Anda di halaman 1dari 12

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK PISANG COKLAT

DI UKM (Usaha Kecil Menengah) SHINTA


KOTA BANDAR LAMPUNG
Maya Septika

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor penghambat pemasaran


keripik pisang coklat di UKM SHINTA dan untuk mengetahui strategi
pemasaran keripik pisang coklat di UKM SHINTA.Penelitian ini dilaksanakan
di UKM SHINTA selama 3 (tiga) bulan, November sampai Januari (2019). Jenis
penelitian ini adalah menggunakan metode survei, dengan data yang digunakan
adalah data primer dan data sekunder.
Hasil penelitian menunjukan, kelemahan dan ancaman pada pemasaran
produk keripik pisang Shinta meliputi (1) aspek produk, jika dilihat dari segi
kemasan, masih dalam bentuk sederhana, (2) aspek harga, masih terbilang mahal
jika di bandingkan dengan harga keripik yang sama dari UKM lain, (3) aspek
tempat, masih menyatu dengan rumah, belum adanya papan pengenal tempat
usaha dan lokasi rumah berada di posisi agak rendah, sehingga jika musim hujan
rawan banjir. (4) aspek promosi, tidak memperkenalkan produk dengan cara
membuat brosur/liflet.Strategi pemasaran UKM SHINTA dapat dipandang dari
aspek harga berusaha untuk dapat dijangkau dengan jaminan kualitas produk
dapat di pertahankan atau ditingkatkan, memperbaiki kemasan sesuai standar
kesehatan, aspek tempat diusahakan secara perlahan-lahan memiliki tempat
khusus serta meningkatkan upaya promosi melalui pembuatan liflet/brosur.
Kata Kunci : Strategi, Pemasaran, SWOT
PENDAHULUAN
Seiring perkembangan dunia usaha sekarang ini, pertumbuhan di bidang
perekonomian baik jasa ataupun sektor industri berkembang dengan sangat
pesat. Untuk dapat terus bertahan dalam industri dan mencapai tujuan yang
diharapkan, salah satu faktor kunci yang perlu diperhatikan adalah
pengembangan keunggulan bersaing perusahaan. Perusahaan dipaksa untuk
bersaing agar tidak kalah dalam persaingan maka perusahaan harus menetapkan
startegi pemasaran yang tepat sesuai dengan kondisi pasar yang dihadapi.
Hampir semua wilayah di Indonesia mempunyai hasil pertanian yang
berlimpah, terutama pisang. Salah satu jenis olahan pisang yang banyak
digemari masyarakat adalah keripik pisang. Apalagi hampir semua jenis pisang
bisa digunakan sebagai bahan baku pembuatan keripik, walaupun kebanyakan
pisang kepok yang umum dipergunakan untuk membuat keripik pisang. Usaha
kecil sektor agroindustri yang memiliki prospek sangat potensial untuk
dikembangkan di Propinsi Lampung adalah usaha pembuatan kripik pisang.

1
Salah satunya adalah usaha kecil Keripik Pisang Ibu Mery yang ikut bersaing
dalam pengembangan agroindustri ini. Usaha kecil pada sektor industri
pengolahan sebagian besar merupakan industri rumah tangga. Hingga saat ini
usaha-usaha kecil pengolahan kripik pisang di kota lampung kian banyak.
Menyusuri sepanjang Jalan Pagar Alam Segalamider Tanjung Karang Barat
Bandar Lampung, tepatnya di kawasan sentra industri keripik, kita akan
menemukan banyak toko yang menyajikan oleh-oleh khas Lampung seperti
keripik dengan berbagai macam jenis dan berbagai macam aneka rasa.
Propinsi Lampung mempunyai potensi yang cukup besar dalam bidang
pertanian. salah satu usaha kecil menengah hasil sektor pertanian yang memiliki
prospek sangat potensial untuk dikembangkan di propinsi Lampung adalah
usaha pembuatan kripik pisang. Saat ini indusrti keripik pisang sudah menjadi
industri UKM (Usaha Kecil Menengah) yang cukup membanggakan di propinsi
Lampung. Industri usaha kecil seperti keripik pisa 3 pangsa pasar, dan juga
sesuai dengan karakteristik UKM dengan segala keterbatasannya. Usaha-usaha
dalam skala kecil ini biasanya mengalami keterbatasan baik dalam modal
maupun pengembangan usaha. Keterbatasan modal membuat para pengusaha
kecil kurang dapat mengembangkan variasi produk, karena sedikitnya teknologi
yang digunakan sehingga dalam jangka panjang kebanyakan konsumen akan
merasa bosan dengan produk yang sama. Industri UKM keripik pisang sendiri
mempunyai banyak varian rasa untuk memperkaya variasi produknya. Keripik
pisang merupakan makanan yang terbuat dari pisang yang diiris tipis kemudian
digoreng dengan menggunakan tepung yang telah dibumbui. Kripik pisang ini
banyak di sukai oleh masyarakat dan dijadikan snack karna selain rasanya enak
dari segi harga juga dapat di jangkau oleh semua kalangan sehingga masyarakat
dapat memperolehnya dengan mudah. Dipilihnya usaha keripik pisang sebagai
objek yang akan diteliti pada penelitian ini dikarenakan usaha keripik pisang
merupakan sektor industri yang menjadi andalan untuk oleh-oleh has daerah
Lampung. Sampai hari ini jika berkunjung ke bandar lampung yang di cari orang
sebagai oleh oleh pertama adalah keripik pisang. Karena itu maka keripik pisang
merupakan produk olahan yang banyak di temukan di bandar lampung.
Permintaan akan keripik pisang hususnya di Kota Bandar Lampung cukup
tinggi. Hal ini mendorong para pengusaha untuk membuka bisnis UKM kripik
pisang. Dari sejumlah pelaku indrusti kecil menengah keripik pisang di Bandar
Lampung, mayoritas berkumpul di Gang PU yang berada di Jalan Z.A. Pagar
Alam yang merupakan jalan utama menuju pusat kota. Berdasarkan masalah di
atas, maka perusahaan perlu merumuskan strategi pemasaran yang tepat dengan
mengenali kondisi internal dan ekternal yang mempengaruhi usaha UKM
keripik pisang “SHINTA” sehingga dapat meningkatkan penjualan dan
keuntungan bagi perusahaan. Hasil evaluasi dari kondisi internal berguna untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan,
sedangkan faktor eksternal akan memberikan gambaran mengenai peluang dan
ancaman yang dihadapi oleh perusahaan, untuk mengetahui kekuatan, maka
diperlukan strategi analisis, yaitu dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis

2
SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang yang dimiliki bagi perusahaan, namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan yang dimiliki oleh
perusahaan dan ancaman bagi perusahaan. Kerangka teoritik yang dicantumkan
mengenai Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan.
“Menurut Learned, dkk dalam Rangkuti (2011: 3) mengemukakan bahwa
strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan
demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut
harus ada atau tidak ada.”
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
adalah seperangkat aktivitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau
seseorang dalam mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan untuk
memperoleh keunggulan selama berkompetensi didalam pasar agar lebih baik
dari pesaingnya. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(Weaknesses) dan ancaman (Threats).

Adapun yang menjadi identifikasi masalah dan rumusan masalah adalah sebagai
berikut:
Identifikasi Masalah
1. Omset penjualan UKM “SHINTA” yang relative rendah
2. Strategi pemasaran UKM “SHINTA” yang kurang efektif.

Rumusan Masalah
1. Permasalah Mayor
Mengapa omset penjualan UKM “SHINTA” relative rendah?
2. Permasalahan Minor
a. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan UKM “SHINTA” dalam
memasarkan produk keripik pisang coklat di UKM “SHINTA” ?
b. Apa saja yang menjadi kendala dalam pemasaran keripik pisang di UKM
“SHINTA” ?
c. Upaya apa yang telah dan masih dilakukan keripik pisang di UKM
“SHINTA”?
METODE PENELITIAN

Metode Pendekatan
Pendekatan Kualitatif
Penulis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif karena
permasalahan berhubungan dengan manusia yang secara fundamental
berggantung pada pengamatan.
Jenis Penelitian
Metode yang digunakan oleh peneliti di dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dengan metode statistik.

3
Landasan teori digunakan sebagai pemandu agar focus penelitian sesuai fakta
dilapangan dan bermanfaat memberikan gambaran umum tentang latar
penelitian.
Subjek dan Informasi Penelitian
Subjek penelitian ini adalah strategi pemasaran Usaha Keripik Pisang
SHINTA. Informasi Penelitian ini pada karyawan Usaha Keripik Pisang
SHINTA.
Sumber Data
Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari usaha kripik psang shinta
di Bandar Lampung (internal).
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari riset perpustakaan dan dokumen-
dokumen yang berhubungan dengan penelitian( eksternal).
Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan penulis dalam pengumpulan data ini adalah sebagai
berikut :
1.Observasi. Observasi yaitu penulisan melakukan pengamatan langsung di
lapangan untuk mendapatkan gambaran secara nyata baik terhadap subjek
maupun objek penelitian.
2.Wawancara yaitu tanya jawab secara langsung dengan narasumber yang terdiri
dari pimpinan, karyawan dan masyarakat disekitar untuk memperoleh informasi
sesuai data yang dibutuhkan.
3.Dokumentasi yaitu sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-
dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-
sumber informasi.
Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah
teknik analisis data deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang mempergunakan
data yang dinyatakan verbal dan kualifikasinya bersifat teoritis.
Teknis Analisi SWOT
Menurut Wheelen dan Hunger (2003) bahwa analisis SWOT Analisis SWOT
(SWOT analysis), di mana ia menilai kekuatan (Strengths [S]), kelemahan
(weaknesses [W]), peluang (Opportunities [O]), dan ancaman (threats [T])
perusahaan secara keseluruhan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang bisa
digunakan untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan hanya akan
menjadi keunggulan kompetitif bagi suatu institusi apabila kekuatan tersebut
terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan itu dibutuhkan
atau bisa mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain
juga terdapat kekuatan yang dan institusi tersebut memiliki kemampuan
utama yang sama, maka kekuatan harus diukur dari bagaimana kekuatan relatif

4
suatu institusi dibandingkan dengan institusi yang lain. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki institusi harus dipaksa
untuk dikembangkan karena adakalanya kekuatan itu tidak terlalu penting jika
dilihat dari lingkungan yang lebih luas (LPEM-FE-UI, 2007).
Berikut ini diuraikan berbagai kekuatan yang dimiliki oleh UKM Shinta:
1)Letak lokasi keripik pisang coklat di UKM Shinta yang strategis
Letak lokasi keripik pisang coklat di UKM Shinta yang strategis yaitu
berada di dalam ruang lingkup Sentra Keripik Pisang Gg. PU Bandar Lampung
memungkinkan usaha ini dapat mengakses dengan cepat informasi-informasi
berbagai kemajuan yang dicapai.Letak keripik pisang coklat di UKM Shinta
yang tergolong strategis ini memiliki arti penting yaitu UKM Shinta mampu
mengakses bahan baku yang tersedia di pasar tradisional, sehingga dengan
mudah memperoleh bahan baku seperti pisang kepok, bawang putih, garam,
gula, dan minyak.
2)Tingkat harga yang dapat dijangkau
Harga Keripik pisang coklat di UKM Shinta” yang di perjualkan ke
masyarakat luas sangatlah terjangkau bagi semua kalangan. Harga yang
ditawarkan untuk 100 gram atau setara dengan 1 bungkus keripik pisang
senilai Rp 4.000,-. Harga ini tergolong murah jika dibandingkan dengan
produk keripik pisang yang ada dipasaran yang rata-rata penjualannya
berkisar Rp 5.000,- sampai Rp 6.000,- per 100 gram-nya. Penetapan harga
jual Keripik pisang coklat di UKM Shinta”, selain didasarkan pada besarnya
biaya proses produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan, juga didasarkan pada
perkembangan biaya-biaya variabel proses budidaya yang semakin hari
semakin meningkat.
3)Produk memiliki diferensiasi dibandingkan pesaing
Produk yang dihasilkan oleh UKM Shinta adalah Keripik pisang
coklat di UKM Shinta” yang dibuat tanpa menggunakan bahan-bahan pengawet
maupun kimia yang berbahaya bagi tubuh. Bahan-bahan yang digunakan ialah
bahan-bahan yang masih segar dan diperoleh dari pasar yang sudah dipercaya
oleh UKM Shinta.
b.Kelemahan (Weaknesses)
Hal-hal yang menjadi lawan dari kekuatan adalah kelemahan. Sehingga
sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus
dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada
lingkungan sekitar. Kelemahan yang dimaksud disini adalah keterbatasan
sumberdaya dan kondisi yang dimiliki oleh UKM Shinta terkait dengan
pengembangan produk Keripik pisang coklat di UKM Shinta” yang dapat
menghambat dalam produktivitas dan pemasaran produk Keripik pisang coklat
di UKM Shinta”. Berikut ini diuraikan berbagai kelemahan yang dimiliki UKM
Shinta:
1)Volume produksi masih kurang
Kurangnya volume produksi yang diperoleh oleh UKM Shinta merupakan
dampak dari peralatan yang dimiliki, dimana peralatan yang dimiliki oleh
UKM Shinta memiliki kapasitas untuk menghasilkan 20 hingga 40

5
bungkus/setiap kali produksi. Padahal, produksi dapat ditingkatkan untuk
menghasilkan 100 hingga 200 bungkus/setiap kali produksi.
2)Ruang produksi sempit
Saat ini setiap melakukan proses produksi ruangan yang digunakan ialah
Ruang Inkubator Wirausaha pada Laboratorium Agribisnis, Sentra Keripik
Pisang Bandar Lampung, Bandar Lampung. Luas ruangan produksi ini adalah
3,5 m x 3,1 m. Kondisi ruang produksi dengan luas tersebut membuat
keterbatasan dalam bergerak untuk melakukan proses produksi.
3 ) Proses produksi kurang lancar
Tahapan dalam melakukan proses produksi terkadang menjadi terhambat
karena kondisi ruangan yang kecil sedangkan tahapan dalam melakukan
proses produksi memerlukan ruangan yang lebih luas, seperti tempat untuk
menyimpan pisang yang telah diiris dan didiamkan, tempat untuk
meniriskan keripik pisang, serta tempat penyimpanan keripik sebelum dikemas.
4)Suasana kerja kurang nyaman
Selain sempit, ruang produksi juga tidak dilengkapi dengan ventilasi udara
yang baik sehingga pada saat proses produksi berlangsung kondisi dan suhu
yang ada di ruang menjadi panas dan pengap.
5)Kinerja sumber daya manusia kurang baik
UKM Shinta hanya memiliki 2 orang tenaga kerja tetap dan 11 orang
tenaga kerja tidak tetap yang bekerja secara magang sehingga dalam melakukan
proses produksi sampai pemasaran kinerja sumber daya manusia menjadi
kurang baik.
6)Tidak Adanya perangkapan kerja
Pada UKM Shinta tenaga kerja bekerja pada semua bagian, sehingga tidak
ada spesialisasi pekerjaan dan terjadinya perangkapan tugas di UKM
Shinta. Perangkapan tugas atau jabatan adalah seseorang yang mengerjakan
dua atau lebih pekerjaan yang berbeda dalam satu organisasi atau perusahaan
sehingga pembagian kerja (job description) belum jelas
7)Tenaga kerja kurang
Jumlah tenaga kerja yang dimiliki UKM Shinta saat ini adalah berjumlah 2
orang. Walaupun pada awalnya perusahaan sudah memiliki 11 orang tambahan
tenaga kerja. Namun karena 11 orang tersebut berstatus sebagai mahasiswa
magang (tenaga kerja tidak tetap), maka ketika waktu magang telah habis tidak
ada paksaan untuk tetap melanjutkan menjadi tenaga kerja tetap. Jenis dan
jumlah peralatan terbatas
8)Sumber daya peralatan merupakan salah satu penunjang untuk
mengembangankan suatu usaha. Tentunya keterbatasan sumber daya peralatan
yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan membuat kinerja perusahaan tersebut
menjadi terbatas. Hal ini juga terjadi pada UKM Shinta, jenis peralatan yang
dimiliki berupa wajan, kompor, baskom, alat serut masih sangat sederhana.
Terlebih lagi alat serut yang dimiliki, sudah 3 kali terjadi penggantian alat
serut pisang. Sejauh ini UKM Shinta masih mencari alat serut yang betul-betul

6
mampu menghasilkan lebih banyak irisan pisang yang memiliki tingkat
ketebalan yang sama.
9)Modal yang dimiliki terbatas
Pada awal memulai usaha modal awal yang dimiliki oleh UKM
Shinta senilai Rp 1.000.000. Modal yang diberikan ini sangat terbatas dan
hanya mampu direalisasikan untuk pembelian peralatan produksi dan
bahan-bahan untuk proses produksi.
10)Usaha promosi masih sangat kurang
Jenis promosi yang dilakukan oleh UKM Shinta adalah personal selling.
Kegiatan promosi ini masih sangat sederhana yaitu hanya sekedar memberikan
informasi kepada orang lain tentang adanya produk Keripik pisang coklat di
UKM Shinta” dan cara ini membutuhkan waktu yang cukup intens untuk
memberikan informasi ke setiap orang.
11)Distribusi produk masih kurang
Distribusi atau penyaluran produk untuk lebih memperluas area pemasaran
merupakan salah satu langkah untuk memperkenalkan produk kepada
masyarakat luas. Penyaluran produk Keripik Pisang “Shinta” dapat
dikatakan masih kurang. UKM Shinta pernah melakukan kerjasama dengan
salah satu pedagang pengecer yang ada di Univesitas Hasanuddin yaitu sebuah
warung PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) yang terdapat di area kampus.
Namun, hubungan kerjasama ini terhenti akibat UKM Shinta yang kurang
mampu memenuhi permintaan pasar di area tersebut.
12)Belum adanya standarisasi produk
Setiap produk Keripik pisang coklat di UKM Shinta” yang dihasilkan belum
memiliki standarisasi produk yang tetap. Hal ini mengakibatkan terkadang
rasa, bentuk, ukuran, tingkat kerenyahan produk, warna produk dan lain-lain
dari keripik pisang yang dihasilkan berubah-ubah.
13)Kemasaan yang digunakan masih tipis
Kemasan makanan merupakan bagian dari kebutuhan sehari-hari kita.
Konsumsi makanan yang kita butuhkan tidak lepas dari kemasan sebagai
bungkus/wadah makanan. Penggunaan plastik untuk kemasan makanan sudah
meluas, bahkan sudah menjangkau desa-desa terpencil. Bahan tersebut lebih
mudah diperoleh. Dalam mengemas Keripik Pisang “Shinta”, UKM
Shinta menggunakan kemasan plastik biasa polyetilene dengan standa
ketebalan yang masih rendah (yaitu 0,03 mm). Diketahui bahwa kemasan
dapat mempengaruhi kualitas produk dan juga dapat memberikan nilai tambah
(added value) terhadap sebuah produk.
c.Peluang (Opportunities)
Perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar selalu datang bersama peluang.
Peluang dapat bersumber dari ketakterdugaan, ketidakserasian, kebutuhan
proses, struktur pasar dan industri, demografi, perubahan dalam persepsi dan
pengetahuan baru. Berikut ini beberapa peluang yang dapat diraih oleh UKM
Shinta terkait dengan pengembangan Keripik pisang coklat di UKM Shinta”
khususnya dalam peningkatan produktivitas dan pemasarannya.
1) Ketersediaan bahan baku terjamin

7
Sejak didirikannya UKM Shinta, pembelian bahan baku selalu dilakukan di
Pasar Tradisional. Hal ini dilakukan karena jarak dengan Pasar Tradisional
cukup dekat yaitu sekitar ± 2 km. Di pasar tradisional inilah UKM Shinta
membeli berbagai macam bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat keripik
pisang.
2) Proses pembuatan produk mudah
Proses pembuatan Keripik pisang coklat di UKM Shinta” sangatlah
sederhana, hanya mengiris tipis-tipis pisang, kemudian menggoreng pisang
yang telah diiris, memberikan bumbu, dan terakhir mengemas keripik yang
telah diberi bumbu.
3) Sasaran pasar cukup luas
Sasaran pasar merupakan pasar yang akan dilayani suatu
perusahaan. Sasaran pasar perlu ditetapkan terlebih dahulu agar strategi dan
program pemasaran dapat lebih terarah pada sasarannya. Saat ini sasaran
pasar UKM Shinta masih sebatas di Wilayah Kampus Universitas Hasanuddin,
khususnya di Fakultas Pertanian.
4) Pemintaan pasar yang besar
Tingginya minat masyarakat terhadap makanan-makanan ringan menjadi
peluang besar bagi UKM Shinta untuk lebih mengembangkan proses
produksinya. Saat ini, konsumsi terhadap produk makanan ringan atau snack
food juga menunjukan peningkatan yang terus-menerus sejalan dengan
kesibukan masyarakat yang terkadang memaksa harus bisa makan,
terutama pada remaja. Akibatnya, produk snack saat ini bukan hanya
sebagai makanan selingan namun sebagai pelepas rasa lapar. Masyarakat yang
semakin sibuk akan cenderung tidak memiliki waktu untuk makan seperti
biasanya, sehingga terpaksa mereka harus mengonsumsi snack untuk
memenuhi kebutuhan fisiologisnya. masyarakat.
5) Perusahaan sejenis masih kurang
Masih kurangnya pesaing yang mengusahakan usaha pembuatan keripik
pisang di Bandar Lampung, membuat UKM Shinta setidaknya dapat
menguasai pasar. Perusahaan sejenis yang berdiri hingga saat ini di Kota
Bandar Lampung masih tergolong. Keberadaan usaha lain tersebut tidak
menjadi masalah bagi UKM Shinta.
6) Adanya program kewirausahaan dari pemerintah
Dibandingkan dengan negara-negara lain, perkembangan kewirausahaan di
Indonesia masih sangat kurang yaitu berkisar di angka 0,18 % dari total
jumlah penduduk. Hal inilah yang membuat pemerintah Indonesia mulai
mengembangkan program kewirausahaan yang bertujuan untuk pengembangan
SDM agar para generasi muda semakin kompetitif untuk menjadi wirausaha
dan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain.
7) Segmentasi pasar untuk Keripik pisang coklat di UKM Shinta” jelas
Segmentasi pasar sangat penting karena digunakan untuk mengelompokkan
berbagai karakteristik, kebutuhan, keinginan, dan perilaku konsumen yang
sama. Setelah segmen pasar dapat di identifikasi dengan cara melihat

8
perbedaan geografis, demografis, psikografis, dan perilaku di antara para
pembeli. Segmentasi untuk pemasaran Keripik Pisang “Shinta” sangatlah
jelas. Hal ini dikarenakan keripik pisang dapat dikonsumsi oleh masyarakat
dari usia 6 tahun sampai 60 tahun, daerah tempat tinggalnya di pedesaan
maupun di perkotaan, masyarakat tersebut memiliki pekerjaan atau pun tidak,
baik yang sudah menikah ataupun belum menikah. Siapapun mulai dari anak-
anak, remaja, hingga orang dewasa dan dari kalangan apapun mulai masyarakat
dari ekonomi ke bawah, masyarakat dengan ekonomi menengah hingga
masyarakat dengan ekonomi keatas bisa mengkonsumsi keripik pisang. Hal ini
menjadi sebuah peluang agar UKM Shinta mampu lebih memasarkan produk
buatannya.
8) Tersedianya lembaga penyedia permodalan kewirausahaan
Lembaga pendukung suatu usaha sangat besar peranannya dalam
pengembangan kapasitas kinerja suatu usaha tersebut. Lembaga yang dimaksud
ialah lembaga perkoperasian dan penyedia permodalan bank. Di kota Bandar
Lampung terdapat berbagai macam koperasi dan bank-bank yang bersedia
membantu program pemerintah terkait dengan kewirausahaan. Terlebih lagi
saat ini pemerintah menyalurkan bantuan dana bergulir bagi koperasi dan UKM
tanpa bunga dan agunan diharapkan mampu menjadi acuan dalam berprestasi
yang lebih tinggi.
d.Ancaman (Threats)
Tidak semua masalah yang dihadapi oleh sebuah organisasi berada dalam
kewenangannya untuk menyelesaikan, meskipun masalah tersebut secara
langsung maupun tidak langsung menjadi faktor penghambat dalam pencapaian
tujuan. Masalah yang dimaksud dianggap sebagai sebuah ancaman. Berikut ini
diuraikan beberapa ancaman yang dihadapi oleh UKM Shinta dalam
pengembangan Keripik pisang coklat di UKM Shinta” khususnya dalam
peningkatan produktivitas dan pemasarannya.
1) Keberlanjutan usaha masih berbasis pembelajaran
Sebagaimana yang dikatakan sebelumnya mengenai UKM Shinta sebagai
media pembelajaran maka usaha inipun masih berbasis pembelajaran dan
belum berbasis pada laba atau keuntungan sehingga untuk mengembangkan
usaha ini masih perlu banyak pembenahan agar usaha dapat terus berlanjut.
2) Kepercayaan konsumen dapat berkurang
Penayangan media elektronik terkait dengan pengolahan berbagai
macam produk pangan yang menggunakan bahan kimia berbahaya,
membuat masyarakat jeli dan semakin berhati-hati untuk mengkonsumsi
berbagai macam bahan pangan. Hal ini membuat konsumen kurang percaya
untuk membeli produk Keripik pisang coklat di UKM Shinta” karena setiap ia
membeli produk rasa yang dihasilkan tidak selalu sama. Hal ini dapat membuat
kurangnya kepercayaan akan membuka peluang bagi produsen lain untuk dapat
mengambil konsumen yang selama ini menjadi pelanggan dari UKM Shinta.
Tentunya dengan beralihnya konsumen terhadap produsen yang lainnya
akan membuat pencapaian keuntungan menjadi tidak maksimal.

9
B. Strategi pemasaran yang dapat dilakukan untuk memajukan UKM Qalifa
dalam memasarkan produk
A.Strategi SO
memanfaatkan kekuatan internal perusaan untuk menarik keuntungan dari
peluang eksternal. Semua manajer menginginkan organisasi yang mereka
pimpin berada dalam posisi di mana kekuatan internal dapat digunakan untuk
mengambil keuntungan dari berbagai trend dan  kejadian eksternal. Jika sebuah
perusahaan memiliki kelemahan besar, maka perusahaan akan berjuang untuk
mengatasinya dan mengubahnya menjadi kekuatan. Ketika organisasi di
hadapkan pada ancaman yang besar, maka perusahaan akan berusaha
menghindarinya untuk berkonsentrasi pada peluang.maka kekuatan internal di
Usaha keripik pisang UKM shinta yakni:
1.mengandalkan keunggulan produk seperti selalu membuat inovasi terhadap
kemasannya, kualitas rasa dan kesehatannya serta tetap menjaga pelayanan
yang sebaik mungkin terhadap konsumen.
2.Memperluas jaringam UKM ke selurih bandar lampung.
B.Strategi WO
bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil
keuntungan dari peluang eksternal. Terkadang peluang-peluang besar muncul
tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghalanginya
memanfaatkan peluang tersebut diantaranya:
1. Menggunakan system penjualan door to door (rumah ke rumah) atau
penggunaan iklan.
2. Menyewa angkutan umum sebagai transportasi dalam penyaluran produk.
C.Strategi ST
menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi
dampak ancaman eksternal. Hal ini bukan berarti bahwa suatu organisasi yang
kuat harus selalu menghadapi ancaman secara langsung di dalam lingkungan
eksternal.dengan mengembangkan kesaluran perusahaan yakni:
1.Kembangkan saluran ke supermarket.
2.Merger(menggabungkan) dengan usaha yang sejenis.
D.Strategi WT
Merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelamahan internal
serta menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang menghadapi
berbagai ancama eksternal dan kelemahan internal benar-benar dalam posisi
yang membahayakan. Dalam kenyataannya, perusahaan yang semacam itu
mungkin harus berjuang untuk bertahan hidup, melakukan merger, penciutan,
menyatakan diri bangkrut atau memilih likuidasi.
tahap terahir dalam mengambangan usaha keripik pisang coklat UKM Shinta:
1.Tahap terakhir Mengurangi biaya produksi
2.Menjalin hubungan kerja sama dengan investo tahap pengambilan keputusan
yang bertujuan untuk menyusun beberapa strategi yang telah digambarkan oleh
matriks SWOT, sehingga strategi yang muncul dapat dijadikan sebagai acuan

10
dalam memperbaiki pemasaran pada Usaha keripik pisang coklat di UKM Shinta
Kota Bandar Lampung. Adapun strategi yang dimaksud adalah :
1. Mengandalkan keunggulan produk Keripik pisang coklat seperti selalu
membuat inovasi terhadap kemasannya, kualitas rasa dan kesehatannya serta
tetap menjaga pelayanan yang sebaik mungkin terhadap konsumen.
2. Memperluas usaha Keripik pisang coklat keseluruh Bandar Lampung
3. Menggunakan system penjualan door to door (rumah ke rumah) atau
penggunaan iklan
4. Menyewa angkutan umum sebagai transportasi dalam penyaluran produk
5. Kembangkan saluran ke supermarket
6. Merger(menggabungkan) dengan usaha yang sejenis
7. Mengurangi biaya produksi alasanya dengan cara mengurangi tenaga kerja
dan tetap tidak mengurangi jumlah produksi.
8. Menjalin hubungan kerja sama dengan investor

KESIMPULAN DAN SARAN


A.Kesimpulan
Usaha keripik pisang coklat di UKM Shinta Kota Bandar Lampung sebagai
produsen yang menghasilkan keripik pisang coklat. Sistem penjualannya
langsung di tempat produksi (Rumah industri). Kekuatan yang dapat diandalkan
Usaha keripik pisang coklat di UKM Shinta Kota Bandar Lampung yaitu
keunggulan produk dan sikap jujur, ramah terhadap pelanggan. Kelemahan yang
ada di usaha keripik pisang coklat di UKM Shinta Kota Bandar Lampung yaitu
tidak menggunakan jasa promosi atau iklan baik visual maupun non visual.
Peluang yang diperoleh yaitu meningkatkan ekonomi dan menciptakan lapangn
kerja, ancaman yang dihadapi yaitu kecenderungan konsumen terhadap
supermarket sebagai pilihan untuk membeli produk, strategi pemasaran yang
digunakan adalah salah satu dari jenis strategi bisnis yaitu keunggulan produk.
B.Saran
Untuk meminimalkan ancaman yang dihadapi Usaha keripik pisang coklat di
UKM Shinta Kota Bandar Lampung perlu mengembangkan saluran
pemasarannya ke supermarket dan membuka cabang di berbagai tempat kota di
wilayah Bandar Lampung, sehingga memperluas jaringan penjualan. Serta tetap
mempertahankan strategi yang diterapkan dalam pemasaran keripik pisang
coklat dalam menjalani usaha.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/strategi pemasaran (12 oktober 2016)

11
Philip Kotler, dan Kevin Lane Keller.2009 Manajemen Pemasaran,
(Jakarta:Indeks)

Kotler dan Kevin, 1999. Prinsip-Prinsip Pemasaran: edisi VIII. Erlangga,


Jakarta.

Kotler dan Kevin, 1997. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan.

Koperindag Kota Gorontalo, 2012. Jumlah UMKM Kota Gorontalo Menurut


Sektor Usaha 2010-2011. Lampiran. Kota Gorontalo

Wheelen dan Hunger (2003). Analisis SWOT

Kementrian Koperasi dan Usaha Menengah, 2011. Usaha Kecil Menengah dalam
suatu masyarakat. http://koperasi dan usaha menengah.com/2011/02/UKM.
Di akses pada tanggal 23 Juli 2018

Mulyati, 2005. Aneka Olahan Pisang. Trubus Agrisarana. Surabaya.

Nitisumito, 2009. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Edisi 1.


Penerbit Alfabet, Bandung.

www.com.id ://keripik ibu merry.bandarlampung (15 februari 2016)

12

Anda mungkin juga menyukai