Secara umum, liabilitas adalah kewajiban satu pihak kepada pihak lain yang belum
terbayarkan. Dalam akuntansi, liabilitas finansial pun bersifat kewajiban, tetapi ditentukan
oleh transaksi bisnis sebelumnya.
Sebut saja, terdapat transaksi, penjualan, pertukaran aset, atau aktivitas bisnis lainnya yang
akan memberikan keuntungan di kemudian hari.
liabilitas adalah kewajiban yang harus diselesaikan oleh perusahaan. Dengan kata lain,
liabilitas atau dalam istilah bahasa Inggris disebut dengan liability merupakan utang
perusahaan kepada pihak lain. Namun, tidak hanya itu, karena liabilitas juga dapat berupa
risiko legal atau obligasi.
Jenis-jenis liabilitas
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat beberapa jenis liabilitas yang didasarkan
pada waktu jatuh tempo. Ada yang disebut liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka
panjang.
Selain itu, ada satu jenis liabilitas khusus, yaitu liabilitas kontijensi. Apakah pengertian dari
ketiga jenis liabilitas tersebut serta apa yang membedakan ketiganya? Yuk, perhatikan uraian
di bawah ini!
Utang usaha
Tagihan yang belum dibayarkan kepada vendor perusahaan. Umumnya, utang usaha menjadi
kewajiban lancar paling besar dari suatu bisnis.
Utang bunga
Adapun yang dimaksud dengan utang bunga adalah biaya bunga yang sudah terjadi, tetapi
belum dibayar. Perlu diingat, utang bunga berbeda dengan biaya bunga.
Tidak seperti utang bunga, biaya bunga merupakan biaya yang sudah dikeluarkan dan
dibayar. Karena itu, biaya bunga dilaporkan dalam laporan rugi laba, sedangkan utang bunga
dicatat dalam neraca.
Utang pajak penghasilan
Ini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang oleh perusahaan kepada pemerintah.
Jumlah pajak yang terutang tersebut harus dibayarkan dalam waktu satu tahun. Jika tidak,
utang pajak harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.
Overdrafts rekening bank
Jenis pinjaman yang diberikan oleh bank saat dana yang terdapat di rekening tidak
mencukupi untuk memproses suatu transaksi.
Utang obligasi
Jumlah obligasi yang beredar dengan masa jatuh tempo lebih dari satu tahun dan diterbitkan
oleh perusahaan. Di neraca, utang obligasi menunjukkan nilai nominal obligasi yang beredar.
Wesel bayar
Jumlah surat promissory dengan jangka waktu lebih dari satu tahun yang diterbitkan oleh
perusahaan. Serupa dengan utang obligasi, di neraca, akun wesel menunjukkan nilai nominal
wesel.
Pada prinsipnya, jumlah pajak yang dibayarkan perusahaan di periode ini masih kurang.
Sementara itu, perusahaan mungkin akan kelebihan membayar pajak pada periode tertentu di
masa yang akan datang.
Liabilitas kontijensi
Dalam paparan sebelumnya telah disebutkan bahwa liabilitas kontijensi atau contingent
liability merupakan kategori khusus. Kewajiban yang satu ini mungkin timbul, mungkin juga
tidak, tergantung pada hasil peristiwa masa depan yang masih tidak pasti.
Liabilitas ini hanya diakui bila memenuhi dua persyaratan, yaitu sifatnya kemungkinan dan
nominalnya dapat diperkirakan secara wajar.
Apabila salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, perusahaan tidak melaporkan contingent
liability di neraca. Meskipun begitu, item ini perlu diungkapkan di catatan kaki dalam laporan
keuangan.
Salah satu contoh liabilitas kontijensi yang paling sering muncul dalam dunia bisnis adalah
kewajiban hukum.
Rumus Liabilitas
Aset - Liabilitas = Ekuitas pemilik
Karakteristik Liabilitas atau Kewajiban
1. Karakteristik Utama Liabilitas atau Kewajiban
a. Menurut FASB dalam SFAC Nomor 6 (1985)
Menurut FASB dalam SFAC Nomor 6 (1985), Kewajiban atau utang mempunyai 3
karakteristik seperti berikut ini :
1) Utang mewujudkan suatu tugas atau tanggung jawab kepada satu atau lebih kesatuan
usaha, yang memerlukan penyelesaian dengan kemungkinan transfer atau penggunaan
aktiva pada tanggal tertentu, dengan terjadinya peristiwa tertentu atau dengan permintaan.
2) Tugas atau tanggungjawab tersebut mewajibkan suatu perusahaan untuk melakukan
pengorbanan dimasa yang akan datang sehingga perusahaan tersebut tidak memiliki sama
sekali atau memiliki pertimbangan sedikit untuk menghindarkan diri dari pengorbanan
tersebut.
3) Transaksi atau peristiwa yang mewajibkan entitas untuk melakukan pengorbanan telah
terjadi.
b. Pengorbanan Manfaat Ekonomik
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas atau
tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi,
menunaikan atau melaksanakan dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik yang cukup
pasti dimasa datang. Pengorbanan manfaat ekonomik diwujudkan dalam bentuk transfer atau
penggunaan aset kesatuan usaha.
Transfer manfaat ekonomik kepada pemilik (pemegang saham) tidak termasuk dalam
pengertian pengorbanan sumber ekonomik masa datang yang membentuk kewajiban karena
untuk menjadi kewajiban pengorbanan tersebut harus bersifat memaksa dan bukan atas dasar
kebijakan atau keleluasaan manajemen untuk memutuskan baik dalam hal jumlah rupiah
maupun dalam saat transfer.
Secara umum, keharusan mengorbankan sumber ekonomik masa datang tidak dapat
menjadi kewajiban kalau keharusan tersebut bersifat terbuka atau tidak pasti. Kesatuan usaha
tidak mempunyai keharusan untuk mentransfer aset ke pemilik kecuali dalam hal kesatuan
usaha dilikuidasi. Walaupun secara konseptual ekuitas juga merupakan kewajiban bagi
perusahaan, pengorbanan sumber ekonomiknya tidak cukup pasti baik dalam jumlah maupun
saat sehingga kewajiban harus dibedakan dan dilaporkan secara terpisah dengan ekuitas.
c. Keharusan Sekarang
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa datang
harus timbul akibat keharusan sekarang. Pengertian sekarang dalam hal ini mengacu pada 2
hal yaitu waktu dan keharusan kewajiban.
Waktu yang dimaksud adalah tanggal pelaporan (neraca). Artinya pada tanggal neraca
kalau perlu atau kalau dipaksakan secara yuridis, etis, atau rasional pengorbanan sumber
ekonomik harus dipenuhi karena keharusan itu telah ada.
Keharusan kewajiban mencakup keharusan kontraktual, keharusan konstruktif atau
bentukan, keharusan demi keadilan dan keharusan bergantung atau bersyarat.
Keharusan Kontraktual
Keharusan yang timbul akibat perjanjian atau peraturan hukum yang didalamnya
termasuk kewajiban bagi suatu kesatuan usaha yang di nyatakan secara eksplit atau implisit
dan mengikat. Contoh : utang pajak, utang bunga, utang usaha, utang wesel, dan utang
obligasi.
Keharusan Konstruktif
Keharusan yang timbul akibat kebijakan kesatuan usaha dalam rangka menjalankan dan
memajukan usahanya untuk memenuhi apa yang disebut praktik usaha yang baik atau etika
bisnis dan bukan untuk memenuhi kewajiban yuridis. Contoh : servis gratis sepeda motor
yang dijanjikan oleh dealer sepeda motor, pengembalian uang untuk barang yang ternyata
cacat atau rusak, dan tunjangan hari raya.
Keharusan Demi Keadilan
Keharusan yang ada sekarang yang menimbulkan kewajiban bagi perusahaan semata-
mata karena panggilan etis atau moral karena peraturan hukum atau praktik bisnis yang sehat.
Contoh : kewajiban memberikan donasi untuk badan amal tiap akhir tahun dan kewajiban
memberi hadiah kepada penduduk yang tinggal di sekitar pabrik karena ketidaknyamanan
yang ditimbulkannya.
Keharusan Bergantung atau bersyarat
Keharusan yang pemenuhannya tidak pasti karena bergantung pada kejadian masa datang.
4. Pelunasan
Pelunasan adalah tindakan atau upaya yang sengaja dilakukan oleh kesatuan usaha
sehingga bebas dari kewajiban tersebut. Pelunasan biasanya pemenuhan secara langsung
kepada pihak yang berpiutang. Pelunasan menjadikan kewajiban tersebut hapus, tiada atau
lenyap secara langsung. Beberapa kewajiban menjadi batal atau kesatuan usaha menjadi
bebas dari kewajiban lantaran penghapusan seluruhnya/sebagian, kompromi,
penimbulan/pengakuan kewajiban baru/pengganti, pengambilalihan kewajiban oleh pihak
lain atau restrukturisasi utang. FASB menentukan kriteria lenyapnya suatu kewajiban sebagai
berikut:
Debitor membayar/melunasi kreditor dan bebas dari semua keharusan yang berkaitan
dengan utang.
Debitor telah dibebaskan secara hukum dari statusnya sebagai penanggung utang baik
keputusan pengadilan maupun oleh kreditor dan dapat dipastikan bahwa debitor tidak
akan diharuskan melakukan pembayaran di masa datang yang berkaitan dengan utang.
Debitor menaruh kas atau aset lainnya yang tidak dapat ditarik kembali dalam suatu
perwakilan yang semata-mata digunakan untuk pelunasan pembayaran bunga serta
pokok suatu pinjaman tertentu dan sangat kecil kemungkinan bagi debitor untuk
diharuskan lagi melakukan pembayaran di masa datang yang berkaitan dengan pinjaman
tersebut.
5. Penyajian Pengungkapan
Secara umum, kewajiban disajikan dalam neraca berdasarkan urutan kelancarannya
sejalan dengan aset. PSAK No. 1 menggariskan bahwa aset lancar disajikan menurut urutan
likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. Ini berarti kewajiban
jangka pendek disajikan lebih dahulu daripada kewajiban jangka panjang. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan pembaca untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan. PSAK
No. 1 menentukan bahwa semua kewajiban yang tidak memenuhi kriteria sebagai kewajiban
jangka pendek diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Kriteria tersebut adalah
diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan, atau
jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
Penyajian Kewajiban Lancar, dalam prakteknya kewajiban lancar biasanya dicatat
dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan keuangan pada nilai penuh jatuh
temponya. Karena singkatnya priode waktu yang terlibat, yang sering kali kurang dari satu
tahun. Akun kewajiban lancar biasanya disajikan sebagai klasifikasi pertama dalam kelompok
kewajiban dan ekuitas pemegang saham di neraca. Dalam kelompok kewajiban lancar akun-
akun itu dapat dicantumkan menurut jatuh temponya, dalam jumlah yang menurun, atau
menurut prefensi likuiditasnya.
Penyajian hutang jangka panjang, perusahaan yang mempunyai banyak terbitan
hutang jangka panjang dalam jumlah besar seringkali hanya melaporkan satu akun dalam
neraca dan mendukungnya dengan komentar serta skedul dalam catatan yang menyertainya.
Pengungkapan catatan umumnya berisi dari kewajiban, tanggal jatuh tempo, suku bunga,
provisi penarikan, pembatasan yang dilakukan oleh kreditor, dan aktiva yang disepakati atau
digadaikan sebagai jaminan.