Anda di halaman 1dari 7

2.

1 Penyusunan Anggaran Operasional


Bagian pertama anggaran induk adalah anggaran operasional. Anggaran operasional
terdiri atas sejumlah daftar perhitungan untuk semua tahap operasi yang berakhir pada
laporan laba rugi dianggarkan. Berikut komponen anggaran operasional :
1) Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan (sales budget) adalah proyeksi yang menunjukkan perkiraan
penjualan setiap produk dalam unit dan rupiah. Pada perusahaan yang memproduksi
beberapa jenis produk, perkiraan penjualan harus dibuat untuk setiap jenis produk.
Jika perusahaan menggunakan beberapa saluran distribusi, maka perkiraan penjualan
harus diperinci menurut saluran distribusi, misalnya pedagang besar dan pengecer.
Contoh bentuk anggaran penjualan
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012
Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Unit penjualan 2.000.000 6.000.000 6.000.000 2.000.000 16.000.000
Harga jual per unit Rp. 70 Rp. 70 Rp. 80 Rp. 80 Rp. 75
Penjualan Rp. 140.000.000 Rp. 420.000.000 Rp. 480.000.000 Rp. 160.000.000 Rp. 1.200.000.000

2) Anggaran Produksi
Menunjukkan jumlah unit yang harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan
penjualan dan kebutuhan persediaan akhir. Sebelum dilakukan penyusunan anggaran
produksi, perlu dipastikan bahwa pabrik mampu memproduksi sejumlah perkiraan
penjualan. Produksi juga harus dijadwalkan pada tingkat yang efisien sehingga tidak
terjadi fluktuasi kerja yang besar.
Untuk menghitung jumlah unit yang akan diproduksi harus diketahui unit penjualan
maupun unit persediaan akhir yang diinginkan. Rumusnya sebagai berikut :
Unit yang akan diproduksi = unit persediaan akhir + unit penjualan – unit persediaan
awal.
Anggaran produksi dinyatakan dalam unit karena belum diketahui berapa banyak
biaya produksinya.
Contoh bentuk anggaran produksi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2013
3) Anggaran Pembelian Bahan Baku
Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Penjualan 2.000.000 6.000.000 6.000.000 2.000.000 16.000.000
Persediaan akhir diinginkan 500.000 500.000 100.000 100.000 100.000
Jumlah kebutuhan 2.500.000 6.500.000 6.100.000 2.100.000 16.100.000
Persediaan awal (100.000) (500.000) (500.000) (100.000) (100.000)
Unit yang akan diproduksi 2.400.000 6.000.000 5.600.000 2.000.000 16.000.000
Anggaran ini disusun dengan format yang sama dengan anggaran produksi. Jumlah
anggaran pembelian bahan baku didasarkan pada jumlah bahan baku yang dibutuhkan
untuk produksi dan persediaan bahan baku. Anggaran pembelian bahan baku
(materials purchase budget) merupakan salah satu anggaran yang perlu disusun lebih
dahulu mengingat bahan sudah tersedia ketika diperlukan. Oleh karena itu, kuantitas
bahan yang akan dibeli dan jadwal pengirimannya perlu ditentukan di awal.
Pembelian bahan (dalam unit dan biaya) dihitung dengan rumus berikut :
Pembelian bahan (unit) = Persediaan akhir bahan baku diinginkan (unit) +
Perkiraan penggunaan bahan baku (unit) – Persediaan
awal bahan baku (unit)

Biaya pembelian bahan = Pembelian bahan (unit) x Biaya pembelian per unit

Bentuk anggaran pembelian bahan baku


Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2013

Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Unit akan diproduksi 2.400.000 6.000.000 5.600.000 2.000.000 16.000.000
Bahan baku per unit (Kg) x 0.26 x 0.26 x 0.26 x 0.26 x 0.26
Kebutuhan produksi (Kg) 624.000 1.560.000 1.456.000 520.000 4.160.000
Persediaan akhir diinginkan (Kg) 80.000 80.000 50.000 50.000 50.000
Kebutuhan total (Kg) 704.000 1.640.000 1.506.000 570.000 4.210.000
Persediaan awal (50.000) (80.000) (80.000) (50.000) (50.000)
Bahan baku yang akan dibeli (kg) 654.000 1.560.000 1.426.000 520.000 4.160.000
Biaya bahan per Kg x Rp.100 x Rp.100 x Rp.100 x Rp.100 x Rp.100
Biaya pembelian total Rp.64.400.000 Rp.156.000.000 Rp.142.600.000 Rp.52.000.000 Rp.416.000.000

4) Anggaran Tenaga Kerja Langsung


Anggaran ini menunjukkan jumlah jam kerja langsung yang dibutuhkan dan biayanya
untuk jumlah unit yang dianggarkan akan di produksi. Sepertinya halnya bahan baku,
penggunaan tenaga kerja langsung ditentukan berdasarkan hubungan teknis antara
tenaga kerja dan output. Anggaran tenaga kerja langsung harus disesuaikan dengan
anggaran produksi, anggaran pembelian, dan semua bagian anggaran induk lainnya.
Tenaga kerja tidak langsung akan dimaksukkan ke dalam overhead.
Rumus perhitungan anggaran tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut:
Anggaran tenaga Unit yang diproduksi x Jam tenaga kerja
=
kerja langsung langsung per unit x Tarif upah tenaga kerja
langsung per jam
Berikut contoh Anggaran Tenaga Kerja Langsung :
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2013

5) Anggaran Overhead
Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Unit yang diproduksi 2.400.000 6.000.000 5.600.000 2.000.000 16.000.000
Jam kerja langsung per unit x 0.015 x 0.015 x 0.015 x 0.015 x 0.015
Kebutuhan jam kerja total 36.000 90.000 84.000 30.000 240.000
Upah per jam x Rp.800 x Rp.800 x Rp.800 x Rp.800 x Rp.800
Biaya tenaga kerja langsung total Rp28.800.000 Rp.72.000.000 Rp.67.200.000 Rp.24.000.000 Rp.192.000.000

Anggaran ini menunjukkan perkiraan semua biaya unsur produksi yang bersifat tidak
langsung. Unsur-unsur overhead berbeda dengan bahan baku dan tenaga kerja
langsung. Pada unsur-unsur overhead ini tidak terdapat hubungan input-output yang
mudah diidentifikasi. Biaya overhead terdiri atas dua jenis, yaitu biaya variabel dan
biaya tetap.
Contoh berikut ini akan memperjelas mengenai biaya overhead variabel. Tarif
overhead variabel per jam kerja langsung PT Multi Prima adalah Rp.800. perincian
biaya tersebut sebagai berikut :
Unsur Overhead Per Jam Per Unit
Perlengkapan pabrik Rp.200,00 Rp.3
Tenaga kerja tidak langsung 466,67 7
Listrik pabrik 133,33 2
Jumlah overhead variabel Rp.800,00 Rp.12

Biaya overhead tetap bersifat konstan meskipun terjadi perubahan pada tingkat
aktivitas. Berdasarkan hal tersebut, biaya overhead tetap total merupakan
penjumlahan semua jenis biaya overhead tetap yang dianggarkan. Misalnya, overhead
tetap yang dianggarkan adalah Rp.128.000.000 per tahun atau Rp.32.000.000 per
kuartal. Perincian biaya tersebut sebagai berikut :
Unsur Overhead Per Tahun Per Kuartal
Supervisi Rp.40.000.000 Rp.10.000.000
Depresiasi 80.000.000 20.000.000
Sewa Pabrik 8.000.000 2.000.000
Jumlah overhead tetap Rp.128.000.000 Rp.32.000.000

Untuk menghitung anggaran overhead, digunakan rumus sebagai berikut :


Anggaran overhead = Overhead tetap total + (Jumlah jam kerja
langsung dianggarkan x Tarif overhead
variabel per jam kerja langsung

Berikut contoh Anggaran Overhead :


Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2013

6) Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi


Anggaran ini memberikan informasi yang diperlukan untuk menyusun anggaran
neraca. Informasi tersebut juga akan menjadi input yang penting dalam penyusunan
anggaran harga pokok penjualan.
Rumus perhitungan anggaran persedian akhir barang jadi sebagai berikut :

Anggaran biaya
persediaan akhir barang = Unit persediaan akhir x Biaya per unit
jadi

Bentuk Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi sebagai berikut :


Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2013

7) Anggaran Harga Pokok Penjualan

Perhitungan biaya per unit :


Bahan baku (0.26 kg @Rp.100) Rp.26
Tenaga kerja langsung (0.015 jam @Rp.800) 12
Overhead :
Variabel (0.015 jam @Rp.800) 12
Tetap (0.015 jam @Rp.533,4) 8
Jumlah biaya per unit Rp.58

Unit Biaya Per Unit Total


Barang jadi : 100.000 Rp.58 Rp.5.800.000

Anggaran ini digunakan sebagai input dalam menyusun anggaran laporan laba rugi.
Rumus perhitungan anggaran harga pokok penjualan sebagai berikut :

Anggaran harga = Anggaran bahan baku digunakan + Anggaran


pokok penjualan tenaga kerja langsung + Anggaran overhead
pabrik + Persediaan awal barang jadi – Anggaran
Persediaan akhir barang jadi

Contoh bentuk dari Anggaran Harga Pokok Penjualan adalah sebagai berikut :
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2013

Bahan baku yang digunakan Rp.416.000.000


Tenaga kerja yang digunakan 192.000.000
Overhead 320.000.000
Biaya produksi dianggarkan Rp.928.000.000
Persediaan awal barang jadi 5.500.000
Barang tersedia dijual Rp.933.500.000
Dikurangi : Persediaan akhir barang jadi 5.800.000
Harga pokok penjualan dianggarkan Rp.927.700.000

Kuartal
1 2 3 4 Setahun
jam tenaga kerja langsung
dianggarkan 36.000 90.000 84.000 30.000 240.000
Tarif overhead variabel Rp800 Rp800 Rp800 Rp800 Rp800
Overhead variabel dianggarkan Rp.28.800.000 Rp.72.000.000 Rp.67.200.000 Rp.24.000.000 Rp.192.000.000
Overhead tetap dianggarkan* 32.000.000 32.000.000 32.000.000 32.000.000 128.000.000
Overhead total Rp.60.800.000 Rp.104.000.000 Rp.99.200.000 Rp.56.000.000 Rp.320.000.000

*Termasuk (didalamnya) depresiasi Rp.20.000.000 per kuartal

8) Anggaran Biaya Pemasaran


Anggaran ini menunjukkan pengeluaran yang direncanakan untuk aktivitas penjualan
dan distribusi. Seperti overhead, biaya pemasaran dapat dipecah kedalam komponen
tetap dan variabel. Unsur biaya pemasaran, seperti komisi penjualan, biaya
transportasi, dan perlengkapan akan berubah jumlahnya mengikuti aktivitas
penjualan. Gaji karyawan staf pemasaran, depresiasi peralatan kantor pemasaran, dan
iklan merupakan biaya tetap. Rumus perhitungan biaya pemasaran sebagai berikut :
Anggaran biaya = Anggaran biaya pemasaran tetap total + (Tarif
pemasaran biaya pemasaran variabel per unit x Unit yang
dijual)
Contoh dari Anggaran Biaya Pemasaran sebagai berikut :

Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Unit penjualan direncanakan 2.000.000 6.000.000 6.000.000 2.000.000 16.000.000
Biaya pemasaran variabel per unit Rp.5 Rp.5 Rp.5 Rp.5 Rp.5
Biaya variabel total Rp.10.000.000 Rp.30.000.000 Rp.30.000.000 Rp.10.000.000 Rp.80.000.000
Biaya pemasaran tetap :
Gaji Rp.1.000.000 Rp.1.000.000 Rp.1.000.000 Rp.1.000.000 Rp.4.000.000
Iklan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 4.000.000
Depresiasi 500.000 500.000 500.000 500.000 2.000.000
Transportasi 300.000 300.000 300.000 300.000 1.200.000
Biaya tetap total Rp.2.800.000 Rp.2.800.000 Rp.2.800.000 Rp.2.800.000 Rp.11.200.000
Biaya pemasaran total Rp.12.800.000 Rp.32.800.000 Rp.32.800.000 Rp.12.800.000 Rp.91.200.000

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2013

9) Anggaran Biaya Riset dan Pengembangan


Bagian ini bertanggung jawab terhadap pengembangan produk dan proses baru.
Pengeluaran bagian tersebut untuk tahun yang akan datang diestimasi dan disajikan
dalam anggaran biaya riset dan pengembangan. Berikut contoh bentuk dari Anggaran
Biaya Riset dan Pengembangan :

Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Gaji Rp.1.800.000 Rp.1.800.000 Rp.1.800.000 Rp.1.800.000 Rp.7.200.000
Desain dan pengembangan purwarupa 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Biaya riset dan pengembangan total Rp.2.800.000 Rp.2.800.000 Rp.2.800.000 Rp.2.800.000 Rp.11.200.000

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2013

10) Anggaran Biaya Administrasi


Anggaran ini mencakup taksiran pengeluaran total oleh perusahaan, sama seperti
anggaran biaya riset dan pengembangan serta anggaran biaya pemasaran. Terkait
dengan penjualan, sebagian besar biaya administrasi bersifat tetap. Biaya tersebut
meliputi gaji staf, depresiasi gedung dan peralatan kantor pusat, honor layanan
hukum, dan lain-lain. Contoh dari anggaran ini adalah sebagai berikut :
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2013

11) Anggaran laporan laba rugi


Contoh dari Anggaran Laporan Laba Rugi
Penjualan Rp.1.200.000.000
Dikurangi : Harga pokok penjualan 927.700.000
Laba kotor Rp.273.300.000
Dikurangi : Biaya pemasaran Rp.91.200.000
Biaya riset dan pengembangan 11.200.000
Biaya administrasi 16.300.000 118.700.000
Laba operasi Rp.153.600.000
Dikurangi : Biaya bunga 4.200.000
Laba sebelum pajak Rp.149.400.000
Dikurangi : Pajak penghasilan 60.000.000
Laba bersih Rp.89.400.000

Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2013


12) Anggaran Operasional untuk Perusahaan Dagang dan Jasa
Anggaran yang dijelaskan sebelumnya lebih banyak diterapkan dalam perusahaan
manufaktur. Namun demikian, sebagian besar dari anggaran tersebut juga dapat
diterapkan pada perusahaan dagang dan jasa. Terlepas dari hal tersebut, penyusunan
anggaran juga harus memperhatikan kebutuhan khusus setiap jenis perusahaan.
Pada perusahaan dagang, anggaran produksi digantikan dengan anggaran pembelian
barang dagangan. Anggaran tersebut mengidentifikasi kuantitas setiap barang yang
dibeli untuk dijual kembali, biaya per unit barang, dan biaya pembelian total.
Pada perusahaan jasa yang berorientasi laba, anggaran penjualan sekaligus merupakan
anggaran produksi. Anggaran penjualan mengidentifikasi jenis dan kuantitas jasa
yang akan dijual. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang jadi sehingga jasa
yang diproduksi akan sama dengan jasa yang dijual. Pada perusahaan jasa yang tidak
berorientasi laba, anggaran penjualan diganti dengan anggaran pendanaan. Anggaran
ini mengidentifikasi semua sumber pendanaan berbagai jasa yang akan diberikan
tahun yang akan datang dan dana yang akan dialokasikan pada setiap jasa tersebut.

Kuartal
1 2 3 4 Setahun
Gaji Rp.2.500.000 Rp.2.500.000 Rp.2.500.000 Rp.2.500.000 Rp.10.000.000
Asuransi 1.500.000 1.500.000
Depresiasi 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 4.000.000
Perjalanan 200.000 200.000 200.000 200.000 800.000
Biaya administrasi total Rp.3.700.000 Rp.3.700.000 Rp.5.200.000 Rp.3.700.000 Rp.16.300.000

Anda mungkin juga menyukai