Anda di halaman 1dari 9

7.

1 BIAYA RELEVASI
Biaya Relevan adalah biaya yang patut dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan operasional. Ciri-ciri biaya relevan adalah :
1. Biaya dapat dihindari dengan suatu keputusan
2. Biaya tersebut belum terjadi
3. Biaya yang akan terjadi itu, nilainya berbeda untuk setiap alternative.
4. Biaya tersebut benar-benar member pengaruh di dalam pengambilan
keputusan.
Contoh Biaya Relevan :
Ada dua alternative pembelian mesin, harga kedua mesin tersebut sama yaitu
Rp 1000.000. Ongkos angkut mesin I Rp 10.000 dan mesin II Rp 12.000.
Biaya pemasangan mesin I Rp 14.000 dan mesin II Rp 12.700. Dalam kasus
ini, yang patut dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk membeli mesin
yang mana adalah ongkos angkut dan biaya pemasangan. Ongkos angkut dan
biaya pemasangan ini merupakan Biaya Relevan.

7.2 INFORMASI DIFERENSIAL


Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva,
pendapatan dan biaya dalam alternative tindakan tertentu dibandingkan
dengan alternative tindakan lain. Informasi ini diperlukan manajemen untuk
pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternative tindakan yang terbaik
di antara alternative lainnya. Informasi akuntansi differensial terdiri dari biaya,
pendapatan dan aktiva. Informasi akuntansi differensial yang hanya berkaitan
dengan aktiva disebut aktiva diferensial (differential assets), yang hanya
berkaitan dengan pendapatan disebut pendapatan diferensial (differential
revenues) dan yang berkaitan dengan biaya disebut biaya diferensial
(differential costs).
Manfaat informasi diferensial
1. Pengambilan keputusan untuk membeli atau membuat sendiri.
2. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk.
3. Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu.
4. Menerima atau menolak pesanan khusus.

7.3 MENYEWAKAN ATAU MENJUAL


Pengambilan keputusan dapat pula berkaitan dengan pemilihan alternative
menyewakan atau menjual fasilitas yang tidak dipergunakan lagi dalam
operasi perusahaan. Dalam pemilihan alternative tersebut, Manajemen harus
pula mempertimbangkan pendapatan diferensial dan biaya diferensial.
Contoh kasus :
Misalnya, perusahaan mempunyai mesin yang sudah tidak diperlukan lagi
dalam operasi. Harga perolehan mesin tsb Rp. 2.000.000, dan akumulasi
penyusutan sampai dengan saat ini sebesar Rp. 1.200.000. Mesin tsb dapat
disewakan kepada perusahaan lain dengan taksiran pendapatan sewa setahun
Rp. 1.250.000. Jika dijual mesin tsb diperkirakan laku seharga Rp. 1.000.000.
Biaya reparasi dan asuransi mesin agar siap disewakan adalah Rp. 350.000.
Jika dijual, perusahaan harus memberikan komisi untuk perantara Rp. 60.000.
Keputusan yang akan diambil oleh manajemen adalah menyewakan atau
menjual mesin tersebut.
Analisis yg dibuat oleh perusahaan yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan :

SEWA JUAL BEDA


Pendapatan 1.250.000 1.000.000 250.000
Biaya ( 350.000) (60.000) (290.000)
Pendapatan Bersih 900.000 940.000 40.000
Dari analisis tersebut, maka perusahaan sebaiknya menjualkan mesinnya
karena lebih menguntungkan sebesar Rp 40.000 dibandingkan dengan
menyewakan. Nilai buku mesin Rp. 800.000 (Rp. 2.000.000- Rp. 1.200.000)
tidak perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan tsb, karena nilai
buku mesin merupakan biaya tenggelam (sunk cost). Harga perolehan dan
akumulasi penyusutan mesin merupakan informasi yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan masa lalu, sehingga tidak relevan dalam kaitan
pengambilan keputusan yangg dibuat manajemen pada masa sekarang.

7.4 MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS


Pesanan khusus (Special order) merupakan alternative pesanan pembelian
yang tidak teratur di luar kegiatan produksi normal perusahaan. Perbedaannya
dengan analisis membuat atau membeli, dalam kasus ini terdapat pihak luar
yang membeli barang dengan sifat pesanan yang khas. Pihak perusahaan yang
mempertimbangkan alternative berada pada posisi sebagai pemasok bagi
pihak luar. Dalam kasus membuat atau membeli, pihak perusahaan yang
membuat pertimbangan berada pada posisi sebagai calon pembeli. Oleh
karena itu faktor yang dipertimbangkan adalah harga beli dan biaya
terhindarkan bila melakukan pembelian.
Sedangkan dalam kasus pesanan khusus yang dipertimbangkan adalah
biaya tambahan dan pendapatan tambahan bila menerima pesanan tersebut,
sekalipun untuk sementara diketahui bahwa harga yang diminta oleh pembeli
berada dibawah biaya produksi normal.
Pertimbangan pertama yang harus dilakukan untuk menerima pesanan
khusus ini adalah ketersediaan kapasitas mengganggur.
Pertimbangan kedua adalah selisih pendapatan tambahan dengan biaya
tambahan sebagai akibat penerimaan khusus. Pertimbangan ini menjadi
penting karena pesanan khusus secara financial hanya akan menguntungkan
apabila pendapatan tambahan dari pemenuhan pesanan khusus tersebut lebih
besar dari biaya tambahannya dalam kisaran kapasitas menggangur yang
tersedia.
Misalkan PT. JAKASAIN membuat sepeda gunung dengan struktur biaya
per unit sebagai berikut :
Dari salah satu mitra bisnis manajemen mendapat pesanan 25 unit sepeda
dengan harga Rp 277.450 per unit. Dalam rangka pesanan khusus ini akan
ditanggung juga biaya modifikasi sebesar Rp 26.350 per unit dan biaya
administrasi tetap Rp 186.000.
Bahan Langsung Rp 133.300
Tenaga Kerja Langsung 69.750
Overhead Pabrik-Variabel 9.300
Overhead Pabrik-Tetap 69.750
Total Rp 282.100

Untuk memutuskan menerima atau menolak pesana khusus tersebut


manajemen membuat model analisis sebagai berikut.
1 unit 25 unit
Pendapatan-tambahan Rp 277.450 Rp 6.936.250
Biaya tambahan-variabel:
Bahan langsung Rp 133.300 Rp 3.332.500
Tenaga kerja langsung 69.750 1.743.750
Overhead pabrik variable 9.300 232.500
Modifikasi khusus 26.350 658.750
Total biaya variable Rp 238.700 Rp 5.967.500
Biaya-biaya tambahan tetap :
Biaya administrasi dan umum 186.000
Total biaya tambahan Rp 6.153.500
Laba usaha bersih-tambahan Rp 782.750

Harga pesanan khusus hanya Rp 277.450 dan masih membutuhkan


tambahan biaya modifikasi Rp 26.350 per unit. Sekalipun harga pesanan
khusus lebih rendah dari harga pokok normal per unit produk Rp 282.100
pesanan tersebut dapat diterima karena masih menghasilkan tambahan laba
sebesar Rp 782.750. tambahan laba tersebut masih mungkin diperoleh karena
dibanding produksi normal, produksi untuk memenuhi pesanan khusus tidak
menyerap semua komponen biaya terutama biaya overhead tetap sehingga
biaya produksi yang diperhitungkan sebagai harga pokok produk menjadi
lebih kecil dibanding harga pokok dalam produksi regular.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah kemungkinan-
kemungkinan kelanjutan dari hubungan bisnis yang bisa jadi bermula dari
pesanan khusus ini. Apabila terdapat prospek yang baik kedepan maka
pesanan khusus bisa saja dipertimbangkan untuk diterima sekalipun dalam
hitungan sementara terdapat kegiatan dalam jumlah yang masih bisa ditolerir.
Di Negara-negara yang memiliki Undang-Undang Anti Dumping, secara
hukum mencegah Negara lain dari penjualan produknya dibawah harga rata-
rata biaya pabrik penuh (Full Manufacturing Cost) per unit di Negara yang
bersangkutan. Undang-undang seperti ini mempertimbangkan aspek hukum
ekonomi dalam keputusan menerima atau menolak pesanan khusus.

7.5 MEMPERTAHANKAN ATAU MENUTUP SUATU LINI PRODUKSI


Dalam suatu perusahaan terdapat produk tertentu yang mengalami kerugian
terus menerus, sehingga hal ini manajemen perlu mempertimbangkan
keputusan apakah akan tetap melanjutkan produksi atau menghentikan
produksi. Kemungkinan alternative yang dipilih adalah
- Jika biaya terhindarkan > pendapatan yang hilang , maka Keputusan
menghentikan produksi yang harus dipilih.
- Jika Biaya terhindarkan < pendapatan yang hilang, maka Keputusan
menghentikan produksi ditolak.

7.6 MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT SUATU PRODUK.

Kegiatan utama perusahaan adalah mengolah bahan baku dengan


menggunakan tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik menjadi
produk selesai. Dalam pengolahan produk tersebut seringkali perusahaan
berhadapan dengan keputusan apakah akan memproses produk tersebut lebih
lanjut atau dijual pada titik terpisah.
Titik pisah adalah titik dimana produk tersebut akan diidentifikasikan
kemasing-masing kriteria yang diinginkan. Pengolahan produk yang dilakukan
secara bersama ini akan mengeluarkan biaya secara bersama.
Biaya bersama adalah biaya yang digunakan secara bersama untuk
memproses produk tersebut sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Biaya
bersama dapat berupa bahan, tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik. Ketika produk sudah jadi sesuai dengan kriteria yang diinginkan maka
produk dapat dijual pada saat titik pisah atau dapat diolah lebih lanjut menjadi
produk yang lain. Pada saat produk diolah menjadi produk lain maka
diperlukan lagi biaya tambahan yang disebut dengan biaya proses lanjutan.
Analisis diferensial juga diperlukan dalam mengambil keputusan apakah
akan mengolah produk lebih lanjut atau produk dijual pada saat titik pisah.
Apabila dihadapkan pada alternatif menjual atau mengolah lebih lanjut,
maka keputusan yang harus diambil adalah mengolah lebih lanjut apabila
pendapatan diferensial pengolahan lebih lanjut > biaya diferensialnya.
Pedoman mendasar dalam situasi ini adalah:
 Semua biaya pengolahan tambahan diasumsikan bersifat
diferensial (inkremental).
 Biaya yang dikeluarkan sebelum titik pisah batas adalah biaya
bersama bagi pilihan menjual atau mengolah lebih lanjut, dan tidak
relevan bagi keputusan lebih lanjut.
 Keputusan ini terlepas dari penentuan biaya pokok produk. Dalam
keputusan mengolah produk, hanya pendapatan dan biaya sekarang
serta masa depan saja yang dianggap relevan.
 Keputusan mengasumsikan bahwa produk dapat dijual
sebagaimana adanya maupun diolah lebih lanjut.

Contoh Kasus :
PT. Sinsie adalah sebuah perusahaan yang memproduksi suatu barang
yakni XA-1 yang dijual dengan harga Rp 50.000 per satuan. Sedangkan biaya
penuh yang diperlukan untuk membuat barang tersebut adalah sebagai berikut

Biaya Persatuan
Biaya Bahan Baku Rp 5.720
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 6.280
Biaya Overhead Pabrik (V) Rp 7.400
Biaya Overhead Pabrik (T) Rp 6.260
Biaya Administrasi (T) Rp 6.430
Biaya Pemasaran (T) Rp 8.200
Rp 40.290

Diketahui volume penjualan diperkirakan sebanyak : 60.000 satuan.


Berdasarkan informasi yang diperoleh, bahwa pihak manajemen
mempertimbangkan untuk memproses lebih lanjut menjadi barang XA-2.
Dalam pelaksanaannya tidak diperlukan investasi dalam mesin dan equipment,
namun hanya memerlukan biaya pengolahan lebih lanjut yakni sebesar Rp
8.670 per satuan. Sedang di pasaran barang XA-2 cukup banyak permintaan
dengan harga jual Rp 70.000.
Diminta :
Berdasarkan informasi di atas, apakah pertimbangan untuk memproses lebih
lanjut merupakan keputusan yang paling tepat dalam pemilihan ini ?
Penyelesaian :
Jika alternative Menjual yang dipilih, maka keuntungan yang diperoleh adalah
Laba = Pendapatan - Biaya
= ( Rp 50.000 x 60.000 unit) - ( Rp 40.290 x 60.000 unit)
= Rp 3.000.000.000 – Rp 2.417.400.000
= Rp 582.600.000
Jika alternative Memproses lebih lanjut, maka keuntungan yang diperoleh
adalah :
Laba = Pendapatan Diferensial – Biaya Diferensial
= (Rp 70.000 – Rp 50.000) 60.000 – Rp 8.670 x 60.000
= Rp 1.200.000.000 – Rp 520.200.000 = Rp 679.800.000
Keputusan :
Berdasarkan informasi, maka keputusan memproses lebih lanjut adalah
keputusan yang paling tepat, karena memberikan keuntungan yang lebih besar.

7.7 MEMBUAT ATAU MEMBELI


Apabila dalam suatu perusahaan memiliki kapasitas/ruangan, peralatan
tenaga kerja yang mengganggur, manajemen dapat dihadapkan pada
alternative untuk menghasilkan sendiri suatu suku cadang atau bahan
pembantu di perusahaan dengan alternative membelinya dari perusahaan lain
(supplier).
Agar keputusan untuk membuat sendiri atau membeli dapat dievaluasi
dengan baik, biaya relevan adalah sebagai berikut :
- Jika membeli dari pihak luar selain harga beli, maka transportasi atau
biaya-biaya yang timbul untuk menyampaikan produk yang dibeli
perusahaan.
- Jika membuat sendiri, maka biaya yang timbul hanya biaya variable untuk
produk tersebut saja.
- Biaya tetap yang telah terjadi tidak akan berubah, kecuali melebihi
kapasitas perusahan berarti berada di luar relevan range biasa, pembahasan
alat baru atau investai tetap adalah relevan dalam kasus ini.
Keputusan membeli atau membuat sendiri (Buy or Make Decision) dibagai
menjadi dua macam yakni sebagai berikut :
1. Keputusan yang dihadapi oleh perusahaan yang sebelumnya memproduksi
sendiri produknya, kemudian mempertimbangkan akan membeli produk
tersebut dari pemasok luar.
2. Keputusan yang dihadapi oleh perusahaan yang sebelumnya membeli
produk tertentu dari pemasok luar, kemudian mempertimbangkan akan
memproduksi sendiri produk tersebut.
Apabila keputusan yang pertama yang diambil, maka ada dua kemungkinan
yang dihadapi oleh manajemen dalam pengambilan keputusan ini, yakni :
a. Fasilitas yang digunakan untuk memproduksi tidak dapat dimanfaatkan
jika produk dihentikan produksinya karena manajemen memilih
alternative membeli dari luar.
b. Fasilitas yang digunakan untuk memproduksi dapat dimanfaatkan untuk
usaha lain yang mendatangkan laba, jika produk dihentikan produksinya
karena manajemen memilih membeli dari luar.
Sedangkan keputusan pada alternative kedua dapat dibagi menjadi dua yakni :
a. Tidak diperlukan tambahan fasilitas produksi. Apabila biaya diferensial
lebih kecil dari harga beli yang dapat dihindari, maka keputusan membuat
yang dipilih. Akan tetapi apabila biaya diferensial yakni harga beli yang
dapat dihindari lebih kecil dari biaya untuk membuat, maka keputusan
membeli yang dipilih.
b. Diperlukan tambahan fasilitas produksi.
Contoh perhitungan biaya diferensial dalam praktik membuat sendiri atau
membeli produk :
Perusahaan MATZEN adalah perusahaan yang memproduksikan mobil. Biaya
untuk membuat suku cadang K426, suatu komponen utama adalah sebagai
berikut :

Unsur Biaya Total Biaya Biaya


60.000 Unit Per unit
Bahan baku langsung Rp. 300.000 Rp. 5
Upah langsung Rp. 480.000 Rp. 8
Biaya overhead variable Rp. 360.000 Rp. 6
Biaya overhead tetap Rp. 300.000 Rp. 5
Total biaya produksi Rp. 1.440.000 Rp. 24
Ada pabrik lain untuk menjual suku cadang yang sama pada perusahaan
MATZEN seharga Rp. 22 per unit. Perusahaan MATZEN membutuhkan suku
cadang sebanyak 60.000 unit.
Perhitungan / Tabel biaya diferensial sebagai berikut :

Unsur Biaya Membuat Sendiri Membeli


Bahan Baku Langsung Rp 300.000 Rp -
Tenaga Kerja Langsung Rp 480.000 -
Overhead Variabel Rp 360.000 -
Overhead tetap :
Avoidable Rp 120.000 Rp 180.000
Unavoidable Rp 180.000 Rp 300.000
Total Cost membuat Rp 1.440.000
Beli Rp 22 x 60.000 Rp 1.320.000
Rp 1.500.000
Dari table di atas terlihat bahwa dengan membuat sendiri, biayanya lebih
rendah atau perusahaan MATZEN lebih menguntungkan dengan membuat
sendiri sebesar Rp 1.440.000 dari pada membeli sebesar Rp 1.500.000.
Cat : Biaya Avoidable adalah biaya yang ada saat melakukan produksi
sendiri contohnya tenaga pengawasan dan pengamanan
Biaya Unavoidable adalah biaya yang ada produksi atau tidak
DAFTAR PUSTAKA
Bakar, Abu. 2011. “Biaya Relevan”. http://krauseri.blogspot.co.id/2011/10/biaya-
relevan.html. diakses pada tanggal 16 November 2016

Permata Sari, Indah. “Bab 8 - Analisis Diferensial”.


https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:_7gNVBEB-
ZIJ:https://www.scribd.com/doc/60467363/Bab-8-Analisis-
Diferensial+&cd=2&hl=id&ct=clnk. Diakses pada tanggal 16 November 2016

Ilmiani, Almalia. 2015. “Biaya Relevan Untuk Pengambilan Keputusan Khusus”.


https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:rn3orHpMQp4J:https://amaliailmiani.files.wordpress.com/2015/11/bab-
7-biaya-relevan-untuk-pengambilan-keputusan-
khusus1.pptx+&cd=3&hl=id&ct=clnk. Diakses pada tanggal 16 November 2016

Liestiyowati SE.MPd.Akt.CA. 2014. “ANALISA BIAYA RELEVAN DALAM


PENGAMBILAN KEPUTUSAN - THE TACTICAL DECISION MAKING
PROCESS ”. http://akuntan-si.blogspot.co.id/2014/06/analisa-biaya-relevan-
dalam-pengambilan.html. diakses pada tanggal 16 November 2016

Anda mungkin juga menyukai