Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Para pembuat keputusan dalam setiap permasalahan merupakan para


pembuatan keputusan yang menggenggam kepastian dalam dunia yang tidak pasti.
Mereka ingin tahu apa yang akan terjadi bukan apa yang mungkin terjadi. Seperti
pembuatan keputusan ini, kebanyakan dari kita gagal untuk menerima bahwa
banyak keputusan harus dibuat dalam menghadapi ketidakpastian.

Sebaliknya, kita cenderung ingin dan percaya bahwa jika kita bekerja cukup
keras, kita dapat mengontrol hasil. Dawes (1988) telah mengamati bahwa cara yang
umum untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan mengabaikannya.

Langer (1975) telah mendokumentasikan bahwa kecenderungan ini sering


diterjemahkan ke dalam keyakinan yang tidak tepat yang kebetulan tidak
melibatkan ketrampilan dan dapat di kontrol. Penjudi cenderung melempar dadu
lebih keras ketika mereka mencoba untuk menggapai (roll) angka tinggi (Dawes,
1998). Pembeli tiket undian percaya bahwa kemampuan mereka untuk memilih
jumlah akan meningkatkan kemungkinan mereka untuk menang. Dowes
berpendapat bahwa manusia memiliki kebutuhan patologis untuk tahu sekarang
dalam situasi yang mengandung ketidakpastian yang melekat. Ia menegaskan
bahwa kebutuhan untuk meniadakan ketidakpastian sering menyebabkan orang
mengambil kredibilitas terlalu banyak untuk keberhasilan dan terlalu banyak
disalahkan atas kegagalan.

Suatu tindakan atau kebijakan administrasi bisnis membutuhkan


pengambilan keputusan berdasarkan beberapa alternatif pemilihan keputusan.
Dalam pengambilan keputusan, harus disertai sasaran yang jelas yang ingin dicapai.
Dalam mencapai sasaran yang diinginkan, terdapat beberapa tindakan yang harus
dipilih sebagai keputusan tindakan. Masing-masing dari beberapa alternatif
tindakan perlu diukur manfaat atau biaya yang dihasilkannya. Tentunya dalam

1
pengambilan keputusan, terdapat situasi ketidakpastian mengenai hasil yang
dicapai, di mana terdapat risiko yang akan selalu mungkin terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian biaya relevan?


2. Apa saja jenis-jenis dalam pengambilan keputusan?
3. Apa pengertian resiko?
4. Bagaimana cara mengatasi resiko?
5. Bagaimana sikap terhadap resiko?
6. Bagaimana cara mengukur resiko?
7. Apa yang dimaksud nilai harapan dan resiko?
8. Apa saja langkah-langkah dalam pengambilan keputusan?
9. Bagaimana teknik pengambilan keputusan dalam ketidakpastian?

1.3 Tujuan

1. Mengetahu apa pengertian biaya relevan.


2. Mengetahui jenis-jenis dalam pengambilan keputusan.
3. Mengetahui pengertian resiko.
4. Mengetahui bagaimana cara mengatasi resik.
5. Mengetahui bagaimana sikap terhadap resiko.
6. Mengetahui bagaimana cara mengukur resiko.
7. Mengetahui apa yang dimaksud nilai harapan dan resiko.
8. Mengetahui apa saja langkah-langkah dalam pengambilan keputusan.
9. Mengetahui bagimana teknik pengambilan keputusan dalam ketidakpastian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biaya Relevan

Biaya relevan adalah biaya yang terjadipada masa mendatang dalam


berbagai alternatif untuk pengambilan keputusan manajemen. Biaya relevan biasa
disebut sebagai biaya deferensial yaitu biaya yang mempunyai alternatif yang
berbeda-beda. Kriteria dari biaya relevan adalah biaya mana yang akan datang
berbeda berbeda diantara alternatif. Biaya relevan merupakan biaya masa datang
karena digunakan untuk menyusun anggaran, perencanaan laba, dan pengendalian
kegiatan yang berlandaskan program jangka pendek dan jangka panjang.

Dalam biaya relevan ada beberapa alternatif biaya yang berbeda yang
kemungkinan akan diambil dalam pengambilan keputusan. Apabila biaya tersebut
sama semua maka disebut sebagai biaya tidak relavan. Biaya tidak relevan adalah
biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan. Oleh karena itu, biaya ini
tidak diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan.

2.2 Pengambilan Keputusan

Manajemen selalu mengambil keputusan yang meliputi berbagai macam


hal, seperti keputusan dalam kegiatan produksi rutinatau keputusan yang diambil
dalam masalah-masalah khusus. Pengambilan keputusan kegiatan rutin pada
umumnya terjadi dan berkaitan dalam melaksanakan kegiatan produksi yang
dilakukan perusahaan secara rutin dan teratur. Pengambilan keputusan khusus
merupakan keputusan yang bersifat tidak teratur atau tidak rutin dilakukan oleh
perusahaan. Pengambilan keputusan khusus dalam perusahaan mempunyai banyak
jenis diantaranya:

1. Keputusan membuat sendiri atau membeli dari tempat lain


2. Keputusan mempertahankan atau menghentikan usaha
3. Menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan
4. Menerima atau menolak pesanan khusus

3
2.2.1 Keputusan Membuat Sendiri Atau Membeli dari Tempat Lain

Keputusan khusus yang pertama adalah perusahaan dihadapkan pada


pilihan dalam rangka pengadaan komponen barang untuk memproduksi barang.
Perusahaan akan membuat sendiri atau membeli komponen tersebut di tempat lain.
Akuntansi manajemen membuat hitungan dari sisi keuangan mana dari kedua
alternatif tersebut yang paling menguntungkan dari segi keuangan. Keputusan
membuat sendiri atau membeli dari tempat lain ada dua tipe, yaitu:

1. Kondisi awal membuat sendiri


2. Kondisi awal biasa membeli

Contoh:

PT. Andalas selama ini membeli salah satu komponen untuk produknya sebanyak
20.000 unit dengan harga Rp19.000 per unit. Jadi, jika membeli komponen biaya
yang akan dikeluarkan adalah 20.000 unit x Rp19.000 = Rp380.000.000

Jika perusahaan membuat sendiri komponen tersebut, biaya produksinya sebagai


berikut :

Biaya (Rp) Unit Jumlah (Rp)


Bahan baku: 6.000 20.000 120.000.000
Biaya tenaga kerja langsung 8.000 20.000 160.000.000
Biaya overhead pabrik variabel 2.000 20.000 40.000.000
Biaya tetap:
Biaya gaji tetap 40.000.000
Biaya depresiasi 40.000.000
Jumlah 400.000.000

Maka keputusan yang diambil adalah membeli dari tempat lain seharga
Rp380.000.000 karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan membuat
sendiri sebesar Rp400.000.000.

Dalam pemilihan alternatif kita perlu mempertimbangkan mana saja yang


masuk dalam biaya relavan dan biaya yang tidak relavan. Yang termasuk biaya
tidak relavan yaitu memiliki ciri biaya yang terjadi pada masa lalu atau biaya yang
akan datang yang sama diantara alternatif. Dalam hal ini biaya tidak relavan adalah

4
biaya tetap depresiasi. Jika biaya tetap depresiasi dapat dihilangkan, maka membuat
sendiri akan lebih hemat daripada membeli dari luar. Berikut perhitungannya:

Membuat Membeli Perbedaan


Unit Biaya Jumlah Unit Biaya Jumlah
(Rp) (Rp) (Rp (Rp)
Bahan 20.000 6.000 120 jt 120 jt
baku:
Biaya 20.000 8.000 160 jt 160 jt
tenaga
kerja
langsung
Biaya 20.000 2.000 40 jt 40 jt
overhead
pabrik
variabel
Biaya
tetap:
Biaya gaji 40 jt 40 jt
tetap
Harga 20.000 19.000 380 jt 380 jt
pembelian
komponen
20 jt

Dari hasil di atas, ada 2 alternatif pilihan yaitu membeli dan membuat
sendiri komponen yang dibutuhkan oleh perusahaan. Apabila membeli komponen
dari luar sebanyak 20.000 unit, membutuhkan dan Rp380.000.000. sedangkan jika
membuat sendiri biaya totalnya sebesar Rp360.000.000 (Rp120.000.000 +
Rp160.000.000 + Rp40.000.000 + Rp40.000.000). sehingga ada selisih sebesar
Rp20.000.000 daripada membeli komponen dari luar.

2.2.2 Menyewakan Atau Menjual Fasilitas Perusahaan

Jika suatu perusahaan mempunyai aktiva tetap, maka akan mempunyai 2


alternatif untuk menyewakan atau menjual aktiva tetap tersebut yang sudah tidak
digunakan oleh perusahaan. Akuntansi manajemen akan melakukan perhitungan
dari 2 alternatif tersebut, manakah yang paling menguntungkan dari sisi keuangan.

Contoh:

5
PT. Andalas mempunyai mesin lama dengan harga perolehan Rp4.000.000 dan nilai
sisa Rp1.600.000, biaya penyusutan Rp2.400.000. Mesin tersebut direncanakan
akan disewakan dengan biaya sewa Rp2.500.000. Untuk bisa disewakansebaiknya
mesin tersebut harus direparasi terlebih dahulu dengan biaya Rp700.000. Selain itu
PT. Andalas juga mempunyai alternatif untuk menjual mesin lama tersebut seharga
Rp2.000.000. biaya komisi untuk perantara Rp120.000. Dari 2 alternatif di atas
sebaiknya kapan PT. Andalas menyewakan atau menjual mesin lama tersebut?

Analisis yang dibuat oleh perusahaan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan adalah:

Disewakan Dijual Perbedaan


Pendapatan sewa/ Rp2.500.000 Rp2.000.000 Rp500.000
penjualan
Biaya:
Reparasi Rp700.000 Rp120.000 Rp580.000
Pendapatan Rp1.800.000 Rp1.880.000 Rp80.000
bersih

PT. Andalas sebaiknya menjual mesin lama saja karena lebih


menguntungkan sebesar Rp80.000 dibandingkan jika mesin lama tersebut harus
disewakan. Nilai buku mesin Rp1.600.000 (Rp4.000.000 – Rp2.400.000) tidak
perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputuan tersebut karena nilai buku
mesin merupakan biaya tenggelam (surk cost).

2.2.3 Menjual Atau Mengolah Lebih Lanjut

Perusahaan dihadapkan pada pilihan menjual bahan mentah atau mengolah


bahan mentah tersebut menjadi produk jadi. Akuntansi manajemen akan membuat
perhitungan mana yang lebih menguntungkan dari sisi keuangan.

Contoh:

Perusahaan kaos bisa memilih alternatif menjual kaos atau memproses kain kaos
menjadi kaos polos. Harga juala kain kaos Rp9.000 per meter, harga pokok
Rp6.000. Bila kain kaos diproses lebih lanjut menjadi kaos polos, harga jual per
kaos yang membutuhkan 1 meter kain kaos Rp15.000 dan tambahan variabel

6
Rp6.000 per kaos. Perusahaan bisa membuat 10.000 meter kaos tiap periode.
Buatlah analisis pengambilan keputusan.

Dijual Kain Kaos Dijual Kaos Perbedaan


Polos
Penjualan (10.000x Rp9.000) (10.000 x Rp60.000.000
(10.000m/kaos) Rp90.000.000 Rp15.000)
Rp150.000.000
Harga pokok Rp60.000.000 Rp60.000.000
kulit mentah
(10.000 x
Rp6.000)
Biaya Rp30.000.000 Rp30.000.000
meneruskan
proses
(10.000 x
Rp30.000)
Laba Rp30.000.0000 Rp60.000.000 Rp30.000.000

Kesimpulan:

Perusahaan lebih baik memilih alternatif membuat kaos polos karena


menghasilkan laba sebesar Rp60.000.000.

Biaya diferensial = (Rp90.000.000 – Rp60.000.000) = Rp30.000.000

Pendapatan diferensial = (Rp150.000.000 – Rp90.000.000) = Rp60.000.000

Contoh:

PT. Abadi adalah sebuah perusahaan yang memproduksi suatu barang yakni kursi
yang dijual dengan harga Rp50.000 per buah tetapi belum finishing. Sedangkan
biaya penuh yang diperlukan untuk membuat barang tersebut adalah sebagai
berikut.

Keterangan Biaya per Satuan


Biaya bahan baku Rp5.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp6.000
Biaya overhead pabrik (V) Rp7.000
Biaya overhead pabrik (T) Rp7.000
Biaya administrasi (T) Rp7.000
Biaya pemasaran (T) Rp8.000
Total Rp40.000

7
Diketahui volume penjualan diperkirakan sebanyak 60.000 kursi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa pihak manajemen
mempertimbangkan untuk memproses lebih lanjut menjadi kursi yang sudah
finishing. Dalam pelaksanaannya memerlukan biaya pengelolaan lebih
lanjut/pernis yakni sebesar Rp8.000 per kursi. Sedangkan di pasaran kursi finishing
cukup banyak permintaan dengan harga jual Rp70.000. PT. Abadi lebih baik
mengolah lebih lanjut atau tidak?

Jika alternatif menjual yang dipilih, maka keuntungan yang diperoleh adalah:

Laba = Pendapatan – Beban

= (Rp50.000 x 60.000 unit) – (Rp40.000 x 60.000 unit)

= Rp3.000.000.000 – Rp2.400.000.000

= Rp600.000.000

Jika alternatif memproses lebih lanjut yang dipilih, maka keuntungan yang
diperoleh adalah:

Laba = Pendapatan diferensial – Biaya diferensial

= (Rp70.000 – Rp50.000) x (60.000 unit) – (Rp8.000 x 60.000 unit)

= Rp1.200.000.000 – Rp480.000.000

= Rp720.000.000

Jika PT. Abadi membuat keputusan sebaiknya memproses lebih lanjut karena
memberikan keuntungan yang lebih besar.

2.3 Pengertian Resiko

Menurut Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry (1987), risiko
menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat
keputusan yang didasarkan pada data historis dan pengalaman selama mengelola
kegiatan usaha. Risiko juga menunjukkan peluang terjadinya peristiwa yang
menghasilkan pendapatan di atas atau di bawah rata-rata dari pendapatan yang
diharapkan. Sementara itu, Debertin (1986) menyatakan bahwa kejadian berisiko

8
adalah kejadian dimana peluang dan hasil dari kejadian tersebut dapat diketahui
oleh pembuat keputusan. Risiko dapat pula diartikan sebagai kemungkinan kejadian
yang merugikan. Menurut M, risiko merupakan peluang terjadinya hasil yang tidak
diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan
munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan
terjadinya hasil negatif tersebut.

Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, akan tetapi terdapat perbedaan


mendasar antara risiko dan ketidakpastian. Menurut Robison dan Barry (1987),
risiko adalah peluang dari suatu kejadian yang dapat diperhitungkan dan akan
memberikan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan
ketidakpastian adalah peluang dari suatu kejadian yang tidak dapat diperhitungkan
oleh pebisnis selaku pengambil keputusan. Djohanputro (2006) menyatakan risiko
sebagai ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya.
Menurut Kountur (2004) ketidakpastian ini terjadi akibat kurangnya atau tidak
tersedianya informasi yang menyangkut apa yang akan terjadi. Ketidakpastian yang
dihadapi oleh perusahaan dapat berdampak merugikan atau menguntungkan.
Apabila ketidakpastian yang dihadapi berdampak menguntungkan maka disebut
dengan istilah kesempatan (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang
berdampak merugikan disebut sebagai risiko.

2.4 Cara Mengatasi Resiko

Resiko adalah kejadian yang tidak diinginkan merupakan bagian dari


kehidupan yang dapat terjadi tetapi tidak selalu dapat dihindari. Beberapa cara yang
biasanya dipakai dalam menghadapi resiko :

 Menghindari resiko ( avoiding risk ) yaitu menghindari penyebab timbulnya


resiko. Menghindari risiko merupakan strategi yang sangat penting, strategi
ini merupakan strategi yang umum digunakan untuk menangani risiko.
Dengan menghindari risiko, kontraktor dapat mengetahui bahwa
perusahaannya tidak akan mengalami kerugian akibat risiko yang telah
ditafsir. Di sisi lain, kontraktor juga akan kehilangan sebuah peluang untuk
mendapatkan keuntungan yang mungkin didapatkan dari asumsi risiko
tersebut.

9
Contohnya : seorang kontraktor yang ingin menghindari risiko politik dan finansial
berkaitan dengan proyek pada negara dengan kondisi politik yang tidak stabil, dapat
menolak melakukan tender proyek pada negara tersebut. Namun demikian, apabila
kontraktor tersebut menolak untuk melakukan tender, maka kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut juga ikut menghilang.

 Mengurangi resiko ( reducing risk ) yaitu memperkecil kemungkinan atau


probabilitas untuk terjadinya resiko tersebut atau memperkecil kerugian
atau akibat resiko yang mungkin terjadi. Dengan strategi seperti itu, risiko
dapat ditahan dengan berbagai cara, tergantung pada filosofi, Alternatif
strategi yang kedua adalah mencegah risiko dan mengurangi kerugian.
Strategi ini secara langsung mengurangi potensi risiko kontraktor dengan 2
cara, yaitu :
1. Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.
2. Mengurangi dampak finansial dari risiko, apabila risiko tersebut benar
benar terjadi. Contohnya : pemasangan alarm atau alat anti maling pada
peralatan di proyek, akan mengurangi kemungkinan terjadinya pencurian.
Sebuah gedung yang dilengkapi dengan sprinkler system, akan mengurangi
dampak finansial, apabila gedung tersebut mengalami kebakaran.
 Mengasuransikan resiko ( shifting the risk into an insurance company ) yaitu
memindahkan resiko yang bakal terjadi keperusahaan asuransi. Asuransi
menjadi bagian penting dari program manajemen risiko, baik untuk sebuah
organisasi ataupun untuk individu. Asuransi juga termasuk di dalam strategi
transfer risiko, dimana pihak asuransi setuju untuk menerima beban
finansial yang muncul dari adanya kerugian. Secara formal, asuransi dapat
didefinisikan sebagai kontrak persetujuan antara 2 pihak yang terkait yaitu
: pengasuransi (insured) dan pihak asuransi (insurer). Dengan adanya
persetujuan tersebut, pihak asuransi (insurer) setuju untuk mengganti rugi
kerugian yang terjadi (seperti yang tercantum dalam kontrak) dengan
balasan, pengasuransi (insured) harus membayar sejumlah premi tiap
periodenya.

2.5 Sikap Terhadap Resiko

10
Dalam menjalankan usaha atau bisnis perusahaan, manajemen dalam
menghadapi resiko dapat menentukan sikap terhadap resiko tersebut, yaitu

1. Menghindar dari resiko ( risk avers ), perusahaan akan menghitung mana


yang lebih besar antara resiko dan harapan keuntungan. Bila resiko lebih
besar dari keuntungan, maka manajemen yang masuk kelompok risk avers
akan menghindar dari usaha tersebut.
2. Netral terhadap resiko ( risk netral ) yaitu sikap rasional dalam menghadapi
resiko, bila peluang usaha mempunyai harapan keuntungan yang akan
diperoleh dan juga peluang resiko mungkin juga terjadi.
3. Senang bermain dengan resiko ( risk preferer ) yaitu perilaku individu yang
bersedia mengambil resiko. Risk preferer cenderung menganggap resiko
sebagai sesuatu hal yang tidak perlu dikhawatirkan.

2.6 Mengukur Resiko

Besar kecilnya resiko dapat diukur dengan konsep statistik, yaitu teori
probabilitas (Pi). Probabilitas adalah peluang timbulnya kejadian antara 0 ≤ P ≤ 1,
maksutnya adalah Masalah ketidakpastian dicoba untuk dapat diukur atau
dikuantifisir dengan suatu konsep Probabilitas (probability, kemungkinan).
Probabilitas (P) dinyatakan dalam angka-angka 0 sampai 1. Probabilitas (P) = 0,
artinya suatu peristiwa atau kejadian mempunyai kemungkinan terjadi 0% atau
dengan kata lain peristiwa itu tidak mungkin terjadi. Di lain pihak, apabila suatu
peristiwa atau kejadian dinyatakan probabilitasnya (P) = 1, berarti bahwa peristiwa
atau kejadian itu 100% pasti terjadi.

Jenis kejadian (event) menurut probabilitas adalah

 Kejadian yang pasti terjadi ( certainly event ) bila Pi=1


 Kejadian yang tidak mungkin terjadi (impossible event ) bila Pi=0
 Kejadian yang mungkin terjadi ( possible event ) bila 0 ≤ P ≤ 1

2.7 Nilai Harapan (Expected Value) dan Resiko (Risk)

Dari sudut manajemen nilai harapan dan risiko berkaiatan dengan keputusan
yang akan dibuat sekarang untuk dilaksanakan dimasa yang akan datang.

11
Nilai rata-rata yang diharapkan (Expected Value)

E(x) = ΣXi.Pi

Xi = even / kejadian

Pi = Probabilitas terjadinya Xi

E(x) dalam statistik diskriptif dikenal dengan rata-rata hitung probabilitas,


dinotasikan Pi adalah besarnya peluang untuk terjadinya suatu kejadian dari
beberapa alternatif kemungkinan.

2.8 Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan

a. Perumusan Masalah

Langkah ini sebagai awal menentukan batasan-batasan keputusan yang


akan dibuat yang mencakup penentuan alternative-alternatif yang akan ditanyakan
seperti:

 Masalah apa yang dihadapi


 Siapa yang memutuskan
 Bagaimana keadaan yang melatarbelakangi pengambilan keputusan
 Bagaimana pengaruhnya terhadap tujuan-tujuan manajemen

Dalam langkah ini keputusan yang dibuat tidak dalam ruang hampa udara
melainkan dibuat berdasarkan fakta dan data yang akan dipakai dalam pengambilan
keputusan.

b. Penentuan Tujuan

Pada tahap ini pertanyaan yang diajukan untuk antara lain

 Apa tujuan pengambilan keputusan


 Bagaimana seharusnya pengambil keputusan tersebut menilai hasilnya
dibandingkan tujuannya
 Bagaimana jika pengambil keputusan tersebut ingin mencapai tujuan yang
bertentangan satu sama lain

c. Pencarian Alternatif

12
Pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu diajukan yaitu:

 Apa alternative untuk pencapain tujuan\


 Variabel apa saja yang dapat kita kendalikan
 Apa kendala yang kita hadapi dalam pencapaian tujuan

Seorang pengambil keputusan yang ideal, akan membuka semua kemungkinan


pilihan yang ada dan kemudian memilih satu diantaranya yang akan memberikan
hasil terbaik bagi pencapaian tujuannya.

d. Peramalan Dampak

Pada tahap ini yang perlu dipahami adalah:

 Bagaiman konsekuensi dari setiap pilihan


 Jika hasil yang diharapkan tidak pasti bagaimana sifatnya
 Dapatkan informasi yang lebih baik diperoleh untuk meramalkan suatu hasil

Tugas peramalan konsekuensi ini tergantung pada keadaannya bisa dilakukan


secara langsung atau diabaikan sama sekali.

e. Penentuan Pilihan

Seteleah semua analisis selesai dilakukan, kita dapat menentukan pilihan yang
paling dingiinkan yaitu:

 Seorang pengambil keputusan menetapkan konteks permasalahan


 Menetapkan tujuan
 Mengidentifikasi alternative yang tersedia
 Bagaimana caranya untuk memilih satu pilihan yang diinginkan

2.9. Teknik pengambilan keputusan dalam ketidakpastian

1. Teknik Optimasi

Manusia terlahir sebagai mahluk yang tak pernah puas. Manusia memiliki
sejumlah besar kebutuhan dan lebih banyak lagi keinginan. Disisi lain, sumber daya
ekonomi sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan manusia relatif langka. Dua hal
ini memberikan latar belakang yang kontradiktif dan mengharuskan manusia

13
memilih. Maka manusia selaku homoekonomicus akan senantiasa berupaya
menetapkan pilihan yang terbaik sebagai solusi optimal yang dapat dilakukannya
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang nyaris tanpa batas itu. Lalu, apa
dan bagaimanakah alternatif pilihan yang optimal itu? Apakah konsep
maksimalisasi sama dengan optimalisasi?. Dari aspek Manajerial, pilihan yang
optimal merupakan solusi yang efektif dan efisien. Secara harpiah, kata efektif
dapat dipadankan dengan kata berdaya guna, sedangkan efisien lebih bersesuaian
makna dengan kata berhasil guna. Pilihan yang efektif merujuk pada alternatif
proses produksi untuk mencapai output maksimal pada level penggunaan input
yang sudah ditetapkan besarannya, sementara pilihan yang efisien merujuk kepada
alternatif proses produk untuk mencapai besaran out put tertentu dengan
penggunaan input minimal. Dari uraian ini, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi
mencakup terminologi maksimalisasi output dan minimalisasi input atau biaya.
Pemahaman atas solusi optimal ini dapat diterapkan baik pada kajian tentang
perilaku produksi maupun prilaku konsumsi

2. Teknik Analisis Resiko

Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu
kegiatan / aktivitas yang dilakukan manusia, termasuk aktivitas proyek
pembangunan dan proyek konstyruksi. Karena dalam setiap kegiatan, seperti
kegiatan konstruksi, pasti ada berbagai ketidakpastian (uncertainty). Faktor
ketidakpastian inilah yang akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada suatu
kegiatan.

3. Teknik Pendugaan/Peramalan

Tujuan dari peramalan ekonomi adalah untuk mengurangi resiko atau


ketidak pastian yang dihadapi suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan
operasional jangka pendeknya dan dalam merencanakan pertumbuhan jangka
panjangnya. Teknik peramalan bervariasi dari yang sederhana dan tidak mahal
hingga yang canggih tetapi mahal. Dengan mempertimbangkan semua keuntungan
dan batasan dari berbagai macam teknik ramalan tersebut, manajer dapat memilih
metode atau kombinasi dari metode yang paling cocok dengan perusahaannya.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Biaya relevan adalah biaya yang terjadipada masa mendatang dalam


berbagai alternatif untuk pengambilan keputusan manajemen. Biaya relevan biasa
disebut sebagai biaya deferensial yaitu biaya yang mempunyai alternatif yang
berbeda-beda.

3.2 Saran

Dengan mempelajari biaya relevan, ketidakpastian dan analisis resiko


semoga dapat memberi pengetahuan bagi pembaca. Dimana dengan risiko,
ketidakpastian dan pengambilan keputusan, seseorang atau manajemen dalam
perusahaan dapat mengetahui risiko yang kemungkinan bisa terjadi dan bagaimana
pengambilan keputusan dalam perusahaan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 2000. Ekonomi Manajerial.Yogyakarta. BPFE-YOGYAKARTA

Ulum, Miftachul. 2011. Resiko, Ketidakpastian Dan Pengambilan Keputusan.


http//:mutiarailmudrajat.blogspot.com [16 Oktober 2011]

Janiasbomi. 2010. Pengambilan Keputusan Manajerial (Manajerial Decision


Making). http//:bomeey89.blogspot.com [16 Oktober 2011]

Sujarweni, Wiratna V. 2015. Akuntansi Manajemen Teori Dan Aplikasi.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

16

Anda mungkin juga menyukai