Anda di halaman 1dari 33

AKUNTANSI

MANAJEMEN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
TAKTIS
KELOMPOK 5
WINDU SURYA DEWANTARA
RIYANSYAH
SUGIANI

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS


Pengambilan keputusan taktis terdiri
dari pemilihan di antara berbagai
alternatif dgn hasil yg langsung atau
terbatas.
Tujuan keseluruhan dari pengambilan
keputusan strategis adalah untuk
memilih startegi alternatif sehingga
keunggulan bersaing jangka panjang
dapat tercapai.

Keputusan Taktis
Pengambilan keputusan taktis (tactical decision making) ;
pemilihan dari berbagai alternatif dengan hasil langsung atau terbatas yang dapat
terlihat.
Keputusan taktis sering berupa tindakan berskala kecil yang bermanfaat untuk tujuan
jangka
panjang.
Tujuan pengambilan keputusan strategis adalah
Untuk memilih strategi alternatif sehingga dapat tercapai tujuan jangka panjang.
Contoh :
1.Menerima pesanan khusus harga yang lebih rendah dari harga jual normal
Guna : memanfaatkan kapasitas menganggur dan meningkatkan laba tahunan.
2. Mempertimbangkan untuk memproduksi atau membeli dari pemasok guna menekan
biaya pembuatan produk utama.

PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
1. PERUMUSAN MASALAH
- Pengakuan adanya masalah
- Mengumpulkan informasi mengenai masalah tsb
- Mengidentifikasi faktor penyebab
- Menetapkan skala prioritas
Contoh :
Manajer toko menerima keluhan dari konsumen bahwa barang yang
dibelinya selalu dalam keadaan rusak/cacat. Setelah diselidiki, ternyata
gudang penyimpanan barang sudah penuh dan kotor. Maka ia
menetapkan bahwa masalah yang dihadapi berkaitan dengan kapasitas
dan kualitas penyimpanan barang

PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN (Lanjutan)
2. MENGIDENTIFIKASI ALTERNATIF PEMECAHAN
- Alternatif relevan
a. Membangun gudang baru
b. Menyewa gudang lain
c. Menata ulang gudang lama
- Alternatif yg tidak relevan
menghentikan sementara pembelian barang
sampai gudang kosong

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN


(Lanjutan)

3. MENGIDENTIFIKASI KEUNGGULAN/KELEMAHAN
DARI MASING-MASING ALTERNATIF
Alternatif

Keunggulan

Kelemahan

Membangun gudang
baru

Daya tampung dapat


diatur sendiri
Milik sendiri, pemakaian
untuk waktu tdk terbatas

Menyewa gudang yg
lain

Tidak memerlukan biaya


investasi tinggi, hanya
biaya sewa
Tidak perlu pengadaan
lahan sendiri

Memerlukan Biaya
investasi yg tinggi
Pengadaan lahan
Waktu penggunaan
terbatas
Daya tampung tdk
dapat ditentukan
Lokasi yg tidak selalu
dekat dengan toko

PROSES PENGAMBILAN
KEPUTUSAN (Lanjutan)
4.

MENGIDENTIFIKASI BIAYA RELEVAN DARI MASING-MASING ALTERNATIF


Biaya relevan dari kedua alternatif :
- Biaya pengadaan lahan, material, tenaga kerja, dll
- Biaya sewa
Bukan biaya relevan :
- Biaya pengadaan forklift dan listrik

5. MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR-FAKTOR KUALITATIF


Faktor keamanan, dan legalitas
6. MENGAMBIL KEPUTUSAN

KARAKTERISTIK BIAYA RELEVAN


Biaya relevan adalah biaya masa yang akan datang (future
cost), karena ia merupakan konsekuensi yang muncul dari
alternatif
Contoh :
Menyewa Membangun sendiri (umur
teknis 5 tahun)
Material
Tenaga Kerja
Penunjang
Biaya sewa per tahun
Pengadaan Forklift dan
perlengkapan lain

$ 40.000
$ 50.000

$ 150,000
$ 45,000
$ 5,000
$ 50,000

Make or Buy Decision


Keputusan membuat sendiri atau membeli memiliki dua
tipe :
1. Kondisi awal membuat sendiri
2. Kondisi awal biasa membeli
Karakteristik make or buy decision

Kondisi
awal
Membuat
sendiri

Membeli
dari luar

Alternatif
Membeli dari
luar

Membuat
sendiri

Pertimbangan

Kapasitas menganggur dari fasilitas

produksi yg tak terpakai


Fasilitas yang dimiliki akan dijual
atau disewakan
Penguasaan teknologi
Kecukupan dana untuk pengadaan

Contoh :
Perusahaan Al Kautsar biasanya membeli semacam
komponen 20.000 unit dengan harga Rp 17.000 per unit.
Jika perusahaan membuat sendiri suku cadang tsb, biaya
produksinya sbb:

Per unit Jumlah


Bahan baku
6.000
Biaya variabel per unit 8.000
Biaya Tetap *)
Jumlah

120.000.000
160.000.000
80.000.000
360.000.000

*) Dari Jumlah tersebut 50% diantaranya merupakan biaya


penyusutan dan asuransi gedung

Jika dilihat sepintas, maka keputusan yang diambil adalah


membeli dari luar, karena biayanya lebih murah
dibandingkan dengan membuat sendiri yaitu Rp 340.000.000
jika membeli dan Rp 360.000.000 jika membuat sendiri.
Jika 50% dari biaya tetap adalah penyusutan dan biaya
asuransi gedung, maka membuat sendiri akan lebih hemat
daripada membeli dari luar, dengan perhitungan sbb:

Bahan baku
Biaya variabel per unit
Biaya tetap
Harga pembelian

Membuat

Membeli

Per
unit

Per
unit

6
8

14

Jumlah

Perbedaan

Jumlah

120.000
160.000
40.000
320.000

17

340.000

120.000
160.000
40.000
(340.000)

17

340.000

(20.000)

Bagaimana jika volume pembelian turun dari 20.000 unit


menjadi 12.000 unit. Perhitungan :

Bahan baku
Biaya variabel per unit
Biaya tetap
Harga pembelian

Membuat

Membeli

Per
unit

Per
unit

6
8

14

Jumlah

Perbedaan

Jumlah

72.000
96.000
40.000
208.000

17

204.000

72.000
96.000
40.000
204.000

17

204.000

4.000

Ternyata biaya untuk membeli lebih murah dibandingkan


dengan membuat sendiri.
Dengan demikian manajemen dapat mengetahui pada
volume berapakah kedua alternatif tersebut bernilai sama?
Ini disebut dengan Indifferent cost volume.

Perhitungan Indifferent cost volume :


TCbeli = TCmembuat
17x = 40.000 + 14x
3x = 40.000
x = 13.333 satuan
17x

= fungsi biaya membeli

40.000 + 14 X = fungsi biaya membuat

Grafik Indifferent cost volume


Jumlah biaya membeli

Indifferent Cost
Volume =13.333

Jumlah Biaya

Jumlah biaya
membuat
150
100
50

0
2

10

12

14

16

20

Volume (Dalam ribuan)

22

24

Keputusan Pertahankan atau Hentikan


(Keep or Drop Decision)
Keputusan ini diambil pada perusahaan
yang membuat lebih dari satu macam
produk.
Dari berbagai macam produk tersebut, ada
salah satu produk yang tidak laku.
Bagaimana keputusan manajemen
terhadap produk yang tidak laku tersebut,
pertahankan atau hentikan?

Contoh :
Kepala Divisi Keuangan dan Akuntansi PT IKRIMAH
(yang memproduksi tiga macam produk)
menyajikan laporan segmentasi produk sbb:
Prod A
Hasil Penjualan
(-) Biaya variabel
Margin kontribusi
Biaya tetap langsung
Gaji
Advertensi
Penyusutan
Total biaya tetap langsung
Margin segmen
Biaya tetap umum
Laba bersih total

Prod B

Prod C

Total

500.000
250.000
250.000

800.000
480.000
320.000

150.000
140.000
10.000

1.450.000
870.000
580.000

37.000
10.000
53.000
100.000
150.000

40.000
10.000
40.000
90.000
230.000

35.000
10.000
10.000
55.000
(45.000)

112.000
30.000
103.000
245.000
335.000
125.000
210.000

Dari ilustrasi tersebut, manajer memutuskan untuk


menghentikan produk C, karena walaupun memiliki
margin kontribusi sebesar 10.000, tetapi dengan
penghentian tersebut dapat menghemat 45.000 yaitu
biaya gaji dan advertensi. Karena penyusutan bukan
merupakan biaya relevan, maka total biaya yang
dihemat adalah Rp 35.000. perhitungan kerugiannya :

Pertahankan
Penjualan
Biaya variabel
Margin kontribusi
(-) advertensi
(-) gaji
Kerugian produk C

150.000
140.000
10.000
10.000
35.000
35.000

Hentikan
0

Pesanan Khusus dan Pendayagunaan


Kapasitas
(Special order decision)
Keputusan ini diambil ketika ada konsumen khusus
yang memesan barang tertentu dengan harga
tertentu, dan untuk mendayagunakan kelebihan
kapasitas mesin yang menganggur
Contoh :
PT Nurulazmi memproduksi semacam makanan yang
disukai anak-anak pada 80% dari kapasitas normal.
Kapasitas normal yang dimiliki perusahaan 2.000.000
unit per tahun. Total biaya untuk 1.600.000 unit
produk adalah sbb :

Jumlah
Biaya-biaya variabel
Bahan baku A
Bahan baku B
Bahan baku C
Upah langsung
Pembungkusan
Komisi
Distribusi
Biaya lain-lain
Jumlah biaya variabel
Biaya tetap
Gaji
Penyusutan
Pemeliharaan
Pajak
Biaya tetap lain
Jumlah biaya tetap
Jumlah biaya
Harga jual

Satuan
112.000.000
16.000.000
24.000.000
40.000.000
32.000.000
3.200.000
4.800.000
8.000.000
240.000.000

70,00
10,00
15,00
25,00
20,00
2,00
3,00
5,00
150,00

9.600.000
3.200.000
800.000
320.000
1.600.000
15.520.000
255.520.000
320.000.000

6,00
2,00
0,50
0,20
1,00
9,70
159,70
200,00

Seorang distributor mengajukan pesanan sebanyak 200.000 unit


dengan harga Rp 155,00 per unit. Dia bersedia membayar ongkos
angkut. Karena distributor langsung mendatangi produsen, maka
biaya komisi tidak ada. Bagaimana keputusan perusahaan?
Harga yang ditawarkan distributor jelas lebih rendah. Tetapi
perusahaan hsrus menerima pemesanan khusus ini dengan
perhitungan sebagai berikut :
Semua biaya variabel, kecuali komisi dan biaya distribusi
merupakan biaya relevan.

Terima

Penghasilan
Biaya
Bahan A
Bahan B
Bahan C
Upah langsung
Pembungkusan
Lainnya

Tolak

200.000 x Rp 155

31.000.000

200.000 x Rp 70
200.000 x Rp 10
200.000 x Rp 15
200.000 x Rp 25
200.000 x Rp 20
200.000 x Rp 5
Jumlah biaya
Margin kontribusi

14.000.000
2.000.000
3.000.000
5.000.000
4.000.000
1.000.000
29.000.000
2.000.000

Jika tawaran tersebut diterima, perusahaan mendapat


margin kontribusi Rp 2.000.000. Jumlah biaya tetap yang
diperhitungkan adalah 9,70. Sehingga dengan menerima
tawaran dari distributor, keuntungan yang masih dapat
diperoleh adalah Rp 60.000 dengan perhitungan sebagai
berikut :

Harga jual per unit yang diminta


Biaya-biaya variabel yg diperhitungkan
Margin kontribusi per satuan
Biaya tetap yang diperhitungkan per unit
Keuntungan dari penerimaan pesanan khusus
Jumlah pesanan
Jumlah keuntunga dari pesanan khusus

155,00
145,00
10,00
9,70
0,30
200.000
60.000

Keputusan Jual atau Proses Lebih Lanjut


(Sell or Process Further)
Pada beberapa industri terdapat beberapa produk yang dihasilkan dari proses atau
dengan menggunakan bahan yang sama. Misalnya pengeboran minyak bumi akan
menghasilkan gas, minyak tanah, bensin dll.
Produk-produk yang diolah dengan menggunakan bahan baku yang sama disebut
produk bersama (joint products).
Dalam konteks ini manajemen harus mencari titik dimana produk tersebut memiliki
dua pilihan diolah lebih lanjut atau dijual ke pasaran.
Titik tersebut dinamakan Split-Off point.
Biaya yang dikorbankan sampai dengan Split-Off point disebut joint cost , sedangkan
biaya yang dikorbankan setelah proses tersebut dinamakan separable cost.
Biaya relevan dalam keputusan ini adalah biaya-biaya setelah Split-Off point dan
tambahan penghasilan penjualan.

Contoh :
PT Semar mengorbankan Rp 50.000.000 sebagai biaya
bersama untuk mengolah 2.000 unit produk X. Pada Split-Off
point dihasilkan 900 unit produk A dan 1100 unit produk B.
Produk A diolah lebih Lanjut dengan biaya Rp 20.000 per unit
dan dijual dengan harga Rp 80.000 per unit. Sedangkan
Produk B langsung dijual tanpa pengolahan lebih lanjut
dengan harga Rp 40.000 per unit.
Joint Cost

Separable Cost
Produk A 900
unit Rp
20.000/unit

2.000 unit :
Rp 50.000.000

Harga jual Rp
80.000/unit

Split Off Point

Produk B 1100
unit Rp 0/unit

Harga jual Rp
40.000/unit

Berdasarkan data tsb kita lihat perhitungannya

A
Hasil Penjualan
900 x Rp 80.000
1100 x Rp 40.000
Separable cost
Kontribusi pada joint
cost
Joint cost
Operating income

72.000.000
18.000.000
54.000.000

Total

44.000.000
44.000.000

116.000.000
18.000.000
98.000.000
50.000.000
48.000.000

LINEAR PROGRAMMING
Adalah teknik matematis yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah
keterbatasan dalam maksimisasi
pendapatan atau minimisasi biaya
Dikembangkan oleh ahli matematika Rusia
L.V Kantorovich (1939), disempurnakan
oleh ahli matematika Amerika G.B Dantzig
(1974)

Single Constraint dalam Linear Programming


Dalam aplikasinya, Linear Programming memiliki 2
Fungsi :
1. Fungsi Tujuan (Objective Function)
Mengungkapkan tujuan pemecahan masalah (fmax)
atau (fmin)
2. Fungsi Batasan (Constraint Function)

Contoh :
Misalnya perusahaan membuat dua macam produk, A dan B
dengan data sbb :
Produk A Produk B

Harga jual per unit


Biaya variabel per unit
Margin kontribusi per unit
Konsumsi jam mesin per unit

10.000
4.000
6.000
3 jam

15.000
7.000
8.000
6 jam

Dengan data di atas dapat dilihat bahwa lebih menguntungkan


unruk menjual produk B saja daripada menjual produk A
karena margin kontribusi produk B lebih besar. Bagaimana
apabila kapasitas mesin terbatas hanya 24.000 jam?

Produk A = 24.000
3
= 8.000 unit
MK Produk A = 8.000 x Rp 6.000
= Rp 48.000.000
Produk B = 24.000
6
= 4.000 unit
MK Produk B = 4.000 x Rp 8.000
= Rp 32.000.000
Dengan keterbatasan yang dimiliki ternyata lebih menguntungkan
menjual Produk A saja. Jika perusahaan ingin menjual kedua produk
tersebut, maka harus dicari komposisi terbaik kedua produk tersebut
dengan mencari keuntungan maksimum. Secara sederhana komposisi
tersebut digambarkan :
3XA + 6XB < 24.000
XA = Kuantitas Produk A
XB = Kuantitas Produk B

Multiple Constraint dalam Linear Programming

Contoh :
Sebuah perusahaan membuat dua macam produk pada dua departemen
produksi. Data sbb:
Departemen

Jam kerja Per Unit

Kapasitas

Produk A Produk B
Departemen 1 5 JKL
Departemen 2 3 JKL

2,5 JKL
5 JKL

500 JKL/Mg
600 JKL/Mg

Kebijakan Manajemen :
Produk A hanya bisa dibuat sebanyak-banyaknya 90 unit per minggu,
sedangkan produk B tidak ditentukan. Margin kontribusi per satuan masingmasing produk adalah Produk A Rp 2.000 dan Produk B Rp 2.500. Berapa
satuan Produk A dan Produk B yang harus diproduksi agar diperoleh margin
kontribusi maksimum?

a. Fungsi Tujuan
Fmax = 2.000A + 2.500B
b. Fungsi Batasan
- Produk A hanya diproduksi sebanyak-banyaknya 90 unit/mg
A < 90
- Departemen 1 memiliki kapasitas 500 Jam kerja Langsung
per minggu. Setiap unit produk A memerlukan 5 JKL dan
produk B 2,5 JKL
5A + 2,5B < 500
- Departemen 2 memiliki kapasitas 600 Jam kerja Langsung
per minggu. Setiap unit produk A memerlukan 3 JKL dan
produk B 5 JKL
3A + 5B < 600

Garis Batasan departemen 1, 500 : 5 = 100


unit produk A, 500 : 2,5 = 200 unit Produk B
200

Produk B

160
Garis Batasan Produk A, A< 90
120
Garis Batasan departemen 2, 600 : 3 = 200
Unit Produk A, 600 : 5 = 120 Unit Produk B

80

40

Feasible Set
40

80

120

Produk A

160

200

Cara Matematis :
5A + 2,5B = 500 x2 10A + 5B = 1.000
3A + 5B

= 600 x1 3A + 5B = 600
7A = 400
A = 57,14 = 57

5A + 2,5B = 500
5(57,14) + 2,5B = 500
2,5B = 500 285,7
B = 85,72 = 86
Dengan demikian maka kombinasi produk A dan B yang memberikan
kontribusi maksimum adalah 57 satuan produk A dan 86 satuan
produk B. Kontribusi yang diberikan adalah :
Fmax = 2.000A + 2.500B
= 2.000(57) + 2.500(86) = Rp 329.000

Dalam menilai relevansi suatu biaya, harus diperhitungkan


permintaan/penawaran terhadap sumber daya.
Tiga model pemakaian sumberdaya :
1. Resources Acquired as Used and Needed
Pengadaan sumber daya dapat dilakukan dengan segera begitu
ada permintaan
Contoh : Biaya tenaga listrik ketika ada pesanan
2. Resources Aquired in advance (short term)
Sumberdaya diperoleh sebelum muncul permintaan
Contoh : gaji untuk tenaga kerja
3. Resources Aquired in advance (multiperiod service capacity)
Jika sumberdaya dimiliki terlebih dahulu untuk memberikan
manfaat dalam beberapa periode.
Contoh : Biaya pembelian mesin

Anda mungkin juga menyukai