Kelompok 1
Dwi Widayanto
Agus Prasetyo BS
Martatia Angela
Dalam dunia bisnis, satu dan lain hal umumnya memiliki
hubungan antara satu sama lain. Salah satunya adalah aset dan
liabilitas yang memiliki keterkaitan yang tinggi terhadap
kelancaran berjalannya sebuah bisnis. Untuk melakukan
kegiatan bisnis, sebuah perusahaan tentunya akan
membutuhkan aset, sedangkan liabilitas adalah risiko yang
sebaiknya diambil seorang pemilik usaha untuk
mengembangkan usahanya.
Aset termasuk sumber daya keuangan yang memiliki manfaat ekonomi di masa depan. Sementara
liabilitas adalah hal yang wajib dilunasi dalam waktu dekat.
Nilai aset setiap tahun mengalami depresiasi atau penurunan, sedangkan liabilitas nilainya tidak akan
berkurang dan bisa bertambah karena suku bunga.
Pada neraca keuangan, aset berada di bagian kanan, dan liabilitas berada di sisi kiri
Perbedaan antara Liabilitas dan Beban
Liabilitas dan beban sering diklasifikasikan sebagai hal yang sama, sedangkan keduanya sebenarnya
berbeda. Liabilitas umumnya berbentuk utang yang digunakan oleh sebuah bisnis untuk memperoleh
aset untuk kebutuhan operasional.
Contoh, jika sebuah perusahaan membeli alat produksi untuk digunakan dalam membuat produk dan
pembayaran dilakukan dengan pinjaman, maka kegiatan pembelian tersebut termasuk dalam liabilitas.
Sedangkan beban merupakan pembayaran yang sedang berjalan untuk suatu hal yang tidak bernilai
nyata dan digunakan untuk memperoleh pendapatan.
Salah satu contohnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk memasang iklan untuk menarik pelanggan.
Selain itu, beban dan liabilitas tercantum di tempat yang berbeda pada laporan keuangan dimana
liabilitas ditulis di neraca keuangan dan beban muncul di laporan laba rugi.
Karakteristik Liabilitas
Seperti yang diketahui sebelumnya, liabilitas adalah sesuatu yang wajib
dibayar oleh pemilik perusahaan dan memiliki perbedaan dengan beban.
Untuk semakin memisahkan diri dengan beban, liabilitas mempunyai
beberapa karakteristik khas, yaitu sebagai berikut:
Semua jenis pinjaman digunakan untuk meningkatkan pendapatan pribadi atau
usaha dan wajib dibayarkan dalam waktu yang ditentukan
Merupakan suatu peristiwa atau transaksi yang sudah terjadi dan mewajibkan
entitas untuk tidak membuat kebijakan untuk menghindari penyelesaian.
Harus diselesaikan dengan menggunakan layanan, aset, atau transfer pada
tanggal yang ditentukan atau sesuai permintaan.
Jenis-Jenis Liabilitas
Secara garis besar, ada dua jenis liabilitas, yaitu liabilitas jangka panjang dan liabilitas jangka pendek.
Penjelasan lengkap tentang keduanya adalah sebagai berikut.
Liabilitas Jangka Panjang (Long Term Liabilities)
Liabilitas jangka panjang merupakan kewajiban yang harus dibayarkan perusahaan dengan tempo lama, yaitu
dalam satu siklus laporan keuangan perusahaan.
Liabilitas ini dapat disebut juga sebagai utang tidak lancar, karena perusahaan tidak dapat membayarkan kewajiban
ini kurang dari periode satu tahun.
Contoh liabilitas jangka panjang misalnya utang bank, utang hipotik, utang obligasi, kredit noveltasi, utang
subduersi, utang pemegang saham, dan utang sewa.
Liabilitas Jangka Pendek (Current Liabilities)
Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban perusahaan yang pembayarannya kurang dari setahun, misalnya per
bulan, per kuartal, atau per semester.
Istilah lain untuk menyebut liabilitas ini adalah utang lancar, karena perusahaan perlu membayarkannya beberapa
kali dalam satu tahun.
Contoh liabilitas jangka pendek antara lain kredit rekening koran, tagihan listrik, tagihan air, cicilan mesin, dan
pajak penghasilan (PPh).
PSAK 1 ( Revisi 2009) menjelaskan klasifikasi liabilitas jangka pendek jika
memenuhi kriteria:
Jenis Liabilitas
Utang dagang (account receivable/trade receivable). Utang yang timbul ketika entitas melakukan pembelian secara tunai.
Utang bank jangka pendek. Utang yang diperoleh dari bank dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang.
Wesel bayar. Kontrak yang menyatakan bahwa 1 pihak akan melakukan pembayaran sejumlah tertentu kepada pihak lain di masa mendatang.
Beban yang masih harus dibayar. Beban yang telah terjadi namun sampai tanggal pelaporan belum dibayarkan.
Pendapatan diterima di muka. Pendapatan yang telah diterima secara tunai namun pendapatannya belum diperoleh.
Utang terkait gaji karyawan. Beban gaji yang telah terjadi namun belum dibayarkan.
Uang muka pelanggan (deposit). Uang yang dibayarkan pelanggan sebagai deposit dan akan diberikan kembali kepada pelanggan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.
Liabilitas Lancar
Liabilitas lancar atau hutang jangka pendek adalah jenis hutang yang wajib dibayar
dalam tempo waktu yang singkat (dibawah satu tahun) dan bersifat tidak
mendesak untuk bisnis. Berikut adalah beberapa contoh liabilitas lancar:
Hutang dagang: Hutang yang berasal dari membeli barang atau jasa dari pihak eksternal
dan dapat digunakan untuk menjual kembali atau untuk membantu kelancaran kegiatan
bisnis perusahaan
Hutang wesel: jenis hutang ini berbentuk uang tunai kepada pihak yang terlibat
berdasarkan perjanjian hitam diatas putih yang digunakan sebagai bukti, dan tidak
menggunakan jaminan.
Hutang Biaya: mencakupi hutang dari biaya-biaya yang belum selesai pembayarannya
namun sudah merasakan manfaatnya setelah digunakan dalam satu periode.
Liabilitas Jangka Pendek
Klasifikasi liabilitas lancar, jika:
• mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya;
• memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
• liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah
periode pelaporan; atau
• tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama
sekurangkurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai liabilitas
jangka panjang.
UTANG BERBUNGA DALAM JANGKA PENDEK.
Utang Bank
Utang bank akan diakui nilai kontraknya dikurangi dengan provisi biaya transaksi
dari penarikan uang tersebut.Utang bank jangka pendek adalah utang suatu entitas
kepada bank dengan jangka waktu 1 tahun atau kurang.Misalnya : entitas untuk
menghadapi penjualan di tahun ajaran baru memerlukan tambahan persediaan,untuk itu
diperlukan tambahan modal kerja selama 3-5 bulan.
Contoh Perhitungannya Utang Bank Jangka Pendek.
PT BUMI pada tanggal 1 September 2015 menarik utang dari Bank NISP sebesar
Rp.750.000.000 dengan bunga 16% untuk jangka waktu 180 hari.Buatlah Jurnal atas
transaksi di atas!
Jawab:
-Menentukan Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 1 September 2015
1/9-2015 Cash Rp 750.000.000 -
Bank Paybale - Rp 750.000.000
Menentukan Jurnal Penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2015 atas bunga yang terutang dan belum
dibayarkan.
Bunga= Rp 750.000.000 * 16% * 120/360 = Rp 40.000.000
Praktik yang sering terjadi adalah charges atau biaya administrasi dibebankan sebagai pengurang utang
yang diterima atau sering disebut sebagai provisi.Kapitalisasi provisi dan biaya administrasi yang ditanggung oleh
bank juga berlaku pada SAK ETAP. Provisi dan biaya transaksi tersebut akan diamortisasi dengan metode garis
lurus selama jangka waktu kredit dan akan diakui menambah beban bunga.
Utang bank jangka pendek dalam bentuk line of credit merupakan plafon kredit modal kerja yang dapat
ditarik oleh entitas sesuai dengan kebutuhan dan dikembalikan jika entitas telah memiliki dana untuk
membayarnya.Bunga dan utang diperhitungkan dari utang telah ditarik bukan jumlah plafon kredit yang diberikan.
Dalam praktik di beberapa entitas,ketentuan kapitalisasi biaya transaksi,perhitungan kembali bunga dengan
meggunakan tingkat bunga efektif untuk liabilitas jangka pendek sering diabaikan.Hal ini karena menganggap
beban tersebut relatif kecil sehingga tidak materil nilainya,sehingga informasi tersebut tidak relevan bagi
pengambil keputusan.
Namun untuk liabilitas jangka pendek dengan jumlah material dan dampak bunga material,perlu
dipertimbangkan untuk memperhitungkan kapitalisasi biaya transaksi.PSAK 55 (Revisi 2013) secara spesifik
mengharuskan entitas untuk melakukan pencatatan biaya transaksi secara spesifik ke masing-masing pokok
utangnya.
Wesel Bayar
Wesel bayar atau sering disebut sebagai notes atau promissory notes.Wesel bayar
merupakan janji dari pihak penarik wesel untuk membayarkan sejumlah nilai tertentu di
masa mendatang.Wesel bayar biasanya berbunga,jika tidak berbunga maka wesel akan
dijual dengan diskon.Nilai diskon mencerminkan bunga dibayar di muka.
Dokumen transaksi wesel adalah surat wesel atau promissory notes,sedangkan bukti
transaksi utang bank adalah dokumen kredit bank.Jika dalam penerbitan wesel
bayar,pihak penerbit mengeluarkan biaya transaksi maka biaya transaksi tersebut akan
diperhitungkan menambah biaya bunga sehingga bunga efektif wesel akan menurun.
Liabilitas Jangka Panjang yang Akan Jatuh Tempo pada Periode Berikutnya
Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode
pelaporan,diklasifikasikan dalam jangka pendek meskipun :
1. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari 12 bulan
2. Perjanjian untuk pembiayaan kembali,atau pendjadwalan kembali pembayaran,atas dasar jangka panjang telah
diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan untuk tidak
mensyaratkan pembayaran sebagai konsekuensi atas pelanggaran tersebut.
Entitas mengklasifikasi liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek karena pada akhir periode pelaporan
entitas tidak memiliki hak untuk menunda penyelesaian liabilitas tersebut dalam jangka waktu sekurang-
kurangnya 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
Perubahan perjanjian kredit dapat terjadi juga untuk liabilitas jangka pendek.Utang bank jangka pendek misalnya
dapat saja dilakukan pendanaan kembali (refinancing) dengan menggunakan utang bank jangka panjang.
Jika entitas melakukan usaha untuk memperpanjang liabilititas jangka panjang yang akan jatuh tempo atau
melakukan pendanaan liabilitas jangka pendek menjadi liabilitas jangka panjang,namun dilakukan antara akhir
periode pelaporan dan tanggal penyelesaian pelaporan keuangan,maka peristiwa tersebut diungkapkan dengan
peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian (non-adjusting events) sesuai dengan PSAK 8 ( Revisi 2009)
Peristiwa Setelah Periode Pelaporan antara lain :
3. Pembiayaan kembali berbasis jangka panjang
4. Perbaikan pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang
5. Pemberian tenggang waktu pembayaran oleh pemberi pinjaman untuk memperbaiki pelanggaran perjanjian
pinjaman jangka panjang yang berakhir sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.
LIABILITAS JANGKA PENDEK TERKAIT DENGAN KEGIATAN OPERASI
ENTITAS.
Liabilitas jangka pendek terkait kegiatan operasi timbul karena konsekuensi kegiatan
operasi entitias. Utang ini muncul karena entitas menangguhkan pembayaran kepada pihak
lain. Penundaan pembayaran ini dapat dilakukan sampai dengan tanggal jatuh tempo yang
telah disepakati ,misalnya untuk utang dagang.utang dibayar pada saat jatuh tempo, pajak
yang dibayarkan pada saat tanggal jatuh tempo,tagihan kepada pihak lain dibayar sesuai
tanggal jatuh tempo.
Penggunaan utang operasi menguntungkan bagi entitas karena entitas dapat menggunakan
dana pembayaran tersebut untuk aktivitas yang lain sebelum digunakan ,sebagai contoh
sebuah supermarket yang melakukan penjualan secara tunia atau menerima kredit
pembayaran dengan kartu kredit (credit card) yang akan dibayar 3 hari setelah transaksi.
Persediaan dibeli dari pemasok dengan kredit 1 bulan atau dengan barang-barang konsinyasi
yang baru akan dibayar 2 bulan setelah penjualan. Listrik,air,jgaji dibayarkan diakhir bulan.
Hakikatnya entitas tidak memerlukan modal kerja karena entitas menerima kas terlebih
dahulu sebelum melakukan pembayaran untuk akitvitas operasionalnya.
Utang Usaha
Utang usaha adalah utang terkait dengan kegiatan utama entitas. Untuk entitas yang
bergerak dibidang perdagangan,utang usaha disebut sebagai utang dagang. Uatang dagang timbul
saat entitas melakukan pembelian kepada pemasok secara kredit. Pembelian secara tunai dilakukan
jika pemasok tidak membolehkan membeli secara kredit atau membeli secara tunai dimana secara
eknomis lkebih murah dibandingkan membeli secara kredit. Pembelian kredit sering dituliskan
dalam term : 2/10, n/60 FOB Shipping Point artinya pembelian akan diberikan diskon 2% jika
dilunasi sampai dengan 10 hari, utang jatuh tempo dalam waktu 60 hari dan titik pengakuan
digudang penjual.
Untuk pembelian dengan syarat pembelian FOB Shipping Point ( franko gudang penjual)
maka titik pengakuan pembelian gudang penjual. FOB Destination Point(( franko gudang
pembeli ) titik pengakuan digudang pembeli, utang diakui saat barang telah diterima oleh pembeli,
selama dalam perjalanan barang ini merupakan barang pembeli. Resiko dalam penjalanan akan
menjadi pihak pembeli atau penjual tergantung persyaratan jual belinya, jika imbalan hasil diskon
lebih besar dibandingkan dengan imbalan hasil investasi maka entitas harsnya mengambil diskon
ini.
Beban Yang Masih Harus Dibayar
Entitas belum membayar beban tersebut karena kesepakatan kontrak menyatakan pembayaran
tidak dilakukan pada saat beban terjadi atau karena keterlambatan waktu penagihan. Beban yang
masih harus dibayar yang sering muncul dilaporan posisi keuangan antara lain.
1. Beban gaji.Karyawan telah berhak atau gaji karena sudah bekerja namun tidak belum
dibayarkan oleh perusahaan
2. Bunga yang masih harus dibayar/utang bunga. Bunga sudah menjadi beban dengan berlalunya
waktu namun baru dibayarkan sesuai dengan tanggal dalam perjanjian kredit
3. Beban operasi yang masih harus dibayar. Beban atas jasa pihak lain kepada perusahaan atas
kegiatan operasinya, namun belum dibayarkan oleh perusahaan.
Pendapatan Diterima dimuka
Pada saat kas diterima dari pelanggan, entitas akan mencatat pendapatan
diterima dimuka. Jika pekerjaan telag diselesaikan atau barang telah dikirimkan,
pendapatan diterima dimuka tersebut akan didebit dan diakui sebagai pendapatan
(kredit)
Utang Terkait Imbalan Kerja.
Imbalan kerja diberikan dalam bentuk gaji, tunjangan, bonus, pension, dan lainnya, untuk mengelola pembayaran
gaji, entitas biasanya memilki sistem gaji (payroll system) yang dapat menghitung gaji untuk tiap karyawan, potongan
untuk tiap invidu. Gaji menurut UU Pajak Penghasilan merupakan penghasilan bagi pihak yang menerima gaji dan
entitas yang .membayarkan harus memotong pajak saat pembayaran gaji dilakukan. Pajak yang dipotong oleh badan
atas gaji dan penghasilan lain yang diterima oleh pekerja disebut PPh Pasal 21. Gaji perbulan tersebut disetahunkan,
kemudian dikalikan dengan tariff yang berlaku (PPh Pasal 17 untuk wajib pajak pribadi ) untuk mendapatkan pajak
setahun
Karyawan biasanya diberikan asuransi kecelakaan kerja,asuransi kesehatan, jaminan hari tua. UU tenaga
kerja memberikan perlindangan kepada karyawan, sehingga entitas yang memperkerjakan karyawan harus
memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan karyawan. Pensiun merupakan gaji yang dibayarkan tertunda kepada
karyawan yaitu saat karyawan memasuki masa pensiun dan tidak lagi bekerja. Pensiun akan diakui sebagai beban pada
saat karyawan bekerja biasanya diakui bersamaan dengan pengakuan gaji. Untuk karyawan yang beragaam islam,
beberapa entitas bekerja sama dengan lembaga zakat. Atas gaji karyawan entitas memotong zakat atas gaji karyawan
dan menyetorkannya ke lembaga zakat.
Utang Pajak Pihak Ketiga.
Pajak yang dipotong di antaranya adalah PPh 21 atas gaji yang diterima pekerja.PPh 26 atas penghasilan yang
diterima wajib pajak luar negeri,PPh 23 atas jasa,sewa,bunga royalti.Jika pembayaran pajak tidak dilakukan
bersamaan dengan pembayaran kepada pihak ketiga maka akan timbul utang pajak penghasilan.
Utang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai yang diciptakan oleh perusahaan.PPN
sebenarnya ditanggung oleh konsumen sebagai pemakai barang atau jasa,namun pengusaha kena pajak atau entitas
yang bertugas melakukan pemungutan pajak.
PPN tidak mempengaruhi nilai penjualan atau persediaan (pembelian) kecuali PPN yang tidak dapat
dikreditkan.Hal ini sesuai dengan PSAK 14 (Revisi 2010) Persediaan dan PSAK 16 (Revisi 2011) Aset Tetap yang
menyatakan bahwa pajak yang dapat dikreditkan tidak boleh menambah harga perolehan persediaan dan aset tetap.
Utang PPN akan dibayarkan paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya.Jika PPN masukan lebih besar,maka
kelebihan pembayaran PPN ini akan dikompensasi pada pembayaran pajak periode berikutnya atau dimintakan
restitusi.Sebelum restitusi diberikan,pihak raja akan melakukan pemeriksaan.
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) adalah pajak yang dikenakan atas penjualan barang
mewah.PPnBM tidak dapat dikreditkan.Bagi produsen barang mewah,PPnBM yang dikenakan harus disetorkan ke
kas negara.Bagi importir barang mewah,PPnBM dibayarkan ke kas negara bersamaan dengan pembayaran pajak
impor dan bea masuk.
PROVISI DAN KONTINJENSI
Defenisi
Dalam akuntansi,kontinjensi dapat muncul sebagai liabilitas kontinjensi atau aset kontinjensi.Aset kontinjensi jika potensi
terjadinya tinggi dan nilainya dapat diestimasi dengan andal,hanya boleh diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.PSAK 57 (Revisi 2009) mengatur penyajian dan pengungkapan untuk provisi dan kontinjensi.
Dalam PSAK 57 (Revisi 2004),provisi disebut sebagai kewajiban diestimasi.Provisi bentuk kontinjensi yang disajikan
dalam laporan keuangan (on balance sheet),sedangkan liabilitas kontinjensi hanya diungkapkan dalam laporan keuangan.
Untuk itu PSAK 57 (Revisi 2009) mengharuskan entitas melakukan review atas liabilitas kontinjensi,apakah kemungkinan
besar dapat diukur dengan andal sehingga berubah menjadi provisi atau liabilitas kini lainnya atau sebaliknya.
Pengakuan dan Pengukuran.
Provisi diakui jika memenuhi tiga syarat,yaitu :
• Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum,konstruktif) sebagai akibat peristiwa
masa lalu.
• Kemungkinan besar (probable) penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar
sumber daya.
• Estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas nilainya dapat diukur dengan andal dapat dibuat
Litigasi hukum merupakan tuntutan perkara terkait suatu entitas yang sedang berjalan proses
hukumnya. Kasus hukum entitas dapat berakibat timbulnya liabilitas yang harus diselsaikan oleh
sebuah entitas. Ada tidaknya liabilitas yang diakui dipengaruhi oleh kasusnya dan estimasi atau
potensi munculnya liabilitas.Suatu kasus dapat saja mengidentifikasikan suatu entitas kalah dan
memiliki liabiltas dimasa mendatang. Namun jika proses pengadilan menetapkan sebaliknya,
potensi kerugian tersebut menjadi tidak ada sehingga tidak perlu pengakuan utang.
Liabilitas Kontinjensi
Entitas tidak diperkenankan mengakui liabilitas kontinjensi, artinya liabilitas kontinjensi tidak pernah
diakui dalam laporan posisi keuangan. Keberadaannya hanya perlu diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan, kecuali jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil, maka liabilitas kontinjensi
tidak perlu diungkapkan.
Entitas tidak dipernankan mengakui aset kontijensi. Aset kontinjensi timbul dari peristiwa tidak terencana
yang menimbulkan kemungkinan arus masuk manfaat ekonomis bagi entitas misalnya kemungkinan
klaim yang diperoleh karena proses hukum. Pengakuan aset kontinjensi tidak diperkenankan, agar tidak
menimbulkan pengakuan penghasilan yang tidak pernah diralisasi. Jika sudah dapat dipastikan akan
langsung diakui sebagai aset. Aset kontinjensi diungkapkan jika terdapat kemungkinan besar arus
ekonomi akan diperoleh. Seperti halnya liabilitas kontinjensi, aset kontinjensi juga dikaji ulang terus-
menerus untuk memastikan kemungkinan terjadinya menjadi lebih pasti atau menjadi tidak mungkin
terjadi.
Penyajian
Pengungkapan
Entitas melakukan analisis liabilitas jangka panjang dengan melihat kemampuannya untuk membayar utang yang
akan jatuh tempo. Rasio yang digunakan adalah rasio lancer( current ratio), rasio kas ( cash ratio) atau rasio cepat
(quick ratio). Semakin besar jumlah utang lancer akan memperbesar risiko perusahaan untuk kesulitan membayar
utangnya.
Jenis liabilitas terakhir adalah liabilitas kontinjensi yang merupakan utang luar
biasa di masa depan dan hanya terjadi pada beberapa pemilik usaha dan pada
kondisi tertentu saja. Beberapa contoh liabilitas kontinjensi adalah:
Gugatan
Garansi Produk: merupakan janji dari penjual kepada pembeli untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan baik dari segi kualitas, kuantitas, atau performa dari sebuah
produk.
Cara Analisis Liabilitas
Liabilitas dengan segala aspek yang mencakupinya dapat dipergunakan untuk menganalisis suatu
perusahaan. Pencatatan dan perhitungan liabilitas yang mendetail dapat membuat perusahaan
mengetahui jumlah kewajiban yang sebenarnya mereka miliki. Terdapat dua cara yang dapat
dilakukan untuk mengetahui hal tersebut. Perhatikan cara analisis liabilitas dibawah ini.
Melakukan analisis liabilitas dengan rasio utang terhadap aset membutuhkan aset yang cukup untuk
membayar hutang secara tuntas. Dengan cara analisis ini, Anda cukup menghitung persentase total
hutang jangka pendek maupun jangka panjang dengan total aset yang dimiliki perusahaan Anda.
Perlu diingat bahwa jika Anda menggunakan cara ini, rasio utang harus berada dibawah 50%. Jika
rasio utang Anda diatas angka tersebut, maka Anda harus mengurangi hutang Anda.
Rasio Utang Terhadap Ekuitas
Anda harus melakukan perhitungan terhadap liabilitas jangka panjang dan jangka
pendek dengan ekuitas perusahaan Anda saat menggunakan analisis rasio utang
terhadap ekuitas. Jika ditemukan bahwa rasio utang terhadap ekuitas perusahaan Anda
diatas 40-50%, maka hutang perusahaan Anda harus dikurangi.
Contoh Liabilitas
Agar Anda mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai liabilitas, dibawah ini GreatDay HR akan
memberikan contoh kasus tentang liabilitas di dalam perusahaan.
Agus adalah pegawai PT Maju Kena Mundur Kena. Pada bulan April 2021, dia menerima gaji sebesar
Rp7.000.000, tunjangan anak Rp800.000, dan tunjangan transportasi Rp1.500.000. Selain itu, Untuk
menunjang kesejahteraan Donny, PT Maju Kena Mundur Kena juga membayarkan asuransi kecelakaan
sebesar Rp250.000, kematian Rp100.000, dan tunjangan hari tua Rp300.000. Jadi, gaji kotor yang diterima
oleh Agus adalah sebesar Rp9.950.000.
Gaji Agus kemudian dipotong sebesar Rp400.000 untuk dana pensiun, Rp200.000 untuk zakat, Rp2.500.000
untuk angsuran rumah ke Bank ABG, dan Rp425.000 PPh 21. Dengan demikian, gaji nett yang diterima oleh
Agus pada bulan April 2021 adalah sebesar Rp6.425.000.
Dengan demikian, kewajiban yang harus diberikan kepada Agus dan berlaku selama ia masih bekerja di PT
Maju Kena Mundur Kena adalah sebesar Rp9.950.000.
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Karakteristik Liabilitas
Defenisi
Dalam laporan keuangan posisi keuangan(neraca) yang diklasifikasikan(classified statement of financial position),
liabilitas dibedakan menjadi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang
Liabilitas Jangka Pendek Versus Jangka Panjang
Menurut PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan, suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai
liabilitas jangka pendek jika :
1. Entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya
2. Entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan
3. Liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan
atau
4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua
belas bulan setelah periode palaporan
Defenisi liabilitas keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2014) instrument Keuangan Penyajian adalah setiap
liabilitas yang berupa :
1. Kewajiban Kontraktual
a. Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain atau
b. Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitias lain dengan kondisi yang
berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut
2. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrument ekuitas yang diterbitkan entitas
dan merupakan suatu ;
a. Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima suatu jumlah yang bervariasi
dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas atau
b. Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset
keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrument ekuitas yang diterbitkan entitas.
Liabilitas Tidak Lancar
Berbeda dengan liabilitas lancar, liabilitas tidak lancar yang juga disebut dengan liabilitas jangka panjang
adalah utang yang jangka waktu pelunasannya diatas satu tahun. Pada umumnya, liabilitas tidak lancar
ini hanya diambil jika sebuah usaha ingin melakukan ekspansi atau membuat usaha baru. Terdapat
beberapa contoh liabilitas tidak lancar, yaitu sebagai berikut:
Hutang Obligasi: jenis hutang ini memiliki waktu jatuh tempo lebih dari satu tahun dan umumnya diterbitkan
oleh perusahaan untuk digunakan sebagai sumber biaya proyek
Liabilitas pensiun: Kewajiban di masa depan yang berhubungan dengan program pensiun
Liabilitas pajak tangguhan jangka panjang: jenis liabilitas ini muncul pada saat pajak penghasilan perusahaan
melampaui utang pajak dan dibayarkan pada periode selanjutnya.
Liabilitas Keuangan versus Instrumen Ekuitas
PSAK 50 (Revisi 2014) juga menjelaskan prinsip untuk membedakan antara liabilitas keuangan dan intrumen
ekuitas. Defenisi instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas
setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Untuk menentukan apakah intrumen keuangan merupakan
liabilitas keuangan atas instrumen ekuitas, maka instrument tersebut merupakan instrumen ekuitas jika, dan hanya
jika, kedua kondisi berikut terpenuhi.
1. Insturmen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual :
a. Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain atau
b. Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang
berpotensi tidak menguntungkan penerbit.
2. Jika intrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrument ekuitas yang diterbitkan
entitas, instrumen tesebut merupakan:
a. Nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk menyerahkan suatu
jumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas atau
b. Derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan
lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, instrumen
ekuits yang diterbitkan entitas tidak termasuk puttable instruments dan kewajiban yang timbul pada saat
likuidasi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas atau instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima
atau menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas di masa yang akan datang.
PENGAKUAN AWAL DAN PENGUKURAN
Terdapat 2 (dua) klasifikasi liabilitas keuangan yaitu :
1. Liabilitas yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi
2. Liabilitas lainnya
Liabilitas diukur menggunakan nilai wajar pada saat pengakuan awalnya. Liabilitas yang diakui pada nilai wajar melalui
laba rugi merupakan liabilitas jangka pendek sedangkan liabilitas lainnya dapat merupakan liabilitas jangka pendek atau
liabilitas jangka panjang. Untuk menghitung nilai kini digunakan tingkat suku bunga pasar (market interest rate/effective
interest rate) sedangkan untuk mrnghitung bunga digunakan tingkat bunga kupon (coupon rate/stated interest rate).
PENERBITAN OBLIGASI
Harga wajar liabilitas (harga jual) dapat berbeda dari nilai nominalnya. Apabila harga jual lebih tinggi dari
nilai nominal maka liabilitas dijual dengan harga premium sedangkan apabila harga jual lebih rendah
dari nominal maka dijual dengan diskon. Perbedaan tersebut timbul apabila tingkat suku bunga efektif
berbeda dengan tingkat suku bunga kupon.
Tingkat suku bunga efektif < Tingkat bunga kupon Liabilitas dijual pada harga premium
Tingkat suku bunga efektif = Tingkat bunga kupon Liabilitas dijual pada harga nominal
Tingkat suku bunga efektif > Tingkat bunga kupon Liabilitas dijual pada harga diskon
PENERBITAN WESEL BAYAR
Perlakuan akuntansi untuk utang obligasi dan wesel bayar relatif sama yaitu wesel bayar dinilai sebesar nilai kini dari
arus kas pembayaran di masa depan (baik pokok maupun bunga)
Penerbit Secara Tunai
Tingkat bunga yang akan digunakan untuk perhitungan amortisasi adalah tingkat bunga yang menyebabkan nilai kini
dari pembayaran kas di masa depan sama dengan kas yang diterima saat ini.
Contoh:
► Utang Obligasi ► Kewajiban pensiun
► Wesel bayar ► Kewajiban leasing
► Utang hipotek
Utang jangka panjang memiliki
perjanjian dan pembatasan
Penilaian Utang Obligasi
Suku Bunga
Suku nominal/kupon/tercatat = Suku bunga yang tertulis di
dalam kontrak/perjanjian obligasi.
Emiten menetapkan suku nominal.
Dinyatakan sebagai persentase nilai nominal obligasi (par).
54
Pengungkapan
PSAK 60 Instrumen keuangan: pengungkapan mengatur dengan rinci persyaratan pengungkapan untuk instrumen
keuangan. Beberapa persyaratan pengungkapan yang terkait dengan liabilitas jangka panjang adalah :
1. Menyediakan informasi yang cukup untuk memungkinkan rekonsiliasi terhadap setiap bris pos liabilitas
jangka panjang yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.
2. Nilai tercatat liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi
3. Mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan
4. Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan jangka panjang menunjukkan sisa jatuh tempo
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN