Anda di halaman 1dari 7

AKUNTANSI MANAJEMEN

ANALISIS DIFFERENSIAL

OLEH KELOMPOK 1 :
I WAYAN CHRISTYAN WIDNYANA 01
KADE INDAH PRAMESTI NARESWARI 09
NI MADE INDAH SATYA DEWI 12
KOMANG AGUS WINARTA 14
G. IKA AYU ARIE JUSTINA 15
I GEDE AGUS WISNU PAYANA 31

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


DENPASAR
2021
Informasi Differensial
Informasi diferensial merupakan informasi akuntansi yang menyangkut masa yang akan
datang yang diperkirakan akan berbeda untuk setiap alternatif yang sedang dipertimbangkan,
sehingga memudahkan manajemen untuk memilih suatu alternatif yang dianggap paling tepat bagi
kemajuan perusahaannya. Informasi Akuntansi Differensial terdiri dari:

1) Biaya Differensial (differential cost)


Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda
atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan di antara berbagai macam
alternatif.
2) Pendapatan Differensial (differential revenue)
Pendapatan diferensial adalah informasi masa yang akan datang yang berupa pendapatan
yang berbeda pada berbagai alternatif yang sedang dipertimbangkan.
3) Aktiva Differensial (differential asset)
Aktiva diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva yang akan terjadi di masa yang
akan datang yang diperkirakan akan berbeda untuk setiap alternative.

Informasi Differensial diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai


pemilihan alternatif tindakan yang terbaik di antara alternatif yang tersedia. Manfaat Informasi
Diferensial:
1. Pengambilan Keputusan untuk Membeli atau Membuat Sendiri
2. Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk
3. Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Produk tertentu
4. Menerima atau Menolak Pesanan Khusus.

Menyewakan atau Menjual


Pengambilan keputusan dapat pula berkaitan dengan pemilihan alternatif menyewakan atau
menjual fasilitas yang tidak dipergunakan lagi dalam operasi perusahaan. Dalam pemilihan
alternatif tersebut, manajemen harus pula mempertimbangkan pendapatan differensial dan biaya
differensial yang akan ditimbulkan dari aktivitas tersebut. Contoh kasus menyewakan atau
menjual:
Menyewakan Menjual Perbedaan

Pendapatan Sewa/Jual Rp. 1.250.000 Rp. 1.190.000 Rp. 60.000


Biaya reparasi & asuransi Rp. 350.000 Rp. 250.000 Rp. 290.000
Pendapatan bersih Rp. 900.000 Rp. 940.000 Rp. 40.000

Keputusan: Perusahaan lebih baik menjual mesin karena lebih menguntungkan sebesar Rp.
40.000,-
Menerima atau Menolak Pesanan Khusus
Pesanan khusus (special order) merupakan alternatif pesanan pembelian yang tidak teratur
diluar kegiatan produksi normal perusahaan. Perbedaannya dengan kasus membuat atau membeli,
dalam kasus ini terdapat pihak luar yang membeli barang dengan sifat pesanan yang khas. Pihak
perusahaan yang mempertimbangkan alternatif berada pada posisi sebagai pemasok bagi pihak
luar. Dalam kasus membuat atau membeli, pihak perusahaan yang membuat pertimbangan berada
pada posisi sebagai calon pembeli. Oleh karena itu faktor yang dipertimbangkan adalah harga beli
dan biaya terhindarkan bila melakukan pembelian.

Sedangkan dalam kasus pesanan khusus yang dipertimbangkan adalah biaya tambahan dan
pendapatan tambahan bila menerima pesanan tersebut, sekalipun untuk sementara diketahui bahwa
harga yang diminta oleh pembeli berada dibawah biaya produksi normal.Ada beberapa
pertimbangan yang perlu dalam hal menerima ataupun menolak suatu pesanan khusus tersebut
yaitu:
1) Pertimbangan pertama yang harus dilakukan untuk menerima pesanan khusus ini
adalah ketersediaan kapasitas yang belum terpakai.
2) Pertimbangan kedua adalah selisih pendapatan tambahan dengan biaya tambahan
sebagai akibat penerimaan khusus. Petimbangan ini menjadi penting karena pesanan
khusus secara finansil hanya akan menguntungkan apabila pendapatan tambahan dari
pemenuhan pesanan khusus tersebut lebih besar dari biaya tambahannya, dalam kisaran
kapasitas yang belum terpakai yang tersedia.
3) Pertimbangan Ketiga adalah tersedianya kekuatan hukum (peraturan perundang-
undangan) tentang anti dumping yang secara hukum mencegah negara lain dari
penjualan produknya dibawah harga rata-rata biaya pabrik penuh (full manufacturing
cost) per unit di Negara yang bersangkutan.
Misalkan PT VAB adalah sebuah produsen yang memproduksi sepeda gunung jenis Cross
country (XC) dengan rincian biaya produksi unit normal adalah sebagai berikut:
Bahan langsung Rp. 140.000
Tenaga kerja langsung 70.000
Overhead pabrik – variabel 10.000
Overhead pabrik – tetap 65.000
Total Rp. 285.000

Dan suatu waktu mitra kerja dari PT VAB memesan 30 unit sepeda dengan kriteria khusus dan
dengan harga sebesar Rp. 270.000, dan mitra kerja tersebut bersedia dikenakan biaya modifikasi
sebesar Rp. 27.000 per unit dan biaya administrasi tetap sebesar Rp. 188.000. Dan untuk menerima
atau menolak pesanan tersebut PT VAB membuat model analisa pesanan khusus tersebut sbb:
1 unit 30 unit
Pendapatan-tambahan Rp. 270.000 Rp. 8.100.000

Biaya tambahan-variabel:
Bahan langsung Rp. 140.000 Rp. 4.200.000
Tenaga kerja langsung 70.000 2.100.000
Overhead pabrik variabel 10.000 300.000
Modifikasi khusus 27.000 810.000
Total biaya variabel Rp. 247.000 Rp. 7.410.000

Biaya-biaya tambahan tetap:


Biaya administrasi & umum 188.000
Total biaya tambahan Rp. 7.598.000
Laba usaha bersih-tambahan Rp. 502.000

Sekalipun harga pesanan khusus lebih rendah dari harga pokok normal per unit produk Rp 270.000
pesanan tersebut dapat diterima karena masih menghasilkan tambahan laba sebesar Rp 502.000
Tambahan laba tersebut masih mungkin diperoleh karena dibanding produksi normal, produksi
untuk memenuhi pesanan khusus tidak menyerap semua komponen biaya – terutama biaya
overhead tetap- sehingga biaya produksi yang diperhitungkan sebagai harga pokok poduk menjadi
lebih kecil disbanding harga pokok dalam produksi regular.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah kemungkinan-kemungkinan kelanjutan dari
hubungan bisnis yang bisa jadi bermula dari pesanan khusus ini. Apabila terdapat prospek yang
baik kedepan maka pesanan khusus bisa saja dipertimbangankan untuk diterima sekalipun dalam
hitungan sementara dan dalam jumlah yang masih bisa ditolelir.

Mempertahankan Atau Menutup Suatu Lini Produk


Model analisis ini dapat dimodifikasi untuk keputusan lain yang sejenis. Misalkan keputusan
mempertahan atau menghapus suatu produk dan lain sebagainya. Kriteria yang digunakan dalam
keputusan adalah suatu produk, divisi atau lini lain akan ditutup bila biaya tetap terhindarkan lebih
besar dari marjin kontribusi lini tersebut. Sebaliknya, suatu lini akan dipertahankan sepanjang
biaya tetap terhindarkannya lebih kecil dari marjin kontribusinya. Contoh apabila biaya
terhindarkan > pendapatan yang hilang, maka Keputusan menghentikan produksi yang harus
dipilih. Sebaliknya Jika Biaya terhindarkan < pendapatan yang hilang, maka Keputusan
menghentikan produksi ditolak.

Menjual Atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk


Dalam pengambilan keputusan ini informasi akuntansi diferensial yang diperlukan oleh
manajemen adalah: pendapatan diferensial dengan biaya diferensial jika alternatif memproses
lebih lanjut dipilih.Berbagai kemungkinan Alternatif dalam Keputusan Menjual atau Memproses
Lebih Lanjut, dapat dilihat sebagai berikut:

Menjual Atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk

Tidak diperlukan Tambahan Diperlukan Tambahan


fasilitasProduksi fasilitasProduksi

Pendapatan Diferensial Rp. XXX


Pendapatan Biaya Diferensial Rp XXX -
Diferensial Rp. XXX A

Biaya Aktiva Diferensial B


Diferensial Rp XXX -
A
Keputusan: Jika A positif, pilih Keputusan: Jika jumlah nilai tunai A
Alternative memproses lebih lanjut, selama umur ekonomis fasilitas produksi
danJika A negative tidak dipilih. lebih besar dari pada B alternatif mem
-proses lanjut. Dan sebaliknya jika jml
nilai tunai A selama umur ekonomis
fasilitas produksi lebih kecil dari pada B
alternative memproses lebih lanjut
sebaiknya tidak dipilih.

Contoh kasus menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk:


PT VAB adalah sebuah produsen yang memproduksi sepeda gunung jenis Cross country (XC)
yang dujual dengan harga Rp.800.000 per unit dengan rincian biaya produksi adalah sebagai
berikut:
Bahan langsung Rp. 140.000

Tenaga kerja langsung 70.000

Overhead pabrik – variabel 10.000

Overhead pabrik – tetap 65.000


Biaya Administrasi-tetap 66.000
Biaya pemasaran – tetap 79.000
Total Rp. 430.000
Diketahui volume penjualan diperkirakan sebanyak: 100 unit

Berdasarkan informasi yang diperoleh, bahwa pihak manajemen mempertimbangkan untuk


memproses lebih lanjut menjadi Sepeda gunung jenis Dirtjump (DJ). Dalam pelaksanaannya
tidak diperlukan investasi dlm mesin dan equipmen, namun hanya memerlukan biaya pengolahan
lebih lanjut yakni sebesar Rp. 90.000 per unit. Sedangkan dipasaran cukup banyak permintaan
sepeda jenis tersebut dengan harga jual Rp. 1.000.000,-
Berdasarkan informasi di atas, apakah pertimbangan untuk memproses lebih lanjut merupakan
keputusan yang paling tepat dalam pemilihan ini?
Berikut ini adalah cara penyelesaian dari pertanyaan tersebut:
1. Jika alternatif Menjual yang dipilih, maka keuntungan yang diperoleh adalah:

Laba = ( Rp. 800.000 x 100 unit) – ( Rp. 430.000 x 100 unit)


= Rp. 80.000.000 - Rp. 43.000.000
= Rp. 37.000.000

2. Jika alternatif Memproses lebih lanjut, maka keuntungan yang diperoleh adalah :
Laba = Pendapatan diferensial - Biaya diferensial
( Rp. 1.000.000 – Rp. 800.000 ) x 100 unit = Rp. 20.000.000

Rp. 90.000 x 100 unit = Rp. 9.000.000


Rp. 11.000.000
Keputusan:

Jadi berdasarkan informasi yang di dapat dari perhitungan diata,maka keputusan untuk
memperoses lebih lanjut adalah keputusan yang kurang tepat, karenakan keuntungan yang
diperoleh lebih kecil daripada menjual kembali.
Daftar Pustaka

1. Ahmad, Kamaruddin. 2005. Akuntansi Manajemen: Dasar-dasar Konsep Biaya dan


Pengambilan Keputusan. Palembang: Penerbit Rajawali Pers
2. Samryn, L. M. 2000. Akuntansi Manajerial: suatu Pengantar. Jakarta: Penerbit Citra Niaga
3. www.akuntansibisnis.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai