Anda di halaman 1dari 25

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BERDASARKAN BIAYA
RELEVAN

Ch. 5
Dandang Setyawanti., S.E., M.Si., Ak. CA .
Pengambilan keputusan / decision making : memilih salah
satu diantara berbagai alternatif tindakan yang ada

Dengan informasi kuantitatif para pengambil keputusan


dapat:
1. Mengikuti proses yang logis di dalam memilih
berbagai alternatif
2. Mempertanggungjawabkan setiap langkah yang
diambil
3. Mengevakuasi hasil-hasil yang dicapai
Proses pengambilan keutusan meliputi 4 tahap :
1. Menentukan masalah dengan penekanan pada
tujuan yang hendak dicapai.
2. Mengidentifikasi berbagai alternatif
tindakan
3. Mendapatkan informasi yang relevan dan
menyingkirkan informasi yang tidak relevan.
4. Membuat keputusan.
Contoh keputusan-keputusan yang harus diambil
manajemen :
1. Menerima / menolak pesanan khusus
2. Menambah / memberhentikan departemen /
produk tertentu
3. Membeli suku cadang dari luar / membuatnya
sendiri
4. Memproses lebih lanjut suatu produk /
menjual langsung setelah titik pisah untuk
produksi bersama
Menerima / menolak pesanan khusus (special
order decision)
Pesanan khusus adalah pesanan di luar penjualan
normal, biasanya dengan harga yang lebih
rendah dari pada harga jual normal.

Harga jual yang diterima menurut analisis ini


hanya berlaku untuk jangka pendek, bukan
untuk kegiatan reguler perusahaan jangka
panjang.
Contoh :
Perusahaan Intan Berlian berkapasitas maksimal
10.000 unit produk. Selama ini perusahaan
hanya beroperasi pada kapasitas normal 8.000
unit. Perusahaan sedang mempertimbangkan
pesanan khusus sebanyak 1.500 unit dengan
harga jual Rp 14,- yang lebih rendah dari harga
jual normal Rp 20,-. Laporan Laba / Rugi
dengan format contribution margin untuk tahun
lalu adalah :
Penjualan (8.000 x @ Rp 20) ………………………………………..Rp 160.000
Biaya variabel (8.000 x @ Rp 11 *…………………………………. 88.000
---------------
CM ……………………………………………………………………………………. Rp 72.000
Biaya tetap :
overhead ……………………………………….Rp 34.000
Adm & penjualan ………………………… 20.000
-----------
Rp 54.000
---------------
LABA BERSIH ……………………………………………………………. Rp 18.000
--------------------------------------------------------------------------
• Biaya variabel terdiri atas : biaya bahan ……………………… Rp 4
tenaga kerja langsung …. Rp 4
overhead ………………………… Rp 2
administrasi penjualan .. Rp 1
• Analisis differensial dengan dan
tanpa pesanan khusus :
Keterangan Tanpa pesanan Dng pesanan Beda (3) =
khusus (1) khusus (2) (2) – (1)
Penjualan :
8.000 x Rp 20 160.000 160.000 0

1.500 x Rp 14 - 21.000 21.000


160.000 181.000 21.000
Biaya variabel :
8.000 x Rp 11 88.000 88.000 0
1.500 x Rp 11 - 16.500 16.500
CM 72.000 76.500 4.500
Biaya tetap :
overhead 34.000 34.000 0
Adm & penjln 20.000 20.000 0
54.000 54.000 0
LABA BERSIH 18.000 22.500 4.500
Pesanan khusus diterima karena
memberi CM positif. Selama harga jual
masih dapat menutup biaya variabel
maka menerima pesanan khusus adalah
keputusan yang sehat.

Jadi harga minimal yang dapat


diterima adalah sebesar biaya variabel.
Menambah / memberhentiken
departemen / produk
Pertimbangan-pertimbangan dalam
keputusan menambah / memberhentikan
produk adalah apakah produk di masa
yang akan datang akan memberi
peningkatan laba bersih perusahaan.

Contoh : Laporan Laba – Rugi perusahaan


dagang
Keterangan Dept. 1 Dept. 2 Dept. 3 Total
Penjualan 300.000 450.000 250.000 1.000.000

Biaya variabel 231.000 288.000 150.000 699.000

CM 69.000 162.000 100.000 331.000


Biaya tetap :
Gaji salesman 40.000 52.000 32.000 24.000
Iklan 24.000 36.000 20.000 80.000
Asuransi 900 1.350 750 3.000
PBB 1.500 2.250 1.250 5.000
Penyusustan 21.000 31.500 17.500 70.000
Rupa-rupa 600 900 500 2.000
Total 88.000 124.000 72.000 284.000
LABA BERSIH (19.000) 38.000 28.000 47.000
Analisis tidak hati-hati : karena 1 tidak
menguntungkan maka manajemen harus
menghentikan departemen 1 tersebut.
Rugi Rp 19.000 pada departemen 1 dapat
memberi kesan bahwa . tanpa
departemen 1, perusahaan secara
keseluruhan dapat memperoleh laba Rp
66.000, bukannya Rp 47.000
Tetapi apakah analisis seperti itu
benar ???
Keterangan Total Tanpa D-1 Selisih

Penjualan 1.000.000 700.000 300.000


Biaya variabel 669.000 438.000 231.000
CM 331.000 262.000 69.000
Biaya tetap:

Gaji salesman 124.000 84.000 40.000


(terhindarkan)
Tidak terhindarkan 160.000 160.000 0
(284.000-124.000)
Biaya tetap total 284.000 244.000 40.000
LABA BERSIH 47.000 18.000 29.000
MEMBELI / MEMBUAT
Masalahnya pada 2 pilihan, disatu pihak
perusahaan mampu memproduksi sendiri
seluruh suku cadangnya, sementara dilain
pihak ada satu / lebih suku cadang yang
tersedia di pasar.

Analisis differensial dapat digunakan


untuk memecahkan masalah ini.
CONTOH : PERUSAHAAN SELAMA INI
MEMPRODUKSI SENDIRI SUKU CADANG A
SEBANYAK 100 UNIT DENGAN BIAYA SBB:

Per unit (Rp) Total (Rp)


Biaya bahan 1.000 100.000
Tenaga kerja 4.000 400.000
langsung
Overhead – var 2.000 200.000
Overhead – tetap 3.000 300.000

Total 10.000 1.000.000


Ada pemasok menawarkan komponen tersebut
dengan harga Rp 8.000 per unit. Diperkirakan
biaya pemesanan, penerimaan dan pemeriksaan
tiap unit Rp 1.000. Apakah perusahaan akan
tetap memproduksi sendiri komponen tersebut
atau akan membeli dari pemasok dengan cost
Rp 9.000 ?
Sepintas kelihatan perusahaan lebih baik
membeli dari luar. Akan tetapi apakah
benar ???
Jika digunakan analisis difrerensial, maka:
Per unit Total 100 unit

Buat Beli Buat Beli

Biaya bahan 1.000 - 100.000 -


Tenaga kerja 4.000 - 400.000 -
langs
Overhead-var 2.000 - 200.000 -
Membeli - 9.000 - 900.000
Total biaya 7.000 9.000 700.000 900.000
relevan
MEMPROSES LEBIH LANJUT SETELAH
SPLIT OFF POINT ATAU LANGSUNG
MENJUAL
Beberapa produk dihasilkan secara bersama-
sama dari bahan baku yang sama / dari satu
proses produksi yang sama  akuntan
menyebut produk ini sebagai joint products/co
products.
Saat dapat dipisahkan produk itu dari proses
produksi disebut SPLIT-OFF POINT
Biaya produksi untuk produk-produk sebelum
titik pemisahan adalah JOINT COST /
COMMON COST
Contoh:

Perusahaan INTAN PERMATA memproduksi


joint products X & Y. Produksi per tahun, X=
10.000 unit dan Y= 6.000 unit dengan joint cost
Rp 104.000. Produk X dapat dijual dengan
harga Rp 10 per unit & Y Rp 16 per unit pada
split off point.produk X dapat diproses lebih
lanjut dengan tambahan biaya Rp 20.000 dan
dapat dijual dengan harga Rp 20 per unit.
Adapun produk Y dapat diproses lebih lanjut
dengan tambahan biaya Rp 2000menjadi
produk A dan B.Pengolahan tambahan ini
menghasilkan produk A = 4.000 unit dengan
harga jual Rp 12 per unit dan B = 2.000 unit
dengan harga jual Rp 20 per unit
Analisis terhadap produk X
Harga per unit pada titik pisah Rp 10 dn setelah
diproses lebih lanjut Rp 20. Jadi ada tambahan
harga jual per unit yaitu Rp 10.
Tambahan biaya produksi per unit = Rp
20.000/10.000 unit = Rp 2
Jadi tambahan laba adalah Rp 10 – Rp 2 = Rp 8
per unit
Karena tambahan laba adalah positif, maka
keputusan yang diambil adalah memproses lebih
lanjut produk X
Analisis terhadap produk Y
Produk Y diproses lebih lanjut menjadi produk A
& B. A dan B adalah joint products, sehingga
tidak dapat dipisahkan prosesnya secara
individual. Oleh karena itu, maka analisis
differensial yang dilakukan adalah melihat
pendapatan tambahan total A & B dan biaya
tambahan total. Differensial cost untuk
memproses lebih lanjut produk Y menjadi
produk A & B adalah Rp 2.000. Differensial
Revenue produk Y adalah sebagai berikut:
Harga jual produk Y – 6.000 × Rp 16 …………Rp 96.000
Harga jual produk Y seelah menjadi produk A dan B
A = 4.000 x Rp 12 = Rp 48.000
B = 2.000 x Rp 20 = Rp 40.000
---------------

Rp 88.000
Defferensial revenue …………………… ( Rp 8.000)
DENGAN ANALISIS TERSEBUT, MAKA KEPUTUSAN
YANG BAIK ADALAH MENJUAL PRODUK Y
SETELAH SPLIT-OFF POINT.

Jenis Differensial
produk
Revenue (A) Cost Profit (loss)
(B) (C) = (A)–(B)

Produk X 10.000 x (Rp 20-Rp 10)= 20.000 80.000


100.000

Produk Y ( 8.000) 2.000 (10.000)


Selamat Belajar ……………..

Anda mungkin juga menyukai