Peramalan, akumulasi, dan pelaporan biaya lingkungan adalah bagian dari proses
pengurusan produk. Biaya “lingkungan” adalah kontigen, dikendalikan oleh kondisi masa depan,
dan menjadi bagian integral dari system akuntansi yang sadar lingkungan. Perencanaan strategis
difokuskan pada masa depan dalam jangka panjang. Perspektif ramalan terkait pembiayaan berisi
informasi yang dibutuhkan dalam proses pembuatan keputusan, dan juga sebuah sistem yang dapat
membantu manajemen dalam menemukan biaya lingkungan.
Teks akuntansi manajemen berisi topik tentang analisis risiko dan Teknik statistik untuk
tujuan peramalan. Keahlian akuntan dalam analisis statistik masih terbatas, sedangkan manajemen
tidak sepenuhnya memahami implikasi analisis risiko. Reibel (1994) berpendapat bahwa
keputusan adalah sumber sebnarnya dari biaya dan pendapatan, dan karena itu, biaya tetap dan
biaya variable berkaitan dengan keputusan, bukan aktivitas.
Dua area utama yang diberikan dari akuntansi lingkungan dan fakta bahwa akuntan dan
pakar lingkungan diperlukan untuk menggambarkan dan mengalokasikan biaya internal dan
ekternal, bukan hal yang mengejutkan untuk menemukan metode berbeda terkait akuntansi
lingkungan dalam literatur. Antara lain meliputi
Biaya overhead pabrik dalam Activiy Based Costing Systems memperoleh perlakuan
yang lebih seksama. Baiay ini bukan hanya terjadi, dikumpulkan, dialokasikan,
kemudia hanya untuk dibebankan kepada produk. Activity Based Costing Systems
memfokuskan akuntansi terhadap biaya overhead pabrik, untuk memungkinkan
manajemen melakukan pengelolaan berbagai kegiatan yang menggunakan biaya
overhead pabrik. Manajemen berdasarkan kegiatan merupakan teori konsumsi sumber
daya dengan aktivitas yang dipandang sebagai pemunvulan biaya seperti Activity Based
Costing, tetapi dengan analisa lebih lanjut memberikan manajemen pengertian
mendalam yang mengarah pada keseluruhan bisnis perusahaan. Pengertian utama dan
mendalam dipusatkan pada pandangan proses bisnis, pemahaman produk yang lebih
mendalam serta saluran dan profitabilitas pelanggan.
Istilah akuntansi lingkungan umumnya menggunakan kata-kata seperti penuh (full), total
(total), dan siklus hidup (life cycle). Istilah-istilah tersebut cenderung mmengutamakan
pendekatan tradisional dimana lingkup biaya melebihi biaya-biaya lingkungan. Bagian ini
menghasilkan contoh dari biaya lingkungan sebaik kerangka kerja yang telah digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengklasifikasi biaya-biaya lingkungan. Terdapat beberapa cara dalam
menggolong-golongkan suatu biaya. Sistem akuntansi secara khusus menggolongkan biaya
sebagai:
Biaya lingkungan dapat diklasifikasikan dalam setiap atau seluruh kategori-kategori dari
perusahaan-perusahaan berbeda. Contoh dari penggunaan biaya lingkungan konvensional:
a) Pertama adalah biaya lingkungan yang berasal dari awal (upstream) merupakan biaya
yang terjadi sebelum operasi dari proses, sistem atau fasilitas. Biaya-biaya yang
termasuk kedalamnya berhubungan dengan kedudukan, desain dari produk lingkungan
yang lebih baik atau proses, kualifikasi dari supplier, evaluasi alternatif peralatan
pengendalian polusi dan seterusnya.
b) Kedua adalah regulasi dan pengungkapan biaya-biaya lingkungan yang terjadi dalam
operasionak suatu proses, sistem atau fasilitas, karena beberapa perusahaan tradisional
mempunyai hubungan dengan biaya-biaya seperti overhead, mereka tidak akan
memberikan perhatian yang sesuai dari manajer dan analis pertanggungjawaban untuk
operasi setiap harinya serta keputusan bisnisnya.
c) Ketiga, ketika biaya awal dan biaya operasional sekarang barangkal digelapkan oleh
praktek akuntan manajemen, biaya lingkungan diakhir tidak dapat dimasuki oleh sistem
akuntansi manajemen secara keseluruhan.
d) Biaya yang tidak pasti yaitu biaya yang boleh atau tidak mungkin terjadi pada beberapa
hal dimasa yang akan datang.
e) Gambaran dan hubungan biaya, beberapa biaya lingkungan biasa disebut dengan
“biaya tidak terukur” atau “biaya terukur” karena biaya tersebut terjadi untuk
memengaruhi hubungan pandangan manajer, pelanggan, karyawan, masyarakat,
maupun regulator. Biaya ini juga diistilahkan dengan “gambaran perusahaan” dan
“hubungan biaya”. Kategori ini dapat memasukkan biaya pada laporan tahunan
linungan dan kegiatan hubungan masyarakat , biaya-biaya yang terjadi merupakan
biaya sukarela untuk kegiatan lingkungan serta biaya untuk pengenalan program. Biaya
ini merupakan biaya tidak “terukur” tetapi manfaat langsung yang dihasilkan sering
berasal dari gambaran biaya/perusahaan.
total
Kebisingan/getaran
Lainnya
Udara/Iklim
Limbah
Air Tanah
Radiasi
Limbah Air
Biodiversity/landscape
LINGKUNGAN
Biaya Lingkungan /
Kategori pembelanjaan
1. Perlakuan Limbah
dan Emisi
2. Pencegahan dan
Manajemen
Lingkungan
3. Nilai pembelian
Material dari
output non produk
4. Biaya prosesing
dari output non
produk
∑ Pembelanjaan
Lingkungan
5. Pendapatan
Lingkungan
Sumber: United Nations Divisions for Sustainainable Development, 2001.
Blok kedua diistilahkan pencegahan dan manajemen lingkungan dan ditambah biaya tenaga
kerja dan jasa eksternal untuk barang-barang rumah tangga seperti halnya “lingkungan” dan biaya
ekstra dari teknologi pembersih dan pembeliaan green (hijau), kalau berperngaruh nyata. Aktivitas
pencegahan sebenarnya tidak bisa dipisahkan terhadap manajemen lingkungan. Penelitian dan
pengembangan untuk proyek lingkungan menjadi bagian dari pencegahan polusi. Fokus utama dari
blok kedua adalah pada biaya tahunan untuk pencegahan dari limbah dan emisi tetapi tanpa
menghitung penghematan biaya. Hal ini meliputi tingginya biaya lingkungan sebagai pelengkap
ramah lingkungan dan operasi bahan-bahan, proses teknologi emisi yang rendah dan pengembangan
dari lingkungan produk yang dermawan.
Secara konvensional, tiga faktor produksi telah membedakan: bahan, modal (investasi, terkait
penyusutan tahunan dan biaya keuangan), dan tenaga kerja. Dua blok berikutnya
mempertimbangkan biaya dengan sisa bahan, modal dan tenaga kerja sehubungan dengan
ketidakeefesian produksi, limbah yang dihasilkan emisi.
Pada blok ketiga, nilai pembelian bahan limbah ditambahkan. Semua output non produk dinilai
dengan suatu saldo arus bahan. Bahan limbah dievaluasi dengan pembelian bahan mereka atau nilai
konsumsi material dalam kasus manajemen saham.
Akhirnya, biaya produksi dari output non produk ditambahkan dengan masing-masing biaya
produksi, meliputi jam tenaga kerja, penyusutan mesin dan operasi bahan dan biaya keuangan. Pada
ativity based costing dan arus akuntansi biaya dari arus dari sisa bahan lebih tepat ditentukan dan
dialokasikan terhadap pusat biaya.