PENDAHULUAN
Sebaliknya, kita cenderung ingin dan percaya bahwa jika kita bekerja cukup
keras, kita dapat mengontrol hasil. Dawes (1988) telah mengamati bahwa cara yang
umum untuk mengatasi ketidakpastian adalah dengan mengabaikannya.
1
pengambilan keputusan, terdapat situasi ketidakpastian mengenai hasil yang
dicapai, di mana terdapat risiko yang akan selalu mungkin terjadi.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam biaya relevan ada beberapa alternatif biaya yang berbeda yang
kemungkinan akan diambil dalam pengambilan keputusan. Apabila biaya tersebut
sama semua maka disebut sebagai biaya tidak relavan. Biaya tidak relevan adalah
biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan. Oleh karena itu, biaya ini
tidak diperhitungkan dalam proses pengambilan keputusan.
3
2.2.1 Keputusan Membuat Sendiri Atau Membeli dari Tempat Lain
Contoh:
PT. Andalas selama ini membeli salah satu komponen untuk produknya sebanyak
20.000 unit dengan harga Rp19.000 per unit. Jadi, jika membeli komponen biaya
yang akan dikeluarkan adalah 20.000 unit x Rp19.000 = Rp380.000.000
Maka keputusan yang diambil adalah membeli dari tempat lain seharga
Rp380.000.000 karena biayanya lebih murah dibandingkan dengan membuat
sendiri sebesar Rp400.000.000.
4
biaya tetap depresiasi. Jika biaya tetap depresiasi dapat dihilangkan, maka membuat
sendiri akan lebih hemat daripada membeli dari luar. Berikut perhitungannya:
Dari hasil di atas, ada 2 alternatif pilihan yaitu membeli dan membuat
sendiri komponen yang dibutuhkan oleh perusahaan. Apabila membeli komponen
dari luar sebanyak 20.000 unit, membutuhkan dan Rp380.000.000. sedangkan jika
membuat sendiri biaya totalnya sebesar Rp360.000.000 (Rp120.000.000 +
Rp160.000.000 + Rp40.000.000 + Rp40.000.000). sehingga ada selisih sebesar
Rp20.000.000 daripada membeli komponen dari luar.
Contoh:
5
PT. Andalas mempunyai mesin lama dengan harga perolehan Rp4.000.000 dan nilai
sisa Rp1.600.000, biaya penyusutan Rp2.400.000. Mesin tersebut direncanakan
akan disewakan dengan biaya sewa Rp2.500.000. Untuk bisa disewakansebaiknya
mesin tersebut harus direparasi terlebih dahulu dengan biaya Rp700.000. Selain itu
PT. Andalas juga mempunyai alternatif untuk menjual mesin lama tersebut seharga
Rp2.000.000. biaya komisi untuk perantara Rp120.000. Dari 2 alternatif di atas
sebaiknya kapan PT. Andalas menyewakan atau menjual mesin lama tersebut?
Analisis yang dibuat oleh perusahaan untuk digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan adalah:
Contoh:
Perusahaan kaos bisa memilih alternatif menjual kaos atau memproses kain kaos
menjadi kaos polos. Harga juala kain kaos Rp9.000 per meter, harga pokok
Rp6.000. Bila kain kaos diproses lebih lanjut menjadi kaos polos, harga jual per
kaos yang membutuhkan 1 meter kain kaos Rp15.000 dan tambahan variabel
6
Rp6.000 per kaos. Perusahaan bisa membuat 10.000 meter kaos tiap periode.
Buatlah analisis pengambilan keputusan.
Kesimpulan:
Contoh:
PT. Abadi adalah sebuah perusahaan yang memproduksi suatu barang yakni kursi
yang dijual dengan harga Rp50.000 per buah tetapi belum finishing. Sedangkan
biaya penuh yang diperlukan untuk membuat barang tersebut adalah sebagai
berikut.
7
Diketahui volume penjualan diperkirakan sebanyak 60.000 kursi.
Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa pihak manajemen
mempertimbangkan untuk memproses lebih lanjut menjadi kursi yang sudah
finishing. Dalam pelaksanaannya memerlukan biaya pengelolaan lebih
lanjut/pernis yakni sebesar Rp8.000 per kursi. Sedangkan di pasaran kursi finishing
cukup banyak permintaan dengan harga jual Rp70.000. PT. Abadi lebih baik
mengolah lebih lanjut atau tidak?
Jika alternatif menjual yang dipilih, maka keuntungan yang diperoleh adalah:
= Rp3.000.000.000 – Rp2.400.000.000
= Rp600.000.000
Jika alternatif memproses lebih lanjut yang dipilih, maka keuntungan yang
diperoleh adalah:
= Rp1.200.000.000 – Rp480.000.000
= Rp720.000.000
Jika PT. Abadi membuat keputusan sebaiknya memproses lebih lanjut karena
memberikan keuntungan yang lebih besar.
Menurut Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry (1987), risiko
menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh pembuat
keputusan yang didasarkan pada data historis dan pengalaman selama mengelola
kegiatan usaha. Risiko juga menunjukkan peluang terjadinya peristiwa yang
menghasilkan pendapatan di atas atau di bawah rata-rata dari pendapatan yang
diharapkan. Sementara itu, Debertin (1986) menyatakan bahwa kejadian berisiko
8
adalah kejadian dimana peluang dan hasil dari kejadian tersebut dapat diketahui
oleh pembuat keputusan. Risiko dapat pula diartikan sebagai kemungkinan kejadian
yang merugikan. Menurut M, risiko merupakan peluang terjadinya hasil yang tidak
diinginkan sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan
munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan kemampuan memperkirakan
terjadinya hasil negatif tersebut.
9
Contohnya : seorang kontraktor yang ingin menghindari risiko politik dan finansial
berkaitan dengan proyek pada negara dengan kondisi politik yang tidak stabil, dapat
menolak melakukan tender proyek pada negara tersebut. Namun demikian, apabila
kontraktor tersebut menolak untuk melakukan tender, maka kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dari proyek tersebut juga ikut menghilang.
10
Dalam menjalankan usaha atau bisnis perusahaan, manajemen dalam
menghadapi resiko dapat menentukan sikap terhadap resiko tersebut, yaitu
Besar kecilnya resiko dapat diukur dengan konsep statistik, yaitu teori
probabilitas (Pi). Probabilitas adalah peluang timbulnya kejadian antara 0 ≤ P ≤ 1,
maksutnya adalah Masalah ketidakpastian dicoba untuk dapat diukur atau
dikuantifisir dengan suatu konsep Probabilitas (probability, kemungkinan).
Probabilitas (P) dinyatakan dalam angka-angka 0 sampai 1. Probabilitas (P) = 0,
artinya suatu peristiwa atau kejadian mempunyai kemungkinan terjadi 0% atau
dengan kata lain peristiwa itu tidak mungkin terjadi. Di lain pihak, apabila suatu
peristiwa atau kejadian dinyatakan probabilitasnya (P) = 1, berarti bahwa peristiwa
atau kejadian itu 100% pasti terjadi.
Dari sudut manajemen nilai harapan dan risiko berkaiatan dengan keputusan
yang akan dibuat sekarang untuk dilaksanakan dimasa yang akan datang.
11
Nilai rata-rata yang diharapkan (Expected Value)
E(x) = ΣXi.Pi
Xi = even / kejadian
Pi = Probabilitas terjadinya Xi
a. Perumusan Masalah
Dalam langkah ini keputusan yang dibuat tidak dalam ruang hampa udara
melainkan dibuat berdasarkan fakta dan data yang akan dipakai dalam pengambilan
keputusan.
b. Penentuan Tujuan
c. Pencarian Alternatif
12
Pada tahap ini ada beberapa hal yang perlu diajukan yaitu:
d. Peramalan Dampak
e. Penentuan Pilihan
Seteleah semua analisis selesai dilakukan, kita dapat menentukan pilihan yang
paling dingiinkan yaitu:
1. Teknik Optimasi
Manusia terlahir sebagai mahluk yang tak pernah puas. Manusia memiliki
sejumlah besar kebutuhan dan lebih banyak lagi keinginan. Disisi lain, sumber daya
ekonomi sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan manusia relatif langka. Dua hal
ini memberikan latar belakang yang kontradiktif dan mengharuskan manusia
13
memilih. Maka manusia selaku homoekonomicus akan senantiasa berupaya
menetapkan pilihan yang terbaik sebagai solusi optimal yang dapat dilakukannya
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang nyaris tanpa batas itu. Lalu, apa
dan bagaimanakah alternatif pilihan yang optimal itu? Apakah konsep
maksimalisasi sama dengan optimalisasi?. Dari aspek Manajerial, pilihan yang
optimal merupakan solusi yang efektif dan efisien. Secara harpiah, kata efektif
dapat dipadankan dengan kata berdaya guna, sedangkan efisien lebih bersesuaian
makna dengan kata berhasil guna. Pilihan yang efektif merujuk pada alternatif
proses produksi untuk mencapai output maksimal pada level penggunaan input
yang sudah ditetapkan besarannya, sementara pilihan yang efisien merujuk kepada
alternatif proses produk untuk mencapai besaran out put tertentu dengan
penggunaan input minimal. Dari uraian ini, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi
mencakup terminologi maksimalisasi output dan minimalisasi input atau biaya.
Pemahaman atas solusi optimal ini dapat diterapkan baik pada kajian tentang
perilaku produksi maupun prilaku konsumsi
Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu
kegiatan / aktivitas yang dilakukan manusia, termasuk aktivitas proyek
pembangunan dan proyek konstyruksi. Karena dalam setiap kegiatan, seperti
kegiatan konstruksi, pasti ada berbagai ketidakpastian (uncertainty). Faktor
ketidakpastian inilah yang akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada suatu
kegiatan.
3. Teknik Pendugaan/Peramalan
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16