Anda di halaman 1dari 26

Pendahuluan

Peramalan, akumulasi, dan pelaporan biaya lingkungan adalah bagian dari proses
pengurusan produk. Biaya “lingkungan” adalah kontigen, dikendalikan oleh kondisi masa depan,
dan menjadi bagian integral dari system akuntansi yang sadar lingkungan. Perencanaan strategis
difokuskan pada masa depan dalam jangka panjang. Perspektif ramalan terkait pembiayaan berisi
informasi yang dibutuhkan dalam proses pembuatan keputusan, dan juga sebuah sistem yang dapat
membantu manajemen dalam menemukan biaya lingkungan.

Teks akuntansi manajemen berisi topik tentang analisis risiko dan Teknik statistik untuk
tujuan peramalan. Keahlian akuntan dalam analisis statistik masih terbatas, sedangkan manajemen
tidak sepenuhnya memahami implikasi analisis risiko. Reibel (1994) berpendapat bahwa
keputusan adalah sumber sebnarnya dari biaya dan pendapatan, dan karena itu, biaya tetap dan
biaya variable berkaitan dengan keputusan, bukan aktivitas.

1. Perluasan Berdasarkan Akuntansi Biaya


Ketika penelitian pada akuntansi sosial dan pelaporan ditetapkan pada awal tahun 1970,
kebenaran dari akuntansi lingkungan perusahaan dalam praktek profesional telah secara luas
diterima lebih dari lima tahun terakhir. Pada tahun 1998, banyak organisasi akuntansi utama
di Amerika Utara telah menghasilkan setidaknya satu publikasi terhadap akuntansi lingkungan.
Di tempat lain, Masyarakat Akuntan Manajemen Kanada telah menghasilkan satu rangkaian
sempurna dari panduan termasuk alat-alat dan teknik dari akuntansi lingkungan untuk
keputusan bisnis (1996) dan akuntansi untuk pembangunan berkelanjutan.
Satu survei terbaru dengan strategi manajemen lingkungan oleh Masyarakat dari Akuntan
Manajemen Kanada (SMAC) mendukung bahwa mayoritas dari korporasi utama di Kanada
dan Amerika Serikat akan memulai pengimplementasian akuntansi lingkungan dan peraktek
pelaporan pada akhir tahun 1998 (SMAC 1997). Survei mengindikasikan bahwa tiga faktor
pemotivasian untuk kecenderungan ini dalam urutan prioritas:
1) Kepatuhan dengan standar
2) Komitmen moral terhadap stewardship lingkungan, dan
3) Keinginan untuk meningkatkan hubungan baik dengan penduduk dari komunitas lokal.

Akuntansi lingkungan dapat selanjutnya tergambarkan ke dalam 2 area utama, yaitu:

1) Akuntansi lingkungan keuangan yakni menekankan analisa dan komponen pelaporan


dari biaya internal dan kewajiban terkait masalah lingkungan. Ini secara khas
merupakan domain dari seorang akuntan yang mempersiapkan pelaporan keuangan
untuk kredit da investor. Dalam masalah akuntan hal ini berpedoman kpada standar
akuntansi professional seperti Prinsip-Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (GAAP).
2) Akuntansi lingkungan manajerial yakni memiliki satu fokus berbeda, dukungan
manajemen internal dan proses pembuatan keputusan melalui berbagai ilmu
pengetahuan tentang teknik alokasi biaya, pengukuran kinerja dan analisa bisnis. Jenis
dari akuntansi lingkungan ini adalah bidang interdisplin di lapangan.

Dua area utama yang diberikan dari akuntansi lingkungan dan fakta bahwa akuntan dan
pakar lingkungan diperlukan untuk menggambarkan dan mengalokasikan biaya internal dan
ekternal, bukan hal yang mengejutkan untuk menemukan metode berbeda terkait akuntansi
lingkungan dalam literatur. Antara lain meliputi

A. Activity-Based Costing (ABC)


Activity Based Costing (ABC) merupakan suatu metode dalam mengembangkan
perkiraan biaya dimana proyek dibagi ke dalam aktivitas yang dapat dihitung secara
terpisah berdasarkan pada unit kerja. Perkiraan biaya individu meliputi semua biaya
yang berhubungan dengan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan kontrak tambahan
biaya-biaya mencakup biaya eksploitasi dari masing-masing kegiatan. Activity Based
Costing Systems merupakan sistem informasi tentang pekerjaan (atau kegiatan) yang
mengkonsumsi sumber daya dan menghasilkan nilai bagi konsumen. Activity Based
Costing Systems menggunakan dua asumsi, yaitu:
a) Kegiatan yang menyebabkan timbulnya biaya
b) Produk dan jasa atau konsumen yang menyebabkan timbulnya permintaan
terhadap kegiatan
Dengan demikian, hanya dengan mengelola dengan baik kegiatan untuk menghasilkan
produk dan jasa, manajemen akan mampu membawa perusahaan unggul dalam jangka
panjang dalam persaingan. Dalam mercancang Activity Based Costing Systems,
kegiatan untuk memproduksi dan menjual produk dapat digolongkan ke dalam 4
kelompok besar, yaitu:
1) Biaya kegiatan keberlanjutan aktivitas.
Biaya ini berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang
dimiliki oleh perusahaan. Biaya depresiasi dan amortisasi, biaya asuransi, dan
biaya gaji karyawan merupakan contoh biaya yang termasuk golongan biaya
ini.
2) Biaya kegiatan keberlanjutan produk
Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu
dan biaya-biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat dipasarkan.
Contoh dari biaya ini adalah biaya desain produk, desain proses pengolahan
produk serta pengujian produk
3) Biaya berhubungan dengan batch kegiatan
Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang diproduksi. Setiap
biaya merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan mesin dan
peralatan sebelum order produksi diproses adalah contoh biaya yang termasuk
golongan ini.
4) Biaya kegiatan tingkat unit
Biaya ini dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan.
Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya energi, dan biaya
pengangkutan adalah co9ntoh biaya yang termasuk ke dalam kelompok ini

Biaya overhead pabrik dalam Activiy Based Costing Systems memperoleh perlakuan
yang lebih seksama. Baiay ini bukan hanya terjadi, dikumpulkan, dialokasikan,
kemudia hanya untuk dibebankan kepada produk. Activity Based Costing Systems
memfokuskan akuntansi terhadap biaya overhead pabrik, untuk memungkinkan
manajemen melakukan pengelolaan berbagai kegiatan yang menggunakan biaya
overhead pabrik. Manajemen berdasarkan kegiatan merupakan teori konsumsi sumber
daya dengan aktivitas yang dipandang sebagai pemunvulan biaya seperti Activity Based
Costing, tetapi dengan analisa lebih lanjut memberikan manajemen pengertian
mendalam yang mengarah pada keseluruhan bisnis perusahaan. Pengertian utama dan
mendalam dipusatkan pada pandangan proses bisnis, pemahaman produk yang lebih
mendalam serta saluran dan profitabilitas pelanggan.

A) Biaya dan Profitabilitas


Buku besar, penganggaran dan tanggung jawab bulanan manajemen berdasarkan
pada laporan sumber daya, seluruh rencana yang digunakan, konsumsi tiap
bulannya dan selisih dari perencanaan sumber daya merupakan hal-hal yang
disediakan untuk dapat melakukan pekerjaan organisasi.

B. Total Quality Management/Total Quality Environmental Management


Total Quality Management (TQM) dalam istilah Indonesia disebut Total
Manajemen Kualitas. Total Quality Management diartikan sebagai “Perpaduan semua
fungsi dari suatu perushaan kedalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan onsep
kualitas, tim kerja, produktivitas dan pengertian serta kepuasan pelanggan.” Kualitas
merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Kepuasan pelanggan
adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang
dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Total Quality Management tidak hanya
menekankan pada aspek hasil tetapi juga kualitas manusia dan kualitas prosesnya.
Penerapan Total Management Kualitas dalam suatu perusahaan dapat memberikan
beberapa manfaat utama yang pada gilirannya meningkatkan laba serta daya saing
perusahaan yang bersangkutan. Dengan melakukan perbaikan kualitas secara terus-
menerus maka perusahaan dapat meningkatkan labanya melalui 2 jalur, yaitu:
a) Jalur pertama, disebut rute pasar. Pada jalur ini perusahaan dapat memperbaiki
posisi persaingannya sehingga pangsa pasarmya semakin besar dan harga
jualnya dapat lebih tinggi. Kedua hal ini mengarah pada meningkatnya
penghasilan sehingga laba yang diperoleh juga semakin besar
b) Jalur kedua, perusahaan dapat meningkatkan output yang bebas dari kerusakan
melalui upaya perbaikan kualitas. Hal ini menyebabkan biaya operasi
perusahaan berkurang dengan demikian laba yang diperoleh akan meningkat.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari pendekatan total management kualitas
terbagi ke dalam empat prinsip utama, antara lain:
1) Kepuasan Pelanggan
Dalam Total Quality Management, konsep mengenai kualitas dan pelanggan
diperluas. Oleh karena itu segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan
untuk memuaskan para pelanggan.
2) Tanggap Terhadap Setiap Orang
Karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena
itu setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi
kesempatan dalam tim pengambilan keputusan.
3) Manajemen Berdasarkan Fakta
Setiap keputusan selalu didasarkan pada data, bukan sekedar pada perasaan.
Ada 2 konsep yang berkaitan dengan hal ini. Pertama, prioritas dengan
menggunakan data. Kedua, variasi atau variabilitas kinerja manusia.
4) Perbaikan Berkesinambungan
Konsep yang berlaku yang terdiri dari langkah-langkah perencanaan,
pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana, dan tindakan
kolektif terhadap hasil yang diperoleh.

C. Business Process Re-Engineering/Cost Reduction


Business Process Re-Engineering (BPR) /Cost Reduction merupakan suatu
pendekatan manajemen yang bertujuan meningkatkan hal-hal yang berhubungan
dengan efisiensi dan efektifitas sepanjang proses organisasi. Kunci dari BPR pada
organisasi adalah mel;ihat proses bisnis mereka dari pandangan yang bersih dan
menentkan bagaimana mereka dapat mengembangkan proses bisnis mereka yang
terbaik untuk meningkatkan bagaimana mereka menghasilkan bisnis.
Strategi bisnis adalah kendaraan utama dari Business Process Re-Engineering dan
dimensi lainnya yang diatur oleh peran startegi. Dimensi organisasi mencerminkan
unsur-unsur struktural dari perusahaan, seperti tingkat hirarki, komposisi dari unit-unit
organisasi dan distribusi dari kerja diantara mereka. Konsep proses bisnis berhubungan
dengan kegiatan yang bertujuan menciptakan output nilai tambah bagi pelanggan,
merupakan dasar dari ide bisnis process re-engineering. Proses ini dikarakteristikkan
pada sejumlah faktor, antara lain: proses kepemilikan, fokus pelanggan, nilai tambah,
dll.
D. Model Cost of Quality
Model Cost of Quality untuk sistem khas perencanaan yang terintegrasi dapat
menggunakan siklus hidup penuh yang mengharapkan pembiayaan dimanapun antara
30-40%. Kualitas biaya merupakan suatu teknik standar industri untuk mengevaluasi
kecenderungan dalam biaya penuh dalam menjamin masing-masing akhir produk dan
menyesuaikan jasa lebih dari yang dikehendaki oleh pelanggan. Keutamaan
penggunaan laporan biaya kualitas berdasarkan perencanaan adalah penyediaan
perencanaan manajemen dengan suatu alat untuk mengevaluasi kecenderungan
perencanaan biaya terhadap kualitas.
Berdarkan pada model baiay, maka kategori biaya berdasarkan kualitas dibagi ke
dalam faktor-faktor berikut:
a) Biaya pencegahan
Biaya pencegahan merupakan investasi yang dibuat dalam suatu usaha
untukmenjamin konfirmasi yang dibutuhkan. Misalnya kegiatan-kegiatan yang
termasuk ke dalam orientasi anggota tim, pelatihan dan pengembangan standar
perencanaan serta prosedur.
b) Biaya penilaian
Biaya penilaian merupakan biaya yang terjadi untuk mengidentifikasi
kesalahan setelah kejadian. Misalnya kegiatan-kegiatan seperti pengujian.
c) Biaya kesalahan internal
Biaya kesalahan internal merupakan biaya mempekerjakan kembali dan biaya
perbaikan sebelum diserahkan kepada pelanggan. Misalnya adalah
memperbaiki kesalahan yang dideteksi sepanjang pengujian internal.
d) Biaya kesalahan eksternal
Biaya kesalahan eksternal merupakan biaya yang memperkerjakan kembali dan
biaya perbaikan setelah diserahkan kepada pelanggan. Misalnya satu contoh
akan mempekerjakan dan memperbaiki hasil dari pengujian yang diterima.
e) Nilai tambah
Nilai tambah mengacu pada dasar biaya yang menghasilkan produk atas jasa
kinerja, tidak digolongkan pada usaha untuk menjamin kualitas. Biaya nilai
tambah kegiatan bukan merupakan biaya kualitas
E. Design for Environment/Life-Cycle Design and Assessment
Persaingan pada tahun 1990-an dan di luar keinginan berkembang unsur-unsur
tradisional termasuk berdampak pada siklus hidup lingkungan (life-cycle
environmentol) dai bahan baku dan produk jadi. Ada 3 faktor yang menciptakan hal ini
terjadi, yaitu
a) Pertama, undang-undang pemerintah secara lambat laun bergerak secara
langsung dalam siklus hidup pertanggungjawaban dimana peningkatan
perusahaan-perusahaan dihadapkan pada pertimbangan pertanggungjawabaan
untuk produk mereka dan bagian-bagian komponennya.
b) Kedua, penyatuan standar internasional dengan mengahruskan siklus hidup
akan memengaruhi akses dan persaingan pada pasar global.
c) Ketiga, lingkungan diharapkan sebagai kriteria kunci dalam pasar pelanggan
dan panduan pengadaan pemerintah
Secara kolektif, perkembangan ini telah membantu mengembangkan kepentingan
perusahaan dalam konsep desain siklus hidup ( life-cycle design/LCD) penerapa dari
konsep penilaian siklus hidup (life-cycle assessment/LCA) adalah menentukan apa
yang dikandung produk, bagaimana memproduksinya, bagaimana kinerjanya, dan apa
yang ditinggalkan setelah manfaatnya kadaluarsa.

1) Hubungan di antara lingkungan, industri, dan masyarakat


Terdapat faktor penting dan paling mendasar dalam mengembangkan siklus hidup pada
lingkungan perusahaan. Penjelasan mengenai hubungan tersebut dirinci sebagai
berikut:
a. Industri manufaktur merupakan satu dari faktor yang berkontribusi dalam
memperhatikan lingkungan yang rusak
b. Faktor yang benar-benar memberikan kontribusi adalah pertumbuhan populasi dan
keinginan manusia untuk lebih dan meningkatkan kualitas terbaik dari barang-
barang
c. Kebutuhan masyarakat untuk memiliki barang-barang secara berlebih ditujukan
untuk desain dan pengembangan yang lebih baik dan bahan yang komplek serta
proses manufaktur.
d. Produk manufaktur mengharuskan kegiatan industri, dilakukan tanpa analisis
implikasi yang berdampang pada lingkungan.
e. Pelanggan menggunakan barang-barang manfaktur yang rusak yang berdampak
pada lingkungan.
f. Hubungan diantara kebutuhan dan keinginana manusia kegiatan industri dan
lingkungan harus dipahami dengan baik untuk menilai dan mengatur resiko.
2) Pertimbangan lingkungan dalam siklus hidup manufaktur
Terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam lingkungan pabrikasi dan
siklus hidup manufaktur. Faktor-faktor tersebut antara lain meliputi:
a. Pertimbangan lingkungan termasuk seluruh bagian-bagian dari siklus hidup
manufaktur untuk menilai dan mengatur risiko-risiko yang potensial
b. Masukan dan keluaran dari masing-masing bagian dari siklus hidup manufaktur
akan dianalisis untuk menilai dampaknya terhadap lingkungan.
c. Dari sudut insutru keutamaan ditempatkan pada bagian-bagian yang diikuti
manufaktur dan siklus hidup produk.
3) Pertimbangan lingkungan dalam desain produk
Beberapa faktor berikut merupakan desain pertimbangan lingkungan dalam desain
produk, antara lain yaitu:
a. Desain untuk memperhatikan lingkungan haruslah terintegrasi dengan desain
produk dan proses pengembangan
b. Akan sangat sulit untuk memperhatikan lingkungan setelah produk secara penuh
didesain
c. Langkah ketika mendesain produk dalam lingkungan berkaitan dengan beberapa
hal berikut:
- Satu langkah terpenting dalam tahap desain adalah menguji prototipe
produk sebelum desain terakhir dan berlanjur kedalam produksi penuh
- Tahap pengujian akan membantu untuk menilai lingkungan dan
kesalahan-kesalahan potensial lainnya dari produk dan melakukan
koreksi dalam desain akhir.

2. Definisi Biaya Lingkungan


Biaya lingkungan pada dasarnya berhubungan dengan biaya produk, proses, sistem atau
fasilitas penting untuk pengambilan keputusan manajemen yang lebih baik. Tujuan perolehan
biaya adalah bagaimana cara mengurangi biaya-biaya lingkungan, meningkatkan pendapatan
dan memperbaiki kinerja lingkungan dengan memberi perhatian pada situasi sekarang, masa
yang akan datang dan biaya-biaya manajemen yang potensial. Oleh karena itu, bagaimana
suatu perusahaan menggambarkan biaya lingkungan tergantng pada bagaimana niat untuk
menggunakan informasi (dalam hal ini alokasi biaya, penganggaran, proses desain/produk,
keputusan manajemen lainnya) dan skala atau lingkup dari pelatihan
Biaya lingkungan meliputi biaya internal dan eksternal dan berhubungan terhadap seua
biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kerusakan lingkungan dan perlindungan. Biaya
perlingdungan lingkungan meliputi biaya pencegahan, penjualan, perencanaan, pengendalian,
pengalihan aksi dan perbaikan kerusakan yang dapat terjadi pada perusahaan dan berpengaruh
pada pemerintah atau orang-orang.
Definisi-definisi tambahan antara lain meliputi:
a) Biaya lingkungan meliputi biaya-bioaya dari langkah yang diambil, atau yang harus
diambil untuk mengatur dampak-dampak lingkungan terhadap aktifitas perusahaan
dalam cara pertanggungjawaban lingkungan, seperti halnya biaya lainyang
dikemudikan dengan tujuan-tujuan lingkungan dan keinginan perusahaan
b) Biaya-biaya lingkungan meliputi biaya internal dan eksternal dan berhubungan
terhadap seluruh biaya-biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kerusakan
lingkungan dan perlindungan
c) Biaya –biaya lingkungan adalah pemakaian sumber daya disebabkan atau dipandu
dengan usaha-usaha (aktifitas) untuk: 1) mencegah atau mengurangi barang sisa dan
polusi, 2) mematuhi regulasi lingkungan dan kebijakan perusahaan, 3) kegagalan
memenuhi regulasi dan kebijakan lingkungan.
1) Produk/Proses Terkait Pembuatan Keputusan
Harga yang benar dari produk adalah satu pra kondisi untuk membuat keputusan bisnis.
Harga produk akurat diperlukan untuk keputusan strategis mengenai volume dan pilihan
dari produk yang dihasilkan. Akuntansi Manajemen Lingkungan mengonversi banyak
biaya overhead lingkungan ke dalam biaya langsung dan mengalokasikannya terhadap
produk yang bertanggung jawab untuk membuat mereka. Hasil dari perbaikan biaya oleh
Akuntansi Manajemen Lingkungan mungkin termasuk:
- Perbedaan harga dari produk sebagai suatu hasil dari perhitungan
kembali biaya
- Pengevaluasian kembali dari margin laba dan produk
- Menghapus bertahap produk tertentu lketika perubahan dramatis
- Proses mendesain ulang atau produk agar mengurangi biaya lingkungan
- Meningkatkan housekeeping dan monitoring dari kinerja lingkungan
2) Proyek Investasi dan Pengambilan Keputusan
Proyek investasi mengharuskan perhitungan pengambilan keputusan dari indikator
profitabilitas yang berbeda seperti net present value (NPV), payback periodes (PBP),
dan internal rates of return (IRR) atau rasio untung biaya. Biaya yang dicatat dalam
pembukuan oleh sistem akuntansi konversional tidak cukup untuk menyediakan satu
proyeksi akurat dari profitabilitas dan risiko dari satu innvestasi. Biaya lingkungan ini
telah digolongkan ke dalam 5 kategori sebagai berikut:
- Bahan baku, utilitas, biaya tenaga kerja dan biaya modal merupakan
biaya konvensional selalu dipertimbangkan dalam penilaian proyek dan
akuntansi biaya, misalnya biaya bahan baku non produk, tidak
diisolasikan dan dikenal sebagai lingkungan.
- Biaya administratif ditimbun pada biaya umum dan tersembunyi.
Contohnya meliputi monitoring, pelaporan atau biaya pelatihan
- Biaya tak terduga yang mungki atau tidak mungkin terjadi dimasa
mendatang seperti biaya pembersih potensial dari suatu kejadian,
kompensasi atau denda.
Satu analisa profitabilitas harus dilakukan menggunakan garis waktu yang sesuai dan
indikator yang tidak mendiskriminasikan penghematan jangka panjang dan
keuntungan. Net present value dan benefit cost ratios disarankan sebagai kriteria
investasi lebih baik dibandingkan simple paybacksatau internal rates of return untuk
mencerminkan biaya aktual dan keuntungan. Dengan demikian, Akuntansi Manajemen
lingkungan adalah satu alat penting utnuk integrasi dari bahan pertimbangan
lingkungan ke dalam penilaian keuangan dan penganmbilan keputusan untuk investasi
baru: investasi ramah lingkungan akan memperlihatkan peningkatkan profitabilitas
untuk jangka panjang jika semua faktor-faktor ini termasuk dalam model.

3. Mengidentifikasi Biaya Lingkungan

Istilah akuntansi lingkungan umumnya menggunakan kata-kata seperti penuh (full), total
(total), dan siklus hidup (life cycle). Istilah-istilah tersebut cenderung mmengutamakan
pendekatan tradisional dimana lingkup biaya melebihi biaya-biaya lingkungan. Bagian ini
menghasilkan contoh dari biaya lingkungan sebaik kerangka kerja yang telah digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengklasifikasi biaya-biaya lingkungan. Terdapat beberapa cara dalam
menggolong-golongkan suatu biaya. Sistem akuntansi secara khusus menggolongkan biaya
sebagai:

a. Biaya bahan dan tenaga kerja langsung


b. Biaya manufaktur atau overhead pabrik (biaya operasional selain dari biaya bahan
baku dan tenaga kerja langsung)
c. Biaya penjualan
d. Biaya umum dan administrasi
e. Biaya riset dan pengembangan

Biaya lingkungan dapat diklasifikasikan dalam setiap atau seluruh kategori-kategori dari
perusahaan-perusahaan berbeda. Contoh dari penggunaan biaya lingkungan konvensional:

a) Pertama adalah biaya lingkungan yang berasal dari awal (upstream) merupakan biaya
yang terjadi sebelum operasi dari proses, sistem atau fasilitas. Biaya-biaya yang
termasuk kedalamnya berhubungan dengan kedudukan, desain dari produk lingkungan
yang lebih baik atau proses, kualifikasi dari supplier, evaluasi alternatif peralatan
pengendalian polusi dan seterusnya.
b) Kedua adalah regulasi dan pengungkapan biaya-biaya lingkungan yang terjadi dalam
operasionak suatu proses, sistem atau fasilitas, karena beberapa perusahaan tradisional
mempunyai hubungan dengan biaya-biaya seperti overhead, mereka tidak akan
memberikan perhatian yang sesuai dari manajer dan analis pertanggungjawaban untuk
operasi setiap harinya serta keputusan bisnisnya.
c) Ketiga, ketika biaya awal dan biaya operasional sekarang barangkal digelapkan oleh
praktek akuntan manajemen, biaya lingkungan diakhir tidak dapat dimasuki oleh sistem
akuntansi manajemen secara keseluruhan.
d) Biaya yang tidak pasti yaitu biaya yang boleh atau tidak mungkin terjadi pada beberapa
hal dimasa yang akan datang.
e) Gambaran dan hubungan biaya, beberapa biaya lingkungan biasa disebut dengan
“biaya tidak terukur” atau “biaya terukur” karena biaya tersebut terjadi untuk
memengaruhi hubungan pandangan manajer, pelanggan, karyawan, masyarakat,
maupun regulator. Biaya ini juga diistilahkan dengan “gambaran perusahaan” dan
“hubungan biaya”. Kategori ini dapat memasukkan biaya pada laporan tahunan
linungan dan kegiatan hubungan masyarakat , biaya-biaya yang terjadi merupakan
biaya sukarela untuk kegiatan lingkungan serta biaya untuk pengenalan program. Biaya
ini merupakan biaya tidak “terukur” tetapi manfaat langsung yang dihasilkan sering
berasal dari gambaran biaya/perusahaan.

1) Biaya Pribadi dan Biaya Lingkungan Sosial


Biaya sosial sering juga disebut dengan biaya/ pengeluaran tak terduga. Padahal
biaya sosial tidak selalu tidak bisa diduga. Ada banyak penelitian dalam konsep biaya
sosial, tetapi umunya menjelaskan makna yang ditempatkan pada biaya yang berhubungan
dengan masyarakat sebagai suatu hasil dari dampak lingkungan khusus perushaan maupun
organisasi lainnya, atau suatu entitas yang tidak ditentukan.
Memahami perbedaan diantara biaya pribadi dan biaya sosial perlu dilakukan
ketika membahas akuntanasi lingkungan, karena istilah-istilah umum biaya sering
digunakan tidak secara konsisten yang mengacu ada satu atau lebih kategori-kategori
biaya. Biaya pribadi tidak dipertimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan.
Pandangan ini dapat diterapkan pada sebuah proses, produk, sistem, fasilitas atau
keseluruhan perusahaan.
Pada dasarnya biaya sosial termasuk kedalam beberapa kelompok biaya berikut:
a. Biaya degradasi lingkungan oleh perusahaan-perusahaan yang tidak beroperasi
secara legal
b. Biaya atas dampak-dampak yang disebabkan oleh perbuatan manusia, properti
mereka dan kesehatan mereka yang tidak dimasukkan kedalam sistem yang
legal secara keseluruhan. Misalnya kerusakan aliran sungai yang disebabkan
pencemaran dan limbah industri ke aliran sungai, emisi dari polusi udara yang
disebabkan oleh kendaraan dan lain-lain.

4. Memahami Pendekatan Tradisional Terhadap Akuntansi Untuk Biaya-Biaya


Lingkungan
Perusahaan secara tradisional memperlakukan biaya lingkungan sebagai overhead karena
diasumsikan bahwa produk-produk secara relatif memiliki persamaan dalam
pertanggungjawaban untuk menghasilkan biaya, dan karena sampai saat ini biaya yang ada
terpisah sebagaimana sulitnya teknologi. Sebagai hasil dari tendensi historis ini, dan karena
biaya-biaya lingkungan saat ini sering terjadi oleh beberapa departemen berbeda dalam
organisasi yang sama, banyak perusahaan menyadari biaya-biaya lingkungan mereka. Beberapa
hal ini dapat bertolak belakang.
Pertama, ketika biaya-biaya lingkungan dibebankan kepada akun overhead, mereka
bergabung dengan biaya overhead seperti seluruh pembayaran gaji, komunikasi, dan hubungan
investor. Ketika overhead ini menuntut alokasi terhadap unit bisnis, manajer tidak dapat
membedakan bagian apa dari biaya yang berhubungan dengan lingkungan, membiarkan bagian
apa dari biaya lingkungan yang memiliki dampak terhadap produk.
Kedua, karena alokasi overhead dilakukan atas dasar arbitrary, nilai yang berubah tidak
berhubungan terhadap dampak lingkungan aktual. Hasil dalam biaya lingkungan ini menjadi
dilepaskan dari produk-produk atau kegiatan-kegiatan yang mereka hasilkan. Karena biaya
overhead diluar dari pengendalian manajer, pelepasan biaya dari kegiatan-kegiatan
menghapuskan setiap insentif untuk mengurangi biaya-biaya overhead.
Akhirnya, subsidi merupakan hal umum dalam sistem akuntansi yang tidak
mengalokasikan biaya lingkungan terhadap produk atau kegiatan-kegiatan yang menyebabkan
terjadi. Sebagai contoh, sering suatu produk menghasilkan biaya lingkungan secara lebih luas
(limbah buangan) dibandingkan yang lainnya. Untuk memahami dengan baik kebenaran biaya
produk, dan untuk menghasilkan sebuah keputusan yang baik, para manajer harus melengkapi
informasi dari biaya aktual, termasuk seluruh overhead khusus yang dipertimbangkan.

5. Memahami Tujuan Biaya-Biaya Lingkungan


Terdapat beberapa alsan penting dalam mengatur biaya lingkungan secara hati-hati.
- Pertama, biaya lingkungan seperti biaya lainnya, memengaruhi apa
yang digariskan, dan akibatnya harus diatur untuk meningkatkan
profitabilitas.
- Kedua, tergantung pada industri, biaya-biaya lingkungan dapat
berjumlah sampai 20% dari biaya total produk (Ditz&Banks, 1995)
Jika biaya-biaya ini dialokasikan pada overhead, para manajer membuat keputusan harga
didasarkan hanya 80% dari biaya produk. Yang terpenting, secara aktif alokasi biaya lingkungan
terhadap produk menyoroti rendahnya biaya atas pembersihan produksi.

6. Memahami Lingkup Biaya Lingkungan Perusahaan


Kebanyakan perusahaan tidak secara eksplisit mendefenisikan “biaya-biaya lingkungan”
dalam laporan keuangannya. Pembahasan ini terfokus pada biaya-biaya aktual yang
berhubungan terhadap pengaturan dampak-dampak lingkungan dalam seluruh bagian organisasi
seerti manufaktur, hukum, dan asuransi. Konsistensi sisa, perusahaan tidak mengestimasi biaya-
biaya kontijen atau biaya kerusakan sumber daya alam. Pada prakteknya, perusahaan seharusnya
berusaha mencakup sebanya mungkin biaya-biaya aktual.

7. Memahami Biaya Lingkungan Internal dan Eksternal


Sebuah pendekatan luas untuk menghitung biaya full environmental cost adalah dengan
membedakan diantara biaya internal (seluruhnya dilahirkan oleh organisasi) dan biay eksternal
(seluruhnya disampaikan ke masyarakat, misalnya biaya lingkungan dan biaya kesehatan).
Dalam pendekatan ini, biaya lingkungan internal dari perusahaan disusun dari biaya langsung,
biaya tak loangsung, dan biaya yang tidak pasti. Ini secara khas meliputi hal-hal seperti biaya
pengobatan atau biaya restorasi, biaya manajemen limbah atau kepatuhan lain dan biaya
manajemen lingkungan. Biaya langsung dapat dilacak terhadap satu produk tertentu, lokasi,
jenis dari polusi atau program pencegahan polusi (misalnya, biaya manajemen limbah atau
biaya pengobatan pada satu lokasi tertentu). Biaya tak langsung seperti pelatihan lingkungan,
penelitan&pengembangan, pencatatan, dan laporan dialokasikan ke pusat biaya seperti produk
dan departemen atau aktivitas.
Biaya eksternal merupakan biaya dengan kerusakan lingkungan eksternal dari perusahaan.
Biaya ini dapat di “kurskan” (yaitu, nilai ekuivalen keuangan mereka dapat dinilai) melalui cara
ekonomi dengan menentukan jumlah maksimum bahwa orang-orang ingin membayar untuk
menghindari kerusakan, atau jumlah minimum dan kompensasi, bahwa mereka akan diterima
untuk membuatnya.
Full environmental cost = (biaya internal + eksternal)
Dimana:
Biaya internal = (langsung + tak langsung + kontingen)
Biaya eksternal = biaya dari lingkungan eksternal dan kerusakan kesehatan (misalnya, biaya
dari pengaruh kesehatan tanpa ganti rugi dan dampak lingkungan ozon berupa sumber-sumber
alam)
Dari perspektif masyarakat secara keseluruhan (yaitu, perusahaan dan masyarakat),
efisiensi ekonomi dicapai (yaitu, biaya penuh lingkungan diperkecil) ketika perusahaan
mengambil ukuran internal untuk melindungi lingkungan dari tujuan dimana penjumlahan biaya
internal dari eksternal diperkecil
a) Biaya lingkungan tidak pasti dan tak berwujud merupakan biaya-biaya yang mungkin
timbul dimasa mendatang terhadap dampak operasi dari perusahaan. Biaya kontijen
dapat tercurah ke dalam kategori biaya internal dan eksternal
b) Perubahan dalam kualitas produk sebagai suatu hasil dari perubahan regulasi yang
memengaruhi input bahan, metode prooduksi, atau emisi yang diijinkan
c) Satu kewajiban tak terduga atau biaya pengobatan
d) Kesehatan karyawan dan kepuasaan
e) Persepsi pelanggan dan terkait biaya, dan
f) Biaya investasi keuangan atau kemampuan untuk mencapai modal.
Biaya eksternal secara khas kurang memiliki daya tarik terhadap biaya internal perusahaan.

8. Memahami Konsep Biaya Lingkungan Sebagai Upaya Pereduksian Biaya Produksi


Biaya lingkungan pada dasarnya berhubungan dengan biaya produk, proses, sistem atau
fasilitas penting untuk pengambilan keputusan manajemen yang lebih baik. Tujuan perolehan
biaya adalah bagaimana cara mengurangi biaya-biaya lingkungan, meningkatkan pendapatan,
dan memperbaiki kinerja lingkungan dengan memeberi perhatian pada situasi sekarang, masa
yang akan datang dan biaya-biaya manajemen yang potensial. Oleh karena itu, bagaimana suatu
perusahaan menggambarkan biaya lingkungan tergantung pada bagaimana niat untuk
menggunakan informasi (dalam hal ini alokasi biaya, pengganggaran, proses desain/produk,
keputusan manajemen lainnya) dan skala atau lingkup dari pelatihan.
1) Penilaian biaya lingkungan konvensional
Penilaian biaya lingkungan konvensional tidak mempertimbangkan arus material kecuali
sebagian besar perlakuan sisa biaya seperti halnya investasi teknologi end-of-pipe.
Kemudian, neraca arus bahan perusahaan ditentukan, tetapi tanpa secara sistematis
mengintegrasikan dua sistem informasi dan tanpa menilai biaya dari arus material.
2) Akuntansi sisa limbah
Akuntansi sisa limbah merupakan tahap berikutnya, akuntan sisa limbah tidak hanya
mengukur biaya dari limbah dengan biaya penjualan mereka, tapi juga penambahan nilai-
nilai pembelian bahan dan hiaya produksi
3) Arus akuntansi biaya
Arus akuntansi biaya bertujuan tidka hanya untuk memisahkan biaya dari perlingdungan
lingkungan tetapi untuk mendeteksi seluruh arus bahan lewat pusat biaya perusahaan dan
untuk menilai ulang biaya produksi dan persentase jumlah umur ditambah dalam berbagai
fase produksi, seperti estimasi sisa persentase umur, tingkat limbah dan sebagainya.
4) Analisa input/output dari arus material
Analisa input/outpt dari arus material selanjutnya dapat dibagi dari perusahaan dan tingkat
proses dari produk yang dihasilkan. Penilaian produk meliputi dua tingkat. Internal
perusahaan adalah anak cabang dari proses data ke produk yang dihasilkan. Tingkat lain
dari penilaian produk meninggalkan perusahaan dan mengikuti produk sepanjang siklus
hidup dengan menambahkan bagian siklus hidup upstream dan downstream. Satu langkah
selanjutnya adalah sebuah metode yang disebut life cycle costing, life cycle costing berusaha
untuk menggabungkan biaya terkait karena melebihi seluruh siklus hidup dari sebuah
produk.

9. Memahami Full Cost Environmental Assessment


Full cost environmental assessment dibedakan dari total cost assessment dan teknik
akuntansi biaya lainnya. Sebagai tambahan istilah ‘full cost accounting’ sering dipakai dalam
bahasa n akuntansi lingkungan, kebanyakan studi full cost environmental assessment tidak
mencoba untuk mengukur dampak sosial dari satu aktivitas organisasi. Untuk kejelasan yang
lebih besar, kita lebih tertarik istilah-istilah full cost environmental assessment atau full cost
environmental accounting ketika mempertimbangkan identifikasi, evaluasi dan alokasi dengan
biaya konvensional dan biaya lingkungan pada satu organisasi. Istilah yang lebih luas ‘full cost
accounting’ akan meliputi biaya-biaya ini ditambah biaya sosial eksternal yang dilahirkan oleh
masyarakat.

10. Memahami Penilaian Siklus Hidup (Life Cycle Assessment)


Life cycle assessment adalah proses mengevaluasi dampak yang dipunyai produk terhadap
lingkungan di seluruh periode hidupnya yang karena itu meningkatkan efisiensi penggunaan
sumber daya dan menurunkan kewajiban. Dapat digunakan untuk mempelajari dampak
lingkungan pada produk atau fungsi produk yang di desain untuk bekerja. Life cycle assessment
umumnya dipandang sebagai analisa ‘cradle-tp-grave’. Life cycle assessment adalah proses
terus menerus, perusahaan –perusahaan dapat memulai life cycle assessment pada setiap titik
dalam siklus produk/fungsi. Life cycle assessment dapat digunakan bagi pengembangan
keputusan-keputusan pemilikan strategi bisnis bagi produk, dan desain proses, dan perbaikan
untuk menata kriteria ekolabelling dan untuk berkomunikasi tentang aspek lingkungan dari
produk.
Life cycle assessment adalah alat bagi evaluasi sistematis aspek lingkungan dari produk
dan sistem jasa diseluruh tahapan siklus hidup. Life cycle assessment menyediakan instrumen
yang cukup untuk mendukung keputusan lingkungan.
A) Mengapa menggunakan Life Cycle Assessment?
Minimal terdapat 3 alasan mengapa perusahaan perlu menggunakan Life cycle assessment
berorientasi produk dan jasa, integratif, ilmiah dan kuantitatif, sebagai berikut:
1) Berorientasi produk dan jasa sangat penting dalam setiap masyarakat. Semua aktifitas-
aktifitas ekonomi tergantung pada penggunaan dan konsumsi produk dan jasa
2) Pendekatan integratif, dengan pendekatan ini Life cycle assessment dapat digunakan
untuk mencegah bentuk umum terjadinya masalah polusi.
- Dari satu tahap siklus ke tahap lainnya
- Dari satu media lingkungan ke lainnya
- Dari satu lokasi ke lainnya
- Dari saat ini ke masa depan
3) Life cycle assessment dirancang untuk menyediakan informasi paling ilmiah dan
kuantitatif yang mungkin untuk mendukung pengambilan keputusan. Tipe kriteria lain,
ekonomi, sosial, dan politik memasuki diskusi ketika pengambil keputusan
menggunakan keseluruhan informasi yang disediakan Life cycle assessment untuk
menganalisa informasi secara lengkap.

B) Keuntungan Life cycle assessment


a. Membantu perusahaan untuk lebih mengerti dampak lingkungan dari keseluruhan
operasinya, barang dan jasa, da kemudian digunakan untuk mengidentifikasi peluang
bagi perbaikan
b. Life cycle assessment membawa pada efisiensi dalam proses perusahaan dan perbaikan
dari produknya, dimana dapat membuat produk lebih komparatif dan menarik di
pasaran

C) Kerugian Life cycle assessment


a. Kerugian dalam penerapan Life cycle assessment secara komprehensif adalah
kompleks, mahal, dan memakan waktu, dan seringkali tidak relevan, atau tidak
mungkin bagi perusahaan skala kecil.

11. Memahami Distribusi Terhadap Media Lingkungan.


Bekerjasama dengan London Group on Environmental Accounting, United Nations
Statistics Division sekarang ini memperbaiki Sistem terintegrasi Akuntansi lingkungan dan
Ekonomi (SEEA) untuk menyimpulkan pengembangan metodologi baru, khususnya dalam
non-moneter (fisik) akuntansi. Indikator-indikator saat ini diuji pada beberapa negara dari
seluruh daerah di dunia. Perlindungan Lingkungan dan Akun Sumberdaya Manajemen dari
SEEA 2000 menyediakan tugas dari transaksi-transaksi untuk mengikuti hal berikut:
1) Perlindungan dari udara dan ikim
2) Manajemen Watewater
3) Manajemen sampah
4) Perlindungan dari tanah, air, dan bumi
5) Penyusutan kebisingan dan getaran
6) Perlindungan dari biodiversitas dan pemandangan
7) Perlindungan melawan radiasi
8) Penelitian dan pengembangan
9) Aktifitas perlindungan lingkungan lainnya

Untuk menyediakan konsistensi maksimum dengan pendekatan keberadaan


internasional, pengelompokan ini juga telah digunakan untuk skema biaya lingkungan
Akuntansi Manajemen Lingkungan, dengan pembebasan dari aktivitas penelitian dan
pengembangan, seperti diliputi pada satu baris terpisah dibawah kategori biaya
“pencegahan dan manajemen lingkungan”. Kalau sesuai, organisasi mungkin juga mau
mempertimbangkan satu kolom tambahan untuk isu-isu kesehatan dan keselamatan.

Tabel 1.1 Media Lingkungan


MEDIA

total
Kebisingan/getaran

Lainnya
Udara/Iklim

Limbah

Air Tanah

Radiasi
Limbah Air

Biodiversity/landscape
LINGKUNGAN

Biaya Lingkungan /
Kategori pembelanjaan

1. Perlakuan Limbah
dan Emisi
2. Pencegahan dan
Manajemen
Lingkungan
3. Nilai pembelian
Material dari
output non produk
4. Biaya prosesing
dari output non
produk
∑ Pembelanjaan
Lingkungan

5. Pendapatan
Lingkungan
Sumber: United Nations Divisions for Sustainainable Development, 2001.

Blok kedua diistilahkan pencegahan dan manajemen lingkungan dan ditambah biaya tenaga
kerja dan jasa eksternal untuk barang-barang rumah tangga seperti halnya “lingkungan” dan biaya
ekstra dari teknologi pembersih dan pembeliaan green (hijau), kalau berperngaruh nyata. Aktivitas
pencegahan sebenarnya tidak bisa dipisahkan terhadap manajemen lingkungan. Penelitian dan
pengembangan untuk proyek lingkungan menjadi bagian dari pencegahan polusi. Fokus utama dari
blok kedua adalah pada biaya tahunan untuk pencegahan dari limbah dan emisi tetapi tanpa
menghitung penghematan biaya. Hal ini meliputi tingginya biaya lingkungan sebagai pelengkap
ramah lingkungan dan operasi bahan-bahan, proses teknologi emisi yang rendah dan pengembangan
dari lingkungan produk yang dermawan.
Secara konvensional, tiga faktor produksi telah membedakan: bahan, modal (investasi, terkait
penyusutan tahunan dan biaya keuangan), dan tenaga kerja. Dua blok berikutnya
mempertimbangkan biaya dengan sisa bahan, modal dan tenaga kerja sehubungan dengan
ketidakeefesian produksi, limbah yang dihasilkan emisi.

Pada blok ketiga, nilai pembelian bahan limbah ditambahkan. Semua output non produk dinilai
dengan suatu saldo arus bahan. Bahan limbah dievaluasi dengan pembelian bahan mereka atau nilai
konsumsi material dalam kasus manajemen saham.

Akhirnya, biaya produksi dari output non produk ditambahkan dengan masing-masing biaya
produksi, meliputi jam tenaga kerja, penyusutan mesin dan operasi bahan dan biaya keuangan. Pada
ativity based costing dan arus akuntansi biaya dari arus dari sisa bahan lebih tepat ditentukan dan
dialokasikan terhadap pusat biaya.

12. Memahami Pengelompokan Biaya Lingkungan Ke Dalam Catatan Atas Laporan


Keuangan Perusahaan.
Proyek akuntansi lingkungan yang dibahas disini ditujukan pada biaya-biaya lingkungan
perusahaan secara umum. Mayoritas studi terhadap catatan atas laporan keuangan perusahaan
menangkap bahwa terdapat biaya-biaya lingkungan perusahaan yang tidak diatur secara rinci
oleh perusahaan. Bagaimanapun juga, terdapat biaya lingkungan yang signifikan yang
dikeluarkan. Hasil dari proyek auntansi lingkungan meliputi:
a. Menciptakan fikasi secara spesifik dari biaya-biaya lingkungan.
b. Mengidentifikasin secara sesifik langkah-langkah perusahaan yang menghasilkan
biaya-biaya lingkungan
c. Mengembangkan suatu pemahaman atas kontribusi dari pembelanjaan lingkungan
terhadap produk
d. Menunjukkan dampak keuangan dan pengambilan keputusan atas kategorisasi
pembelanjaan lingkungan sebagai “biaya overhead”
e. Mwnghasilkan rekomendaso untuk memperbaiki sistem alokasi biaya saat ini.
13. Memahami Metodologi Penjumlahan Biaya.
Untuk mengestimasi besarnya biaya lingkungan pada perusahaan, pembajasan dilakukan
berdasarkan informasi biaya pada laporan keuangan untuk biaya-biaya lingkungan yang
diidentifikasi.
a. Biaya Lingkungan Tak Langsung
1) Keamanan Perusahaan dan Masalah-masalah lingkungan. Terdapat beberapa
pengecualian dalam peran ini. Misalnya, usaha untuk jasa diluar secara
berlimpahan lingkungan karena akan melindungi seluruh limbah buangan penuh
risiko. Karena pentingnya biaya-biaya ini, kita merinci usaha terhadap setiap akun
diluar jasa dan mengidentifikasinya sebagai hal penyelamatan lingkungan.
2) Masalah Pemerintah. Dalam hal mendapatkan izin dalam konservasi lingkungan
perusahaan sering mengalami hambatan surat izin dari pemerintah setempat. Jadi,
terkadang usaha dalam melakukan konservasi lingkungan terlebih dahulu telah
dilakukan, baru kemudian izin keluar. Disamping itu, kendala yang paling tidak
rasional adalah berbelitnya struktur dalam organisasi pemerintahan.
3) Jaminan Kesehatan Hari Tua. Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan.
Biaya jasa lalu, koreksi akturial dan dampak perubahan asumsi akturial bagi
karyawan yang masih aktif diakui sebagai beban atau pendapatan selama sisa masa
kerja rata-rata para karyawan tersebut sesuai dengan saran dari aktuaris independen.
Metode penilaian akturial yang digunakan oleh aktuaris independen adalah metode
projected benefit cost method.
4) Program pensiun. Iuran untuk program pensiun diakui dan dibayar selama masa
kerja. Jumlah iuran perusahaan kepada program pensiun diakui sebagai beban pada
saat iuran tersebut dibayar atau terhutang. Program pensiun iuran pasti
menyediakan manfaat pensiun untuk karyawan dan keluarganya pada saat
mencapai usia pensiun dalam bentuk pembayaran berkala atau pembayaran
sekaligus.
5) Biaya Eksplorasi dan Evaluasi yang Ditangguhkan. Izin untuk melakukan egiatan
penambangan di area of interest masih berlaku dan cadangan terbukti cukup
menutup biaya eksplorasi yang terjadi. Biaya eksplorasi dan evaluasi terkait dengan
kegiatan yang berhasil, dikapitalisasi dan diamortisasi pada saat eksploitasi dimulai
dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran umur cadangan,
umumnya berkisar antara dua sampai empat tahun.

b. Biaya Lingkungan Langsung


1) Pengendalian Lingkungan. Berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia biaya-biaya yang berhubungan dengan program pencegahan kerusakan
dan rehabilitasi lingkungan yang dilakukan selama operasi penambangan
dibebankan ke dalam biaya produksi secara progresif selama masa penambangan.
Biaya tersebut dikapitalisasi dalam aktiva tetap dan diamortisasi selama masa
produksi
2) Biaya perbaikan. Dalam seluruh fasilitas, kelompok membayar pemeliharaan
seperti limbah buangan padat dan daur ulang. Dalam pabrik utama, beberapa dari
kelompok pemeliharaan juga bertanggungjawab untuk mengatur barang sisa penuh
risiko dan operasi fasilitas perawatan air limbah.

14. Memahami Konsep Limbah.


Konsep “limbah” memiliki makna ganda. Limbah adalah satu bahan yang telah dibeli dan
dibayar untuk diarahkan ke dalam satu produk yang terdapat di pasaran. Limbah dalam konteks
ini digunakan sebagai suatu istilah umum untuk limbah padat, limbah air dan emisi udara, dan
oleh karenanya mencakup semua output non produk. Bahan-bahannya meliputi air dan energi.
Untuk menghitung biaya lingkungan internal perusahaan, pembelanjaan untuk perlindungan
lingkungan hanya satu sisi dari koin. Biaya dari limbah dan emisi meliputi lebihbanyak
dibandingkan masing-masing pencegahan polusi atau perlakuan fasilitas.

15. Memahami Syarat-Syarat Pemantauan Biaya dan Pendapatan Lingkungan.


Semua biaya dan pendapatan lingkungan penting untuk dikenali. Dalam mengidentifikasi
biaya-biaya lingkungan kita harus mempertimbangkan dampak lingkungan dari semua aktivitas
perusahaan, produk maupun jasa serta mengamankan input semua materi penting. Pada syarat-
syarat ini, sebaiknya biaya-biaya lingkungan dibagi ke dalam kategori-kategori berikut:
kategori pertama, biaya-biaya lingkungan menjadi anggota biaya-biaya yang dihubungkan
dengan pengolahan limbah, perawatan air limbah dan emisi udara. Kategori kedua, biaya-biaya
lingkungan meliputi biaya-biaya pencegahan manajemen dan polusi lingkungan. Biaya ini
merupakan biaya yang berhubungan dengan biaya-biaya lingkungan (daftar gaji dan baya-biaya
lain dari departemen-departemen yang terlibat dalam perlindungan lingkungan, biaya-biaya
berhubungan dengan sistem manajemen lingkungan, dan lain-lain).
Kategori ketiga dari biaya-biaya “nilai pembelian material dari keluaran produk” termasuk
juga energi dan air yang disia-siakan. Bahan-bahan yang disia-siakan dievaluasi berdasarkan
nilai-nilai pembelian atau biaya actual mereka. Kategori keempat dari biaya-biaya lingkungan
masuk ke dalam kelompok anggota output biaya produksi yang tidak dihasilkan. Biaya ini
termasuk ke dalam biaya tenaga kerja, penyusutan mesin, bahan-bahan konsumsi operasi dan
biaya pendanaan yang dikeluarkan yang tidak produktif. Biaya-biaya ini dikelompokkan
kedalam iata dan pendapatan lingkungan terkait dengan daerah-daerah lingkunga individu,
atara lain:
1. Perlindungan udara dan iklim
2. Manajemen air limbah
3. Pengelolaan limbah
4. Perlindungan dan penjagaan kesehatan lahan, tanah (landasan dan air permukaan)
5. Penyusutan suara gaduh dan getaran
6. Perlindungan keanekaragaman hayati dan pemandangan
7. Perlindungan melawan radiasi
8. Riset dan pengembangan
9. Aktivitas perlindungan lingkungan lain
10. Atas dasar informasi yang dikumpulkan, laporan keuangan biaya-biaya dan pendapatan
yang lingkungan bisa dikumpulkan.

16. Memahami Bagaimana Dampak Lingkungan Ditangani Dalam Sistem Akuntansi


Manajemen.
Perusahaan menghasilkan akun manajemen berdasarkan divisi yang diperoleh dari sistem
buku besar dan berbagai sistem produk lainnya. Analisa awal tingkat tinggi dari sistem
akuntansi manajemen (buku besar) maupun proses-proses, ketika mereka berhubunga deengan
aktivitas yang dikerjakan oleh perusahaan dengan ditandai hal-hal berikut:
a. Akun dalam buku besar secara luas dikategorikan dengan jenis dari pengeluaran (jasa
bangunan, upah) dan lebih lanjut dirinci oleh pemasok.
b. Sistem menyediakan informasi tentang biaya-biaya oleh pemasok, tetapi tidak
menghasilkan informasi tentang jenis atau kuantitas barang-barang atau jasa yang
diperoleh (listrik)
c. Biaya-biaya untuk penyediaan jasa bangunan atau pembayaran untuk jasa perusahaan
yang dikombinasikan untuk masing-masing bangunan dan membebankan kembali pada
pusat biaay dalam bentuk pembebanan jasa kantor didasarkan oada ruang kantor yang
digunaka disbanding kenyataan. Hal ini yang membebankan sistem meliputi sewa,
perbaikan, pembersihan, listrik, air, sisa air, dan barang sisa bangunan individu
d. Perusahaan membayar faktor-faktor untuk surat hutang, surat kantor, publikasi-
publikasi dan bahan-bahan pemasaran, furniture, dan perlengkapan kantor serta
makanan yang dipesan atau disewa oleh pusat biaya. Biaya-biaya sesudah itu
dibebankan kembalikepada pusat biaya pada satu pesanan.
e. Perusahaan secara umum membeli listrik, air dan sumber daya. Bagaimanapun, bagi
manajer bangunan menhasilkan pengadaan
f. Pada kebanyakan contoh, manajer bangunan mengendalikan kontrak pembersihan
yang termasuk pengumpulan sisa dan pemuangan dan membayar rekening/daftar sisa
air. Biaya-biaya ini tercakup pada sewa yang dibayar oleh perusahaan, tetapi secara
umum tidak ditetapkan sebagai materi biaya yang terpisah.
g. Listrik, air, daur ulang kertas tercakup dalam suatu telaah jasa bangunan untuk
mengurangi jumlah pemasok pada setiap bagian. Sebagai tambahan, pemrosesan
faktur-faktur akan di outsourced yang akan berdampak pada sistem akuntansi yang ada.

17. Memahami Bagaimana Mengubah Sistem Akuntansi Manajemen.


Berdasarkan analisa tingkat tinggi, penting dikenali bahwa peluang kunci untuk mengubah
sistem akuntansi manajemen berhubungan dengan meningkatnya ketersediaan informasi
tentang biaya-biaya dan jumlah yang berhubungan dengan dampak lingkungan utama. Hal ini
akan membiarkan perusahaan untuk mengidentifikasikan peluang potensial untuk penghematan
biaya dan perbaikan-perbaikan dampak lingkungan. Ini dilaksanakan dengan usaha untuk
menggambarkan informasi dari sistem akuntansi dan setelah itu dialokasikan terhadap pusat
biaya.

Anda mungkin juga menyukai