Anda di halaman 1dari 36

Oleh:

Ahmad Syifaudin, M.Si


1. Pengambilan Keputusan Stratejik
Berdimensi jangka panjang

2. Pengambilan Keputusan Taktis


Berdimensi jangka pendek
1. PERUMUSAN MASALAH
- Pengakuan adanya masalah
- Mengumpulkan informasi mengenai masalah tsb
- Mengidentifikasi faktor penyebab
- Menetapkan skala prioritas
Contoh :
Manajer toko menerima keluhan dari konsumen bahwa barang
yang dibelinya selalu dalam keadaan rusak/cacat. Setelah
diselidiki, ternyata gudang penyimpanan barang sudah penuh dan
kotor. Maka ia menetapkan bahwa masalah yang dihadapi
berkaitan dengan kapasitas dan kualitas penyimpanan barang
2. MENGIDENTIFIKASI ALTERNATIF PEMECAHAN
- Alternatif relevan
a. Membangun gudang baru
b. Menyewa gudang lain
c. Menata ulang gudang lama
- Alternatif yg tidak relevan
menghentikan sementara pembelian barang
sampai gudang kosong
3. MENGIDENTIFIKASI KEUNGGULAN/KELEMAHAN DARI
MASING-MASING ALTERNATIF
Alternatif Keunggulan Kelemahan

Membangun gudang •Daya tampung dapat •Memerlukan Biaya


baru diatur sendiri investasi yg tinggi
•Milik sendiri, pemakaian •Pengadaan lahan

untuk waktu tdk terbatas


Menyewa gudang yg •Tidak memerlukan biaya •Waktu penggunaan
lain investasi tinggi, hanya terbatas
biaya sewa •Daya tampung tdk
•Tidak perlu pengadaan dapat ditentukan
lahan sendiri •Lokasi yg tidak selalu

dekat dengan toko


4. MENGIDENTIFIKASI BIAYA RELEVAN DARI MASING-
MASING ALTERNATIF
Biaya relevan dari kedua alternatif :
- Biaya pengadaan lahan, material, tenaga kerja, dll
- Biaya sewa
Bukan biaya relevan :
- Biaya pengadaan forklift dan listrik
5. MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR-FAKTOR KUALITATIF
Faktor keamanan, dan legalitas
6. MENGAMBIL KEPUTUSAN
 Relevant Cost: biaya pada masa yang akan datang
(future cost), karena ia merupakan konsekuensi
yang muncul dari pemilihan suatu alternatif
keputusan
 Incremental Cost: biaya tambahan yang harus
terjadi untuk menyelesaikan suatu usulan
atau untuk memperluas suatu aktivitas yang
telah dilakukan.
 Opportunity Cost: nilai yang terukur dari
suatu kesempatan yang dilewatkan karena
menolak penggunaan alternatif terbaik untuk
sumber daya.
“Biaya relevan adalah biaya pada masa yang
akan datang (future cost), karena ia
merupakan konsekuensi yang muncul dari
pemilihan suatu alternatif keputusan”
Contoh :
Menyewa Membangun sendiri (umur
(1 tahun) teknis 5 tahun)
Material - $ 150,000
Tenaga Kerja - $ 45,000
Penunjang - $ 5,000
Biaya sewa per tahun $ 40.000 -
Pengadaan Forklift dan $ 50.000 $ 50,000
perlengkapan lain
Jika dilihat dari data tersebut maka dapat
diambil keputusan sbb:
1. Dari segi modal: alternatif menyewa akan
diambil karena lebih murah dibandingkan
alternatif membangun sendiri.
2. Dari segi b. depresiasi: alternatif membangun
sendiri akan dipilih karena lebih murah
(250.000/5thn=$ 50.000/tahun)
dibandingkan dengan alternatif menyewa
(90.000/1thn=$ 90.000/tahun).
• “biaya tambahan yang terjadi karena pemilihan
suatu alternatif keputusan”.
• Biaya ini muncul karena adanya perubahan dari
rencana sebelumnya.
• Avoidable cost adalah biaya yang dapat
dihilangkan baik seluruhnya ataupun sebagian
dengan memilih salah satu alternatif yang
tersedia. Contoh: menyewa DVD/menonton film
di bioskop.
• Biaya ini dikeluarkan dari perhitungan biaya
dalam pengambilan keputusan karena
merupakan incremental cost savings.
Keputusan membuat sendiri atau membeli memiliki
dua tipe :
1. Kondisi awal membuat sendiri
2. Kondisi awal biasa membeli
Karakteristik make or buy decision
Kondisi awal Alternatif Pertimbangan
Membuat Membeli dari  Kapasitas menganggur dari fasilitas
sendiri luar produksi yg tak terpakai
 Fasilitas yang dimiliki akan dijual

atau disewakan
Membeli Membuat  Penguasaan teknologi

dari luar sendiri  Kecukupan dana untuk pengadaan

fasilitas produksi dan tenaga kerja


Contoh :
Perusahaan Al Kautsar biasanya membeli komponen A
20.000 unit dengan harga Rp 17.000 per unit. Jika
perusahaan membuat sendiri suku cadang tsb, biaya
produksinya sbb:
Per Jumlah
unit
Bahan baku 6.000 120.000.000
Biaya variabel per unit *) 8.000 160.000.000
Biaya Tetap 80.000.000
Jumlah 360.000.000
*) Dari jumlah biaya variabel tersebut 25% diantaranya merupakan
BOP dari fasilitas perusahaan yang menganggur.
Jika dilihat sepintas, maka keputusan yang diambil adalah
membeli dari luar, karena biayanya lebih murah dibandingkan
dengan membuat sendiri yaitu Rp 340.000.000 jika membeli dan
Rp 360.000.000 jika membuat sendiri.
Jika 25% diantaranya merupakan biaya dari fasilitas perusahaan
yang menganggur, maka membuat sendiri akan lebih hemat
daripada membeli dari luar, dengan perhitungan sbb: (dalam
ribuan rupiah)

Membuat Membeli Perbedaan

Per Jumlah Per Jumlah


unit unit
Bahan baku 6 120.000 120.000
Biaya variabel per unit 8 120.000 120.000
Biaya tetap 80.000 80.000
Harga pembelian 17 340.000 (340.000)
14 320.000 17 340.000 (20.000)
Bagaimana jika volume pembelian turun dari 20.000 unit
menjadi 12.000 unit. Perhitungan : (dalam ribuan rupiah)

Membuat Membeli Perbedaan

Per Jumlah Per Jumlah


unit unit
Bahan baku 6 72.000 72.000
Biaya variabel per unit 8 96.000 96.000
Biaya tetap 80.000 80.000
Harga pembelian 17 204.000 (204.000)
14 248.000 17 204.000 44.000

Ternyata biaya untuk membeli lebih murah dibandingkan


dengan membuat sendiri.
Dengan demikian manajemen dapat mengetahui pada
kuantitas berapakah kedua alternatif tersebut bernilai sama?
Ini disebut dengan Indifferent cost volume.
Perhitungan Indifferent cost volume :
TCbeli = TCmembuat
17x = 80.000 + 14x
3x = 80.000
x = 26.667 satuan

17x = fungsi total biaya membeli


80.000 + 14 X = fungsi total biaya membuat
Jumlah biaya membeli

Indifferent Cost Volume =26.667

Jumlah biaya
membuat
Jumlah Biaya

150

100

50

0
2 4 6 8 10 12 14 16 20 22 24

Volume (Dalam ribuan)


• Keputusan ini diambil pada perusahaan yang
membuat lebih dari satu macam produk.
• Dari berbagai macam produk tersebut, ada
salah satu produk yang tidak laku.
• Bagaimana keputusan manajemen terhadap
produk yang tidak laku tersebut, pertahankan
atau hentikan?
Contoh :
Kepala Divisi Keuangan dan Akuntansi PT IKRIMAH
(yang memproduksi tiga macam produk) menyajikan
laporan segmentasi produk sbb:
Prod A Prod B Prod C Total

Hasil Penjualan 500.000 800.000 150.000 1.450.000


(-) Biaya variabel 250.000 480.000 140.000 870.000
Laba kontribusi 250.000 320.000 10.000 580.000
Biaya tetap langsung
Gaji 37.000 40.000 35.000 112.000
Advertensi (iklan) 10.000 10.000 10.000 30.000
Penyusutan 53.000 40.000 10.000 103.000
Total biaya tetap langsung 100.000 90.000 55.000 245.000
Laba segmen 150.000 230.000 (45.000) 335.000
Biaya tetap umum 125.000
Laba bersih total 210.000
Dari ilustrasi tersebut, manajer memutuskan untuk
menghentikan produk C, karena walaupun memiliki
margin kontribusi sebesar 10.000, tetapi dengan
penghentian tersebut dapat menghemat 45.000 yaitu
biaya gaji dan advertensi. Karena penyusutan bukan
merupakan biaya relevan, maka total biaya yang
dihemat adalah Rp 35.000. perhitungan kerugiannya :
Pertahankan Hentikan
Penjualan 150.000 -
Biaya variabel 140.000 -
Margin kontribusi 10.000 -
(-) advertensi 10.000 -
(-) gaji 35.000 -
Kerugian produk C 35.000 0
“Keputusan ini diambil ketika ada konsumen
khusus yang memesan barang tertentu dengan
harga tertentu, dan untuk mendayagunakan
kelebihan kapasitas mesin yang menganggur
Contoh :
PT Nurulazmi memproduksi semacam makanan
yang disukai anak-anak pada 80% dari
kapasitas normal. Kapasitas normal yang
dimiliki perusahaan 2.000.000 unit per tahun.
Total biaya untuk 1.600.000 (80%x2.000.000)
unit produk adalah sbb :
Jumlah Satuan
Biaya-biaya variabel
Bahan baku A 112.000.000 70,00
Bahan baku B 16.000.000 10,00
Bahan baku C 24.000.000 15,00
Upah langsung 40.000.000 25,00
Pembungkusan 32.000.000 20,00
Komisi 3.200.000 2,00
Distribusi 4.800.000 3,00
Biaya lain-lain 8.000.000 5,00
Jumlah biaya variabel 240.000.000 150,00
Biaya tetap
Gaji 9.600.000 6,00
Penyusutan 3.200.000 2,00
Pemeliharaan 800.000 0,50
Pajak 320.000 0,20
Biaya tetap lain 1.600.000 1,00
Jumlah biaya tetap 15.520.000 9,70
Jumlah biaya 255.520.000 159,70
penjualan 320.000.000 200,00
Seorang distributor mengajukan pesanan sebanyak 200.000 unit dengan
harga Rp 155,00 per unit. Dia bersedia membayar ongkos angkut. Karena
distributor langsung mendatangi produsen, maka biaya komisi tidak ada.
Bagaimana keputusan perusahaan?
Harga yang ditawarkan distributor jelas lebih rendah. Tetapi perusahaan
seharusnya menerima pemesanan khusus ini dengan perhitungan sebagai
berikut :
Asumsi: semua biaya variabel, kecuali komisi dan biaya distribusi
merupakan biaya relevan.

Terima Tolak
Penghasilan 200.000 x Rp 155 31.000.000 -
Biaya
Bahan A 200.000 x Rp 70 14.000.000 -
Bahan B 200.000 x Rp 10 2.000.000 -
Bahan C 200.000 x Rp 15 3.000.000 -
Upah langsung 200.000 x Rp 25 5.000.000 -
Pembungkusan 200.000 x Rp 20 4.000.000 -
Lainnya 200.000 x Rp 5 1.000.000 -
Jumlah biaya 29.000.000 -
Laba kontribusi 2.000.000 -
Jika tawaran tersebut diterima, perusahaan mendapat laba
kontribusi Rp 2.000.000. Jumlah biaya tetap yang
diperhitungkan adalah 9,70. Sehingga dengan menerima
tawaran dari distributor, keuntungan yang masih dapat
diperoleh adalah Rp 60.000 dengan perhitungan sebagai
berikut :
Harga jual per unit yang diminta 155,00
Biaya-biaya variabel yg diperhitungkan 145,00
Laba kontribusi per satuan 10,00
Biaya tetap yang diperhitungkan per unit 9,70
Keuntungan dari penerimaan pesanan khusus 0,30
Jumlah pesanan 200.000
Jumlah keuntungan dari pesanan khusus 60.000
Pada beberapa industri terdapat beberapa produk yang
dihasilkan dari proses atau dengan menggunakan bahan yang
sama. Misalnya pengeboran minyak bumi akan menghasilkan
gas, minyak tanah, bensin dll.
Produk-produk yang diolah dengan menggunakan bahan baku
yang sama disebut produk bersama (joint products).
Dalam konteks ini manajemen harus mencari titik dimana
produk tersebut memiliki dua pilihan “diolah lebih lanjut” atau
“dijual ke pasaran”.
Titik tersebut dinamakan Split-Off point.
Biaya yang dikorbankan sampai dengan Split-Off point disebut
joint cost , sedangkan biaya yang dikorbankan setelah proses
tersebut dinamakan separable cost.
Biaya relevan dalam keputusan ini adalah biaya-biaya setelah
Split-Off point dan tambahan penghasilan penjualan.
Contoh :
PT Semar mengorbankan Rp 50.000.000 sebagai biaya
bersama untuk mengolah 2.000 unit produk X. Pada Split-
Off point dihasilkan 900 unit produk A dan 1.100 unit
produk B. Produk A diolah lebih Lanjut dengan biaya Rp
20.000 per unit dan dijual dengan harga Rp 80.000 per
unit. Sedangkan Produk B langsung dijual tanpa pengolahan
lebih lanjut dengan harga Rp 40.000 per unit.
Separable Cost
Joint Cost

Produk A 900
Harga jual Rp
unit Rp
80.000/unit
20.000/unit

2.000 unit :
Split Off Point
Rp 50.000.000

Produk B 1.100 Harga jual Rp


unit Rp 0/unit 40.000/unit
Berdasarkan data tsb kita lihat perhitungannya

A B Total

Hasil Penjualan
900 x Rp 80.000 72.000.000 - 116.000.000
1.100 x Rp 40.000 - 44.000.000
Separable cost 900xRp 20.000 18.000.000 - (18.000.000)
Kontribusi pada joint cost 54.000.000 44.000.000 98.000.000
Joint cost (50.000.000)
Operating income 48.000.000
Dalam menilai relevansi suatu biaya, harus
diperhitungkan permintaan/penawaran terhadap
sumber daya.
Tiga model pemakaian sumberdaya :
1. Resources Acquired as Used and Needed
Pengadaan sumber daya dapat dilakukan dengan
segera begitu ada permintaan
Contoh : Biaya tenaga listrik ketika ada pesanan
2. Resources Aquired in advance (short term)
Sumberdaya diperoleh sebelum muncul permintaan
Contoh : gaji untuk tenaga kerja
3. Resources Aquired in advance (multiperiod service
capacity)
Jika sumberdaya dimiliki terlebih dahulu untuk
memberikan manfaat dalam beberapa periode.
Contoh : Biaya pembelian mesin
 Adalah teknik matematis yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah keterbatasan
dalam maksimisasi pendapatan atau
minimisasi biaya
 Dikembangkan oleh ahli matematika Rusia
L.V Kantorovich (1939), disempurnakan oleh
ahli matematika Amerika G.B Dantzig (1974)
 Dalam aplikasinya, Linear Programming
memiliki 2 Fungsi :
1. Fungsi Tujuan (Objective Function)
Mengungkapkan tujuan pemecahan
masalah
(fmax) atau (fmin)
2. Fungsi Batasan (Constraint Function)
 Single Constraint
 Multiple Constraint
Contoh :
Misalnya perusahaan membuat dua macam produk, A
dan B dengan data sbb :
Produk A Produk B
Harga jual per unit 10.000 15.000
Biaya variabel per unit 4.000 7.000
Laba kontribusi per unit 6.000 8.000
Konsumsi jam mesin per 3 jam 6 jam
unit

Dengan data di atas dapat dilihat bahwa lebih


menguntungkan untuk menjual produk B saja
daripada menjual produk A karena laba kontribusi
produk B lebih besar. Bagaimana apabila kapasitas
mesin terbatas hanya 24.000 jam?
Produk A = 24.000
3
= 8.000 unit
Laba kontribusi Produk A = 8.000 x Rp 6.000
= Rp 48.000.000

Produk B = 24.000
6
= 4.000 unit
Laba kontribusi Produk B = 4.000 x Rp 8.000
= Rp 32.000.000
Dengan keterbatasan yang dimiliki ternyata lebih
menguntungkan menjual Produk A saja. Jika perusahaan ingin
menjual kedua produk tersebut, maka harus dicari komposisi
terbaik kedua produk tersebut dengan mencari keuntungan
maksimum. Secara sederhana komposisi tersebut digambarkan :
3XA + 6XB < 24.000
XA = Kuantitas Produk A
XB = Kuantitas Produk B
Multiple Constraint dalam Linear Programming
Contoh :
Sebuah perusahaan membuat dua macam produk pada dua
departemen produksi. Data sbb:

Departemen Jam kerja Per Unit Kapasitas


Produk A Produk B
Departemen 1 5 JTKL 2,5 JTKL 500 JTKL/Minggu
Departemen 2 3 JTKL 5 JTKL 600 JTKL/Minggu
Kebijakan Manajemen :
Produk A hanya bisa dibuat sebanyak-banyaknya 90 unit per
minggu, sedangkan produk B tidak ditentukan. Laba kontribusi
per satuan masing-masing produk adalah Produk A Rp 2.000 dan
Produk B Rp 2.500. Berapa satuan Produk A dan Produk B yang
harus diproduksi agar diperoleh laba kontribusi maksimum?
a. Fungsi Tujuan
Fmax = 2.000A + 2.500B
b. Fungsi Batasan
- Produk A hanya diproduksi sebanyak-banyaknya
90 unit/mg
A < 90
- Departemen 1 memiliki kapasitas 500 Jam kerja
Langsung per minggu. Setiap unit produk A
memerlukan 5 JKL dan produk B 2,5 JKL
5A + 2,5B < 500
- Departemen 2 memiliki kapasitas 600 Jam kerja
Langsung per minggu. Setiap unit produk A
memerlukan 3 JKL dan produk B 5 JKL
3A + 5B < 600
Garis Batasan departemen 1, 500 : 5 = 100
unit produk A, 500 : 2,5 = 200 unit Produk B
200

160
Garis Batasan Produk A, A< 90
Produk B

120

Garis Batasan departemen 2, 600 : 3 = 200


80 Unit Produk A, 600 : 5 = 120 Unit Produk B

40 Feasible Set

40 80 120 160 200

Produk A
Cara Matematis :
5A + 2,5B = 500 x2 10A + 5B = 1.000
3A + 5B = 600 x1 3A + 5B = 600 (-)
7A = 400
A = 57,14 = 57
5A + 2,5B = 500
5(57,14) + 2,5B = 500
2,5B = 500 – 285,7=214,3
B = 85,72 = 86
Dengan demikian maka kombinasi produk A dan B
yang memberikan kontribusi maksimum adalah 57
satuan produk A dan 86 satuan produk B. Kontribusi
yang diberikan adalah :
Fmax = 2.000A + 2.500B
= 2.000(57) + 2.500(86) = Rp 329.000

Anda mungkin juga menyukai