Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
Akuntansi merupakan aktivitas jasa. Fungsinya adalah untuk menyediakan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan)
usaha yang dipandang akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi
dalam menetapkan pilihan yang tepat di antara berbagai alternatif tindakan.
Semua badan usaha, tanpa memandang besar dan sifat operasinya,
memerlukan catatan-catatan yang akurat untuk transaksi usaha. Perusahaan yang tidak
menyelenggarakan catatan yang akurat tidak akan dapat beroperasi seefisien dan
semenguntungkan perusahaan yang menyelenggarakan catatan yang akurat. Di
samping itu, kebutuhan para pemakai informasi akuntansi atas keakuratan data
akuntansi menyebabkan perusahaan menyelenggarakan pembukuan dan catatan yang
akurat, yang secara wajar mencerminkan aktivitas usaha perusahaannya.
Setiap transaksi yang dilakukan dalam perusahaan mempengaruhi posisi
keuangan yaitu posisi harta (aktiva), utang (kewajiban), dan modal (ekuitas)
perusahaan.Aktiva adalah manfaat ekonomi yang sangat mungkin diperoleh atau
dikendalikan oleh entitas tertentu pada masa mendatang sebagai hasil transaksi atau
kejadian masa lalu. Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat
mungkin terjadi pada masa mendatang yang timbul dari keharusan yang dihadapi
entitas tertentu saat ini untuk mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada entitas
lain pada masa mendatang sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu. Ekuitas
atau aktiva bersih merupakan hak residual atas aktiva entitas atau perusahaan yang
masih ada sesudah dikurangi dengan kewajiban-kewajibannya.Dalam sebuah
perusahaan, ekuitas adalah hak pemilikan.
Ekuitas pemilik mengukur hak pemilik dalam total sumber daya perusahaan
bersangkutan. Hal ini timbul dari investasi oleh pemilik dan meningkat akibat laba
bersih dan menurun akibat kerugian atau pembagian kepada pemilik.Hak pemilikan
tidak perlu dibayarkan pada tanggal tertentu; dalam kasus penutupan usaha, hak itu
merupakan klaim atas aktiva sesudah hutang kepada para kreditor dibayarkan
seluruhnya.
Metode pelaporan ekuitas pemilik bervariasi menurut bentuk unit usaha. Unit
usaha pada dasarnya dibagi dalam tiga kategori: (1) perusahaan perorangan, (2)
persekutuan dan, (3) perseroan. Pada perusahaan perorangan, ekuitas pemilik dalam
aktiva dilaporkan dengan perkiraan modal tersendiri.Saldo perkiraan ini merupakan
hasil kumulatif investasi dan penarikan pemilik dan juga laba serta kerugian masa
lalu.Pada persekutuan, masing-masing sekutu memiliki perkiraan ekuitas.Saldo
perkiraan ekuitas mengikhtisarkan investasi dan penarikan serta bagian laba dan
kerugian masa lalu untuk, dan karenanya merupakan ukuran ekuitas masing-masing
sekutu dalam aktiva perusahaan.Pada perseroan, selisih antara aktiva dan kewajiban
disebut ekuitas pemilik, ekuitas pemegang saham, atau ekuitas saja.























BAB II
PEMBAHASAN

KEWAJIBAN KONTINJENSI DAN KEWAJIBAN DIESTIMASI
A. Kewajiban kontinjensi
1. Pengertian
Kewajiban kontinjensi adalah:
Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu, dan keberadaannya
menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih
pada masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali pemerintah;
atau
Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak
diakui karena:
o Tidak terdapat kemungkinan besar (not probable) pemerintah
mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis
untuk menyelesaikan kewajibannya; atau
o Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

Keuntungan Kontinjensi
Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak untuk
menerima aktiva (atau memiliki kewajiban yang menurun) yang keberadaannya tidak
pasti tetapi pada akhirnya akan menjadi sah. Jenis keuntungan kontinjensi yang khas
adalah:
1. Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadia, sumbangan, bonus, dan lain
sebagainya,
2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak,
3. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan,
4. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan.

Kerugian Kontinjensi
Kerugian kontingensi (loss contiengencies) adalah situasi yang melibatkan
ketidakpastian atas kemungkinan terjadinya kerugian.Kewajiban yang terjadi sebagai
akibat dari kerugian kontinjensi menurut defenisinya disebut sebagai kewajiban
kontinjen. Kewajiban kontijen (contiegencies liabilities) adalah kewajiban yang
bergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian di masa
depan untuk mengkonfirmasi jumlah hutang, pihak yang dibayar, tangal pembayaran,
atau keberadaannya. Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan
bahwa kejadian di masa depan akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat berkisar
dari sangat mungkin hingga kurang mungkin.

2. Pengakuan
Banyak peristiwa masa lalu yang dapat menimbulkan kewajiban
kini.Walaupun demikian, dalam beberapa peristiwa yang jarang terjadi, misalnya
dalam tuntutan hukum, dapat timbul perbedaan pendapat mengenai apakah peristiwa
tertentu sudah terjadi atau apakah peristiwa tersebut menimbulkan kewajiban kini.Jika
demikian halnya, perusahaan menentukan apakah kewajiban kini telah ada pada
tanggal neraca dengan mempertimbangkan semua bukti yang tersedia, termasuk
misalnya pendapat ahli.Bukti yang dipertimbangkan mencakup, antara lain, bukti
tambahan yang diperoleh dari peristiwa setelah tanggal neraca.Atas dasar bukti
tersebut, apabila besar kemungkinan bahwa kewajiban kini belum ada pada tanggal
neraca, pemerintah mengungkapkan adanya kewajiban kontingensi.Pengungkapan
tidak diperlukan jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil.
Kewajiban kontingensi dapat berkembang ke arah yang tidak diperkirakan
semula.Oleh karena itu, kewajiban kontingensi harus terus-menerus dikaji ulang
untuk menentukan apakah tingkat kemungkinan arus keluar sumber daya bertambah
besar (probable). Apabila kemungkinan itu terjadi, maka manajemen akan mengakui
kewajiban diestimasi dalam laporan keuangan periode saat perubahan tingkat
kemungkinan tersebut terjadi, kecuali nilainya tidak dapat diestimasikan secara andal.
Pengukuran besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara
eksak.Untuk itu diperlukan pertimbangan profesional oleh pihak yang
berkompeten.Penyajian dan pengungkapan kewajiban kontingensi tidak disajikan
pada neraca, namun demikian perusahaan harus mengungkapkan kewajiban
kontingensi pada Catatan atas Laporan Keuangan untuk setiap jenis kewajiban
kontingensi pada tanggal neraca.



3. Pengukuran
Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara eksak.Untuk itu
diperlukan pertimbangan profesional oleh pihak yang berkompeten.

4. Penyajian Dan Pengungkapan
Kewajiban kontingensi tidak disajikan pada neraca, namun demikian harus
mengungkapkan kewajiban kontingensi pada Catatan atas Laporan Keuangan untuk
setiap jenis kewajiban kontingensi pada tanggal neraca Pengungkapan tersebut dapat
meliputi:
1) Karakteristik kewajiban kontingensi,
2) Estimasi dari dampak finansial yang diukur,
3) Indikasi tentang ketidakpastian yang terkait dengan jumlah atau waktu
aruskeluar sumber daya,
4) Kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga.


B. Kewajiban Diestimasi
1. Pengertian
Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum
pasti. Kewajiban diestimasi dapat dibedakan dari kewajiban lain, seperti utang dagang
dan akrual, karena pada kewajiban diestimasi terdapat ketidakpastian mengenai waktu
atau jumlah yang harus dikeluarkan pada masa datang untuk menyelesaikan
kewajiban diestimasi tersebut.

2. Pengakuan
1) Kewajiban diestimasi harus diakui apabila ketiga kondisi berikut dipenuhi:
perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat
konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu;
o Besar kemungkinan (probable) penyelesaian kewajiban
tersebutmengakibatkan arus keluar sumber daya, dan estimasi yang
andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

3. Pengungkapan
Untuk setiap jenis kewajiban diestimasi, entitas harus mengungkapkan:
o Nilai tercatat pada awal dan akhir periode;kewajiban diestimasi tambahan
yang dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah pada
kewajiban diestimasi yang ada,
o Jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada
kewajiban diestimasi selama periode bersangkutan, dan jumlah yang belum
digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan,
o Peningkatan, selama periode yang bersangkutan, dalam nilai kini yang timbul
karena berlalunya waktu dan dampak dari setiap perubahan tingkat
diskonto.ormasi komparatif tidak diharuskan.

EKUITAS
1. Pengertian
Istilah ekuitas berasal dari kata equity atau equity of ownership yang berarti
kekayaan bersih perusahaan. Secara sederhana, ia diformulasikan sebagai total aktiva
dikurangi total pasiva. Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu
selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan
ukuran nilai jual perusahaan tersebut, pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi
pemilik dan hasil usaha perusahaan. Ekuitas akan berkurang terutama dengan adanya
penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan atau karena
kerugian.

Komponen Ekuitas Pemegang Saham
Ekuitas pemilik tercermin dalam neraca terdiri dari:
1) Modal disetor, yaitu jumlah setoran pemilik ke perusahaan sebesar
nilainominal saham. Setoran ini akan dilaporkan dalam bentuk modal saham.
2) Tambahan modal disetor, yaitu selisih jumlah setoran yang melebihi nilai
nominal saham. Kelebihan jumlah setoran ini bisa juga disebut denganagio
saham.
3) Laba ditahan yaitu akumulasi perolehan laba (rugi) sejak perusahaanberdiri
sampai dengan periode terakhir.

Ekuitas pemegang saham mencerminkan kepentingan pemilik atau pemegang
saham pada perusahaan bisnis yang merupakan kepentingan residu (residual interest)
jumlah ekuitas pemegang saham setiap periode merupakan kumulatif dari kontribusi
bersih pemegang saham ditambah (dikurangi) laba ditahan atau rugi perusahaan.
Dengan demikian dua sumber utama perubahan ekuitas adalah:
1) Kontribusi pemegang saham (modal disetor) dan
2) Laba (penghasilan) yang ditahan oleh perusahaan. Dua komponen ini harus
dihitungdan dilaporkan oleh setiap perusahaan pada setiap akhir periode.

Bentuk Perusahaan
Terdapat beberapa bentuk perusahaan yaitu perusahaan perorangan,
persekutuan dan perseroan terbatas serta koperasi.Walaupun secara hukum
perusahaan perseorangan tidak diakui sebagai entitas yang terpisah dengan
pemiliknya, namun menurut pandangan akuntansi perusahaan perorangan terpisah
dari pemiliknya.Perseroan terbatas menurut pandangan hukum merupakan entitas
yang dapat melakukan kegiatan seperti manusia sehingga dapat dikatakan bahwa PT
merupakan entitas buatan (artificial entity).

Karakteristik Perseroan Terbatas (PT)
Jika dilihat dari sudut pandang akuntansi, PT adalah suatu perusahaan yang
kepemilikannya diwujudkan dengan saham.Saham merupakan sertifikat yang
dikeluarkan oleh perseroan. Seseorang atau lembaga yang ikut serta menyerahkan
sumber daya (harta) ke perseroan akan diberikan saham. Mereka disebut pemegang
saham.
Perseroan adalah bentuk perusahaan yang kepemilikannya terbagi atas
sejumlah saham.Dengan demikian pemilik dari usaha perseroan adalah lebih dari satu
dengan jumlah kepemilikan tercermin pada jumlah saham yang dipegangnya.

Akuntansi Ekuitas Untuk Badan Usaha Berbentuk PT
Modal saham meliputi saham preferen, saham biasa, dan akun tambahan
modal disetor.Pos modal yang berasal dari sumnbangan disajikan dari tambahan
modal disetor. Akun tambahan modal disetor terdiri dari berbagai macam unsur
penambah modal seperti, agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham
dengan harga yang lebih rendah daripada jumlah yang diterima pada saat
pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan
harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal dari
perbedaan kurs modal disetor. Akun tambahan modal disetor tidak boleh didebit atau
dikredit dengan pos laba rugi luar biasa.
Penambahan modal disetor dicatat berdasarkan:
1) Jumlah uang yang diterima
2) Setoran saham dalam bentuk uang, sesuai transaksi nyata.
3) Besarnya tagihan yang timbul atau hutang yang dikonversi menjadi modal.
4) Setoran saham dalam dividen saham dilakukan dengan harga wajar saham.
5) Nilai wajar aktiva bukan kas yang diterima.
6) Setoran saham dalam bentuk barang, menggunakan nilai wajar aktiva bukan
kas yang diserahkan.

Pengurangan modal disetor lazimnya dicatat berdasarkan:
1) Jumlah uang yang dibayarkan,
2) Besarnya hutang yang timbul,
3) Nilai wajar aktiva bukan kas yag diserahkan.

Pengeluaran saham dicatat sebesar nilai nominal yang bersangkutan.Bila
jumlah yang diterima dari pengeluaran saham tersebut lebih besar dari nilai
nominalnya, selisih yang terjadi dibukukan pada akun Agio Saham. Bila ketentuan
hukum yang ada memungkinkan penarikan kembali saham yang telah dikeluarkan,
maka pencatatan transaksi ini dilakukan dengan mendebit akun Modal Saham dan
mengkredit Modal Saham yang diperoleh kembali sebesar jumlah yang dibukukan
pada saat perolehan kembali saham yang bersangkutan.

2. Perlakuan Akuntansi Dan Pelaporan Saham
Jenis-jenis saham terdapat dua bentuk saham sebagai tanda hak milik pada
perusahaan yaitu:
1) Saham biasa (common stock) adalah saham dimana pemegangnya memiliki
hak perseroan secara umum dan pemegangnya menanggung risiko terbatasatas
kerugian dan menerima manfaat bila terjadi keuntungan. Saham ini tidak
dijamin akan menerima dividen atau tidak dijamin atas pembagian asetapabila
perusahaan dilikuidasi. Namun pemegang saham ini memiliki hak suara
terkait dengan penentuan kebijakan operasional perusahaan
2) Saham preferen (preferred stock) adalah saham dimana pemegangnya
memiliki hak-hak istimewa di perusahaan terutama berkaitan dengan
pembagian dividen dan pembagian aset saat perusahaan dilikuidasi. Pemegang
saham preferen akan selalu mendapatkan dividen sebesar prosentase tertentu
(tercantum dalam lembar saham preferen) dari nilai pari atau nilai nominalnya.
Namun pemegang saham preferen ini tidak memiliki hak suara dalam hal
penentuan kebijakan operasi perusahaan.

Akuntansi Untuk Penerbitan Saham
1) Akuntansi penerbitan saham untuk memperlihatkan informasi penerbitan
saham pada nilaipari/nilai nominal, akun-akun berikut harus dipertahankan
untuk masing-masing saham sebagai berikut :
o Saham preferen atau saham biasa. Akun ini memperlihatkan jenis saham yang
diterbitkan dengan nilai parinya.akun ini dikredit ketika saham pertama kali
diterbitkan, dan tidak adapenambahan ayat jurnal pada akun ini kecuali ada
penambahan sahamyang diterbitkan atau adanya penarikan saham.
o Tambahan modal disetor akun ini menunjukkan kelebihan modal disetor di
atas nilai pari saham.tambahan modal disetor ini meliputi agio saham atau
disagio saham
2) Akuntansi penerbitan saham atas dasar pesanan. Dua perkiraan baru
digunakan apabila saham dijual atas dasar pesanan,yaitu (1) saham biasa atau
preferen yang dipesan menunjukkan kewajibanperseroan untuk menerbitkan
saham setelah pembayaran akhir saldo pesananoleh mereka yang telah
memesan saham, (2) piutang pesanan, menunjukkan jumlah yang harus ditagih
sebelum saham pesanan akan diterbitkan. kontroversial terjadi sehubungan
dengan penyajian piutang pesanan saham dineraca. Beberapa orang
mengemukakan bahwa piutang pesanan sebaiknya dilaporkan pada seksi aset
lancar. Piutang dagang muncul dari transaksi penjualan pada kegiatan bisnis
seperti yang biasa sedangkan piutang pesanan berhubungan dengan penerbitan
saham sendiri dan merupakan kontribusi modal yang belum dibayarkan
kepada perseroan.

Penebusan/Penarikan Kembali Modal Saham PT
Jika perusahaan memperoleh kembali saham yang telah dikeluarkan, selisih
antara jumlah yang dibayarkan pada saat perolehan kembali dengan jumlah yang
diterima pada saat pengeluaran saham tidak diakui sebagai laba atau rugi perusahaan.
Perolehan kembali saham yang telah dikeluarkan dapat dicatat dengan
menggunakan cost atau par value method. Dengan cost method, saham yang diperoleh
kembali dicatat sebesar harga perolehan, yang disajikan sebagai pengurang akun
modal. Metode nilai nominal (par value method) lazimnya digunakan dalam hal
saham yang diperoleh kembli tersebut akan dikeluarkan lagi di kemudian hari.
Dengan metode ini, saham yang diperoleh kembali dicatat sebesar nilai
nominal saham, yang disajikan sebagai akun pengurang modal saham. Apabila saham
yang diperoleh kembali tersebut semula dikeluarkan dengan harga di atas nilai pari,
akun agio saham akan didebit dengan agio saham yang bersangkutan.
Dalam hal jumlah yang dibayarkan lebih besar dari pada jumlah yang diterima
pada saat pengeluarannya, selisih tersebut dibukukan dengan mendebit akun saldo
laba.Sebaliknya bila jumlah yang dibayarkan lebih kecil, selisihnya dianggap sebagai
unsure penambah modal dan dibukukan dengan mengkredit akun tambahan modal
dari perolehan kembali saham.Metode ini lazimnya digunakan bila perolehan kembali
dilakukan dalam rangka penarikan saham.
Saham yang diperoleh kembali dari sumbangan lazimnya dicatat sebesar
jumlah yang diterima pada saat pengeluarannya dengan mendebit akun modal saham
yang diperoleh kembali dan mengkredit akun modal yang berasal dari
sumbangan.Pada saat saham tersebut dijual kembali, selisih antara jumlah yang
tercatat dengan harga jualnya ditambahkan pada akun modal yang berasal dari
sumbangan.

Dividen PT
Kewajiban perusahaan untuk membagi dividen timbul pada saat deklarasi
dividen, dan saldo laba akan dibebani dengan jumlah dividen yang dimaksud.
Kewajiban yang timbul disajikan dalam kelompok kewajiban lancar. Bila dividen
dibagikan dalam bentuk aktiva bukan kas, maka saldo laba akan didebit sebesar nilai
wajar aktiva yang diserahkan. Dasar pembagian dividen dalam bentuk aktiva bukan
kas harus diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.
Pembagian dividen termasuk dividen saham yang berasal dari saldo
laba.Pembagian dividen saham adalah pembagian saldo laba kepada pemegang
saham, yang diinvestasikan kembali oleh mereka dalam bentuk modal
disetor.Pembagian dividen saham dicatat berdasarkan nilai wajar saham.Konversi
agio menjadi saham digolongkan sebagai modal disetor sebesar nilai nominal, yang
tidak boleh digolongkan sebagai pembagian dividen.

Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian Modal
Penyajian modal dalam neraca harus dilakukan sesuai dengan ketentuan pada
akta pendirian perusahaan dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan
hubungan keuangan yang ada.Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang
disetor, nilai nominal dan banyaknya saham untuk setiap jenis saham harus
dinyatakan dalam neraca.Modal disajikan dalam neraca setelah kewajiban.Pada
perusahaan yang terdaftar pada bursa efek, saham dapat ditempatkan dengan dasar
pesanan.
Dengan dasar ini saham hanya akan dikeluarkan jika pemesan telah membayar
penuh harga saham yang bersangkutan. Pesanan saham dicatat dengan mendebit akun
piutang kepada pemegang saham dan mengkredit akun modal saham yang
dipesan.Akun modal saham yang dipesan disajikan dalam kelompok modal di bawah
akun modal saham.
Pada saat harga saham sudah dibayar penuh, akun modal saham yang dipesan
akan didebit dan akun modal saham dikredit. Dalam hal pemesan gagal melunasi
pembayarannya, maka tergantung pada kebijakan perusahaan dan dilandaskan pada
peraturan hukum yang berlaku.

Penyajian dan Pengungkapan Saldo Laba
Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelah
memperhitungkan pembagian dividen dan koreksi laba rugi periode lalu.Akun ini
harus dinyatakan terpisah dari akun modal saham.Seluruh saldo laba dianggap bebas
untuk dibagikan sebagai dividen, kecuali jika terdapat indikasi pembatasan terhadap
saldo laba, misalnya untuk perluasan pabrik.
Saldo laba yang tidak dibagikan sebagai dividen karena pembatasan tersebut,
dilaporkan dalam akun tersendiri yang menggambarkan tujuan pencadangan tersebut,
dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.saldo laba tidak boleh dibebani atau
dikredit dengan pos-pos yang seharusnya diperhitungkan pada laporan laba rugi tahun
berjalan.
Pengungkapan saldo laba meliputi:
1) Pengungkapan penjatahan (apropriasi) dan pemisahan saldo laba,
2) Peraturan, perikatan, batasan, dan jumlah batasan di sekitar saldo laba,
3) Perubahan slado laba karena penggabungan usaha dengan metode penyatuan
kepentingan,
4) Koreksi masa lalu, baik bruto maupun neto setelah pajak,
5) Pengungkapan jumlah dividen dan dividen per lembar saham,
6) Tunggakan dividen,
7) Pengungkapan deklarasi dividen setelah tanggal neraca,
8) Pengungkapan dividen saham dan pecah saham.

Informasi tiap jenis saham harus diungkap terpisah dalam catatan atas laporan
keuangan, meliputi:
1) Modal dasar
2) Modal ditempatkan atau dipesan sebelum disetor
3) Harga pari, harga nominal belum disetor
4) Perubahan lembar saham tiap jenis saham
5) Hak istimewa atau hak mendahului
6) Batasan khusus
7) Penjelasan bila dapat konversi

Apabila perseroan menderita kerugian sebesar lima puluh persen dari
modalnya, kewajban untuk diumumkan dalam register kepaniteraan Pengadilan
Negeri dan dalam Berita Negara, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Apabila perseroan mencapai akumulasi kerugian sebesar 75% dari modal, penjelasan
bahwa demi hukum PT tersebut bubar, diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.

Pengungkapan Dividen
Pengungkapan dividen, meliputi: jumlah dividen, dividen per lembar saham,
bentuk dividen, batasan saldo laba minimum dalam kaitan dengan ketersediaan
dividen, hutang dividen, hutang dividen per lembar saham, pengumuman pembagian
dividen setelah tanggal neraca sebelum tanggal pendapat akuntan independen, jumlah
kapitalisasi dividen saham dan pecah saham, laba per saham perlu disaji ulang
berdasarkan jumlah saham yang setara setelah pecah saham agar dapat
diperbandingkan.

Pengungkapan Saham Beredar yang Diperoleh Kembali
Pengungkapan saham beredar yang diperoleh kembali, meliputi :saham
beredar yang diperoleh kembali, metode cost, disajikan sebagai pengurang jumlah
modal; dan saham beredar yang diperoleh kembali, metode nilai pari (par value)
sebagai pengurang saham beredar.
Pengungkapan bagian lain ekuitas (seperti saldo laba, agio, selisih penilaian
kembali aktiva tetap, dan cadangan) harus dilakukan secara terpisah, meliputi:
perubahan selama periode akuntansi dan batasan distribusi.
Kuasi re-organisasi merupakan prosedur penataan kembali ekuitas yang dilakukan
dalam hal perusshaan menderita kerugian terus-menerus dan terdapat deficit dalam
jumlah yang sangat material.














BAB III
KESIMPULAN

Kewajiban kontinjensi adalah kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa
masa lalu, dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu
peristiwa atau lebih pada masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali
pemerintah; atau kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi
tidak diakui karena:
o Tidak terdapat kemungkinan besar (not probable) pemerintah
mengeluarkan sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis
untuk menyelesaikan kewajibannya; atau
o Jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.
Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak untuk
menerima aktiva (atau memiliki kewajiban yang menurun) yang keberadaannya tidak
pasti tetapi pada akhirnya akan menjadi sah. Jenis keuntungan kontinjensi yang khas
adalah:
5. Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadia, sumbangan, bonus, dan lain
sebagainya,
6. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak,
7. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan,
8. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan.

Kerugian kontingensi (loss contiengencies) adalah situasi yang melibatkan
ketidakpastian atas kemungkinan terjadinya kerugian.Kewajiban yang terjadi sebagai
akibat dari kerugian kontinjensi menurut defenisinya disebut sebagai kewajiban
kontinjen. Kewajiban kontijen (contiegencies liabilities) adalah kewajiban yang
bergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian di masa
depan untuk mengkonfirmasi jumlah hutang, pihak yang dibayar, tangal pembayaran,
atau keberadaannya. Apabila terdapat kerugian kontinjensi, maka kemungkinan
bahwa kejadian di masa depan akan menguatkan terjadinya kewajiban dapat berkisar
dari sangat mungkin hingga kurang mungkin.


Pengakuan
Banyak peristiwa masa lalu yang dapat menimbulkan kewajiban
kini.Walaupun demikian, dalam beberapa peristiwa yang jarang terjadi, misalnya
dalam tuntutan hukum, dapat timbul perbedaan pendapat mengenai apakah peristiwa
tertentu sudah terjadi atau apakah peristiwa tersebut menimbulkan kewajiban kini.Jika
demikian halnya, perusahaan menentukan apakah kewajiban kini telah ada pada
tanggal neraca dengan mempertimbangkan semua bukti yang tersedia, termasuk
misalnya pendapat ahli.

Pengukuran
Besaran kewajiban kontingensi tidak dapat diukur secara eksak.Untuk itu
diperlukan pertimbangan profesional oleh pihak yang berkompeten.

Penyajian Dan Pengungkapan
Kewajiban kontingensi tidak disajikan pada neraca, namun demikian harus
mengungkapkan kewajiban kontingensi pada Catatan atas Laporan Keuangan untuk
setiap jenis kewajiban kontingensi pada tanggal neraca.
Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum
pasti. Kewajiban diestimasi dapat dibedakan dari kewajiban lain, seperti utang dagang
dan akrual, karena pada kewajiban diestimasi terdapat ketidakpastian mengenai waktu
atau jumlah yang harus dikeluarkan pada masa datang untuk menyelesaikan
kewajiban diestimasi tersebut.

Pengungkapan
o Untuk setiap jenis kewajiban diestimasi, entitas harus mengungkapkan:
nilai tercatat pada awal dan akhir periode;kewajiban diestimasi tambahan yang
dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk peningkatan jumlah pada
kewajiban diestimasi yang ada,
o Jumlah yang digunakan, yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada
kewajiban diestimasi selama periode bersangkutan, dan jumlah yang belum
digunakan yang dibatalkan selama periode bersangkutan.

Istilah ekuitas berasal dari kata equity atau equity of ownership yang berarti
kekayaan bersih perusahaan. Secara sederhana, ia diformulasikan sebagai total aktiva
dikurangi total pasiva. Ekuitas merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu
selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan
ukuran nilai jual perusahaan tersebut, pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi
pemilik dan hasil usaha perusahaan. Ekuitas akan berkurang terutama dengan adanya
penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan atau karena
kerugian.
Ekuitas pemegang saham mencerminkan kepentingan pemilik atau pemegang
saham pada perusahaan bisnis yang merupakan kepentingan residu (residual interest)
jumlah ekuitas pemegang saham setiap periode merupakan kumulatif dari kontribusi
bersih pemegang saham ditambah (dikurangi) laba ditahan atau rugi perusahaan.
Terdapat beberapa bentuk perusahaan yaitu perusahaan perorangan,
persekutuan dan perseroan terbatas serta koperasi.Walaupun secara hukum
perusahaan perseorangan tidak diakui sebagai entitas yang terpisah dengan
pemiliknya, namun menurut pandangan akuntansi perusahaan perorangan terpisah
dari pemiliknya.Perseroan terbatas menurut pandangan hukum merupakan entitas
yang dapat melakukan kegiatan seperti manusia sehingga dapat dikatakan bahwa PT
merupakan entitas buatan (artificial entity).

Karakteristik Perseroan Terbatas (PT)
Jika dilihat dari sudut pandang akuntansi, PT adalah suatu perusahaan yang
kepemilikannya diwujudkan dengan saham.Saham merupakan sertifikat yang
dikeluarkan oleh perseroan. Seseorang atau lembaga yang ikut serta menyerahkan
sumber daya (harta) ke perseroan akan diberikan saham. Mereka disebut pemegang
saham.
Perseroan adalah bentuk perusahaan yang kepemilikannya terbagi atas
sejumlah saham.Dengan demikian pemilik dari usaha perseroan adalah lebih dari satu
dengan jumlah kepemilikan tercermin pada jumlah saham yang dipegangnya.

Akuntansi Ekuitas Untuk Badan Usaha Berbentuk PT
Modal saham meliputi saham preferen, saham biasa, dan akun tambahan
modal disetor.Pos modal yang berasal dari sumnbangan disajikan dari tambahan
modal disetor. Akun tambahan modal disetor terdiri dari berbagai macam unsure
penambah modal seperti, agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham
dengan harga yang lebih rendah daripada jumlah yang diterima pada saat
pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan
harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal dari
perbedaan kurs modal disetor.

Akuntansi Untuk Penerbitan Saham
3) Akuntansi penerbitan saham untuk memperlihatkan informasi penerbitan
saham pada nilaipari/nilai nominal, akun-akun berikut harus dipertahankan
untuk masing-masing saham sebagai berikut :
o Saham preferen atau saham biasa. Akun ini memperlihatkan jenis saham yang
diterbitkan dengan nilai parinya.akun ini dikredit ketika saham pertama kali
diterbitkan, dan tidak adapenambahan ayat jurnal pada akun ini kecuali ada
penambahan sahamyang diterbitkan atau adanya penarikan saham.

Penebusan/Penarikan Kembali Modal Saham PT
Jika perusahaan memperoleh kembali saham yang telah dikeluarkan, selisih
antara jumlah yang dibayarkan pada saat perolehan kembali dengan jumlah yang
diterima pada saat pengeluaran saham tidak diakui sebagai laba atau rugi perusahaan.
Perolehan kembali saham yang telah dikeluarkan dapat dicatat dengan
menggunakan cost atau par value method. Dengan cost method, saham yang diperoleh
kembali dicatat sebesar harga perolehan, yang disajikan sebagai pengurang akun
modal. Metode nilai nominal (par value method) lazimnya digunakan dalam hal
saham yang diperoleh kembli tersebut akan dikeluarkan lagi di kemudian hari.

Dividen PT
Kewajiban perusahaan untuk membagi dividen timbul pada saat deklarasi
dividen, dan saldo laba akan dibebani dengan jumlah dividen yang dimaksud.
Kewajiban yang timbul disajikan dalam kelompok kewajiban lancar. Bila dividen
dibagikan dalam bentuk aktiva bukan kas, maka saldo laba akan didebit sebesar nilai
wajar aktiva yang diserahkan. Dasar pembagian dividen dalam bentuk aktiva bukan
kas harus diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan.

Penyajian Modal
Penyajian modal dalam neraca harus dilakukan sesuai dengan ketentuan pada
akta pendirian perusahaan dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan
hubungan keuangan yang ada.Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang
disetor, nilai nominal dan banyaknya saham untuk setiap jenis saham harus
dinyatakan dalam neraca.Modal disajikan dalam neraca setelah kewajiban.Pada
perusahaan yang terdaftar pada bursa efek, saham dapat ditempatkan dengan dasar
pesanan.

Penyajian dan Pengungkapan Saldo Laba
Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelah
memperhitungkan pembagian dividen dan koreksi laba rugi periode lalu.Akun ini
harus dinyatakan terpisah dari akun modal saham.Seluruh saldo laba dianggap bebas
untuk dibagikan sebagai dividen, kecuali jika terdapat indikasi pembatasan terhadap
saldo laba, misalnya untuk perluasan pabrik.

Pengungkapan Dividen
Pengungkapan dividen, meliputi: jumlah dividen, dividen per lembar saham,
bentuk dividen, batasan saldo laba minimum dalam kaitan dengan ketersediaan
dividen, hutang dividen, hutang dividen per lembar saham, pengumuman pembagian
dividen setelah tanggal neraca sebelum tanggal pendapat akuntan independen, jumlah
kapitalisasi dividen saham dan pecah saham, laba per saham perlu disaji ulang
berdasarkan jumlah saham yang setara setelah pecah saham agar dapat
diperbandingkan.

Pengungkapan Saham Beredar yang Diperoleh Kembali
Pengungkapan saham beredar yang diperoleh kembali, meliputi :saham
beredar yang diperoleh kembali, metode cost, disajikan sebagai pengurang jumlah
modal; dan saham beredar yang diperoleh kembali, metode nilai pari (par value)
sebagai pengurang saham beredar.







DAFTAR PUSTAKA
Epstein Ch. 12, 13, 17
IAI, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan.
Kieso, Donald E., et all. 2008. Akuntansi Intermediate Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
PSAK 1, 21, 25, 41, 51, 53, 57 & IAS/IFRS terkait.
Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT).

Anda mungkin juga menyukai