Anda di halaman 1dari 30

Pengambilan

Keputusan Taktis
Pertemuan Ke 11
Akuntansi Manajemen : Program S1 FE-UNSADA
Saminem, SE.,MBA
Pengambilan Keputusan Taktis

Pengambilan keputusan adalah salah satu tugas utama bagi


manajer (Garrison and Noreen 1997:376)
Manajer dihadapkan pada masalah mengambil keputusan
tentang: produk apa yang laku dijual, bagaimana cara
memproduksinya, apakah menerima atau menolak pesanan
khusus, apakah harus membuat atau membeli komponen-
komponen produk, memutuskan menjual atau memproses lebih
lanjut dll
Dalam mengambil keputusan: Biaya adalah faktor kuncinya,
khususnya biaya relevan
Biaya Relevan
Biaya relevan adalah biaya masa mendatang dalam berbagai
alternatif untuk mengambil keputusan manajemen
Biaya relevan sering disebut biaya diferensial yaitu biaya yang
berbeda-beda akibat adanya tingkat produksi yang berbeda yang
mengakibatkan perbedaan biaya tetap
Biaya tidak relevan yaitu biaya yang sudah tenggelam,yaitu
investasi dalam harta tetap perusahaan dan penyusutannya,
biaya masa depan yang tidak berbeda dalam berbagai alternatif
keputusan yaitu: sewa, penyusutan aktiva tetap, biaya umum dan
administrasi dll
Tujuan Pengambilan Keputusan Taktis

“Untuk memilih strategi alternatif sehingga dapat tercapai


tujuan jangka panjang”

Contoh :
1.Menerima pesanan khusus  harga yang lebih rendah dari harga jual
normal
Guna : memanfaatkan kapasitas menganggur dan meningkatkan laba
tahunan.
2. Mempertimbangkan untuk memproduksi (membuat) atau membeli dari
pemasok guna menekan biaya pembuatan produk utama.
3. Keputusan Menjual atau Memproses Lebih Lanjut
Proses Pengambilan Keputusan

1. PERUMUSAN MASALAH
- Pengakuan adanya masalah
- Mengumpulkan informasi mengenai masalah tsb
- Mengidentifikasi faktor penyebab
- Menetapkan skala prioritas
Contoh :
Manajer toko menerima keluhan dari konsumen bahwa barang
yang dibelinya selalu dalam keadaan rusak/cacat. Setelah
diselidiki, ternyata gudang penyimpanan barang sudah penuh
dan kotor. Maka ia menetapkan bahwa masalah yang dihadapi
berkaitan dengan kapasitas dan kualitas penyimpanan barang
2. MENGIDENTIFIKASI ALTERNATIF PEMECAHAN
- Alternatif relevan
a. Membangun gudang baru
b. Menyewa gudang lain
c. Menata ulang gudang lama
- Alternatif yg tidak relevan
menghentikan sementara pembelian barang
sampai gudang kosong
3. MENGIDENTIFIKASI KEUNGGULAN/KELEMAHAN DARI
MASING-MASING ALTERNATIF

Alternatif Keunggulan Kelemahan

Membangun •Daya tampung dapat •Memerlukan Biaya


gudang baru diatur sendiri investasi yg tinggi
•Milik sendiri, pemakaian •Pengadaan lahan
untuk waktu tdk terbatas

Menyewa gudang •Tidak memerlukan •Waktu penggunaan


yg lain biaya investasi tinggi, terbatas
hanya biaya sewa •Daya tampung tdk
•Tidak perlu pengadaan dapat ditentukan
lahan sendiri •Lokasi yg tidak
selalu dekat dengan
toko
4. MENGIDENTIFIKASI BIAYA RELEVAN DARI MASING-MASING
ALTERNATIF
Biaya relevan dari kedua alternatif :
- Biaya pengadaan lahan, material, tenaga kerja, dll
- Biaya sewa
Bukan biaya relevan :
- Biaya pengadaan forklift dan listrik
5. MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR-FAKTOR KUALITATIF
Faktor keamanan, dan legalitas
6. MENGAMBIL KEPUTUSAN
KARAKTERISTIK BIAYA RELEVAN
“Biaya relevan adalah biaya masa yang akan datang
(future cost), karena ia merupakan konsekuensi
yang muncul dari alternatif”
Contoh :
Menyewa Membangun sendiri
(umur teknis 5 tahun)
Material - $ 150,000
Tenaga Kerja - $ 45,000
Penunjang - $ 5,000
Biaya sewa per tahun $ 40.000 -
Aplikasi Biaya Relevan
dalam Keputusan Bisnis
A. Keputusan Membuat atau Membeli
B. Keputusan Pesanan Khusus
C. Keputusan Menjual atau Memproses Lebih Lanjut
A. Make or Buy Decision
Keputusan membuat sendiri atau membeli memiliki dua tipe :
1. Kondisi awal membuat sendiri
2. Kondisi awal biasa membeli
Karakteristik make or buy decision

Kondisi Alternatif Pertimbangan


awal
Membuat Membeli  Kapasitas menganggur dari
sendiri dari luar fasilitas produksi yg tak terpakai
 Fasilitas yang dimiliki akan dijual
atau disewakan
Membeli Membuat  Penguasaan teknologi
dari luar sendiri  Kecukupan dana untuk
pengadaan fasilitas produksi dan
Contoh :
Perusahaan Al Kautsar biasanya membeli semacam
komponen 20.000 unit dengan harga Rp 17.000 per unit. Jika
perusahaan membuat sendiri suku cadang tsb, biaya
produksinya sbb:
Per unit Jumlah

Bahan baku 6.000 120.000.000


Biaya variabel per unit 8.000 160.000.000
Biaya Tetap *) 80.000.000
Jumlah 360.000.000
*) Dari Jumlah tersebut 50% diantaranya merupakan biaya
penyusutan dan asuransi gedung
Jika dilihat sepintas, maka keputusan yang diambil adalah membeli
dari luar, karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan
membuat sendiri yaitu Rp 340.000.000 jika membeli dan Rp
360.000.000 jika membuat sendiri.
Jika 50% dari biaya tetap adalah penyusutan dan biaya asuransi
gedung, maka membuat sendiri akan lebih hemat daripada membeli
dari luar, dengan perhitungan sbb:

Membuat Membeli Perbedaan

Per Jumlah Per Jumlah


unit unit
Bahan baku 6 120.000 120.000
Biaya variabel per unit 8 160.000 160.000
Biaya tetap 40.000 40.000
Harga pembelian 17 340.000 (340.000)
14 320.000 17 340.000 (20.000)
B. Pesanan Khusus dan Pendayagunaan
Kapasitas
(Special order decision)
“Keputusan ini diambil ketika ada konsumen khusus yang memesan
barang tertentu dengan harga tertentu, dan untuk mendayagunakan
kelebihan kapasitas mesin yang menganggur
Contoh :
PT Nurulazmi memproduksi semacam makanan yang disukai anak-anak
pada 80% dari kapasitas normal. Kapasitas normal yang dimiliki
perusahaan 2.000.000 unit per tahun. Total biaya untuk 1.600.000 unit
produk adalah sbb :
Jumlah Satuan
Biaya-biaya variabel
Bahan baku A 112.000.000 70,00
Bahan baku B 16.000.000 10,00
Bahan baku C 24.000.000 15,00
Upah langsung 40.000.000 25,00
Pembungkusan 32.000.000 20,00
Komisi 3.200.000 2,00
Distribusi 4.800.000 3,00
Biaya lain-lain 8.000.000 5,00
Jumlah biaya 240.000.000 150,00
variabel
Biaya tetap 9.600.000 6,00
Gaji 3.200.000 2,00
Penyusutan 800.000 0,50
Pemeliharaan 320.000 0,20
Pajak 1.600.000 1,00
Biaya tetap lain 15.520.000 9,70
Jumlah biaya tetap 255.520.000 159,70
Jumlah biaya 320.000.000 200,00
Harga jual
Seorang distributor mengajukan pesanan sebanyak 200.000 unit dengan
harga Rp 155,00 per unit. Dia bersedia membayar ongkos angkut. Karena
distributor langsung mendatangi produsen, maka biaya komisi tidak ada.
Bagaimana keputusan perusahaan?
Harga yang ditawarkan distributor jelas lebih rendah. Tetapi perusahaan
hsrus menerima pemesanan khusus ini dengan perhitungan sebagai
berikut :
Semua biaya variabel, kecuali komisi dan biaya distribusi merupakan
biaya relevan.
Terima Tolak
Penghasilan 200.000 x Rp 31.000.000 -
Biaya 155
Bahan A 14.000.000 -
Bahan B 200.000 x Rp 70 2.000.000 -
Bahan C 200.000 x Rp 10 3.000.000 -
Upah langsung 200.000 x Rp 15 5.000.000 -
Pembungkusan 200.000 x Rp 25 4.000.000 -
Lainnya 200.000 x Rp 20 1.000.000 -
200.000 x Rp 5 29.000.000 -
Jumlah biaya 2.000.000 -
Jika tawaran tersebut diterima, perusahaan mendapat
margin kontribusi Rp 2.000.000. Jumlah biaya tetap yang
diperhitungkan adalah 9,70. Sehingga dengan menerima
tawaran dari distributor, keuntungan yang masih dapat
diperoleh adalah Rp 60.000 dengan perhitungan sebagai
berikut :
Harga jual per unit yang diminta 155,00
Biaya-biaya variabel yg diperhitungkan 145,00
Margin kontribusi per satuan 10,00
Biaya tetap yang diperhitungkan per unit 9,70
Keuntungan dari penerimaan pesanan 0,30
khusus 200.000
Jumlah pesanan 60.000
Jumlah keuntunga dari pesanan khusus
C. Keputusan Jual atau Proses Lebih
Lanjut (Sell or Process Further)
Pada beberapa industri terdapat beberapa produk yang dihasilkan dari
proses atau dengan menggunakan bahan yang sama. Misalnya
pengeboran minyak bumi akan menghasilkan gas, minyak tanah,
bensin dll.
Produk-produk yang diolah dengan menggunakan bahan baku yang
sama disebut produk bersama (joint products).
Dalam konteks ini manajemen harus mencari titik dimana produk
tersebut memiliki dua pilihan “diolah lebih lanjut” atau “dijual ke
pasaran”.
Titik tersebut dinamakan Split-Off point.
Biaya yang dikorbankan sampai dengan Split-Off point disebut joint
cost , sedangkan biaya yang dikorbankan setelah proses tersebut
dinamakan separable cost.
Biaya relevan dalam keputusan ini adalah biaya-biaya setelah Split-Off
point dan tambahan penghasilan penjualan.
Contoh :
PT Semar mengorbankan Rp 50.000.000 sebagai biaya bersama
untuk mengolah 2.000 unit produk X. Pada Split-Off point
dihasilkan 900 unit produk A dan 1100 unit produk B. Produk A
diolah lebih Lanjut dengan biaya Rp 20.000 per unit dan dijual
dengan harga Rp 80.000 per unit. Sedangkan Produk B langsung
dijual tanpa pengolahan lebih lanjut dengan harga Rp 40.000 per
unit.
Separable
Joint Cost
Cost

Produk A 900
Harga jual Rp
unit Rp
80.000/unit
20.000/unit

2.000 unit :
Split Off Point
Rp 50.000.000

Produk B 1100 Harga jual Rp


unit Rp 0/unit 40.000/unit
Berdasarkan data tsb kita lihat perhitungannya

A B Total

Hasil Penjualan
900 x Rp 80.000 72.000.000 - 116.000.000
1100 x Rp 40.000 - 44.000.000
Separable cost 18.000.000 - 18.000.000
Kontribusi pada joint 54.000.000 44.000.000 98.000.000
cost 50.000.000
Joint cost 48.000.000
Operating income
LINEAR PROGRAMMING
 Adalah teknik matematis yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah keterbatasan dalam maksimisasi pendapatan atau
minimisasi biaya
 Dikembangkan oleh ahli matematika Rusia L.V Kantorovich
(1939), disempurnakan oleh ahli matematika Amerika G.B
Dantzig (1974)
Single Constraint dalam Linear Programming
Dalam aplikasinya, Linear Programming memiliki 2 Fungsi :
1. Fungsi Tujuan (Objective Function)
Mengungkapkan tujuan pemecahan masalah
(fmax) atau (fmin)
2. Fungsi Batasan (Constraint Function)
Contoh :
Misalnya perusahaan membuat dua macam produk, A dan B
dengan data sbb :
Produk Produk
A B
Harga jual per unit 10.000 15.000
Biaya variabel per unit 4.000 7.000
Margin kontribusi per unit 6.000 8.000
Konsumsi jam mesin per 3 jam 6 jam
unit
Dengan data di atas dapat dilihat bahwa lebih
menguntungkan unruk menjual produk B saja daripada
menjual produk A karena margin kontribusi produk B lebih
besar. Bagaimana apabila kapasitas mesin terbatas hanya
24.000 jam?
Produk A = 24.000
3
= 8.000 unit
MK Produk A = 8.000 x Rp 6.000
= Rp 48.000.000

Produk B = 24.000
6
= 4.000 unit
MK Produk B = 4.000 x Rp 8.000
= Rp 32.000.000
Dengan keterbatasan yang dimiliki ternyata lebih menguntungkan menjual
Produk A saja. Jika perusahaan ingin menjual kedua produk tersebut, maka
harus dicari komposisi terbaik kedua produk tersebut dengan mencari
keuntungan maksimum. Secara sederhana komposisi tersebut digambarkan :
3XA + 6XB < 24.000

XA = Kuantitas Produk A
XB = Kuantitas Produk B
Multiple Constraint dalam Linear Programming
Contoh :
Sebuah perusahaan membuat dua macam produk pada dua departemen
produksi. Data sbb:
Departemen Jam kerja Per Unit Kapasitas
Produk A Produk B
Departemen 5 JKL 2,5 JKL 500 JKL/Mg
1 3 JKL 5 JKL 600 JKL/Mg
Departemen
2
Kebijakan Manajemen :
Produk A hanya bisa dibuat sebanyak-banyaknya 90 unit per minggu,
sedangkan produk B tidak ditentukan. Margin kontribusi per satuan
masing-masing produk adalah Produk A Rp 2.000 dan Produk B Rp 2.500.
Berapa satuan Produk A dan Produk B yang harus diproduksi agar
diperoleh margin kontribusi maksimum?
a. Fungsi Tujuan
Fmax = 2.000A + 2.500B
b. Fungsi Batasan
- Produk A hanya diproduksi sebanyak-banyaknya 90 unit/
mg
A < 90
- Departemen 1 memiliki kapasitas 500 Jam kerja
Langsung per minggu. Setiap unit produk A memerlukan
5 JKL dan produk B 2,5 JKL
5A + 2,5B < 500
- Departemen 2 memiliki kapasitas 600 Jam kerja
Langsung per minggu. Setiap unit produk A memerlukan
3 JKL dan produk B 5 JKL
3A + 5B < 600
Garis Batasan departemen 1, 500 : 5 = 100
unit produk A, 500 : 2,5 = 200 unit Produk B
200

160
Garis Batasan Produk A, A< 90
Produk B

120

Garis Batasan departemen 2, 600 : 3 = 200


80 Unit Produk A, 600 : 5 = 120 Unit Produk B

40 Feasible
Set

40 80 120 160 200

Produk A
Cara Matematis :

5A + 2,5B = 500 x2 10A + 5B = 1.000


3A + 5B = 600 x1 3A + 5B = 600
7A = 400
A = 57,14 = 57
5A + 2,5B = 500
5(57,14) + 2,5B = 500
2,5B = 500 – 285,7
B = 85,72 = 86
Dengan demikian maka kombinasi produk A dan B yang
memberikan kontribusi maksimum adalah 57 satuan produk A dan
86 satuan produk B. Kontribusi yang diberikan adalah :
Fmax = 2.000A + 2.500B
= 2.000(57) + 2.500(86) = Rp 329.000
Dalam menilai relevansi suatu biaya, harus diperhitungkan
permintaan/penawaran terhadap sumber daya.
Tiga model pemakaian sumberdaya :
1. Resources Acquired as Used and Needed
Pengadaan sumber daya dapat dilakukan dengan segera
begitu ada permintaan
Contoh : Biaya tenaga listrik ketika ada pesanan
2. Resources Aquired in advance (short term)
Sumberdaya diperoleh sebelum muncul permintaan
Contoh : gaji untuk tenaga kerja
3. Resources Aquired in advance (multiperiod service
capacity)
Jika sumberdaya dimiliki terlebih dahulu untuk
memberikan manfaat dalam beberapa periode.
Contoh : Biaya pembelian mesin

Anda mungkin juga menyukai