Anda di halaman 1dari 16

Drs.

Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

BIAYA RELEVAN DAN PENGAMBILAN


KEPUTUSAN KHUSUS

A. Konsep Biaya Relevan

Informasi relevan merupakan faktor yang sangat berguna didalam menghasilkan


keputusan yang baik dan benar. Didalam mengambil keputusan yang tidak terstruktur
(keputusan khusus) informasi yang sangat penting adalah Biaya relevan dan Pendapatan
yang relevan denan keputusan tersebut.

BiayaRelevan, ialah biaya yang dapat dihindari dan harus selalu dipertimbangkan
didalam setiap kali mengbil keputusan oleh manajemen. Definisi lainnya mengatakan
bahwa biaya relevan ialah biaya yang akan terjadi dimasa datang dan jumlah berbeda
untuk setiap alternatif yang akan dipilih. Dari kedua difinisi ini dapat diketahui ciri-ciri
biaya revan sbb:
a. Biaya dapat dihindari dengan suatu keputusan manajemen
b. Biaya tersebut belum terjadi
c. Biaya yang akan terjadi itu nilai berbeda untuk setiap alternatif.
d. Biaya tersebut benar-benar memberi pengaruh didalam keputusan

Untuk menentukan biaya relevan dapat ditempuh sbb:


1. Mengumpulkan seluruh biaya yang terkait dengan masing2 alternatif
2. Meng-eliminasi biaya terbenam (sunk cost)
3. Mengeliminir biaya yang jumlahnya tidak berbeda
Setelah tiga tahap dilakukan maka sisanya merupakan biaya relevan.

Contoh: Pada saat akan melakukan penggnatian (trade off) mesin diketahui data sbb:
Peralatan Peralatan
Lama Baru .
Harga Perolehan 200.000.000 165.000.000
Umur ekonomis 8 3
Umur saat ini 5 0
Sisa umur ekonomis 3 3
Akumulasi penyusutan 125.000.000 0
Nilai Buku 75.000.000 -
Harga jual saat ini 40.000.000 -
Biaya operasional setahun 70.000.000 30.000.000

Setelah dilakukan proses eliminasi maka yang tersisa adalah sbb:


BiayaPeralatan Biaya Peralatan
Lama Baru .
Biaya penyusutan msn baru - 165.000.000
Biaya operasi 3 tahun 210.000.000 90.000.000

Hal. 1
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

Hasil penjualan msn lama . ( 40.000.000)


Total Biaya selama 3 thn 210.000.000 215.000.000.

B. Biaya diferensial

Biaya diferensial didefinisikan sebagai perbedaan biayayang timbul akibat adanya


keputusan terntentu. Misalnya manajemen melakukan penambahan volume produksi
manajemen memilih alternatif proses produksi. Jika biaya diferensial itu disebabkan
karena adanya penambahan volume produksi maka perbedaan itu dapat disebut dengan
biaya incremental (Incremental Cost) atau Biaya Marginal (Marginal Cost)
Contoh
Kapasitas (unit) 40.000 50.000 Selisih Biaya
Biaya :
Bahan Langsung 180.000.000 225.000.000 45.000.000
Upah Langsung 148.000.000 185.000.000 37.000.000
B.O.P Variabel 84.000.000 105.000.000 21.000.000
B.O.P Tetap 60.000.000 60.000.000 -
472.000.000 575.000.000 103.000.000
Biaya incremental untuk menambah kapasitas dari 40.000 menjadi
50.000 unit ialah Rp. 103.000.000

C. Analisis pengambilan keputusan

Salah satu fungsi manajemen yang penting adalah proses pengambilan keputusan
Didalam kegiatan sehari-hari keputusan manajemen dapat digolongkan kedalam dua
kelompok besar yaitu:

a.Keputusan Rutin, yaitu keputusan manajemen yang terjadi secara berulang-ulang


dengan kondisi yang sama. Keputusan demikian biasanya dibuat secara ter-pola dengan
kondisi “jika-maka (if-then) “ . Keputusan rutin juga dapat dilakukan oleh manajer
terkait atau yang berkompeten pada unit kerja tertentu.
Contoh : Pembuatan order pembelian (Purchase order)
Pemeliharaan
Penggajian bulanan
Penghitungan Biaya lembur

b. Keputusan khusus, ialah keputusan manajemen yang tidak rutin terjadi, keputusan ini
menyangkut masalah yang spesifik (khusus) sehingga untuk memutuskannya diperlukan
informasi analisis yang seksama
Secara umum keputusan khusus dapat dikelompokkan menjadi;

(1) Membeli atau Membuat sendiri


(2) Mengganti Aktiva tetap

Hal. 2
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

(3) Menerima /menolak pesanan khusus


(4) Melanjutkan proses produksi
(5) Menutup segmen usaha
(6) Menentukan alokasi sumberdaya ekonomi yang terbatas.

Untuk dapat menghasilkan keputusan yang baik, biasanya dilakukan tahapan-tahapan


sebagai berikut:
- Meneliti dan merumuskan inti masalah yang dihadapi
- Mengumpulkan semua alternatif yang mungkin dapat menyelesaikan masalah
- Menganalisis dan meng-eliminasi alternatif yang tidak mungkin dilakukan
-.Mengumpulkan Biaya dan Manfaat darisetiap alternatif
- Menganalisis dan meng-eliminasi biaya-dan manfaat yang tidak relevan
- Membuat resume Biaya/Manfaat dari setiap alternatif
- Melakukkan pemilihan alternatif
Jika hasil netto nya Biaya akan dipilih yang paling rendah
Jika hasil netto nya Manfat akan dipilih yang p ling besar

D. Bentuk laporan analisis biaya alernatif

Menyajikan laporan analisis biaya relevan didalam pengambilan suatu keptusan


dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu:
a. Pendekatan Total (Total approach)
Didalam pendekatan total akan disajikan pembandingan secara menyeluruh dari
biaya yang terjadi diantaa kedua alternatif yang tersedia. Analisis biaya total dapat
diterapkan pada keputusan yang bersifat berubahan bersifat pertumbuhan (growth) dan
pada perubahan yang bersifat perembangan (integrasi dan diversifikasi)
Kebaikan pendekatan total:
- Mudah dilakukan
- Tidak mengandung resiko kesalahan
Kelemahan pendekatan Total:
- Laporan menjadi lebih panjang terkesan tidak informatif
- Perlu waktu yang lebih panjang untuk mempersiapkannya

b. Pendekatan Diferensial (Differential approach)


Didalam pendekatan diferensial akan disajikan nilai-biaya netto yang berubah,
untuk membuat laporan dengan pendekatan diferensial dibutuhkan kehati-hatian karena
perhitungan dapat menjadi bias (keliru) tanpa disadari oleh sipembuatnya.
Kebaikan pendekatan Diferensial:
- Singkat dan mudah dipahami
- Cepat
Kelemahan pendekatan Diferensial:
- Perlu kehati-hatian yang tinggi
- Perlu penguasaan teknis biaya yang baik

Hal. 3
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

Contoh: Saat ini perusahaan dapat menjual produk sebanyak 120.000 unit dengan harga
Rp. 12.000 per unit dan biaya variabel Rp. 7.000 per unit nya. Biaya tetap yang
ditanggung setiap bulan berjumlah Rp.420.000.000.
Untuk meningkatkan penjualan sebesar 20 % dari semula manajemen merencanakan hal
berikut:
- Diberikan potongan harga 5 %
- Diberikan hadiah langsung terhadap setiap unit penjualan dengan biaya Rp. 300 per unit
- Dilakukan biaya promosi tetap sebesar Rp. 45.000.000.

Apakah rencana ini layak dilaksanakan?

Analisis Pendekatan total:


Sebelum Promosi
Total Penjualan : 120.000 X 12.000 = 1.440.000.000
Biata Variabel : 120.000 X 7.000 = 840.000.000
Laba Kontribusi : 600.000.000
Biaya tetap : 420.000.000
Laba Usaha : 180.000.000
Setelah Promosi
Total Penjualan : (120.000 X 12.000 ) + (24000X 0,95X12000) = 1.713.600.000
Biata Variabel : (120.000 X 7.000 ) + (24.000X 7.300 ) = 1.015.200.000
Laba Kontribusi : 698.400.000
Biaya tetap : 420.000.000+ 45.000.000 = 465.000.000
Laba Usaha : 233.400.000

Dari analisis ini terlihat bahwa laba naik dari 180.000.000 menjadi 233.400.000

Analisis Pendekatan diferensial:


Tambahan nilai penjualan 24.000 X 0,95 X 12.000 = 273.600.000
Tambahan Biaya Variabel 24.000 X (7.000+300) = 175.200.000
Tambahan Laba kontribusi = 98.400.000
Tambahan Biaya tetap = 45.000.000
Tambahan Laba = 53.400.000

Dari analisis diferensial ini terlihat bahwa dengan kebijaksanaan manajemen laba usaha
akan naik sebesar Rp. 53.400.000. Jika dibandingkan dengan informasi pendekatan biaya
total, Informasi ini jelas lebih informatif dan mudah dipahami oleh pengambil keputusan
.
(1) Keputusan membeli atau membuat sendiri (make or buy decission)

Didalam dunia perekonomian global melakukan spesialisasi didalam bisnis akan


meningkatkan efisiensi. Sejarah telah mencatat bahwa bangkitnya industri di Jepang
salah satu penyebabnya adalah spesialisasi didalam produksi. Jika sebuah peruahaan
mobil membuat sendiri seluruh suku cadang dari mulai ban sampai dengan komponen2
kecil yang ada didalamnya tentunya akan membuat harga pokok mobil itu sangat tinggi.
Jepang terkenal dengan spesialisasi dan konsep just in timenya. Melalui spesialisasi harga

Hal. 4
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

komponen menjadi murah sementara just in time membuat perusahaan manufaktur dapat
nekan biaya persediaannya, kombinasi keduanya telah menyebabkan hasil industri Jepang
memiliki harga jual yang sangat bersaing dibanding produsi Eropah dan Amerika
sehingga didalam jangka waktu yang singkat industri Jepang merambah ke Amerika.
Perusahaan mobil Ford di Amerika tidak sanggup bersaing melawan mobil Jepang
akhirnya Ford melakukan Joint dengan Mazda Jepang dan lahirlah mobil Ford dengan
menggunakan mesin Mazda, demikian pula dengan Chevrolet yang menggunakan mesin
Isuzu dan chreiysler menggunakan mesin Mitsubhisi. Keputusan produsen di Amerika
tidak terlepas dari keputusan make or buy .

Contoh: Perusahaan kursi Cap Gajah memproduksi Kursi lipat besi yang dilengkapi
dengan jok dari busa. Saat ini perusahaan bekerja pada kapasitas 16.000 unit per bulan
dengan biaya: Per unit .
Bahan baku Rp. 34.500,-
Upah langsung Rp. 16.000,-
Biaya overhead (Variabel) Rp. 8.000,-
Biaya overhead (Tetap) Rp. 9.500,-
Harga Pokok per unit Rp. 68.000,-
Kasus: Saat ini ada sebuah perusahaan yang spesialisasi membuat jok kursi menawarkan
Satu set jok kursi dengan harga Rp. 22.000,- Menurut analisis jika jok itu dibeli dari luar
perusahaan maka Bahan baku yang dipergunakan akan berkurang sebesar 40% dan biaya
konversi (Upah+BOP Variabel) sebesar 30%.
Apakah layak kalau jok kursi itu dibeli dari luar?
Analisis:
Biaya Produksi 16.000 unit jika seluruhnya dibuat sendiri
Bahan baku Rp. 34.500,- X 16.000 = Rp. 552.000.000
Upah langsung Rp. 16.000,- X 16.000 = Rp 256.000.000
Biaya overhead (Variabel) Rp. 8.000,- X 16.000 = Rp 128.000.000
Biaya overhead (Tetap) Rp. 9.500,- X 16.000 = Rp 152.000.000
Total Biaya Produksi Rp. 1.088.000.000
Harga Pokok per unit = Rp. 68.000,-
Biaya Produksi 16.000 unit jika Jok dibeli dari luar.
Harga pembelian Rp. 22.000,- X 16.000 = Rp. 352.000.000
Bahan baku 60%X Rp. 34.500,- X 16.000 = Rp. 331.200.000
Upah langsung 70% X Rp. 16.000,- X 16.000 = Rp 179.200.000
Biaya overhead (Var) 70%X) Rp. 8.000,- X 16.000 = Rp 89.600.000
Biaya overhead (Tetap) Rp. 9.500,- X 16.000 = Rp 152.000.000
Total Biaya Produksi Rp. 1.104.000.000
Harga Pokok per unit = Rp. 69.000,-
Ternyata dengan membeli jok dari luar, harga pokok per unit menjadi lebih mahal.
Keputusannya manajemen harus menolak untuk membeli dari luara perusahaan.

Berapa Harga maksimum yang dapat diterima ?


Harga beli maksimum = 22.000 – 1000 = 21.000 per unit

Tiga hal penting yang harus diperhatikan apabila perusahaan membeli cadang dari luar:

Hal. 5
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

- Kualitas/ presisi yang diberikan suplier harus terjamin


- Kuntinyuitas supplies harus terjamin
- Harga yang disepakati harus mengikat (tidak berubah sewaktu-waktu)
Pengaruh Biaya peluang. (oportunity Cost)
Asumsi: jika perusahaan membeli jok dari luar maka sebagian fasilitas menganggur,
selama menganggur itu terdapat peluang untuk disewakan kepada pihak lain dengan nilai
Rp. 25.000.000.-

Dengan asumsi ini berarti akan terjadi biaya peluang sebesar Rp. 25.000.000 jika
perusahaan memlih alternatif membuat sendiri seluruh komponen.
Sehingga biaya untuk membuat sendiri menjadi
Total Biaya produksi sendiri Rp 1.088.000.000
Biaya peluang . 25.000.000
Total Biaya diperhitungkan Rp.1.113.000.000
Jika dibandingkan dengan biaya membeli dari luar sebesar Rp. 1.104.000.000 maka
membuat sendiri menduduki posisi lebih mahal sehingga pada posisi in keputusan akan
beralih menjadi MEMBELI DARI LUAR.

(2) Keputusan mengganti Aktiva Tetap

Mengganti Aktiva tetap merupakan keputusan strategis didalam sebuah


perusahaan oleh karenanya dibutuhkan analisis secara cermat. Ada dua pendekatan yang
dapat dilakukan yaitu
- Analisis dengan nilai mutlak (absulute value approach)
- Analisis dengan Arus Kas (Cash Flow approach)
Contoh:
Sebuah Mesin dengan Nilai buku Rp. 340.000.000 saat ini mengalami kerusakan berat
sehingga manajemen perusahaan merencanakan dua alternatif sbb:
Alternatif 1:
Mesin diperbaiki dengan Biaya Rp. 140.000.000 . setelah diperbaiki umur ekonomisnya
dapat diperpanjang menjadi 4 tahun kebelakang. Biaya Operasional mesin setelah di
perbaiki Rp. 75.000.000 per tahun.
Alernatif 2:
Mesin dijual dengan Harga Rp. 250.000.000 kemudian membeli mesin baru yang
berharga Rp. 450.000.000. mesin baru memiliki umur ekonomis 4 tahun. Biaya
operasional mesin baru adalah Rp. 54.000.000 setahun.

Analisis nilai mutlak:


Biaya selama 4 tahun Jika mesin diperbaiki:
Biaya Depresiasi mesin Lama Rp. 340.000.000
Biaya Perbaikan 140.000.000
Biaya operasional 4X 75.000.000 . 300.000.000
Total Biaya selama 4 tahun Rp. 780.000.000

Biaya selama 4 tahun Jika mesin ditukar dengan yang baru:


Biaya Depresiasi mesin Baru Rp. 450.000.000

Hal. 6
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

Kerugian menjual mesin lama 90.000.000


Biaya operasional 4X 45.000.000 . 180.000.000
Total Biaya selama 4 tahun Rp.720.000.000
Dengan membandingkan biaya alternatif 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa alternatif 2
lebih hemat sehingga keputusan yang diambil adalah Menukar mesin dengan yang baru

Analisis Arus kas :


Asumsi bahwa biaya modal yang berlaki = 14% dan Pajak penghasilan 30%
(angka dalam Rp. Juta)
Arus Kas Jika Mesin diperbaiki :
t0 t1 t2 t3 t4
Perbaikan mesin Rp. (140,00)
Biaya operasional (75,00) (75,00) (75,00) (75,00)
Penghematan Pajak:
Atas Biaya operasi 22,50 22,50 22,50 22,50
Atas Penyusutan 120,00 120,00 120,00 120,00
Arus Kas netto Rp. (140,00) 67,50 67,50 67,50 67,50
Faktor diskonto 1,00 0,88 0,77 0,67 0,59
Nilai tunai Rp. (140,00) 59,21 51,94 45,56 39,97
Total Nilai Tunai Rp 56,68

Arus Kas Jika Mesin ditukar denganyang baru :


t0 t1 t2 t3 t4
Pembelian Mesin baru Rp (450,00)
Biaya operasional (45,00) (45,00) (45,00) (45,00)
Penjualan mesin lama 250,00
Penghematan Pajak:
Atas Biaya operasi 13,50 13,50 13,50 13,50
Atas Penyusutan 135,00 135,00 135,00 135,00
Atas kerugian penjualan 27,00 27,00 27,00 27,00
Arus Kas netto Rp. (200,00) 130,50 130,50 130,50 130,50
Faktor diskonto 1 0,88 0,77 0,67 0,59
Nilai Tunai (200,00) 114,47 100,42 88,08 77,27
Total Nilai Tunai Rp 180,24

Dari analisis arus kas terlihat bahwa menukar dengan mesin baru menghasilkna arus kas positif
lebih besar daripada memperbaiki. Hal ini memperkuat dukungan bahwa keputusan menukar
dengan yang baru adalah Benar.

(3). Menerima atau menolak pesanan khusus

Untuk memanfaatkan kapasitas pabrik yang menganggur, perusahaan dapat saja


menerima atau mengerjakan pekerjaan lain diluar yang rutin (biasa) dilakukan. Pekerjaan
deimikian dikenal sebagai pesanan khusus (Special Order)
Ciri Pesanan khusus :
- Tidak secara rutin dikerjakan
- Memiliki spesifikasi yang berbeda dengan produk reguler

Hal. 7
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

- Harga jualnya relatif lebih murah dari seharusnya


Karena harga jual yang lebih murah dari seharusnya maka dibutuhkan sebuah analisis
yang cermat.
Pesanan khusus akan layak dilayani jika memenuhi persyaratan sbb:
- Mempergunakan kapasitas yang menganggur (idle Capacity)
- Memnghasilkan tambahan laba bagi perusahaan
- Tidak mengganggu pasaran produk reguler

Contoh :
PT Kalamajaya memproduksi panel kayu untuk bahan lantai dengan ukuran 30X30 cm yang
biaya dijual didalam negeri dengan harga Rp. 110.000 per doos (setiap doos berisi 11 lembar)
Kapasitas yang dimiliki adalah 100.000 lembar per bulan. Namun pada saat ini kapasitas yang
terpakai hanya mencapai 88 % saja. (= 88.000 lembar) sesuai permintaan pasar Lokal.
Setelah mengikuti pameran dagang Asia. Perusahaan mendapatkan pesanan dari seorang pengu
saha di Australia. Pesanan yang diminta adalah 1.200 doos per bulan dengan harga USD 10,00
(Asumsi kurs USD 1,- = Rp 9.500) . Karena panel ini digunakan untuk 4 musim maka didalam
pemrosesannya dibutuhkan tamban bahan khusus Rp.350 per lembar. Selain itu untuk melakukan
pemanasan ekstra perusahaan membutuhkan sebuah blower yang disewa dengan biaya
Rp. 35.000.000 per bulan. Biaya pemasaran variabel tidakdiperlukan untuk pesanan ini.
Pada kapasitas 88 % telah terjadi biaya sbb:
Pada kapasitas 88 % telah terjadi biaya sbb:
Bahan baku 110.000.000
Upah langsung 57.200.000
Biaya Overhead Variabel 30.800.000
Biaya Overhead Tetap 132.000.000
Biaya Pemasaran Variabel 105.000.000
Biaya Pemasaran Tetap 264.000.000
Biaya Administrasi Variabel 52.800.000
Biaya Adminstrasi Tetap 88.000.000
Diminta:
a. Buatlah analisis apakah pesanan dari Australia itu dapat dilayani , perhatikan bahwa jika
pesanan ini diterima maka kapasitas penjualan lokal akan terganggu.
b. Jika dengan adanya pesanan dari Australian itu perusahaan mengingnkan tambahan laba
sebesar Rp. 30.000.000, tentukan lah berapa harga jual untuk pesanan khusus.

Analisis diferensial :
Harga jual pesanan khusus
Harga jual per unit Rp. 9.500
Biaya Variabel yang dibebankan:
Bahan Baku Rp. 1.250 + 350 1.600
Upah langsung 650
Biaya pemasaran variabel -

Hal. 8
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

Biaya adm variabel 600


Biaya variabel per unit pesanankhusus 2.850
Tambahan penjualan : 12.000 X 9.500 114.000.000
Tambahan Biaya variabel : 12.000 X 2.850 34.200.000
Tambahan Laba Kontribusi 79.800.000
Tambahan Biaya Tetap 15.000.000
64.800.000

Dari analisis telihat ada kenaikkan pada laba Rp. 44.800.000 maka pesanan khusus
tersebut dapat dilayani.

Untuk mendapatkan tambahan laba 30.000.000 .


Laba = Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap
Penjualan = Laba + Biaya Variabel + Biaya tetap
= 30.000.000 + 34.200.000 + 35.000.000
= 99.200.000
Harga jual per lembar produk khusus = 99.200.000 : 12.000 = 8.266,70

(4) Melakukan proses lanjutan

Pada setiap proses produksi terbuka peluang bagi perusahaan untuk menentukan
sampai dengan tahap mana yang akan di tangani oleh perusahaan. Pemilihan tahapan ini
didasarkan pada analisis yang paling menguntungkan. Petani jagung misalnya , dapat
menjual langsung panen jagung, atau menjual dalam bentukjagung pililan atau bahkan
dapat juga menjual tepung jagung atai maizena. Manajemen harus dapat melakukan
analisis pada tahapan mana yang paling menungtungkan

Contoh: Perusahaan ABC memproduksi tiga macam produk yakni A, B dan C


Dengan mencampur bahan 500 kg X dan 500 kg Y dalam sebuah proses akan dihasilkan
200 liter produk A, 300 liter produk B dan 200 liter produk C
Harga Bahan X Rp. 25.000 / kg dan Y Rp. 12.000 /kg
Biaya konversi untuk mengolah adalah Rp. 3.000 per kg input
didalam proses ini akan terjadi pengurangan berat produk sebanyak 10 %.
Harga jual A = Rp.45.000 / ltr B=Rp.38.000/lt dan C=Rp.18.000/lt
Pembebanan harga pokok diantara A,B dan C dilakukan dengan metode harga pasar.
Karena Harga jual C yang begitu rendah maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan nilai
jual C dengan mengolahnya menjadi C'
Setiap liter produk C dicampur dengan 2 liter ciran Z yang berharga Rp. 4.000/ liter
dari campuran ini akan dihasilkan 2 liter produk CC' yang kemudian akan dapat dijual dengan
harga Rp.14.000 per liter CC'
Biaya mengolah C menjadi CC' adalah Rp. 2.500 per liter input.
Diminta:
a.Hitunglah haga pokok produk A,B dan C dengan metode harga pasar
b.Buatlah perhitungan apakah sebaiknya produk C dijual langsung atau

Hal. 9
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

diolah lebih lanjut menjadi CC'

Harga pokok bersama:


Bahan X 500 kg @ 25.000 12.500.000
Bahan Y 500 kg @ 12.000 6.000.000
Biaya mengolah 1000 kg @ 3.000 3.000.000
21.500.000
Hasil produksi: Total Output Harga Pasar Alokasi Biaya Biaya / unit
Prod. A 200 ltr Rp. 9.000.000 8.062.500 40.313
Prod B 300 ltr 11.400.000 10.212.500 34.042
Prod C 200 ltr 3.600.000 3.225.000 16.125
24.000.000 21.500.000
Jika Produk C dijual langsung
Laba = Rp. 3.600.000 - 3.225.000 = Rp. 375.000.

Jika Produk C diolah menjadi CC:


Harga Pokok 200 ltr produk C 3.225.000
Campuran Z 2 X 200 ltr @ $.4.000 1.600.000
Biaya Pengolahan 300 ltr @ 2.500 750.000
Total harga pokok C 5.575.000
Penjualan C'' 400 ltr @ 14.000 5.600.000
Laba yang dihasilkan 25.000

Karena laba produk CC olahan lebih kecil dari pada produk C, maka sebaiknya produk C ini
dijual langsung tanpa diolah dulu.

(5). Menutup segmen Usaha

Pada saat sebuah segmen usaha mengalami kerugian atau menmberikan prestasi
yang buruk manajemen tentunya akan berupaya untuk mengembalikan prestasi nya tapi
bila prestasi buruk berkepanjangan manajemen akan sampai pada keputusan untuk
menutup segmen tersebut.

Penutupan sebuah segmen dapat dilakuakn dengan pertimbangna berikut:


Laba Laba Nilai
Kontribusi Segmen Prestasi Tindakan manajemen
+ + Baik Dilanjutkan
+ 0 Impas Dilanjutkan
0 - Kurang baik Analisis dan koreksi aktivitas
0 - Buruk Pengelolaan intensif dengan

Hal. 10
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

Upaya koreksi danpengembangan


- - Buruk sekali Segmen ditutup

Untuk mendapatkan informasi sesuai tabel maka Laporan Laba Rugi setiap segmen harus
disusun dengan pendekatan Kontribusi.
Contoh :
Laporan Laba Rugi Konsolidasi (Rp. 000.000)
Divisi A Divisi B Divisi C Total
Penjualan 890 1.145 2.105 4.140
Beban Pokok Penjualan 455 876 1.125 2.456
Laba Kotor 435 269 980 1.684
Beban Usaha 367 294 554 1.215
Laba Usaha 68 (23) 426 469
Terlihat Divisi B rugi, apakah kerugian ini patut dijadikan dasar untuk menutup Divisi B
Setelah dilakukan analisis biaya usaha diketahui sbb:
Alokasi Biaya
Div A Div B Div C
B.Variabel 545 117 151 277

1255
B Tetap 300
Langsung 65 83 152

B. Tetap 710
B. Tetap Umum 410

Jika Alokasi Biaya tersebut dimasukan kedalam Laporan Laba rugi dengan pendekatan
Kontribusi maka akan terlihat sbb
Laporan Laba Rugi Konsolidasi (Rp. 000.000)
Divisi A Divisi B Divisi C Total
Penjualan 890 1.145 2.105 4.140
Biaya Variabel:
Beban Pokok Penjualan 455 876 1.125 2.456
Beban Usaha 117 151 277 545
Laba Kontribusi 318 118 703 1.139
Beban tetap langsung 65 83 152 300
Laba Segmen 253 35 551 839
Beban tetap Umum 410
Laba Usaha 429

Hal. 11
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

Setelah dianalisis ternyata Divisi B yang diduga Rugi ternyata masih menghasilkan laba,
jadi TIDAK PERLU DI TUTUP.

(6) Menentukan Kapasitas optimal

Sebuah keputusan yang sulit yang dihadapi manajeman ialah keputusan untuk
menentukan seberapa besar penggunaan sumber daya ekonomi untuk mencapai hasil
keungungan yang maksimal. Didalam mengambil keputusan manajemen akan
dihadapkan pada kendala-kendala ekonomi seperti kuantitas, teknologi, sumber daya
manusia yang tersedia . Dalam hal iuni manajemen harus mampu meramu sedemikian
rupa sehingga menghasilkan kombinasi terbaik dengan keuntungan tertinggi

Pemecahan masalah ini secara khusus dapat dilakukan dengan Linear


Programming (LP), dengan bantuan komputer program LP ini mampu menyelesaikan
model masalah pengambilan keputusan yang memiliki kendala yang cukup rumit.
Contoh:
Bapak Sudargo seorang transmigran yang telah berhasil membudidayakan nanas,
saat ini ia ingin mencoba memproduksi makanan yang terbuat dari bahan nanas tsb
Produksi nanas dapat dipanen secara bergiliran sbankyak 16.950 kg per bulan, dan
dari buah nanas segar itu dapat diolah menjadi tiga acam makanan yaitu:
Jenis Produk yang dihasilkan Sirup Dodol Selai
Unit Satuan produk Botol Kg. Kg
Harga jual / satuan Rp 10.000 15.000 18.000
Konsumsi / satuan
Buah nanas segar Kg 0,9 1,6 2,2
Bahan lainnya Rp 1.750 2.900 2.000
Upah langsung 450 2.500 2.000
Biaya overhead 1.100 400 1.400
Biaya kemasan 750 1.000 1.000
Biaya pemasaran 1.500 2.500 2.500
Produksi minimum unit 2.000 3.000 2.000
Produksi maksimum unit 3.500 4.000 4.500
Harga pasaran nanas segar di kebun adalah Rp.1. 900 per kg.
Diminta:
Berapa produksi masing-masing agar dengan bahan baku nanas yang tersedia
(terbatas) dapat diperoleh laba maksimum.

Analisis pertama adalah menentukan Laba kontribusi setiap unit produk


Sirup Dodol Selai
Harga jual 10.000 15.000 18.000
Biaya variabel:
Buah nanas segar 1.710 3.040 4.180
Bahan lainnya 1.750 2.900 2.000
Upah langsung 450 2.500 2.000
Biaya overhead 1.100 400 1.400

Hal. 12
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

Biaya kemasan 750 1.000 1.000


Biaya pemasaran 1.500 2.500 2.500
Total Biaya Variabel 7.260 12.340 13.080
Laba Kontribusi 2.740 2.660 4.920
Melihat Laba kontribusi seoertinya Produk selai yang memberikan laba terbesar, dengan
adanya kendala dari Bahan Nanas potensi laba yang dimiliki masing-masing produk sbb:
Sirup Dodol Selai
Laba per unit barang 2.740 2.660 4.920
Input nanas yang dibutuhkan 0,9 1,6 2,2
Laba per 1 kg input (nanas) 3.044 1.663 2.236
Rangking prioritas (1) (3) (2)

Untuk memaksimumkan laba maka bahan nanas yang tersedia akan dipergunakan
menurut rangking prioritas dengan memperhatikan kendala lainnya yakni jumlah produk
minimum dan maksimum
Sirup Dodol Selai Bahan ter-
Prod Bahan (kg) Prod Bahan (kg) Prod Bahan (kg) pakai (kg)

Produksi Minimum 2.000 1.800 3.000 4.800 2.000 4.400 11.000

Maksimumkan (1) 1.500 1.350 1.350

Maksimumkan (2) 2.500 5.500 5.500

Maksimumkan (3) 688 1.100 1.100

3.500 3.688 4.500 18.950


Menurut Tabel distribusi penggunaan bahan baku diketahui bahwa jumlah produksi yang
terbaik adalah Sirup 3.500 botol Dodol 3.688 bungkus dan Selai 4.500 bungus dengan
Laba kotor berikut ini :

Kap. Laba/unit Total Rp.


Sirup 3.500 2.740 9.590.000
Dodol 3.688 2.660 9.808.750
Selai 4.500 4.920 22.140.000
41.538.750

SOAL-SOAL LATIHAN
Soal. 1
Ir.Sabar adalah pemilik dan direktur PT Sabarindo yang bergerak dibidang produksi furnitur.

Hal. 13
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

Saat ini ia membutuhakn nasehat anda sehubungan dengan masalah yang dihadapinya berkaitan
dengan produk dengan kode produksi C3303. Menurut catatan produk ini sangat laku dipasaran
namun ternyata tidak menguntungkan bagi perusahaan. Laporan keuangan s.d 31 Desember 2006
menunjukkan angka sbb:

Total Produk Produk C3303


Penjualan 2.900.000.000 300.000.000
Beban pokok penjualan
Bahan langsung 759.000.000 122.000.000
Upah langsung 680.000.000 72.000.000
Tunjangan (20% dari Tenaga kerja) 136.000.000 14.400.000
Overhead pabrik-Variabel 28.000.000 3.600.000
Sewa gedung peralatan 30.000.000 4.000.000
Penyusutan 75.000.000 19.100.000
Beban pokok penjualan 1.708.000.000 235.100.000
Laba kotor 1.192.000.000 64.900.000
Beban penjualan dan administrasi
Gaji manajer 75.000.000 10.000.000
Komisi penjualan (6% dari penjualan) 174.000.000 18.000.000
Pengiriman 120.000.000 10.000.000
Beban adm umum 464.000.000 48.000.000
Total Beban penjualan dan administrasi 833.000.000 86.000.000
Laba (Rugi) bersih. 359.000.000 (21.100.000)

Data lain yang tersedia


a.Tenaga kerja langsung bersifat variabel
b.Seluruh produk diolah dengan peralatan sejenis
c.Kapasitas saat ini mencukupi
d.Penghentian produksi C3303 tidak akan mempengaruhi produk lainnya
e.Persediaan brg dlm proses dan barang jadi tidak material (dapat diabaikan)
f.Biaya pengiriman dibebankan langsung ke setiap unit produk
g.Biaya umum dan adm dibebankan berdasarkan nilai rupiah penjualan (Omzet)
h.Jika produk C3303 dihentikan maka manajer produksi ybs akan dihentikan juga.
Dimina:
[1] Dengan kondisi yang ada sekarang ini apakah anda merekomendasikan untuk menghentikan
produksi C3303. Berikan perhitungan yang mendukung jawaban komentar anda.
[2] Jika perusahaan ingin tetap mempertahankan untuk memproduksi C3303, berapa kapasitas
minimum yang harus dicapai (gunakan pendekanan BEP untuk masalah ini).

Soal. 2
PT Traktor Kuat Sekali (TKS) selama ini memproduksi trakator tangan yang biasa dipergunakan
membajak sawah dengan areal terasering yang luasnya sekitar 3000 m2 per petaknya)
Kapasitas produksi yang dimiliki saat ini adalah 1.200 unit per bulan. Seluruh sparepart dibuat

Hal. 14
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

sendiri oleh TKS , kapasitas yang tercapai dalam 4 bulan terakhir adalah 600 unit per bulan

Biaya produksi untuk kapasitas itu terdiri dari:


Biaya bahan 1.661.400.000
Upah langsung 698.100.000
Biaya overhead
BOP Variabel 608.400.000
BOP Tetap 354.900.000
Biaya pemasaran dan Adm 354.900.000
Dalam rangka pengembangan produk ditahun 2008 yad, saat ini manajemen mencoba
untuk menawarkan kepada supplier lain untuk untuk membuat beberapa bagian sparepart
Spare par yang dipesan adalah bagian penggerak luar beserta perlengkapan. Sementara
Enginenya produksi sendiri oleh TKS. Dengan outsourcing maka penggunakaan
bahan baku turun menjadi 40% dari semula, Upah langsung berkurang sebesar 45% dan
Biaya Overhead variabel turun sebesar 22%
PT Kerajinan Jaya (KJ) mengajukan proposal untuk mengisi kesempatan itu, dan PT KJ
menawarkan per lengkapan yang diminta dengan harga Rp. 2.750.000 Per set
Diminta:
1.Apakah harga yang ditawarkan PT JK dapat diterimam oleh TKS?
2.Berapa harga maksimum yang dapat diterima
3.Manajemen mengasumsikan bahwa jika terjadi out-sourcing fasilitas pabrik yang me
nganggur dapat digunakan untuk ngembangkan produk baru yang nantinya akan di-
diperhitungkan sebagai biaya riset dan pengembangan
Biaya riset ini diperkirakan akan memiliki nilai ekonomis Rp. 200.000.000,-
.Apakah harga yang ditawarkan PT JK dapat diterimam oleh TKS?

Soal.3
Dalam bulan Agustus 2004 sebuah mesin press dengan kekuatan 20 ton mengalami kerusakan
cukup serius , hal ini sangat mengganggu kelancaran proses produksi.
Untuk mengatasinya manajemen telah mencanangkan dua macam alternatif solusi sbb:
Alt. 1 Menjual mesin lama dan membeli mesin baru:
Harga beli mesin baru Rp.485.000.000 . Mesin baru akan disusutkan dengan metode garis lurus
selama 4 tahun dengan nilai sisa= 0
Biaya pemeliharaan mesin baru adalah 80 % dari biaya mesin lama. Untuk mengganti baru,
mesin lama harus di bongkar total dengan biaya sebesar Rp. 23.000.000
Selain itu dibutuhkan juga biaya training bagi operator mesin
dengan biaya Rp. 15.000.000 (Mesin baru meiliki beberapa perbedaan teknis)
Alt. 2 Memperbaiki mesin.
Biaya perbaikan yang dibutuhkan adalah Rp. 235.000.000. Setelah perbaikan ini diperkirakan
mesin masih mempunyai umur ekonomis selama4 tahun. Nilai sisa setelah masa pemakaian =0
Penyusutan atas niai buku yang ada dilakukan dengan metode garis lurus selama 4 tahun.

Karena Mesin di overhaul maka selama lima tahun pemakaian harus diakukan service besar
setiap 2 thn (akhir thn ke 2 dan ke 4) dengan biaya Rp. 20.000.000 setiap kali servis.
Mesin yang lama (yang rusak) memiliki nilai buku Rp. 140.000.000. Jika mesin ini dijual maka
harga pasarannya hanya mencapai RP. 125.000.000.

Hal. 15
Drs. Djoni T MSc, Ak ; Akuntansi Manajemen

Biaya Operasional dan pemeliharaan mesin lama diperkirakan Rp. 56.000.000 per tahun.
Diminta:
a. Buatlah analisis untuk menentukan alternatif yang lebih menguntungkan
(Asumsi bahwa analisis tidak memperhatikan Pajak dan Time value of money)
b. Untuk lebih menyakinkan anda diminta untuk melakukan analisis melalui Cash flow,
Apakah keputusan itu akan berubah jika perusahaan memperhitungkan pajak 30 % serta
discount rate 12 % setahun. (Dalam analisis Cash flow semua pengeluaran biaya kas
dianggap terjadi pada akhir tahun buku, sedangkan penjualan dan pembelian mesin dilakukan
pada awal tahun buku).

Soal. 4
PT Blok Indah Kuat adalah perusahaan yang membuat bahan lantai dengan bahan baku
kayu karet. Kayu karet dipotong menjadi blok kecil kemudian dicamputr dengna bahan
perekat dan dicetak menjadi bahan lantai. Ukuran yang dipasarkan saat ini 20 X 20 Cm2
dengan harga jual Rp., 264.000 . kardus (isi 10 keping) Kapasitas yang dicapai saat ini
adalah 160.000 keping per bulan dengan kapasitas normal 200.000 keping
Biaya yang terjadi pada kapasitas 160.000 keping adalah:
Biaya Variabel Biaya tetap
Bahan baku kayu Karet 552.000.000 -
Bahan tambahan lem dll 432.000.000 -
Upah langsung 256.000.000 -
Biaya overhead pabrik 176.000.000 977.500.000
Biaya pemasaran 96.000.000 810.000.000
Biaya umum & Adm 32.000.000 92.500.000
SAat ini saat ini perusahaan sedang mempertimbangkan untuk menerima pesanan khusus
Sebanyak 25.000 keping pesanan dengan ukuran yang berbeda yaitu 30X50Cm2 per keping
Untuk itu perusahaan harus membuat Cetakan khusus dengan biaya Rp.75.000.000.-
pemakaian bahan baku dan bahan tambahan berbanding lurus dengan luas setiap keping,
upah langsung dan BOP Variabel per unit produk tidak mengalami perubahan.
Atas pesanan khusus tidak perlu menanggung biaya pemasaran variabel.
Diminta:
a. Hitunglah berapa laba usaha yang diperoleh tanpa membuat pesanan khusus
b. Hitunglah berapa Biaya variabel untuk setiap keping pesanan khusus.
c. Buatlah analisis apakah pesanan layak diterima (harga =50% dari harga normal.)
d. Jika Pesanan khusus meningkat sampai 60.000 keping, apakah perusahaan bersedia untuk
menerima pesanan tsb (ingat perusahaan harus mengurangi produk regulernya)

----------------------dt-------------------------

Hal. 16

Anda mungkin juga menyukai