Anda di halaman 1dari 6

“Analisis SWOT Dalam Menilai Sebuah Peluang Usaha”

(Studi Kasus: Putu Bambu & Mayang Pak Zulmi)

Anisa Silitonga1, Mega Sagak Rotua Lumbantobing2, Muhammad Zul Fadlyi Batu3, Ryan Alfandi4,
Sofialola Naibaho5, Yulia Rahma6
Program Studi Manajemen, Universitas Negeri Medan

ABSTRAK

Pesatnya persaingan bisnis mendorong setiap perusahaan untuk memiliki strategi agar
unggul dalam bersaing dengan para pesaingnya. Penelitian ini bertujuan untuk menilai sebuah
peluang usaha dengan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat). pada usaha
“Putu Bambu & Mayang Pak Zulmi” yang berada di Kota Pematangsiantar, Kabupaten
Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Responden penelitian ini adalah pengusaha yang
berdomisili di Kota Pematangsiantar. Data penelitian yang didapat dengan observasi dan
wawancara dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis SWOT. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dengan analisis SWOT, usaha tersebut dapat menilai sebuah
peluang usaha dalam bisnisnya.

Kata kunci: Analisis SWOT, Peluang, Pasar.

PENDAHULUAN

Suatu bisnis berjalan jika ada peluang pasarnya. Bagi seorang pengusaha suatu usaha
dimulai karena adanya suatu peluang (opportunity) bisnis dan ketertarikan pada keuntungan yang
diharapkan dari usaha tersebut. Peluang bisnis adalah kesempatan atau waktu yang tepat yang
seharusnya diambil oleh seorang wirausahawan untuk Analisis SWOT dalam Pengembangan
Bisnis mendapat keuntungan. Keberhasilan dalam menangkap peluang usaha akan membuka
keberhasilan lainnya yang ditentukan oleh faktor teknologi, komunikasi dan informasi. Seseorang
wirausahawan harus cerdik menangkap dan memanfaatkan peluang kemudian mengambil
keputusan yang tepat dengan memanfaatkan sumber daya, baik yang ada dalam kepemilikannya
maupun yang ada dilingkungan eksternal secara kreatif.
Membaca peluang pasar merupakan komponen kunci agar analisis peluang bisnis bisa
dikembangan seakurat mungkin. Dengan membaca peluang pasar secara cermat, maka dapat
diketahui apakah produk yang diciptakan mempunyai peluang untuk diserap pasar atau tidak.
Seandainya produk terserap pasar maka harus teridentifikasi apa yang menjadi penyebabnya dan
apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh konsumen. Saat wirausahawan menciptakan suatu ide
bisnis, mereka juga harus memperhatikan bagaimana menerapkan fungsi-fungsi bisnis yang baru
saja digambarkan, untuk membuat bisnis yang berhasil.
Usaha Putu Bambu & Mayang Pak Zulmi ini yang berada di Pematangsiantar, Jalan
Sudirman, yang memiliki lima cabang di Pematangsiantar, diantaranya Jalan Sudirman, Jalan
Kartini, Jalan Sutomo, Jalan Sisingamaradja, dan Jalan Singosari. Usaha putu bambu tersebut
adalah usaha dari keluarga turun-temurun, yang mana usaha tersebut dimulai dari tahun 1998
hingga sekarang. Dulunya, usaha putu bambu tersebut sempat beroperasi di Medan sejak tahun
1970-1998. Hal ini mengingat lebih banyaknya masyarakat yang berada di sekitar
Pematangsiantar yang menyukai kuliner-kuliner seperti putu bambu dan putu mayang. Usaha
Putu Bambu & Mayang Pak Zulmi ini tidak hanya menjual putu bambu saja, tetapi ada juga
varian lain seperti putu mayang dan klefon.

Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan mengidentifikasi berbagai
faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (strengths) dan kelemahan-kelemahan
(weaknesses) suatu organisasi dan peluang-peluang (opportunities) serta ancaman-ancaman
(threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi organisasi. Hasil analisis adalah
arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang
yang ada, dengan mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman.
Strengths (kekuatan) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang berjalan dengan baik atau
sumber daya yang dapat dikendalikan. Weaknesses (kelemahan) adalah kegiatan-kegiatan
organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi
tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Opportunities (peluang) adalah faktor-faktor lingkungan luar
yang positif. Threats (ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang negatif.

Matriks SWOT
Matrik SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis organisasi yang dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi organisasi
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Strategi SO (strengths-opportunities) adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan
pikiran organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi WO (weakness-opportunities) adalah strategi
yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
kelemahan dalam organisasi. Strategi ST (strengths-threats) adalah strategi yang ditetapkan
berdasarkan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman yang terdeteksi. Strategi
WT (weaknesess-threats) adalah strategi yang diterapkan ke dalam bentuk kegiatan yang bersifat
defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Matriks IFE dan Matriks EFE Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE
(Eksternal Factor Evaluation) terdiri dari kolom, bobot, rating dan total nilai yang merupakan
hasil perkalian dari bobot dan rating. Untuk kolom bobot dan rating diisi sesuai dengan nilai yang
merupakan hasil dari pengelompokan faktor-faktor internal dan eksternal berdasarkan tingkat
kepentingannya.

METODE

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif. Metode analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode yang
dilakukan adalah dengan menganalisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan
eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan yang menjadi dasar untuk melakukan analisis
SWOT. Lokasi penelitian berada di Jalan Sudirman, Kota Pematangsiantar, Provinsi Sumatera
Utara. Data penelitian diperoleh dengan mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara
langsung dengan sumber informasi yaitu pemilik UMKM usaha Putu Bambu & Mayang Pak
Zulmi dan sebagian pelanggan/konsumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh data pada penelitian ini melalui observasi dan wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis SWOT pada Usaha Putu Bambu & Mayang Pak Zulmi
1. Kekuatan (Strength) pada Usaha Putu Bambu & Mayang Pak Zulmi.
a) Ketersediaan bahan baku yang melimpah dan mudah didapat
b) Bahan baku seperti tepung beras, gula merah, kelapa, gula putih halus yang sangat mudah
didapatkan di Pematangsiantar sehingga juga memudahkan untuk memproduksi Putu bambu
& mayang.
c) Putu bambu & mayang sudah menjadi ikon jajanan di sekitaran Pematangsiantar dan
mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia pada umumnya.
d) Usaha putu bambu & mayang sudah menerapkan pelayanan prima.
e) Kue putu bambu & mayang ini rasanya enak, mengandung gizi, tanpa adanya bahan
pengawet, dan aman bagi kesehatan.
f) Harganya relatif murah yaitu satu porsi dengan harga Rp5.000,00-.
2. Kelemahan (Weakness) pada Usaha Putu Bambu & Mayang Pak Zulmi.
a) Skala usaha putu bambu & mayang yang masih tergolong kecil
b) Usaha putu bambu & mayang belum mempunyai toko/kios di pinggir jalan sehingga kesulitan
untuk memasarkannya secara luas.
c) Kebutuhan kualitas sumberdaya manusia yang masih belum terpenuhi.
d) Putu bambu & mayang tidak dapat bertahan lama sehingga kue ini harus diusahakan habis
pada hari itu juga, dikarenakan tidak menggunakan bahan pengawet.
1. Peluang (Opportunity) pada Usaha Putu Bambu & Mayang Pak Zulmi.
a) Permintaan pasar yang tinggi.
b) Daya jual beli yang semakin meningkat, karena banyak digemari masyarakat sehingga
peluang untuk membeli kue ini sangat besar.
c) Putu bambu & mayang ini berkualitas baik dan relatif murah.
2. Ancaman (Threat) pada Usaha Putu Bambu & Mayang Pak Zulmi.
a) Munculnya persaingan baru yang menjual produk sejenis sehingga harus mengantisipasinya
dengan terus meningkatkan kualitas kue.
Dengan adanya analisis SWOT dapat mengetahui letak kekurangan, kelebihan, peluang,
dan ancaman dari produk yang dijual. Dari data di atas dalam menjalankan usaha yang memiliki
lebih banyak kekuatan dibandingkan kelemahan sehingga pemilik yakin dan percaya untuk
mengembangkannya, karena kekuatan dan kelebihannya dorongan untuk menjadi lebih baik.

Analisis Matrik SWOT pada Usaha Putu Bambu & Mayang Pak Zulmi
Matriks IFE menunjukkan kondisi internal perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan
yang dihitung berdasarkan rating dan bobot.
Ratin Skor
Faktor Internal Nilai Bobot
g Bobot
Kekuatan
1. Ketersediaan bahan baku yang melimpah dan mudah 4 0,18 4 0,72
didapat
2. Bahan baku seperti tepung beras, gula merah, kelapa, gula 4 0,18 3 0,54
putih halus yang sangat mudah didapatkan di Pematangsiantar
sehingga juga memudahkan untuk memproduksi Putu bambu
& mayang.
3. Putu bambu & mayang sudah menjadi ikon jajanan di 3 0,13 2 0,26
sekitaran Pematangsiantar dan mendapatkan tempat di hati
masyarakat Indonesia pada umumnya.
4. Usaha putu bambu & mayang sudah menerapkan pelayanan 3 0,13 2 0,26
prima.
5. Kue putu bambu & mayang ini rasanya enak, mengandung 4 0,18 4 0,72
gizi, tanpa adanya bahan pengawet, dan aman bagi kesehatan.
6. Harganya relatif murah yaitu satu porsi dengan harga 4 0,18 3 0,54
Rp5.000,00-.
Total 22 0,98 18 3,04
Kelemahan
1. Skala usaha putu bambu & mayang yang masih tergolong 3 0,25 3 0,75
kecil
2. Usaha putu bambu & mayang belum mempunyai toko/kios 3 0,25 3 0,75
di pinggir jalan sehingga kesulitan untuk memasarkannya
secara luas.
3. Kebutuhan kualitas sumberdaya manusia yang masih 3 0,25 2 0,50
belum terpenuhi.
4. Putu bambu & mayang tidak dapat bertahan lama sehingga 3 0,25 3 0,75
kue ini harus diusahakan habis pada hari itu juga, dikarenakan
tidak menggunakan bahan pengawet.
Total 12 1 11 2,75
TOTAL IFE 34 1,98 29 5,79

Matriks EFE menggambarkan kondisi peluang dan ancaman perusahaan yang dihitung
berdasarkan rating dan bobot.
Skor
Faktor Eksternal Nilai Bobot Rating
Bobot
Peluang
1. Permintaan pasar yang tinggi. 4 0,33 3 0,99
2. Daya jual beli yang semakin meningkat, karena banyak 4 0,33 3 0,99
digemari masyarakat sehingga peluang untuk membeli kue ini
sangat besar.
3. Putu bambu & mayang ini berkualitas baik dan relatif 4 0,33 4 1,32
murah.
Total 12 0,99 10 3,3
Ancaman
1. Munculnya persaingan baru yang menjual produk sejenis 4 1 4 4
sehingga harus mengantisipasinya dengan terus meningkatkan
kualitas kue.
Total 4 1 4 4
TOTAL EFE 16 1,99 14 7,3

Gambar 1. Diagram Kuadran Analisis SWOT Putu Bambu & Mayang Pak Zulmi

Hasil analisis menempatkan titik posisi Putu Bambu & Mayang Pak Zulmi pada kuadran I
dari diagram analisis SWOT. Posisi pada Kuadran I menjelaskan bahwa usaha tersebut memiliki
peluang dan kekuatan besar sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Sehingga tidak
menutup kemungkinan usaha tersebut untuk memperluas pangsa pasar jasa perposan yang dapat
ditawarkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan pendekatan SWOT dapat disimpulkan


bahwa usaha Putu Bambu & Mayang Pak Zulmi berada di posisi kudaran I sehingga
menunjukkan situasi yang sangat menguntungkan bagi usaha tersebut setelah menilai peluang
usaha yang dimiliki. Kemudian hasil faktor internal IFE dan faktor eksternal EFE didapatkan
nilai strength dan opportunities (SO) sebesar 6,34, strength dan threats (ST) sebesar 7,04,
weakness dan opportunities (WO) sebesar 6,05, dan weakness dan threat (WT) sebesar 6,75.
Berdasarkan pembahasan penelitian yang telah dilakukan, maka hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa usaha Putu Bambu & Mayang Pak Zulmi diharapkan untuk terus berinovasi
dalam meningkatkan kualitas produknya. Serta usaha pemasaran yang sudah dilakukan hendaklah
perlu untuk terus dikembangkan dengan menggunakan media informasi yang sesuai dengan
perkembangan zaman.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, A. M. I., & Ratnawati, S. (2020). Analisis SWOT Dalam Menentukan Strategi Pemasaran
(Studi Kasus di Kantor Pos Kota Magelang 56100). Jurnal Ilmu Manajemen, 17 (2), 58-
70.

Istiqomah, & Andriyanto, I. (2017). Analisis SWOT Dalam Pengembangan Bisnis (Studi pada
Sentra Jenang di Desa Wisata Kaliputu Kudus). Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, 5
(2), 363-382.

Saragih, R. (2017). Membangun Usaha Kreatif, Inovatif dan Bermanfaat Melaui Penerapan
Kewirausahaan Sosial. Jurnal Kewirausahaan, 3 (2), 26-34.

Anda mungkin juga menyukai