Anda di halaman 1dari 33

1.

DHIKO REFERLI
2. DIAH INTAN .S
3. ENDAH NOVITA SARI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS &
PENENTUAN HARGA JUAL
PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS
Pengambilan keputusan taktis terdiri dari pemilihan di
antara berbagai alternatif dgn hasil yang langsung atau
terbatas.
Tujuan keseluruhan dari pengambilan keputusan
strategis adalah untuk memilih startegi alternatif
sehingga keunggulan bersaing jangka panjang dapat
tercapai.

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS
Model keputusan (decision model) adalah serangkaian prosedur yang jika diikuti akan
mengarah pada suatu keputusan.

6 langkah proses pengambilan keputusan :
1. Kenali dan definisikan masalah
2. Identifikasi setiap alternatif sebagai solusi yang layak atas masalah tersebut
3. Identifikasi biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang layak
4. Hitung total biaya dan manfaat yang tidak relevan dari pertimbangan
5. Nilai faktor-faktor kualitatif
6. Pilih alternatif yang menawarkan manfaat terbesar secara keseluruhan

DEFINISI BIAYA RELEVAN
untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya
merupakan biaya masa depan, tetapi juga harus
berbeda dari satu alternatif dengan alternatif
lainnya
Contoh :

Menyewa Membangun sendiri (umur
teknis 5 tahun)
Material
Tenaga Kerja
Penunjang
Biaya sewa per tahun
Pengadaan Forklift dan
perlengkapan lain
-
-
-
$ 40.000
$ 50.000
$ 150,000
$ 45,000
$ 5,000
-
$ 50,000
RELEVANSI, PERILAKU BIAYA, DAN MODEL
PENGGUNAAN SUMBER DAYA AKTIVITAS
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (ABC)
memungkinkan kita bergerak lebih jauh ketika
mempertimbangkan biaya variabel yang berhubungan
dengan penggerak biaya berdasarkan unit dan nonunit.
Kuncinya adalah perubahan pada penawaran dan
permintaan sumber daya aktivitas harus dipertimbangkan
ketika menilai relevansi

Sumber Daya Fleksibel
adalah sumber daya yang dapat dibeli seperlunya dengan mudah
dan saat dibutuhkan.
Sumber Daya Terikat
(committed resources) dibeli sebelum digunakan
- Sumber daya terikat untuk jangka pendek
- Sumber daya terikat untuk beberapa periode


MODEL PENGGUNAAN SUMBER DAYA AKTIVITAS DAN PENILAIAN
RELEVANSI
KATEGORI
SUMBER DAYA
HUBUNGAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN RELEVANSI
Sumber Daya
Fleksibel
Penawaran = Permintaan
a. Permintaan Berubah
b. Permintaan Tetap


a. Relevan
b. Tidak relevan
Diperoleh di Muka
(Jangka Pendek)
Penawaran Permintaan = Kapasitas Tidak Terpakai
a. Kenaikan Permintaan < Kapasitas Tidak Terpakai
b. Kenaikan Permintaan > kapasitas Tidak Terpakai
c. Kenaikan permintaan (Permanen)
1. Kapasitas Aktivitas Berkurang
2. Kapasitas Aktivitas Tidak Berubah


a. Tidak Relevan
b. Relevan

1. Relevan
2. Tidak relevan
Diperoleh di Muka
(Kapasitas untuk
Beberapa Periode)
Penawaran Permintaan = Kapasitas Tidak Terpakai
a. Kenaikan Permintaan < Kapasitas Tidak Terpakai
b. Kenaikan Permintaan (Permanen)
c. Kenaikan Permintaan > Kapasitas Tidak Terpakai


a. Tidak relevan
b. Tidak Relevan
c. Keputusan Modal
KEPUTUSAN MEMBUAT ATAU MEMBELI
Keputusan membuat sendiri atau membeli memiliki dua tipe :
1. Kondisi awal membuat sendiri
2. Kondisi awal biasa membeli

Kondisi awal Alternatif Pertimbangan
Membuat
sendiri
Membeli dari
luar
Kapasitas menganggur dari fasilitas
produksi yg tak terpakai
Fasilitas yang dimiliki akan dijual
atau disewakan
Membeli
dari luar
Membuat
sendiri
Penguasaan teknologi
Kecukupan dana untuk pengadaan
fasilitas produksi dan tenaga kerja
Kondisi awal Alternatif Pertimbangan
Membuat
sendiri
Membeli dari
luar
Kapasitas menganggur dari fasilitas
produksi yg tak terpakai
Fasilitas yang dimiliki akan dijual
atau disewakan
Membeli
dari luar
Membuat
sendiri
Penguasaan teknologi
Kecukupan dana untuk pengadaan
fasilitas produksi dan tenaga kerja
Contoh :
Perusahaan Citra biasanya membeli semacam komponen
20.000 unit dengan harga Rp 17.000 per unit. Jika
perusahaan membuat sendiri suku cadang tsb, biaya
produksinya sbb:
Per unit Jumlah
Bahan baku
Biaya variabel per unit
Biaya Tetap
*)
Jumlah

6.000
8.000
120.000.000
160.000.000
80.000.000
360.000.000
*) Dari Jumlah tersebut 50% diantaranya merupakan biaya
penyusutan dan asuransi gedung
Jika dilihat sepintas, maka keputusan yang diambil adalah
membeli dari luar, karena biayanya lebih murah dibandingkan
dengan membuat sendiri yaitu Rp 340.000.000 jika membeli dan
Rp 360.000.000 jika membuat sendiri.
Jika 50% dari biaya tetap adalah penyusutan dan biaya asuransi
gedung, maka membuat sendiri akan lebih hemat daripada
membeli dari luar, dengan perhitungan sbb:
Membuat Membeli Perbedaan
Per
unit
Jumlah Per
unit
Jumlah
Bahan baku
Biaya variabel per unit
Biaya tetap
Harga pembelian
6
8
120.000
160.000
40.000



17



340.000
120.000
160.000
40.000
(340.000)
14 320.000 17 340.000 (20.000)
Bagaimana jika volume pembelian turun dari 20.000 unit menjadi
12.000 unit. Perhitungan :
Membuat Membeli Perbedaan
Per
unit
Jumlah Per
unit
Jumlah
Bahan baku
Biaya variabel per unit
Biaya tetap
Harga pembelian
6
8
72.000
96.000
40.000



17



204.000
72.000
96.000
40.000
(204.000)
14 208.000 17 204.000 4.000
Ternyata biaya untuk membeli lebih murah dibandingkan dengan membuat
sendiri.
KEPUTUSAN MENERUSKAN ATAU MENGHENTIKAN
(KEEP OR DROP DECISION)
Keputusan ini diambil pada perusahaan
yang membuat lebih dari satu macam
produk.
Dari berbagai macam produk tersebut, ada
salah satu produk yang tidak laku.
Bagaimana keputusan manajemen
terhadap produk yang tidak laku tersebut,
pertahankan atau hentikan?
Contoh :
Kepala Divisi Keuangan dan Akuntansi MOLEK (yang
memproduksi tiga macam produk) menyajikan laporan
segmentasi produk sbb:
Prod A Prod B Prod C Total
Hasil Penjualan
(-) Biaya variabel
Margin kontribusi
Biaya tetap langsung
Gaji
Advertensi
Penyusutan
Total biaya tetap langsung
Margin segmen
Biaya tetap umum
Laba bersih total
500.000
250.000
250.000

37.000
10.000
53.000
100.000
150.000

800.000
480.000
320.000

40.000
10.000
40.000
90.000
230.000
150.000
140.000
10.000

35.000
10.000
10.000
55.000
(45.000)
1.450.000
870.000
580.000

112.000
30.000
103.000
245.000
335.000
125.000
210.000
Dari ilustrasi tersebut, manajer memutuskan untuk
menghentikan produk C, karena walaupun memiliki margin
kontribusi sebesar 10.000, tetapi dengan penghentian
tersebut dapat menghemat 45.000 yaitu biaya gaji dan
advertensi. Karena penyusutan bukan merupakan biaya
relevan, maka total biaya yang dihemat adalah Rp 35.000.
perhitungan kerugiannya :
Pertahankan Hentikan
Penjualan
Biaya variabel
Margin kontribusi
(-) advertensi
(-) gaji
Kerugian produk C
150.000
140.000
10.000
10.000
35.000
35.000
-
-
-
-
-
0
KEPUTUSAN PESANAN KHUSUS
Keputusan ini diambil ketika ada konsumen
khusus yang memesan barang tertentu dengan
harga tertentu, dan untuk mendayagunakan
kelebihan kapasitas mesin yang menganggur
Contoh :
PT KAPPM memproduksi semacam makanan
yang disukai anak-anak pada 80% dari
kapasitas normal. Kapasitas normal yang
dimiliki perusahaan 2.000.000 unit per tahun.
Total biaya untuk 1.600.000 unit produk adalah
sbb :
Jumlah Satuan
Biaya-biaya variabel
Bahan baku A
Bahan baku B
Bahan baku C
Upah langsung
Pembungkusan
Komisi
Distribusi
Biaya lain-lain
Jumlah biaya variabel
Biaya tetap
Gaji
Penyusutan
Pemeliharaan
Pajak
Biaya tetap lain
Jumlah biaya tetap
Jumlah biaya
Harga jual

112.000.000
16.000.000
24.000.000
40.000.000
32.000.000
3.200.000
4.800.000
8.000.000
240.000.000

9.600.000
3.200.000
800.000
320.000
1.600.000
15.520.000
255.520.000
320.000.000

70,00
10,00
15,00
25,00
20,00
2,00
3,00
5,00
150,00

6,00
2,00
0,50
0,20
1,00
9,70
159,70
200,00
Seorang distributor mengajukan pesanan sebanyak 200.000 unit
dengan harga Rp 155,00 per unit. Dia bersedia membayar ongkos
angkut. Karena distributor langsung mendatangi produsen, maka biaya
komisi tidak ada. Bagaimana keputusan perusahaan?
Harga yang ditawarkan distributor jelas lebih rendah. Tetapi
perusahaan hsrus menerima pemesanan khusus ini dengan
perhitungan sebagai berikut :
Semua biaya variabel, kecuali komisi dan biaya distribusi merupakan
biaya relevan.
Terima Tolak
Penghasilan
Biaya
Bahan A
Bahan B
Bahan C
Upah langsung
Pembungkusan
Lainnya
200.000 x Rp 155

200.000 x Rp 70
200.000 x Rp 10
200.000 x Rp 15
200.000 x Rp 25
200.000 x Rp 20
200.000 x Rp 5
Jumlah biaya
Margin kontribusi
31.000.000

14.000.000
2.000.000
3.000.000
5.000.000
4.000.000
1.000.000
29.000.000
2.000.000
-

-
-
-
-
-
-
-
-
Jika tawaran tersebut diterima, perusahaan mendapat
margin kontribusi Rp 2.000.000. Jumlah biaya tetap yang
diperhitungkan adalah 9,70. Sehingga dengan menerima
tawaran dari distributor, keuntungan yang masih dapat
diperoleh adalah Rp 60.000 dengan perhitungan sebagai
berikut :
Harga jual per unit yang diminta
Biaya-biaya variabel yg diperhitungkan
Margin kontribusi per satuan
Biaya tetap yang diperhitungkan per unit
Keuntungan dari penerimaan pesanan khusus
Jumlah pesanan
Jumlah keuntunga dari pesanan khusus
155,00
145,00
10,00
9,70
0,30
200.000
60.000
KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH
LANJUT
Pada beberapa industri terdapat beberapa produk yang dihasilkan dari proses atau
dengan menggunakan bahan yang sama. Misalnya pengeboran minyak bumi akan
menghasilkan gas, minyak tanah, bensin dll.
Produk-produk yang diolah dengan menggunakan bahan baku yang sama disebut
produk bersama (joint products).
Dalam konteks ini manajemen harus mencari titik dimana produk tersebut
memiliki dua pilihan diolah lebih lanjut atau dijual ke pasaran.
Titik tersebut dinamakan Split-Off point.
Biaya yang dikorbankan sampai dengan Split-Off point disebut joint cost ,
sedangkan biaya yang dikorbankan setelah proses tersebut dinamakan separable cost.
Biaya relevan dalam keputusan ini adalah biaya-biaya setelah Split-Off point dan
tambahan penghasilan penjualan.
Contoh :
PT Semar mengorbankan Rp 50.000.000 sebagai biaya
bersama untuk mengolah 2.000 unit produk X. Pada Split-Off
point dihasilkan 900 unit produk A dan 1100 unit produk B.
Produk A diolah lebih Lanjut dengan biaya Rp 20.000 per unit
dan dijual dengan harga Rp 80.000 per unit. Sedangkan Produk
B langsung dijual tanpa pengolahan lebih lanjut dengan harga
Rp 40.000 per unit.
2.000 unit :
Rp 50.000.000
Produk A 900
unit Rp
20.000/unit
Produk B 1100
unit Rp 0/unit
Harga jual Rp
80.000/unit
Harga jual Rp
40.000/unit
Split Off Point
J oint Cost
Separable Cost
Berdasarkan data tsb kita lihat perhitungannya
A B Total
Hasil Penjualan
900 x Rp 80.000
1100 x Rp 40.000
Separable cost
Kontribusi pada joint cost
Joint cost
Operating income

72.000.000
-
18.000.000
54.000.000

-
44.000.000
-
44.000.000

116.000.000

18.000.000
98.000.000
50.000.000
48.000.000
PENETAPAN HARGA
Penetapan Harga Berdasarkan Biaya
Pendapatan harus menutup biaya perusahaan untuk mneghasilkan laba,
banyak perusahaan menetapkan biaya dalam menentukan harga
terlebih dahulu.
Contoh: Elvin Company marakit dan menginstal komputer menurut
spesifikasi pelanggan. Perakit menerima rata-rata $15 per jam. Tahun
lalu total biaya tenaga kerja langsung $140.000. laporan laba rugi untuk
tahun lalu:
Pendapatan $856.500
Harga pokok penjualan:
bahan baku langsung $489.750
tenaga kerja langsung 140.000
overhead 84.000 713.750
Laba kotor $142.750
Beban administrasi dan penjulan 25.000
laba operasi $117.750



Misalnya ingin memperoleh laba yang sama untuk setiap pekerjaan
denga laba yang diterima tahun lalu ia dapat meghitung markup
pada harga pokok penjualan:

Markup harga pokok penjualan
= (beban penjualan dan administrasi + laba operasi)/harga pokok
penjualan
= ($25.000 + $117.750)/$713.750
= 0,20

Selama tahun lalu markup bahan baku langsung mencapai 46,6
persen dari semua biaya dan laba.
Markup bahan baku langsung
= (tenaga kerja langsung + overhead + beban penjualan dan
administratif + laba operasi)/bahan baku langsung
= ($140.000 + $84.000 + $ 25.000 + $117.750)/$489.750
= 0,749

Untuk mengetahui cara markup menggunakannya dalam
penawaran, anggap Elvin Company memiliki kesempatan untuk
menawarkan suatu pekerjaan dari perusahaan asuransi lokal.
Pekerjaan tersebut adalah merakit 100 unit komputer. Estimasi
biaya sebagai berikut:
Bahan baku langsung $100.000
Tenaga kerja langsung (100 x 6 jam x $15) 9.000
Overhead (@60 persen dari biaya
tenaga kerja langsung)
5.400
Estimasi harga pokok penjualan
$114.400
Ditambah 20 persen markup
pada harga pokok penjualan 22.880
Harga penawaran
$137.280
Perhitungan Biaya Target dan Penetapan Harga
Perhitungan biaya target dapat digunakan paling efektif
pada tahap desain dan pengembangan siklus hidup produk.

Aspek Hukum dari Penetapan Harga
Secara umum biaya merupakan justifikasi penting untuk
harga.
o Penetapan harga predator
merupakan praktik pengaturan harga yang lebih rendah
ari biaya dengan tujuan merugikan pesaing dan
mengeliminasi persaingan. Harga predator dalam pasar
internasional disebut dumping.


o Diskriminasi harga
adalah pengenaan harga yang berbeda kepada
beberapa pelanggan atas produk-produk yang pada
dasarnya sama.

Keadilan dan Penetapan Harga
Standar masyarakat mengenai keadilan memiliki
dampak penting terhadap harga.
Eksploitasi harga dikatakan terjadi ketika perusahaan
dengan kekuatan pasar menghargai produknya sangat
tinggi.

LINEAR PROGRAMMING
Single Constraint dalam Linear Programming
Dalam aplikasinya, Linear Programming memiliki 2
Fungsi :
1. Fungsi Tujuan (Objective Function)
2. Fungsi Batasan (Constraint Function)

Contoh :
Misalnya perusahaan membuat dua macam produk, A dan
B dengan data sbb :






Dengan data di atas dapat dilihat bahwa lebih
menguntungkan unruk menjual produk B saja daripada
menjual produk A karena margin kontribusi produk B lebih
besar. Bagaimana apabila kapasitas mesin terbatas hanya
24.000 jam?
Produk A Produk B
Harga jual per unit
Biaya variabel per unit
Margin kontribusi per unit
Konsumsi jam mesin per unit
10.000
4.000
6.000
3 jam
15.000
7.000
8.000
6 jam
Produk A = 24.000
3
= 8.000 unit
MK Produk A = 8.000 x Rp 6.000
= Rp 48.000.000

Produk B = 24.000
6
= 4.000 unit
MK Produk B = 4.000 x Rp 8.000
= Rp 32.000.000
Dengan keterbatasan yang dimiliki ternyata lebih menguntungkan
menjual Produk A saja. Jika perusahaan ingin menjual kedua produk
tersebut, maka harus dicari komposisi terbaik kedua produk tersebut
dengan mencari keuntungan maksimum. Secara sederhana komposisi
tersebut digambarkan :
3XA + 6XB < 24.000
XA = Kuantitas Produk A
XB = Kuantitas Produk B
Multiple Constraint dalam Linear Programming

Contoh :
Sebuah perusahaan membuat dua macam produk pada dua departemen
produksi. Data sbb:





Kebijakan Manajemen :
Produk A hanya bisa dibuat sebanyak-banyaknya 90 unit per minggu,
sedangkan produk B tidak ditentukan. Margin kontribusi per satuan
masing-masing produk adalah Produk A Rp 2.000 dan Produk B Rp
2.500. Berapa satuan Produk A dan Produk B yang harus diproduksi
agar diperoleh margin kontribusi maksimum?
Departemen Jam kerja Per Unit Kapasitas
Produk A Produk B
Departemen 1
Departemen 2
5 JKL
3 JKL
2,5 JKL
5 JKL
500 JKL/Mg
600 JKL/Mg
a. Fungsi Tujuan
Fmax = 2.000A + 2.500B
b. Fungsi Batasan
- Produk A hanya diproduksi sebanyak-banyaknya 90
unit/mg
A < 90
- Departemen 1 memiliki kapasitas 500 Jam kerja
Langsung per minggu. Setiap unit produk A
memerlukan 5 JKL dan produk B 2,5 JKL
5A + 2,5B < 500
- Departemen 2 memiliki kapasitas 600 Jam kerja
Langsung per minggu. Setiap unit produk A
memerlukan 3 JKL dan produk B 5 JKL
3A + 5B < 600

40 80 120 200 160
80
40
120
160
200
Garis Batasan departemen 1, 500 : 5 = 100
unit produk A, 500 : 2,5 = 200 unit Produk B
Garis Batasan Produk A, A< 90
Garis Batasan departemen 2, 600 : 3 = 200
Unit Produk A, 600 : 5 = 120 Unit Produk B
Feasible Set
Produk A
P
r
o
d
u
k

B

Cara Matematis :

5A + 2,5B = 500 x2 10A + 5B = 1.000
3A + 5B = 600 x1 3A + 5B = 600
7A = 400
A = 57,14 = 57
5A + 2,5B = 500
5(57,14) + 2,5B = 500
2,5B = 500 285,7
B = 85,72 = 86
Dengan demikian maka kombinasi produk A dan B yang
memberikan kontribusi maksimum adalah 57 satuan
produk A dan 86 satuan produk B. Kontribusi yang
diberikan adalah :
Fmax = 2.000A + 2.500B
= 2.000(57) + 2.500(86) = Rp 329.000

Anda mungkin juga menyukai