Anda di halaman 1dari 7

Tugas Tutorial 2 Akuntansi Manajemen

1. Apa yang dimaksud Analisis Biaya-Volume-Laba? Jelaskan manfaat penggunaan


Analisis Biaya-Volume-Laba!
Jawab :
• Analisis Biaya Volume Laba atau Analisis Kos Volume laba adalah salah satu
alat perencanaan jangka pendek sekaligus berfungsi sebagai alat dalam proses
pengambilan keputusan manajemen.
• Manfaat Analisis Biaya Volume Laba adalah sebagai alat dalam proses
pengambilan keputusan manajemen. Dalam Analisis Biaya Volume Laba,
hubungan antara biaya, kuantitas penjualan dan harga jual amat ditekankan
sehingga secara keseluruhan dapat diperoleh informasi keuangan di bidang
pemasaran, produksi, dan administrasi. analisis KVL juga digunakan dalam
proses pengambilan keputusan manajemen ketika harus menentukan jumlah
dan macam produk atau jasa yang dihasilkan, tingkat harga jual produk,
strategi pemasaran, dan penggunaan fasilitas produksi. Dengan demikian,
analisis KVL merupakan bagian integral dari proses perencanaan keuangan dan
pengambilan keputusan oleh manajemen. Secara luas analisis KVL dapat
membantu rencana perusahaan di bidang pemasaran, produksi, dan
administrasi.

2. Apa yang dimaksud analisis Break Even Point? Jelaskan tehnik atau pendekatan
dalam analisis BEP serta jelaskan masing-masing!
Jawab :
• Analisis Titik Impas (Break Even Point) adalah titik dimana jumlah pendapatan
sama dengan jumlah biaya, sehingga perusahaan tidak memperoleh laba
ataupun menderita rugi. Dengan kata lain, unit yang dijual di atas titik impas
akan menghasilkan profit.
• Untuk menemukan titk impas, dapat digunakan tiga teknik atau pendekatan.
1. Pendekatan laba operasi (Operating-income approach)
Pendekatan laba operasi didasarkan pada rumus yang diambil dari susunan
laporan laba rugi.
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
Berdasarkan hubungan matematis Laporan Laba Rugi maka dapt diturunkan
menjadi sebagai berikut :
Jika : P = Pendapatan = KH
K = Kuantitas
H = Harga Jual
V = biaya variabel per unit
T = total biaya tetap
L = Laba bersih
TI = titik impas (Break Even Point)
Maka ; P = T + V + L
L = P – (V + T)
Jika dalam jumlah total maka H harus dikalikan dengan K (kuantitas) yang
dijual
KH = T + VK + L, jika fokus pada Laba
L = KH - (VK + T)
Dalam kondisi impas, laba = 0 maka:
= K(H - V) + T
KTI = T/(H-V)
Hasil perhitungan terakhir ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Rumus Titik Impas dalam Kuantitas
Titik Impas (Nilai Uang) = Biaya Tetap / (Marjin Kontribusi per unit)
Bila titik impas ingin dinyatakan dalam unit satuan moneter (Rupiah) maka
KTI harus dikalikan dengan H (Harga), atau rumus pada Persamaan diatas
dikalikan dengan H di kedua ruas sehingga menjadi sebagai berikut.
[K Box = T / (H - V) ]× H
HKTI= TH / (H - V)
P = [TH/(H-V)] x 1/H (ruas kanan dibagi H atau dikalikan 1/H)
P = (TH / H) / (H / H - V / H)
P = T / (1 - V / H)
Dari hasil perkalian rumus TI dengan Harga, maka dapat dirumuskan TI
dalam rupiah sebagai berikut:
Titik Impas (Nilai Uang) = Biaya Tetap / (1- V/H)

2. Pendekatan margin kontribusi (Contrbution-margin approach)


Sebenarnya merupakan pengembangan dari pendekatan laba operasional,
khususnya pada bagian penyebut. Penyebut pada persamaan TI dalam
kuantitas di atas adalah H-V. Dimana, H adalah harga jual per unit, dan V
adalah biaya variabel per unit. Dengan demikian, H-V adalah margin
kontribusi per unit. Jika H-V pada persamaan TI dalam kuantitas diganti
dengan margin kontribusi per unit maka akan menjadi pendekatan margin
kontribusi sebagaimana dinyatakan pada Persamaan dibawah
Persamaan Rumus Titik Impas Pendekatan Margin Kontribusi dalam
Kuantitas :
Titik Impas (Nilai Uang) = Biaya Tetap / (Marjin Kontribusi per unit)

Sementara penyebut pada Persamaan TI dengan harga adalah IV/H, manakala


1 - V/H adalah rasio margin kontribusi. Dengan demikian, persamaan TI
dengan harga dapat dikonversi menjadi pendekatan margin kontribusi seperti
pada Persamaan berikut ini.
Rumus Titik Impas Pendekatan Rasio Margin Kontribusi dalam Uang
Titik Impas (Nilai Uang) = Biaya Tetap / (Rasio Marjin Kontribusi)

Itulah dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung titik impas
kuantitas dan titik impas rupiah. Pendekatan operating income
memungkinkan kita untuk membantu perhitungan berapa laba yang
diinginkan dan pendekatan ini lebih mudah digunakan ketika perusahaan
memproduksi multiple products. Sebagai tambahan, nilai berapa titik impas
kuantitas dapat digunakan untuk mencari nilai margin pengaman apabila
perusahaan telah menentukan proyeksi tingkat penjualan. Margin pengaman
akan dibahas pada kegiatan belajar berikutnya.
3. Pendekatan grafik (Graphical approach)
Grafik KVL merupakan grafik yang di dalamnya menggambarkan
keterkaitan antara biaya, volume, dan laba operasi dengan menghubungkan
garis total penjualan dengan garis total biaya pada satu grafik yang sama.
Penting untuk membedakan dan memisahkan dua garis tersebut untuk
melihat gambaran hubungan yang lebih jelas, misal nantinya akan terlihat
dimana letak titik impas kuantitas dan titik impas dollar.

3. Apa perbedaan Variable costing dan absorption costing? Serta jelaskan mengapa
variable costing dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja masing-masing unit
bisnis yang dimiliki perusahaan!
Jawab :
Aspek Variable Costing Absorption Costing
Pendekaatan Perilaku (Biaya Fungsional (Biaya
dikelompokkan menurut dikelompokkan menurut
perilakunya) fungsi generik dalam
organisasi
Penggunaan Internal Eksternal
Penggunaan Kos Internal Eksternal
Produk Bahan langsung (DM) Bahan langsung (DM)
Tenaga Kerja Langsung (DL) Tenaga Kerja Langsung (DL)
Overhead Variabel (VOH) Overhead Variabel (VOH)
- Overhead Tetap (FOH)
Kos Periode Overhead Tetap (FOH) -
Biaya Penjualan Variabel Biaya Penjualan Variabel
Biaya Penjualan Tetap Biaya Penjualan Tetap
Biaya Administrasi Variabel Biaya Administrasi Variabel
Biaya Administrasi Tetap Biaya Administrasi Tetap
4. Diketahui PT Irama Jaya menjual dan produksi kaos sport. PT Irama Jaya
menganggarkan penjualan kaos untuk masing-masing kuartal di tahun 2021
sebanyak, 10.000 unit, 20.000 unit, 30.000 unit dan 40.000 unit. Harga jual per
unit adalah Rp 25.000,-.Diasumsikan berdasarkan kebijakan perusahaan ditentukan
unit sediaan akhir sebanyak 20% dari unit penjualan di kuartal selanjutnya. Unit
penjualan di tahun 2022 diasumsikan sama dengan unit penjualan kuartal awal
tahun yakni sebesar 10.000 unit. Unit sediaan awal di kuartal pertama ditentukan
2.000 unit. Untuk satu kaos yang diproduksi dibutuhkan satu unit kaos polos
dengan harga Rp 5.000/per unit serta 7 ons pewarna dengan harga Rp 200 per ons.
Unit sediaan awal kaos polos ditentukan 1.500 unit dan tinta pewarna 10.000 ons.
Diminta : Susun
a. Anggaran penjualan
Kuartal
1 tahun
1 2 3 4
Unit penjualan 10.000 20.000 30.000 40.000 100.000
Harga jual per unit 25.000 25.000 25.000 25.000 25.000
Anggaran penjualan
250.000 500.000 750.000 1.000.000 2.500.000
(000)

b. Anggaran produksi
Kuartal 1 tahun
1 2 3 4
Unit penjualan 10.000 20.000 30.000 40.000 100.000
Target unit sediaan akhir 4.000 6.000 8.000 2.000 2.000
Total kebutuhan 14.000 26.000 38.000 42.000 102.000
Dikurangi : Sediaan awal 2.000 4.000 6.000 8.000 2.000
Unit yang diproduksi 12.000 22.000 32.000 34.000 100.000
c. Anggaran pembelian bahan baku langsung
Kuartal 1 tahun
Jenis
1 2 3 4
Unit yang diproduksi 12.000 22.000 32.000 34.000 100.000
Bahan baku langsung per unit ×1 ×1 ×1 ×1 ×1
Kebutuhan untuk produksi 12.000 22.000 32.000 34.000 100.000
Sediaan akhir yang diinginkan 2.200 3.200 3.400 1.200 1.200
Total yang dibutuhkan 14.200 25.200 35.400 35.200 101.200
Dikurangi : persediaan awal 1.500 2.200 3.200 3.400 1.500
Unit BB langsung yang akan
12.700 23.000 32.200 31.800 99.700
dibeli
Biaya per kaos 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000
Anggaran Pembelian Kaos
63.500 115.000 161.000 159.000 498.500
Polos (Rp000)

Bersambung…

Lanjutan…

Kuartal
Jenis bahan : tinta 1 tahun
1 2 3 4
Unit yang diproduksi 12.000 22.000 32.000 34.000 100.000
Bahan baku langsung per
×7 ×7 ×7 ×7 ×7
unit (ons)
Kebutuhan untuk produksi 84.000 154.000 224.000 238.000 700.000
Sediaan akhir yang 15.400 22.400 23.800 8.400 8.400
diinginkan
Total yang dibutuhkan 99.400 176.400 247.800 246.400 708.400
Dikurangi : persediaan awal 10.000 15.400 22.400 23.800 10.000
Unit BB langsung yang 89.400 161.000 225.400 222.600 698.400
akan dibeli
Biaya per ons tinta 200 200 200 200 200
Total pembelian biaya tinta
17.880 32.200 45.080 44.520 139.680
(Rp000)
Total anggaran pembelian
81.380 147.200 206.080 203.520 638.180
BBL (Rp000)

Sumber : BMP Akuntansi Manajemen Modul 4 dan Modul 5

Nama : Audilla Hanifa


NIM : 043474977
Kelas : Manajemen 6 - I

Anda mungkin juga menyukai