Dalam biaya relevan ada beberapa alternatif biaya yang berbeda yang kemungkinan akan diambil
dalam pengambilan keputusan. Apabila biaya tersebut sama semua maka disebut sebagai biaya
tidak relavan. Biaya tidak relevan adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, biaya ini tidak diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan.
B. Pengambilan Keputusan
Manajemen selalu mengambil keputusan yang meliputi berbagai macam hal, seperti keputusan
dalam kegiatan produksi rutinatau keputusan yang diambil dalam masalah-masalah khusus.
Pengambilan keputusan kegiatan rutin pada umumnya terjadi dan berkaitan dalam melaksanakan
kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan secara rutin dan teratur. Pengambilan keputusan
khusus merupakan keputusan yang bersifat tidak teratur atau tidak rutin dilakukan oleh
perusahaan.Pengambilan keputusan khusus dalam perusahaan mempunyai banyak jenis
diantaranya:
1. Keputusan membuat sendiri atau membeli dari tempat lain
2. Keputusan mempertahankan atau menghentikan usaha
3. Menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan
4. Menerima atau menolak pesanan khusus
5. Menjual atau mengolah lebih lanjut
Jika perusahaan membuat sendiri komponen tersebut, biaya produksinya sebagai berikut.
Biaya (Rp) Unit Jumlah (Rp)
Bahan baku: 6.000 20.000 120.000.000
Biaya tenaga kerja langsung 8.000 20.000 160.000.000
Biaya overhead pabrik variabel 2.000 20.000 40.000.000
Biaya tetap:
Biaya gaji tetap 40.000.000
Biaya depresiasi 40.000.000
Jumlah 400.000.000
Maka keputusan yang diambil adalah membeli dari tempat lain seharga Rp380.000.000 karena
biayanya lebih murah dibandingkan dengan membuat sendiri sebesar Rp400.000.000.
Dalam pemilihan alternatif kita perlu mempertimbangkan mana saja yang masuk dalam biaya
relavan dan biaya yang tidak relavan. Yang termasuk biaya tidak relavan yaitu memiliki ciri
biaya yang terjadi pada masa lalu atau biaya yang akan datang yang sama diantara alternatif.
Dalam hal ini biaya tidak relavan adalah biaya tetap depresiasi. Jika biaya tetap depresiasi dapat
dihilangkan, maka membuat sendiri akan lebih hemat daripada membeli dari luar. Berikut
perhitungannya:
Dari hasil di atas, ada 2 alternatif pilihan yaitu membeli dan membuat sendiri komponen yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Apabila membeli komponen dari luar sebanyak 20.000 unit,
membutuhkan dan Rp380.000.000. sedangkan jika membuat sendiri biaya totalnya sebesar
Rp360.000.000 (Rp120.000.000 + Rp160.000.000 + Rp40.000.000 + Rp40.000.000). sehingga
ada selisih sebesar Rp20.000.000 daripada membeli komponen dari luar.
Jika volume pembelian turun dari 20.000 unit menjadi 12.000 unit. Maka perhitungannya
sebagai berikut.
Membuat Membeli Perbeda
Unit Biaya Jumlah Unit Biaya Jumlah an
(Rp) (Rp) (Rp (Rp)
Bahan 12.000 6.000 72 jt 72 jt
baku:
Biaya 12.000 8.000 96 jt 96 jt
tenaga
kerja
langsung
Biaya 12.000 2.000 24 jt 24 jt
overhead
pabrik
variabel
Biaya
tetap:
Biaya gaji 40 jt 40 jt
tetap
Harga 12.000 19.000 228 jt 228 jt
pembelian
komponen
4 jt
Dengan melihat hasil tersebut diperoleh biaya untuk membeli komponen di luar yang lebih
murah yaitu sebesar Rp228.000.000, sedangkan jika membuat sendiri sebesar Rp232.000.000,
selisihnya sebesar Rp4.000.000. jadi membeli komponen di luar lebih menguntungkan dibanding
membuat sendiri.
Manajemen dapat mengetahui pada volume berapakah kedua alternatif tersebut bernilai sama.
Untuk menghitungnya menggunakan rumus indifferent cost volume.
Jadi, volume kedua alternatif yaitu membeli dari luar dan membuat sendiri akan bernilai sama
biayanya apabila perusahaan membeli atau membuat 13.333 unit.
D. Keputusan Pertahankan Atau Hentikan
Dalam perusahaan yang mempunyai berbagai jenis produk dan kadangkala dari beberapa produk
yang dibuka ini ada yang menguntungkan dan tidak menguntungkan. Dari pihak manajemen
akan melakukan tindakan untuk departemen yang tidak menguntungkan tersebut dengan
menggunakan analisis keuangan. Dalam kasus suatu departemen mengalami kerugian secara
terus-menerus, maka pihak manajemen harus mempertimbangkan pendapatan diferensial dan
biaya diferensial. Pengambilan keputusan dengan menghilangkan salah satu jenis
produk/departemen. Biaya-biaya tidak akan terjadi jika suatu jenis produk/departemen
ditiadakan.
Biaya yang tak terhindarkan adalah biaya yang tetap akan terjadi dengan pengambilan keputusan
jika suatu jenis produk/ departemen ditiadakan. Pada umumnya merupakan biaya bersama bagi
beberapa jenis produk sehingga peniadaan salah satu jenis tersebut akan mempengaruhi biaya
tersebut.
Contoh:
Sebuah departemen store memiliki 3 departemen utama, yaitu departemen makanan, departemen
kelontong, dan departemen obat-obatan. Berikut ini taksiran perhitungan rugi laba untuk setiap
departemen.
Departemen Jumlah
Makanan Kelontong Obat-obatan
Hasil 5.000.000 4.000.000 500.000 9.500.000
penjualan
Biaya variabel 4.000.000 2.800.000 300.000 7.100.000
Jika biaya kesempatan lebih besar daripada biaya terhindarkan apabila perusahaan meniadakan
departemen makanan, maka sebaiknya perusahaan meneruskan departemen tersebut.
Sebaliknya, jika biaya kesempatan lebih kecil daripada biaya terhindarkan apabila perusahaan
meniadakan dpartemen makanan maka sebaiknya perusahaan memutuskan untuk meniadakan
departemen tersebut.
Biaya terhindarkan sering pula disebut sebagai penghemat biaya tambahan (incremental cost
saving).
Jika dengan meniadakan departemen makanan, perusahaan bermaksud menambah menambah
departemen baru yaitu deparemen kosmetik.
Perusahaan harus menganalisis pendapatan diferensial dan biaya diferensial antara tetap
meneruskan atau menambah departemen kosmetik (mengganti departemen makanan dengan
departemen kosmetik).
Data departemen kosmetik: taksiran hasil penjualan Rp3.000.000 biaya variabel Rp2.100.000,
dan biaya tetap tambahan Rp350.000.
Manajemen memiliki alternatif 2 karena biaya kesempatan jika alternatif 2 dipilih adalah
Rp2.000.000 lebih kecil dibandingkan dengan biaya dapat dihindarkan (Rp2.300.000).
Jika memilih alternatif 1, laba yang diperoleh (Rp175.000 - Rp1.1750.000 - Rp900.000) lebih
kecil dibandingkan dengan jika alternatif 2 yang dipilih (Rp475.000 - Rp1.375.000 -
Rp900.000).
Kesimpulan: peniadaan departemen makanan dapat dibenarkan jika departemen tersebut
diganti dengan departemen kosmetik.
Contoh:
PT. Andalas mempunyai mesin lama dengan harga perolehan Rp4.000.000 dan nilai sisa
Rp1.600.000, biaya penyusutan Rp2.400.000. Mesin tersebut direncanakan akan disewakan
dengan biaya sewa Rp2.500.000. Untuk bisa disewakansebaiknya mesin tersebut harus direparasi
terlebih dahulu dengan biaya Rp700.000. Selain itu PT. Andalas juga mempunyai alternatif
untuk menjual mesin lama tersebut seharga Rp2.000.000. biaya komisi untuk perantara
Rp120.000. Dari 2 alternatif di atas sebaiknya kapan PT. Andalas menyewakan atau menjual
mesin lama tersebut?
Analisis yang dibuat oleh perusahaan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
adalah:
Jika perusahaan memproduksi dengan jumlah yang belum penuh dan memungkinkan pengerjaan
pesanan khusus tersebut tanpa menambah biaya tetap lagi, maka akan menguntungkan
perusahaan karena perusahaan sudah tidak lagi mengeluarkan biaya tetap untuk pesanan
tambahan tersebut.
Contoh:
Perhitungan rugi-laba perusahaan yang setiap bulan memproduksi reguler genteng sebanyak
1000 buah adalah sebagai berikut.
Keterangan Jumlah
Hasil penjualan Rp1.000.000
Biaya produksi:
Variabel: 1.000 x Rp1.000
Tetap Rp100.000
Rp700.000
Laba kotor Rp300.000
Biaya usaha Rp50.000
Laba bersih Rp250.000
Setiap bulan perusahaan membuat genteng reguler 1000 buah dan setiap bulan mendapatkan laba
sebesar Rp250.000. sebaiknya ada pesanan khusus sebanyak 300 genteng dengan harga khusus
yaitu Rp900 per genteng pesanan khusus tersebut diambil atau tidak dengan perhitungan sebagai
berikut.
Dengan adanya tambahan pesanan khusus sebanyak 300 genteng dengan harga Rp900, PT.
Andalas akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp490.000. Jika tidak menerima pesanan khusus
hanya mendapat laba Rp400.000. Mendapat pesanan khusus lebih menguntungkan karena PT.
Andalas tidak lagi membayar biaya tetap jika mendapat pesanan dengan harga khusus.
Kesimpulan:
Perusahaan lebih baik memilih alternatif membuat kaos polos karena menghasilkan laba sebesar
Rp60.000.000.
Biaya diferensial = (Rp90.000.000 – Rp60.000.000) = Rp30.000.000
Pendapatan diferensial = (Rp150.000.000 – Rp90.000.000) = Rp60.000.000
Contoh:
PT. Abadi adalah sebuah perusahaan yang memproduksi suatu barang yakni kursi yang dijual
dengan harga Rp50.000 per buah tetapi belum finishing. Sedangkan biaya penuh yang diperlukan
untuk membuat barang tersebut adalah sebagai berikut.
Diketahui volume penjualan diperkirakan sebanyak 60.000 kursi. Berdasarkan informasi yang
diperoleh bahwa pihak manajemen mempertimbangkan untuk memproses lebih lanjut menjadi
kursi yang sudah finishing. Dalam pelaksanaannya memerlukan biaya pengelolaan lebih
lanjut/pernis yakni sebesar Rp8.000 per kursi. Sedangkan di pasaran kursi finishing cukup
banyak permintaan dengan harga jual Rp70.000. PT. Abadi lebih baik mengolah lebih lanjut atau
tidak?
Jika alternatif menjual yang dipilih, maka keuntungan yang diperoleh adalah:
Laba = Pendapatan – Beban
= (Rp50.000 x 60.000 unit) – (Rp40.000 x 60.000 unit)
= Rp3.000.000.000 – Rp2.400.000.000
= Rp600.000.000
Jika alternatif memproses lebih lanjut yang dipilih, maka keuntungan yang diperoleh adalah:
Laba = Pendapatan diferensial – Biaya diferensial
= (Rp70.000 – Rp50.000) x (60.000 unit) – (Rp8.000 x 60.000 unit)
= Rp1.200.000.000 – Rp480.000.000
= Rp720.000.000
Jika PT. Abadi membuat keputusan sebaiknya memproses lebih lanjut karena memberikan
keuntungan yang lebih besar.