Anda di halaman 1dari 35

BIAYA RELEVAN

Pertemuan 9 dan 10
DEFINISI BIAYA RELEVAN

 Biaya relevan (relevant cost) merupakan biaya masa


depan (future cost) yang berbeda diberbagai alternatif.
 Untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya harus
merupakan biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda
diantara berbagai alternatif.
 Apabila biaya masa depan jumlahnya sama untuk
berbagai alternatif, maka biaya tersebut tidak memiliki
dampak terhadap pembuatan keputusan. Biaya demikian
disebut sebagai biaya tak relevan.
Ilustrasi Biaya Relevan

 Untuk mengilustrasikan konsep biaya relevan akan


digunakan contoh alternatif pembuatan keputusan untuk
membuat atau membeli yang terjadi pada PT. Sejahtera.
 Diasumsikan bahwa biaya tenaga kerja langsung yang
digunakan untuk memproduksi suatu komponen adalah
Rp150.000.000 per tahun (berdasarkan volume normal).
Haruskah biaya ini menjadi faktor dalam pembuatan
keputusan tersebut? Apakah biaya tenaga kerja langsung
merupakan biaya masa depan yang berbeda diantara
kedua alternatif (membuat atau membeli)?
Ilustrasi Biaya Masa Lalu yang
Tidak Relevan
 Apabila semisal bahwa PT. Sejahtera menggunakan
mesin untuk memproduksi suatu komponen. Mesin
tersebut dibeli 5 tahun yang lalu dan telah didepresiasi
dengan tarif sebesar Rp125.000.000 per tahun. Apakah
angka sebesar Rp125.000.000 merupakan biaya relevan?
Dengan kata lain apakah biaya depresiasi merupakan
biaya masa depan yang berbeda diantara kedua
alternatif?
Ilustrasi Biaya Masa Depan
yang Tidak Relevan
 Diasumsikan bahwa biaya sewa seluruh pabrik sebesar
Rp340.000.000 dan biaya tersebut dialokasikan kepada
berbagai departemen produksi yang berbeda, termasuk
departemen yang memproduksi komponen yang
menerima alokasi sebesar Rp12.000.000 dari biaya
tersebut. Apakah biaya sebesar Rp12.000.000 relevan
dalam keputusan membuat atau membeli yang dihadapi
PT. Sejahtera?
APLIKASI BIAYA RELEVAN

 Penentuan biaya relevan sangat bermanfaat dalam


memecahkan berbagai jenis permasalahan. Secara
tradisional, penerapan biaya relevan meliputi :
1. Keputusan untuk membuat atau membeli suatu
komponen.
2. Mempertahankan atau menghentikan suatu segmen
atau lini produk
3. Menerima suatu pesanan khusus dibawah harga
normal
4. Memproses lebih lanjut produk bersama atau
menjualnya pada titik pisah (split-off point)
Keputusan Membuat atau
Membeli
 Untuk mengilustrasikan lebih rinci tentang analisis biaya
yang berhubungan dengan pembuatan keputusan membuat
atau membeli, asumsikan bahwa PT. Sejahtera akhir-akhir
ini memproduksi suatu komponen elektronik yang digunakan
untuk salah satu jenis produk printernya. Untuk tahun yang
akan datang PT. Sejahtera harus memproduksi 10.000
komponen untuk mendukung kebutuhan produksi printer.
 PT. Sejahtera telah dihubungi oleh pemasok potensial yang
bersedia untuk memasok komponen tersebut dengan harga
Rp4.750 per unit. Tawaran tersebut sangat menarik karena
biaya produksi penuh per unit adalah sebesar Rp8.200.
Apakah PT. Sejahtera akan memproduksi atau membeli
komponen tersebut?
Lanjutan

 Pertama, perlu diperhatikan biaya-biaya yang berkaitan


dengan produksi 10.000 unit komponen. Biaya absorpsi
penuh ditunjukkan sebagai berikut :

Keterangan Biaya Total Biaya Penuh

Sewa peralatan Rp 12.000.000 Rp 1.200

Depresiasi peralatan 2.000.000 200

Bahan baku 10.000.000 1.000

Tenaga kerja langsung 20.000.000 2.000

Overhead variabel 8.000.000 800

Overhead tetap umum 30.000.000 3.000

TOTAL Rp 82.000.000 Rp 8.200


Lanjutan

 Biaya sewa peralatan merupakan item biaya yang relevan


apabila biaya tersebut tidak diperlukan ketika komponen
dibeli dari pihak eksternal. Sedangkan biaya tenaga kerja
langsung dan biaya bahan baku sebanyak 5.000 unit yang
tersisa dan biaya overhead variabel semuanya
merupakan biaya yang relevan, biaya-biaya tersebut
tidak akan terjadi apabila komponen dibeli dari pihak
eksternal.
 Kedua, perlu difokuskan pada masalah pembelian
komponen. Biaya pembelian merupakan biaya relevan.
Lanjutan

 Biaya relevan total masing-masing alternatif adalah


sebagai berikut :

Alternatif
Biaya Differensial
Keterangan Membuat Membeli untuk Membuat

Sewa peralatan Rp 12.000.000 0 Rp 12.000.000

Bahan Baku 5.000.000 0 5.000.000

Overhead variabel 8.000.000 0 8.000.000

Tenaga kerja langsung 20.000.000 0 20.000.000

Biaya pembelian 0 Rp 47.500.000 (47.500.000)

Karyawan paruh waktu 0 8.500.000 (8.500.000)

TOTAL Rp 45.000.000 Rp 56.000.000 (Rp 11.000.000)


Lanjutan

 Dalam contoh ini, biayanya adalah sebesar Rp4.500


(Rp45.000.000/10.000) untuk alternatif memproduksi
sendiri dan Rp5.600 (Rp56.000.000/10.000) untuk
alternatif membeli.
 Analisis menunjukkan bahwa biaya pembuatan produk
dapat menghemat biaya sebesar Rp11.000.000
dibandingkan dengan apabila perusahaan membeli
produk tersebut. Jadi tawaran dari pemasok seharusnya
ditolak.
Keputusan Mempertahankan
atau Menghentikan
 Laporan segmen yang disusun atas dasar variabel costing
menyediakan informasi yang berharga untuk membuat
keputusan mempertahankan atau menghentikan.
 Laporan segmen menyediakan informasi untuk membuat
keputusan mempertahankan atau menghentikan
sedangkan biaya relevan menjelaskan tentang bagaimana
informasi tersebut harus digunakan untuk sampai pada
suatu pembuatan keputusan.
Lanjutan

 Sebagai ilustrasi berikut adalah data yang tersedia pada


PT. Pertiwi yang memproduksi batako, bata, dan
genteng. Pengontrol perusahaan telah menyusun proyeksi
laporan laba rugi berikut untuk tahun 2013.
Lanjutan

 Oleh karena tidak adanya harapan bagi tercapainya


perbaikan kinerja laba produk genteng yang melebihi
proyeksinya, maka PT. Pertiwi akan memutuskan untuk
menghentikan produk genteng. Penghentian lini produk
tersebut akan memberikan tambahan laba sebesar
Rp35.000.000 daripada mempertahankannya.
Mempertahankan atau Menghentikan
dengan Berbagai Dampak
Komplementer
 Diasumsikan bahwa PT. Pertiwi akan menghentikan
produksi genteng. Walaupun dipastikan bahwa keputusan
tersebut akan berdampak negatif bagi perusahaan yaitu
mengurangi tenaga kerja. Disisi lain keputusan tersebut
dianggap sebagai tindakan terbaik untuk kepentingan
perusahaan.
 Menghentikan produk genteng, perusahaan dapat
memberikan tambahan laba sebesar Rp35.000.000 per
tahun. Untuk mendukung keputusan tersebut berikut
disertakan analisis khusus untuk segmen genteng.
Lanjutan

 Setelah mendapatkan penjelasan dari bagian pemasaran


PT. Pertiwi melakukan analisis ulang dengan
mempertimbangkan dampak penghapusan produk
genteng terhadap penjualn kedua lini lainnya. PT.
Pertiwi memutuskan untuk menggunakan penjualan total
dan biaya total untuk setiap alternatif. Seperti
sebelumnya, depresiasi dan biaya tetap umum
dikeluarkan dari analisis karena tidak relevan.
Lanjutan

 Penghapusan produk genteng akan mengurangi penjualan


total sebesar Rp264.000.000, yaitu :
Rp50.000.000 (0,10 x Rp500.000.000) untuk batako.
Rp64.000.000 (0,08 x Rp800.000.000) untuk bata.
Rp150.000.000 untuk genteng.
 Demikian juga, biaya variabel akan total akan berkurang
sebesar Rp 203.400.000,-
Rp25.000.000 (0,10 x Rp250.000.000) untuk batako.
Rp38.400.000 (0,08 x Rp480.000.000) untuk bata.
Rp140.000.000 untuk genteng.
Lanjutan
 Jadi, margin kontribusi total berkurang sebesar
Rp60.600.000 (Rp264.000.000 – Rp203.400.000). Oleh
karena penghapusan produk genteng hanya menghemat
sebesar Rp45.000.000 pada biaya penyeliaan dan iklan,
maka pengaruh bersihnya adalah kerugian sebesar
Rp15.600.000 (Rp45.000.000 – Rp60.600.000). Berikut
adalah ikhtisar dari analisis dengan menggunkan informasi
baru.
Mempertahankan atau Menghentikan
dengan Penggunaan Alternatif Fasilitas

 Tanggapan penyelia produksi agak berbeda, dia setuju


untuk menghentikan produk genteng dengan
menyarankan menggantinya dengan produksi ubin.
Berikut dilampirkan laporan keuangan untuk ubin :

Penjualan Rp100.000.000

Biaya Variabel (40.000.000)

Margin kontribusi Rp60.000.000

Biaya tetap langsung (55.000.000)

Laba segmen Rp5.000.000

 Haruskan produk genteng dihentikan dan diganti dengan


ubin?
Lanjutan

 Contoh diatas mengilustrasikan tentang proses


pembuatan keputusan taktis. Pertama, masalah kinerja
lini diidentifikasi dan didefinisi (misal, kinerja buruk lini
produk genteng).
 Contoh diatas memberi beberapa pengertian yang lebih
baik tentang aplikasi sederhana model keputusan.
Keputusan Pesanan-Khusus

 Keputusan pesanan khusus memfokuskan pada


pertanyaan apakah pesanan harga khusus harus diterima
atau ditolak.
 Sebagai contoh, perusahaan es krim pada saat ini
beroperasi pada tingkat 80% dari kapasitas produksinya.
Perusahaan tersebut memiliki kapasitas 20 juta unit
galon. Biaya total yang berkaitan dengan pembuatan dan
penjualan 16 juta unit adalah sebagai berikut.
Lanjutan
Lanjutan

 Sebuah perusahaan katering dari wilayah lain yang


biasanya tidak dilayani oleh perusahaan menawar untuk
membeli es krim sebanyak 2 juta unit dengan harga
Rp1.550 per unit. Distributor tersebut akan menggunakan
label mereknya sendiri, distributor tersebut juga setuju
untuk membayar biaya transportasi. Dikarenakan
distributor menghubungi langsung kepada perusahaan,
maka tidak ada komisi penjualan. Sebagai manajer
perusahaan es krim tersebut, apakah anda akan
menerima pesanan tersebut atau menolaknya?
Lanjutan
 Apabila pesanan tersebut diterima, maka tambahan
pendapatan sebesar Rp1.550 per unit akan dapat
direalisasikan. Namun, seluruh biaya variabel kecuali
untuk distribusi (Rp30) dan komisi (Rp20) juga akan
terjadi, sehingga menimbulkan biaya tambahan sebesar
Rp1.450 per unit. Oleh karena itu, manfaat bersihnya
adalah Rp100 (Rp1.550 – Rp1.450) per unit. Analisis biaya
relevan dikhtisarkan sebagai berikut :
 SAMPAI DIBAWAH INI :
Keputusan Untuk Menjual
atau Memproses Lebih Lanjut
 Produk bersama memiliki proses produksi dan biaya
produksi yang sama sampai dengan titik pisah.
Contohnya, suatu cairan mineral tertentu seperti
tembaga dan emas mungkin terkandung dalam satu biji
besi tertentu. Biji besi itu harus ditambang, dilebur, dan
diolah sebelum tembaga dan emas dipisahkan.
 Penentuan apakah akan menjual atau memproses lebih
lanjut merupakan suatu keputusan penting yang harus
dibuat oleh para manager.
Lanjutan
 Sebagai ilustrasi berikut ini contoh yang terjadi pada PT.
Kebun Raya, sebuah perusahaan besar dibidang pertanian
yang mengkhususkan bisnisnya pada penanaman apel.
Pada saat Apel matang, pekerja disewa untuk memetik,
selanjutnya dikirim ke gudang untuk dicuci dan disortir.
Perkiraan biaya untuk semua aktivitas tersebut adalah
Rp3.000.000 per ton per tahun.
 Apel disortir menjadi tiga kelompok (A, B, dan C). Setiap
ton apel menghasilkan 800 kg kelompok A, 600 kg
kelompok B, dan 600 kg kelompok C. Apel A dijual ke
supermarket dengan harga Rp400 per kg. Apel B dikemas
dalam kantong ukuran 5kg dengan harga Rp1.300 per
kantong, Apel C diproses lebih lanjut menjadi selai dijual
dalam bentuk kalengan ukuran 16 ons dengan harga
Rp750 per kg. Biaya pemrosesan adalah Rp100 per kg.
Lanjutan

Kelompok A 800 kg
Dijual seharga Rp400/kg

Apel kantongan 120 kantong.


Biaya tambahan
Biaya Bersama Kelompok B 600kg Rp50/kantong
Rp3.000.000 Dijual seharga
Rp1.300/kantong

Selai Apel 500 kaleng.


Kelompok C 600kg Biaya Rp100/kg
Dijual seharga Rp750/kaleng
Lanjutan

 Suatu jaringan supermarket besar baru-baru ini meminta


agar PT. Kebun Raya memasok pai apel kaleng ukuran 16
ons dengan harga Rp900 per kaleng. PT. Kebun Raya
memutuskan bahwa kelompok B cocok untuk memenuhi
pesanan tersebut dan membuat estimasi yang diperlukan
biaya sebesar Rp200 per kg untuk memproses Apel
menjadi pai Apel. Hasilnya adalah 500 kaleng ukuran 16
ons.
 Ketika perusahaan memutuskan apakah akan menjual
apel kelompok B pada titik pisah atau memprosesnya
lebih lanjut dan menjualnya dalam bentuk pai apel,
biaya bersama untuk penyemprotan, pemangkasan, dan
seterusnya tidak relevan.
Lanjutan

 Oleh karena terdapat 600kg apel kelompok B pada titik


pisah, PT. Kebun Raya menjual 120 kantong ukuran 5 kg
dengan harga per unit bersih sebesar Rp1.250 (Rp1.300 –
Rp50). Dengan demikian pendapatan bersih total pada
titik pisah adalah Rp150.000 (Rp1.250 x 120). Apabila
apel diproses menjadi pai apel, maka pendapatan total
adalah sebesar Rp450.000 (Rp900 x 500). Oleh karena
itu, pendapatan tambahan dari proses lebih lanjut
adalah sebesar Rp300.000 (Rp450.000 – Rp150.000).
Biaya pemrosesan tambahan adalah Rp120.000 (Rp200 x
600kg).
 Oleh karena pendapatan naik sebesr Rp300.000 dan
biaya hanya naik sebesar Rp120.000, maka laba bersih
pemrosesan lebih lanjut sebesar Rp180.000.
Lanjutan

 Dengan demikian PT. Kebun Raya harus memproses apel


kelompok B menjadi apel pai, analisisnya diikhtisarkan
sebagai berikut.
TUGAS 1

Petunjuk Pengerjaan Soal :


1. Jawab pertanyaan berikut dengan benar. Temukan jawabannya
di buku, bukan di Google. Yang ketahuan menggunakan
jawaban di Google, will get Minus 10 poin each number.
2. Tugas dikumpulkan di ketua tingkat dalam bentuk PDF.
3. Ketua tingkat menggabungkan semua tugas dalam satu File dan
kemudian mengirimkan ke email dosen : ariniaris06@gmail.com
.
4. If there’s any question, feel free to ask.
5. TUGAS DIKUMPULKAN TGL 29 JUNI 2019 (PALING LAMBAT
PUKUL 10.00 AM), KIRIM EMAIL.
6. Keterlambatan satu detik, email akan terhapus secara
otomatis.
UJI PEMAHAMAN

1. Jelaskan definisi dari biaya relevan!


2. Jelaskan kapan biaya depresiasi aset tetap dianggap
sebagai biaya relevan dan tidak relevan!
3. Berikan contoh biaya masa akan datang yang tidak
relevan!
4. Berikan contoh biaya tetap yang relevan!
5. Diasumsikan bahwa suatu perusahaan menghasilkan dua
jenis produk. Apakah perusahaan tersebut harus selalu
memfokuskan perhatiannya hanya pada produk yang
memiliki margin kontribusi per unit terbesar? Jelaskan!
SOAL KASUS

 Charter Sport Equipment memproduksi trampolin yang


berbentuk bulat, segi empat, dan segi delapan. Data
penjualan dan biaya untuk bulan lalu adalah sebagai
berikut.
 Manajer memberikan perhatian khsusus terhadap
trampolin bulat yang mengalami kerugian dan akan
memutuskan apakah perusahaan akan tetap melanjutkan
atau menghentikan lini produk tersebut. Peralatan khusus
yang digunakan untuk memproduksi trampolin tidak
memiliki nilai jual lagi. Jika trampolin model bulat
diberhentikan produksinya, dua supervisor lini yang
bertanggung jawab atas lini tersebut dapat diberhentikan.
 Diminta :
1. Haruskah produksi dan penjualan trampolin bulat akan
dihentikan? Perusahaan tidak mempunyai aktivitas lain
untuk menggunakan ruangan yang dipakai untuk
memproduksi trampolin bulat. Buatlah perhitungan
yang mendukung jawaban anda.
2. Susunlah kembali data di atas ke dalam format yang
lebih bermanfaat bagi manajemen dalam menentukan
profitabilitas jangka panjang untuk berbagai lini
produk yang dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai