.600.000

Juni 300 22.000 6.600.000

Juli 300 22.000 6.600.000

Agustus 600 22.000 13.200.000

Oktober 900 22.000 19.800.000

November 600 22.000 13.200.000

Desember 900 22.000 19.200.000

Total 6.000 132.000.000

8. Anggaran Biaya Administrasi dan Umum

BULAN BIAYA
ADMINISTRA
SI & UMUM
Januari 14.000.000

Februari 14.000.000

Maret 14.000.000

April 14.000.000

Mei 14.000.000

Juni 14.000.000

Juli 14.000.000

Agustus 14.000.000

14
September 14.000.000

Oktober 14.000.000

November 14.000.000

Desember 14.000.000

D. Anggaran Laba dan Peranannya


Secara umum tujuan didirikannya setiap perusahaan adala untuk menghasilkan laba.
Untuk dapat menghasilkan laba usaha setiap perusahaan harus memiliki produk yang
dapat dijual kepada masyarakat. Produk perusahaan adalah segala sesuatu yang menjadi
sumber penapatan perusahaan. Produk tersebut dapat berupa barang atau jasa. Karena
laba merupakan tujuan umum keberadaan setiap perusahaan, maka laba usaha adalah
elemen penting yang menggerakan seluruh aktivitas produktif di dalam suatu perusahaan.
Kebutuhan untuk menghasilkan laba usha tersebut menjadi faktor penggerak utama
seluruh aktivitas ekonomi yang dilakukan setiap perusahaan. Mulai dari menentukan
produk yang akan dihasilkan perusahaan, mencari dan mengumpulkan sumber daya yang
diperlukan hingga menggerakan dan mengarahkan setiap dumber daya yang dimiliki
tersebut untuk mencapai tujuan umum perusahaan. Jadi anggaran laba adalah jumlah laba
yang inign diperoleh peruashaan melalui berbagai aktivitas operasional yang mencakup
kegiatan produksi dan penjualan di dalam satu periode tertentu.

Format Dasar
Anggaran laba sebenarnya merupakan gabungan dari anggaran pendapatan dan
anggaran biaya. Anggaran laba merupakan rangkuman dari keseluruhan anggaran
pendapatan dan anggaran biaya. Dalam proses penyusunan anggaran laba, perlu di lihat
lagi tentang susunan dan struktur biaya serta jenis persediaan didalam perusahaan
manufaktur. Perusahaan manufaktur memiliki struktur biaya dan jenis dan jenis
persediaan seperti terlihat berikut ini:
1. Biaya Produksi
a. Biaya Bahan Baku Langsung
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
c. Biaya Overhead

15
Gabungan dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik membentuk biaya produksi. Itu berarti biaya produksi adalah
keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk
yang siap dijual.
2. Biaya Operasional/Komersial
a. Biaya Pemasaran
b. Biaya Administrasi dan Umum
3. Persediaan
Jenis persediaan yang dimiliki perusahaan manufaktur terdiri dari 3 jenis persediaan,
yaitu:
a. Persediaan Bahan Baku
b. Persediaan Barang dalam Proses
c. Persediaan Barang Jadi

Setelah mengetahui dan memahami klasifikasi biaya di dalam perusahaan manufaktur,


langkah berikutnya adalah melihat hubungan antara setiap jenis biaya, persediaan dan
penjualan. Hubungan antara ketiganya membentuk format dasar anggaran laba. Format
anggaran laba tersebut adalah format dasar dan paling sederhana dari anggaran laba.

Format Anggaran Laba

Penjualan Rp. ...................


Biaya bahan baku Rp. ...................
Biaya tenaga kerja Rp. ...................
Biaya overhead Rp. ...................
Biaya Produksi Rp. ................
Persediaan awal barang jadi Rp. ................
Persediaan total barang jadi Rp. ................
Persediaan akhir barang jadi (Rp. ..............)
Harga pokok penjualan (Rp. .............)
Laba kotor Rp. .............
Biaya operasional (Rp. .............)

16
Laba usaha sebelum pajak
Rp. ..............
(EBT)

Format dasar dari anggaran laba tersebut tetap menjadi dasar untuk memahami hubungan
antara anggaran penjualan, biaya produksi dan biaya operasional serta laba usaha.

Format Anggaran Laba Lengkap

• Penjualan Rp. ............


• Harga Pokok Penjualan
+ Persediaan bahan baku awal Rp. ............
+ Persediaan bahan baku Rp. ............
+ Persediaan total bahan baku Rp. ............
+ Persediaan bahan baku akhir (Rp. ...........)
- Biaya bahan baku langsung Rp. ............
- Biaya tenaga kerja langsung Rp. ............
- Biaya pabrikase lain
+ Biaya bahan penolong Rp. ............
+ Biaya tenaga kerja penolong Rp. ............
+ Biaya lain-lain Rp. ............ Rp. ............
- Biaya pabrikase total Rp. ............
+ Persediaan barang dalam proses, awal Rp. ............
+ Persediaan barang dalam proses, total Rp. ............
+ Persediaan barang dalam proses, akhir (Rp. ...........)
- Harga Pokok Produksi Rp. ............
+ Persediaan barang jadi, awal Rp. ............
+ Persediaan barang jadi, total Rp. ............
+ Persediaan barang jadi, akhir (Rp. ...........)
• Harga Pokok Penjualan (Rp. ...........)
• Laba Kotor Rp. ............
• Biaya Operasional:
- Biaya Pemasaran Rp. ............
- Biaya Administrasi & umum Rp. ............

17
- Biaya Operasional Total (Rp. ...........)
• Laba usaha sebelum pajak Rp. ............
• Penjualan Rp. ............

Dalam menyusun anggaran maupun laporan rugi laba, perusahaan manufaktur


memiliki perbedaan dengan perusahaan jasa dan perusahaan dagang. Untuk menghitung
anggaran laba di dalam perusahaan manufaktur, peruashaan harus mengetahui besarnya
anggaran penjualan, anggaran biaya produksi dan anggaran biaya komersial. Untuk
mengetahui anggaran biaya produksi, harus dihitung terlebih dahulu besarnya anggaran
biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan anggaran biaya overhead.

E. Metode Anggaran Laba


Secara umum, terdapat tiga metode yang dapat digunakan di dalam menyusun
anggaran laba suatu perusahaan:

1. Metode A Posteriori
Adalah metode penyusunan anggaran laba diman ajumlah laba ditetapkan sesudah
proses perencanaan (planning) secara keseluruhan, termasuk penyusunan angaran
operasional. Metode ini menggunakan anggaran penjualan sebagai titik tolak
penyusunan anggaran operasional.

Ilustrasi 1:

PT. Rakindo sebuah perusahaan rak buku pada akhir 2016, perusahaan ini menyusun
anggaran operasional untuk tahun 2017. dari anggaran operasional yang telah disusun, dapat
diringkas beberapa hal penting sebagai berikut:

Perusahaan merencanakan menjual sebanyak 5.300 unit rak dengan harga Rp. 300.000 per
unit, biaya bahan baku dianggarkan sebesar Rp. 776.500.000, biaya tenaga kerja langsung
dianggarkan Rp. 152.000.000, & biaya overhead dianggarkan Rp. 148.000.000. Sedangkan
untuk biaya operasional dianggarkan Rp. 198.000.000 untuk biaya pemasaran & administrasi
& umum Rp. 70.500.000. Pada akhir tahun 2017 diperkirakan nilai persediaan yg ada sebesar
Rp. 125.000.000 dan pada awal tahun 2017 nilai persediaan diperkirakan sebesar Rp.
73.500.000

18
Jawab:

Biaya produksi sebesar Rp. 1.076.500.000 merupakan gabungan B. Bahan baku, B. TK,
B.Overhead.

(B.Produksi tsb + nilai persediaan barang jadi pada awal tahun) – nilai persediaan pada akhir
tahun = Harga pokok penjualan (HPP)

(Rp. 1.076.500.000 + Rp. 73.500.000) – Rp 125.000.000 = Rp. 1.025.000.000

Dari nilai penjualan – HPP = Laba kotor

Rp. 1.590.000.000 – Rp.1.025.000.000 = Rp. 565.000.000

Laba kotor – Biaya operasional = Laba usaha dianggarakan

Rp. 565.000.000 – Rp. 268.500.000 = Rp. 296.500.000

Anggaran Laba Tahun 2017

• Penjualan 1.590.000.000
• Harga Pokok Penjualan
Biaya Bahan Baku Langsung 776.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 152.000.000
Biaya Overhead 148.000.000
- Biaya produksi 1.076.500.000
- Persediaan awal barang jadi 73.500.000
- Persediaan total barang jadi 1.150.000.000
- Persediaan akhir barang jadi (125.000.000)
- Harga Pokok Penjualan (1.025.000.000)
• Laba Kotor 565.000.000
- Biaya Komersial/operasional (268.500.000)
• Laba Usaha Sebelum Pajak 296.500.000

19
Data yang disajikan tersebut adalah data ringkas, jika rincian data yang lebihlengkap
disajikan dalam bentuk berikut ini:

Anggaran Parsial Jumlah Anggaran Parsial Jumlah


B. Iklan 42.000.000 B. Peny gedung pmsrn 24.000.000
B. Peny gedung kntr
Gaji Wiraniaga 12.000.000 30.000.000
admn
Gaji karyawan admntrsi 18.000.000 B. Peny kend pmsrn 20.000.000
B. tenaga kerja lsg 152.000.000 B. Peny kend admn 15.000.000
B. Overhead 148.000.000 Penjualan 1.590.000.000
Komis Wiraniaga 28.000.000 Biaya Bunga 15.000.000
B. Angkut penjualan 34.000.000 Pers. Brg jadi, 1/1/17 73.500.000
Pembelian b. baku 906.500.000 Pers. Brg jadi. 31/12/17 125.000.000
B. Daya & jasa kntr admn 12.500.000 Pers. Bhn baku, 1/1/17 220.000.000
B. Daya & jasa kntr pmsrn 18.000.000 Pers. Bhn baku, 31/12/17 350.000.000

Bedasarkan data diatas, maka penyusunan angaran laba sebagai berikut:

Diketahui persediaan bahan baku awal tahun 2010 Rp. 220.000.000 & Pembelian bahan baku
yg dianggarkan Rp. 906.500.000, sedangkan persediaan bahan baku akhir tahun Rp.
350.000.000

B. Bhn bku = (220.000.000 + 906.000.000) - 350.000.000

= Rp. 776.500.000

B.Prod = B. Bhn bku + B.T.kerja + B. Overhead

= 776.500.000 +152.000.000 + 148.000.000 = Rp.1.076.500.000

HPP = (B.Prod + Pers.awl brg jdi) - Pers.akhr brg jdi

= (73.500.000+73.500.000) - 125.000.000 = Rp. 1.025.000.000

20
Laba Kotor = Penjualan – HPP = (1.590.000.000 - 1.025.000.000)

= Rp. 565.000.000

Laba usaha = Laba kotor – total biaya operasional

= 565.000.000 – 268.500.000

= Rp. 296.500.000

• Penjualan 1.590.000.000
• Harga Pokok Penjualan
- Persediaan bhn baku, 1/1/17 (awal) 220.000.000
- Pembelian 906.500.000
- Persedian bahan total 1.126.500.000
- Persedian bahan baku, 31/12/17 (akhir) (350.000.000)
> Biaya bahan baku 776.500.000
> Biaya tenaga kerja langsung 152.000.000
> Biaya overhead 148.000.000
= Biaya Produksi 1.076.500.000
- Persediaan brg jadi, 1/1/17 (awal) 73.500.000
- Persediaan brg jadi total 1.150.000.000
- Persediaan brg jadi 31/12/17 (akhir) (125.000.000)
= Harga Pokok Penjualan (1.025.000.000)
• Laba Kotor 565.000.000
• Biaya Operasional
> Biaya Pemasaran 42.000.000
- Biaya iklan 12.000.000
- Gaji wiraniaga 28.000.000
- Komisi wiraniaga 34.000.000
- Biaya angkut penjualan 18.000.000
- Biaya peny gedung 24.000.000

21
- Biaya peny kendaraan 20.000.000
= Biaya Pemasaran Total (178.000.000)
> Biaya admn & umum
- Gaji pegawai 18.000.000
- Biaya listrik, air & telepon 12.500.000
- Biaya peny. Gedung 30.000.000
- Biaya peny. Kendaraan 15.000.000
- Biaya bunga 15.000.000
= Biaya admn & umum total 90.500.000 (90.500.000)
• Laba Usaha 296.500.000

2. Metode A Priori
Metode a priori adalah metode penyusunan anggaran laba dimana jumlah laba
ditentukan pada awal tahap proses perencanaan secara keseluruhan. Bedasarkan
jumlah laba yang telah ditentukan tersebut, perusahaanmembuat anggaran
komprehensif. Pada dasarnya komponen dari anggaran laba adalah anggaran
penjualan dan anggaran biaya, maka untuk mengubah anggaran laba agar sesuai
dengan laba yang ditargetkan, perusahaan memiliki beberapa pilihan dan semuanya
terkait dengan kedua komponen anggaran tersebut. Yaitu:
Mengubah anggaran penjualan
Anggaran penjualan terdiri dari dua elemen utama, yaitu volume penjualan dan harga
jual per unit produk. Untuk mengubah anggaran penjualan, maka kedua elemen
tersebut dapat diubah salah satunya atau kedua sekaligus.
Mengubah anggaran biaya
Biaya pada dasarnya perusahaan menyusun anggaran biaya, mulai anggaran biaya
bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overheat dan
anggaran biaya operasional, perusahaan sudah berusaha menekan biaya seefisien
mingkin. Anggaran biaya bahan baku dipengaruhi oleh dua elemen utama, yaitu
kebutuhan bahan per unit produk dan harga beli per unit bahan baku.
Mengubah anggaran penjualan dan anggaran biaya sekaligus
Perubahan volume penjualan akan berpengaruh langsung terhadap volume produksi.
Jika volume produksi berubah, maka biaya produksi total akan berubah, dan biaya

22
produksi per unit juga dapat berubah.

Ilustrasi 2

PT. Rakindo pada akhir tahun 2016 ingin menyusun anggaran operasional untuk
tahun 2017. Dari anggaran operasional yg telah disusun dapat diringkas sbb:
Perusahaan berencana menjual sebanyak 5.300 unit rak dgn hrga jual Rp. 300.000 per unit,
sehingga nilai penjualan sianggarkan sebesar Rp. 1.590.000.000. biaya bahan baku
dianggarkan Rp. 776.500.000, biaya tenaga kerja langsung dianggarkan Rp. 152.000.000 dan
biaya overhead Rp. 148.000.000. sedangkan untuk biaya administrasi & umum Rp.
90.500.000. biaya pemasaran Rp. 198.000.000
Pada akhir tahun 2017 diperkirakan nilai persediaan sebesar Rp. 125.000.000 dan pada awal
tahun 2017 nilai persediaan diperkirakan sebesar RP. 73.500.000
Jika perusahaan menyusun anggaran laba denganmenggunakan metode a posteriori akan
menghasilkan laba sebesar Rp. 296.500.000

Jawab:
Jika perusahaan perusahaan menyusun anggaran laba untuk tahun 2017 dengan menggunakan
metode a priori maka akan menghasilkan laba sebesar Rp. 296.500.000. seperti berikut ini:
Penjualan 1.590.000.000
Harga pokok penjualan
Biaya bahan baku langsung 776.500.000
Biaya tenaga kerja langsung 152.000.000
Biaya overhead 148.000.000
Biaya produksi 1.076.500.000
Persediaan awal barang jadi 73.500.000
Persediaan totalbarang jadi 1.150.000.000
Persediaan akhir barang jadi (125.000.000)
Harga pokok penjualan (1.025.000.000)
Laba kotor 565.000.000
Biaya komersial/operasional (268.500.000)
Laba usaha sebelum pajak 296.500.000

23
Jika dengan mengunakan metode a priori dimana perusahaan menetapkan laba diawal yaitu
sebesar Rp. 400.000.000, maka komponen di dalam anggaran laba tersebut harus dirubah
supaya laba yang ditargetkan tercapai. Jika seandainya seluruh biaya sudah mencapai tingkat
yang efisien, maka pilihannya adalah merubah harga jual per unit produk. Seperti terlihat
dalam tabel berikut:
Keterangan Anggaran Lama Anggaran Baru
Penjualan 1.590.000.000 ?
HPP (1.025.000.000) (1.025.000.000)
Biaya operasional (268.500.000) (268.500.000)
Laba perusahaan 296.500.000 400.000.000

Untuk memperoleh nilai penjualan yang baru dengan target laba sebesar Rp. 400.000.000.
Nilai Penjualan = 1.025.000.000 + 268.500.000 + 400.000.000 = Rp. 1.693.500.000
Dengan nilai penjualan yang dianggarkan sebesar Rp. 1.693.500.000 dan jumlah produk yang
dijual sebesar 5.300 unit. Maka harga jual produk yang baru adalah sebesar :
= Rp. 1.693.500.000 / 5.300 unit
= Rp. 319.528,3 dibulatkan Rp. 320.000

Kenaikan sebesar Rp. 20.000 diangap tidak berpengaruh negatif terhadap permintaan
konsumen. Bedsarkan pertimbangan tersebut maka nilai penjualan yang baru adalh sebesar:
Nilai penjualan = Rp. 320.000 x 5.300 unit
   = RP. 1.696.000.000

Maka anggaran laba dapat dibuat sbb:


Anggaran Laba
Penjualan 1.696.000.000
Harga pokok penjualan
Biaya bahan baku langsung 776.500.000
Biaya tenaga kerja langsung 152.000.000
Biaya overhead 148.000.000
Biaya produksi 1.076.500.000
Persediaan awal barang jadi 73.500.000
Persediaan total barang jadi 1.150.000.000

24
Persediaan akhir barang jadi (125.000.000)
Harga pokok penjualan (1.025.000.000)
Laba kotor 671.000.000
Biaya komersial/operasional (268.500.000)
Laba usaha sebelum pajak 402.500.000

Laba usaha yang dihasilkan sebesar Rp. 402.500.000, berarti target laba yang ditetapkan
diawal Rp. 400.000.000 telah tercapai.

Alternatif Lain
Jika perusahaan menyusun anggaran laba dengan metode a priori, dimana laba telah di
tentukan terlebih dahulu dan anggaran operasional belum di susun. Maka metode untuk
menentukan volume penjualan dan nilai penjualan, dimana jumlah laba yang di inginkan di
tentukan terlebih dahulu adalah dengan serangkaian langkah berikut:
1. Menentukan laba yang di inginkan perusahaan
2. Membuat proyeksi biaya tetap total yang di perlukan untuk menghasilkan produk dalam
kapasitas produksi perusahaan
3. Membuat proyeksi biaya variable per unit produk
4. Menghitung volume penjualan untuk mencapai jumlah laba yang telah di tetapkan,
dengan formula berikut:

Titik impas = Biaya tetap total + Laba / [1- (biaya variabel perunit produk/harga jual
perunit produk)]

Ilustrasi 3:

Sebuah perusahaan Meja untuk periode tahun 2017,perusahaan memasang target laba sebesar
Rp.1.000.000.000,Kapasitas produksi perusahaan ini dalam satu tahun sebesar 1.200 unit
meja.Untuk menghasilkan produk dengan volume tersebut,biaya tetap yang dikeluarkan
terdiri dari:

 Biaya overhead tetap Rp.160.000.0000


 Biaya Pemasaran tetap sebesar Rp.55.000.000
 Biaya Administrasi & umum sebesar Rp.145.000.000

25
Sedangkan biaya variabel yang dibutuhkan untuk setiap produk terdiri dari:

 Biaya bahan baku sebesar Rp.550.000


 Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.200.000
 Biaya Overhead variabel Rp.100.000
 Biaya Pemasaran variabel sebesar Rp.50.000
Tahun 2016 perusahaan menjual produknya dengan harga Rp.2.500.000 & tahun 2017 tidak
berencana menaikan harga jualnya. Perusahaan menargetkan laba sebesar Rp.100.000.000

Jawab:

Target Laba Perusahaan Rp.100.000.000 dengan harga jual Rp.2.500.000,Maka:

Titik Impas= Biaya Tetap total+Laba

1- Biaya Variabel per unit produk

Harga Jual Per unit produk

Titik Impas=360.000.000+100.000.000

1- 9.000.000
2.500.000

=Rp.2.125.000.000

Untuk memperoleh laba sebesar yang telah ditargetkan, harus dihitung dengan membagi nilai
penjualan tersebut dengan harga jual setiap unit produk:

Volume penjualan=Nilai penjualan/Harga jual unit produk

=2.125.000.000/2.500.000

=850 unit

Dengan Rincian sebagai berikut:

26
Penjualan = 2.500.000 x 850 unit

= Rp.2.125.000.000

Biaya Bahan Baku = 550.000 x 850 unit

= Rp.467.500.000

Biaya Tenaga Kerja = 200.000 x 850 unit

= Rp.170.000.000

Biaya Overhead = Biaya OH tetap x Biaya OH variabel

= 60.000.000 + (850 unit x 100.000)

= Rp.245.000.000

Biaya Pemasaran = Pemasaran Tetap + Pemasaran variabel

= 55.000.000 + (850 x 50.000)

= Rp.97.500.000

Biaya Administrasi = Rp.145.000.000

Anggaran Laba

 Penjualan 2.125.000.000
 Harga Pokok Penjualan
Biaya Bahan Baku Langsung 467.500.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung 170.000.000
Biaya Overhead 245.000.000
 Biaya Produksi 882.500.000
 Persediaan awal barang jadi 0
 Persediaan total barang jadi 882.500.000
 Persediaan akhir barang 0
jadi
 Harga pokok penjualan (882.500.000)
 Laba kotor 1.242.500.000

27
 Biaya operasional
Biaya Pemasaran 97.500.000
Biaya Administrasi & umum 145.000.000
(242.500.0000
 Laba usaha dianggarkan

3. Metode Pragmatis
Metode pragmatis adalah metode penyusun anggaran laba, dimana jumlah laba yang
direncanakan di tetapkan bedasarkan suatu standar tertentu yang telah teruji secara
empiris dan di dukung oleh pengalaman. Dengan menggunakan suatu tingkat target
laba yang di peroleh dari pengalaman, pengharapan atau perbandingan, pihak
manajemen menetapkan standar laba relative yang di anggap memandai bagi
perusahaannya.
Menyusun anggaran laba dengan motode pragmatis dapat dimulai dengan
menetapkan laba yang ingin di raih terlebih dahulu, dan kemudian diikuti dengan
menyusun anggaran operasional, atau dimulai dengan menyusun anggaran penjualan
terlebih dahulu dan di ikuti anggaran operasional lainnya, yang akan berujung pada
anggaran laba. Titik tolak penyusunan anggaran di dasarkan pada pengalaman,
perbanding atau atau suatu standar tertentu yang di anggap layak bagi perusahaan
Jika titik tolak anggaran laba dengan dengan metode a posteriori dimulai
dengan volume penjualan yang disusul dengan anggaran operasional lainnya maka
metode pragmatis memiliki kesamaan dengan metode a posteriori. Jika titik tolak
anggaran laba dengan metode a priori dimaulai dengan laba yang ditergetkan lebih
dulu maka metode pragmatis ini memiliki kesamaan dengan metode a priori.
Metode pragmatis menetapkan laba yang ditargetkan untuk dicapai bedasarkan
pengalaman masa sebelumnya, atau dari laba rata-rata industri.
Metode aposteriori dan a priori digunakan perusahaan yang baru berdiri sehingga
tidak memiliki pengalaman empiris dan data historis, atau digunakan oleh perusahaan
yang sudah lama berdiri tetapi tidak memiliki data historis atau tidak mau
mempergunakan data historis yang dimiliki.

Ilustrasi 4

Dalam kasus sebelumnya, dimana kapasitas produksi perusahaan ini dlam satu tahun sebesar

28
1.200 unit meja.

Untuk menghasilkan produk dengan volume tersebut, biaya tetap yang dikeluarkan terdiri
dari:

 Biaya overhead tetap Rp. 160.000.000


 Biaya pemasaran tetap sebesar Rp. 55.000.000
 Biaya administrasi & umum sebesar Rp. 145.000.000

Sedangkan biaya variabel yg dibutuhkan utk setiap produk terdiri dari:

 Biaya bahanbaku sebesar Rp. 550.000


 Biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 200.000
 Biaya overhead variable Rp. 100.000
 Biaya pemasaran variabel sebesar Rp. 50.000

Tahun 2016 perusahaan menjual produknya dengan harga sebesar Rp. 2.500.000 per unit.
Dan tahun 2017 tidak merencanakan kenaikan harga jual produknya. Dan perolehan laba
usaha tahun2 sebelumnya adalah sbb:

Tahun Vol Penjualan Laba Usaha


2012 507 548.000.000
2013 596 762.000.000
2014 642 795.000.000
2015 705 875.000.000
2016 785 940.000.000

Jawab:

1. Menggunakan Volume Penjualan

Jika perusahaan ingin menggunakan volume penjualan sebagai titik awal penyusunan
anggaran, dan dengan menggunakan metode least square untuk menetapkan volume
penjualan tahun 2017, maka akan menghasilkan volume penjualan sebagi berikut:

Tahun Tahun ke Volume penjualan Xi Xi . Yi Xi2


2012 0 507 -2 -1.014 4

29
2013 1 596 -1 -596 1
2014 2 642 0 0 0
2015 3 705 1 705 1
2016 4 785 2 1.570 4
Total 3.235 665 10

y = a + bx

a = ∑y / n b = ∑x.y / ∑x2

a = 3.235 / 5 b = 665 / 10

= 647 = 66,5

x=3

Penjualan tahun 2017 :

= 647 + 66,5 (3) = 846,5 = 847 unit

Dengan rincian sbb:

Penjualan = Rp. 2.500.000 x 847 unit

= Rp. 2.117.500.000

Biaya bahan baku = Rp. 550.000 x 847 unit

= Rp. 465.850.000

Biaya tenaga kerja = Rp. 200.000 x 847 unit

= Rp. 169.400.000

Biaya overhead = BO tetap + Biaya OH Variabel

= Rp. 160.000 000 + (847 unit x 100.000)

= Rp. 244.700.000

30
Biaya pemasaran = B. Pmsrn tetap + B. Pmsrn var

= Rp. 55.000.000 + (50.000 x 847 unit)

= Rp. 97.350.000

Biaya administrasi = Rp. 145.000.000

Anggaran Laba

Penjualan 2.117.500.000
Harga Bahan Baku 465.850.000
Biaya tenaga kerja langsung 169.400.000
Biaya overhead 244.700.000
- Biaya produksi 879.950.000
- Persediaan awal barang jadi  0
- Persediaan total barang jadi 879.950.000
- Persediaan akhir barang jadi  0
Harga Pokok Penjualan (879.950.000)
Laba Kotor 1.237.550.000
Biaya Operasional
- Biaya Pemasaran 97.350.000
- Biaya Administrasi & umum 145.000.000
(242.350.000)
Laba Usaha Dianggarkan 995.200.000

31
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan Anggaran adalah rencana kerja yang disusun secara tertulis, kuantitatif, formal dan
sistematis mengenai perkiraan kegiatan, penerimaan dan pengeluaran yang dinyatakan dalam unit
satuan moneter (uang) dan berlaku untuk jangka waktu tertentu dalam menjalankan operasional
sehari-hari. Dan juga anggaran berperan sebagai alat perencanaan dan kedua berperan sebagai alat
pengendalian Lalu anggaran berfungsi sebagai fungsi perencanaan , fungsi koordinasi, fungsi
komunikasi, fungsi motivasi, fungsi pengendalian dan evaluasi dan terakhir fungsi pendidik

B. Saran
Seperti yang telah dijelaskan di atas bagaimana pengertian anggaran dalam akuntansi
manajemen, maka dari itu pembaca herus mengetahui pentingnya mempelajari materi ini agar
pembaca dapat lebih mudah menyusun dan memperkirakan anggaran agar dapat lancar
menjalankan operasional organisasi atau perusahaan di masa yang akan datang

32
DAFTAR PUSTAKA

Riadi, M. (2019, November 23). Pengertian, Fungsi, Jenis dan Metode Penyusunan
Anggaran. Retrieved from Kajian Pustaka:
https://www.kajianpustaka.com/2019/11/pengertian-fungsi-jenis-dan-metode-penyusunan-
anggaran.html

33

Anda mungkin juga menyukai