atau disewakan
Membeli Membuat Penguasaan teknologi
Jumlah biaya
membuat
Jumlah Biaya
150
100
50
0
2 4 6 8 10 12 14 16 20 22 24
Terima Tolak
Penghasilan 200.000 x Rp 155 31.000.000 -
Biaya
Bahan A 200.000 x Rp 70 14.000.000 -
Bahan B 200.000 x Rp 10 2.000.000 -
Bahan C 200.000 x Rp 15 3.000.000 -
Upah langsung 200.000 x Rp 25 5.000.000 -
Pembungkusan 200.000 x Rp 20 4.000.000 -
Lainnya 200.000 x Rp 5 1.000.000 -
Jumlah biaya 29.000.000 -
Laba kontribusi 2.000.000 -
Jika tawaran tersebut diterima, perusahaan mendapat laba
kontribusi Rp 2.000.000. Jumlah biaya tetap yang
diperhitungkan adalah 9,70. Sehingga dengan menerima
tawaran dari distributor, keuntungan yang masih dapat
diperoleh adalah Rp 60.000 dengan perhitungan sebagai
berikut :
Harga jual per unit yang diminta 155,00
Biaya-biaya variabel yg diperhitungkan 145,00
Laba kontribusi per satuan 10,00
Biaya tetap yang diperhitungkan per unit 9,70
Keuntungan dari penerimaan pesanan khusus 0,30
Jumlah pesanan 200.000
Jumlah keuntungan dari pesanan khusus 60.000
Pada beberapa industri terdapat beberapa produk yang
dihasilkan dari proses atau dengan menggunakan bahan yang
sama. Misalnya pengeboran minyak bumi akan menghasilkan
gas, minyak tanah, bensin dll.
Produk-produk yang diolah dengan menggunakan bahan baku
yang sama disebut produk bersama (joint products).
Dalam konteks ini manajemen harus mencari titik dimana
produk tersebut memiliki dua pilihan “diolah lebih lanjut” atau
“dijual ke pasaran”.
Titik tersebut dinamakan Split-Off point.
Biaya yang dikorbankan sampai dengan Split-Off point disebut
joint cost , sedangkan biaya yang dikorbankan setelah proses
tersebut dinamakan separable cost.
Biaya relevan dalam keputusan ini adalah biaya-biaya setelah
Split-Off point dan tambahan penghasilan penjualan.
Contoh :
PT Semar mengorbankan Rp 50.000.000 sebagai biaya
bersama untuk mengolah 2.000 unit produk X. Pada Split-
Off point dihasilkan 900 unit produk A dan 1.100 unit
produk B. Produk A diolah lebih Lanjut dengan biaya Rp
20.000 per unit dan dijual dengan harga Rp 80.000 per
unit. Sedangkan Produk B langsung dijual tanpa pengolahan
lebih lanjut dengan harga Rp 40.000 per unit.
Separable Cost
Joint Cost
Produk A 900
Harga jual Rp
unit Rp
80.000/unit
20.000/unit
2.000 unit :
Split Off Point
Rp 50.000.000
A B Total
Hasil Penjualan
900 x Rp 80.000 72.000.000 - 116.000.000
1.100 x Rp 40.000 - 44.000.000
Separable cost 900xRp 20.000 18.000.000 - (18.000.000)
Kontribusi pada joint cost 54.000.000 44.000.000 98.000.000
Joint cost (50.000.000)
Operating income 48.000.000
Dalam menilai relevansi suatu biaya, harus
diperhitungkan permintaan/penawaran terhadap
sumber daya.
Tiga model pemakaian sumberdaya :
1. Resources Acquired as Used and Needed
Pengadaan sumber daya dapat dilakukan dengan
segera begitu ada permintaan
Contoh : Biaya tenaga listrik ketika ada pesanan
2. Resources Aquired in advance (short term)
Sumberdaya diperoleh sebelum muncul permintaan
Contoh : gaji untuk tenaga kerja
3. Resources Aquired in advance (multiperiod service
capacity)
Jika sumberdaya dimiliki terlebih dahulu untuk
memberikan manfaat dalam beberapa periode.
Contoh : Biaya pembelian mesin
Adalah teknik matematis yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah keterbatasan
dalam maksimisasi pendapatan atau
minimisasi biaya
Dikembangkan oleh ahli matematika Rusia
L.V Kantorovich (1939), disempurnakan oleh
ahli matematika Amerika G.B Dantzig (1974)
Dalam aplikasinya, Linear Programming
memiliki 2 Fungsi :
1. Fungsi Tujuan (Objective Function)
Mengungkapkan tujuan pemecahan
masalah
(fmax) atau (fmin)
2. Fungsi Batasan (Constraint Function)
Single Constraint
Multiple Constraint
Contoh :
Misalnya perusahaan membuat dua macam produk, A
dan B dengan data sbb :
Produk A Produk B
Harga jual per unit 10.000 15.000
Biaya variabel per unit 4.000 7.000
Laba kontribusi per unit 6.000 8.000
Konsumsi jam mesin per 3 jam 6 jam
unit
Produk B = 24.000
6
= 4.000 unit
Laba kontribusi Produk B = 4.000 x Rp 8.000
= Rp 32.000.000
Dengan keterbatasan yang dimiliki ternyata lebih
menguntungkan menjual Produk A saja. Jika perusahaan ingin
menjual kedua produk tersebut, maka harus dicari komposisi
terbaik kedua produk tersebut dengan mencari keuntungan
maksimum. Secara sederhana komposisi tersebut digambarkan :
3XA + 6XB < 24.000
XA = Kuantitas Produk A
XB = Kuantitas Produk B
Multiple Constraint dalam Linear Programming
Contoh :
Sebuah perusahaan membuat dua macam produk pada dua
departemen produksi. Data sbb:
160
Garis Batasan Produk A, A< 90
Produk B
120
40 Feasible Set
Produk A
Cara Matematis :
5A + 2,5B = 500 x2 10A + 5B = 1.000
3A + 5B = 600 x1 3A + 5B = 600 (-)
7A = 400
A = 57,14 = 57
5A + 2,5B = 500
5(57,14) + 2,5B = 500
2,5B = 500 – 285,7=214,3
B = 85,72 = 86
Dengan demikian maka kombinasi produk A dan B
yang memberikan kontribusi maksimum adalah 57
satuan produk A dan 86 satuan produk B. Kontribusi
yang diberikan adalah :
Fmax = 2.000A + 2.500B
= 2.000(57) + 2.500(86) = Rp 329.000