Anda di halaman 1dari 5

Laporan Keuangan (Neraca)

Di dalam akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan (bahasa Inggris: balance
sheet atau statement of financial position) adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan (kekayaan, kewajiban,
dan modal) dari suatu entitas tersebut pada akhir periode tersebut
(https://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_(akuntansi))

Neraca atau disebut juga posisi keuangan mengambarkan posisi keuangan perusahaan dalam suatu
tanggal tertentu atau a moment of time. Posisi yang digambarkan sesudah tertentu yaitu posisi harta,
utang, dan modal.

Laporan keuangan ini memberikan informasi tentang sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya
perusahaan, kewajiban kepada kreditor dan ekuitas atas sumber daya neto. Oleh karena itu, laporan ini
membantu dalam memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan.

Dalam sistem tata buku dobel yang mula-mula diajarkan oleh pendeta Italia Paciollo pada tahun 1494,
neraca itu asal mulanya hanya dipergunakan untuk menyatakan bahwa pembukuan perusahaan telah
“ditutup” dan membuktikan bahwa ada keseimbangan antara debit dan kredit. Baru pada akhir abad ke
18, orang mulai menyusun suatu neraca berdasarkan urutan-urutan yang kita kenal sekarang. Lazimnya
aktiva dan pasiva disusun berdasarkan urutan menurut likwiditas, artinya disusun menurut kemungkinan
untuk mentransformasikan aktiva-aktiva tersebut menjadi uang tunai.

Kegunaan Laporan Posisi Keuangan

Dengan memberikan informasi tentang aset liabilitas dan ekuitas, laporan posisi keuangan memberikan
dasar untuk menghitung tingkat imbal hasil (rate of return) dan mengevaluasi struktur modal
perusahaan. Analisis juga menggunakan informasi dalam laporan posisi keuangan untuk menilai resiko
dan kas masa depan arus perusahaan. Dalam hal ini, analisis menggunakan laporan posisi keuangan
untuk menilai likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan.

Likuiditas (liquidity) menggambarkan “Jumlah waktu yang diharapkan untuk berlalu sampai aset
direalisasikan atau dikonversi menjadi uang tunai atau sampai liabilitas yang harus dibayar ". Kreditor
tertarik pada rasio likuiditas jangka pendek, seperti rasio kas (Atau mendekati kas) terhadap liabilitas
jangka pendek. Rasio ini menunjukkan apakah suatu perusahaan, akan memiliki sumber daya untuk
membayar kewajiban kini dan kewajiban saat akan jatuh tempo.

Solvabilitas (solvency) mengacu pada kemampuan perusahaan untuk membayar utang pada saat jatuh
tempo. Misalnya, ketika perusahaan memiliki tingkat hutang jangka Panjang yang tinggi dibandingkan
utang terhadap aset, Maka perusahaan memiliki solvabilitas yang lebih rendah dibandingkan
perusahaan sejenis dengan tingkat utang jangka panjang yang rendah. Perusahaan dengan utang yang
lebih tinggi relatif lebih beresiko Karena perusahaan akan membutuhkan lebih banyak aset untuk
memenuhi kewajiban tetap (pembayaran bunga dan pokok).

Likuiditas dan solvabilitas mempengaruhi fleksibilitas keuangan (financial flexibility) suatu


perusahaan, yang mengukur " Kemampuan suatu perusahaan untuk mengambil tindakan efektif untuk
mengubah jumlah dan waktu arus kas sehingga dapat merespon kebutuhan dan peluang yang tidak
terduga ". Misalnya, perusahaan dapat menjadi begitu sarat dengan utang-sehingga tidak flexible-secara
finansial memiliki sedikit atau tidak ada sumber kas untuk membiayai ekspansi atau untuk melunasi
utang yang jatuh tempo.

Definisi Kompenan Neraca

Definisi tentang komponen neraca harta, utang, dan modal

Definisi Harta

Committee on Terminology (1953 hlm. 26) mendefinsikan aktiva adalah “Sesuatu yang disajikan di saldo
debet yang akan dipindahkan setelah tutup buku sesuai dengan prinsip akuntansi (bukan karena saldo
negative yang akan dinilai sebagai utang), saldo debet ini merupakan hak milik atau nilai yang dibeli atau
pengeluaran yang dibuat untuk mendapatkan kekayaan di masa yang akan datang”

Sementara itu, APB Statement (1970:132) mendefinisikan aset sebagai “Kekayaan ekonomi perusahaan,
termasuk di dalamnya pembebanan yang ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku”

Sementara itu, FASB (1985) memberikan definisi sebagai berikut: Aset adalah kemungkinan keuntungan
ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat
transaksi atau kejadiaan yang sudah berlalu

Dari definisi ini diketahui bahwa sesuatu dianggap sebagai aset jika di masa yang akan datang dapat
diharapkan memberikan net cash inflow yang positif kepada perusahaan. Untuk perkiraan deferred
charge (biaya dibayar dimuka) dianggap bahwa pembayaran telah dilakukan, dimasa yang akan datang
tidak perlu lagi cash flow. Definisi terakhir ini dianggap lebih luas dari definisi pertama. Mengenai
executory contract sering menjadi perdebatan. Executory contract adalah perjanjian yang belum
dilaksanakan. Dalam prinsip akuntansi yang berlaku sekarang tidak ada pencatatan atas jenis kontrak
dengan pegawai, dan kontak pembelian jangka panjang.

Pengakuan dan Penilaian Aktiva

Dalam prinsip Akuntansi dikenal juga berbagai nilai yang sering dipakai dalam penilaian aktiva. Nilai itu
adalah sebagai berikut.

A) Book value adalah harga buku yang diperoleh dari nilai perolehan historis dikurangi akumulasi
penyusutan yang telah dibebankan kepada pendapatan.

B) Replacement cost adalah nilai barang yang dimaksudkan jika diganti dengan barang lain yang sama.
C) Selling price adalah harga penjualan (exit value)

D) Net Realizable Value, harga jual dikurangi biaya penjualan atau dikurangi tingkat margin yang
normal.

Nilai ini sering dianggap tidak konsisten dengan konsep teori pengukuran yang murni. Nilai-nilai yang
disebutkan diatas telah diterapkan pada berbagai macam jenis aktiva yang dianggap telah dibahas dalam
akuntansi intermediate
Beberapa metode penilaian aset digambarkan oleh Wolk, et.al., sebagai berikut

Definisi Kewajiban Utang (Liabilities)

Definisi dari entity theory yaitu “Kewajiban adalah saldo kredit atau jumlah yang harus dipindahkan dari
saat tutup buku ke periode tahun berikutnya berdasarkan pencatatanyang sesuai dengan prinsip
akuntansi (saldo kredit bukan akibat saldo negative aktiva”.

Definisi berikutnya diberikan oleh APB, yaitu sebagai berikut. Kewajiban ekonomis dari suatu
perusahaan yang diakui dan dinilai sesuai prinsip akuntansi. Kewajiban di sini termasuk juga saldo kredit
yang ditunda yang bukan merupakan utang atau kewajiban.

FASB memberikan definisi kewajiban sebagai berikut: kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis di
masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban perusahaan sekarang untuk masa yang akan
datang sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian yang sudah terjadi

Dari definisi Wolk,et.al., ini kita melihat tiga sifat kewajiban , yaitu:

a) Kewajiban itu benar ada

b) Kewajiban itu tidak dapat dihindarkan

c) Kejadian yang menyebabkan perusahaan memiliki kewajiban telah terjadi.

Dalam membahas kewajiban ini kita mengenal beberapa istilah penting, yaitu sebagai berikut:

a) Contractual liabilities adalah kewajiban yang didukung oleh perjanjian tertulis.

b) Constructive obligation adalah kewajiban yang tidak dinyatakan secara tertulis, misalnya pembayaran
cuti atau bonus tertentu.

c) Equitable obligation adalah kewajiban yang tidak dikuatkan kontrak dan hanya karena kewajiban
moral atau kewajiban demi kewajaran atau keadilan.
d) Contigent liabilities, adalah suatu situasi atau keadaan yang menggambarkan ketidakpastian apakah
mungkin menimbulkan keuntungan atau kerugian kepada perusahaan, dimana hanya dapat dipastikan
apabila suatu kejadian atau beberapa kejadian di masa yang akan datang terjadi atau tidak. Dalam hal
ini, standar akuntansi mengatur bahwa hanya yang menimbulkan kerugian (kewajiban) yang akan
dicatat kerugian (kewajiban) ini mempunyai persyaratan untukbisa dicatat persyaratan ini adalah
sebagai berikut:

1) Kewajiban itu sangat mungkin terjadi atau kekayaan perusahaan telah digunakan atau telah
dikorbankan.

2) Kewajiban itu dapat diukur secara terpercaya

e) Deferred credit, adalah sejenis kewajiban tetapi bukan dalam pengertian memberikan pengorbanan
dimasa yang akan datang. Deferred credit ini ada dua jenis:

a. Prepaid revenue, adalah penerimaan free di muka yang belum sepenuhnya diimbangi dengan
pemberian jasa atau produk yang dibayar

b. Deferred revenue akibat peraturan pengakuan pendapatan, misalnya adalah investment tax credit
dan laba rugi dari transaksi leaseback.

f) Executory contract adalah perjanjian yang belum dilaksanakan, tetapi kita sudah terikat dengan
perjanjian baik untuk memenuhi kewajiban dimasa yang akan datang maupun yang akan menerima
kekayaan atau jasa dimasa yang akan datang.

Pengakuan dan Penilaian Kewajiban

Menurut APB Statement No.4 serta SFAC No.5 kewajiban dinilai sebesar kejadian dalam transaksi,
biasanya jumlah yang akan dibayarkan di masa yang akan datang biasanya didiskontokan (dinilai
berdasarkan present value untuk yang jangka panjang), sejumlah nilai pertukaran, atau sejumlah nilai
normal.

2. Modal Pemilik (Owner’s Equity)

Modal Pemilik (Owner’s Equity) Equity adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity)
setelah dikurangi kewajibannya Dalam perusahaan perseorangan, nilai modal ini merupakan modal
pemiliknya sendiri. Sementara itu, dalam perusahaan perseroan perlu dibedakan antara modal setor
dengan modal karena pendapatan (retained earning). Dividen hanya dibayar dari laba ditahan bukan
dari modal setor. Modal setor atau contributed capital dapat dibagi menjadi modal statuter (legst
capital) dan modal lainnya. Modal statuter adalah jumlah batas kewajiban pemilik

Laba Ditahan

Laba ditahan terdiri dari laba tahunan, penyesuaian atau koreksi tahun sebelumnya, dan besaran
diividen. Komponen berikutnyadari modal sahamini adalah laba rugi yang belum direalisasi. Fungsi laba
ditahan sebagai sumber dana cadangan, sebagai modal pengembangan bisnis dan usaha, membantu
pembayaran hutang, dan sebagai modal investasi lanjutan.
(https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/10/13/laba-ditahan)
Cadangan(Reserve)

Dalam arti umum cadangan bearti sesuatu yang disimpan untuk maksud tertentu. Dalam akuntansi
sering pula dianggap sebagai pos penilaian atau taksiran kewajiban, misalnya cadangan piutangragu-
ragu, cadangan penghapusan, cadangan utang pajak, dan lain sebagainya. Pengertian yang sebaiknya
dalam akuntansi adalah merupakan laba ditahan yang ditetapkan untuk maksud tertentu, jadii tidak
boleh digunakan untuk tujuan lain. Atau bisa juga istilah cadangan ini digunakan untuk menjelaskan
dana tertentu yang dicadangkan dan diperuntukkan bagi maksud tertentu

Pengakuan dan Penilaian Modal

pengakuan modal/ekuitas biasanya diakui saat pemodal mentransfer sumber daya kepada perusahaan
sebagai imbalan bagian kepemilikan perusahaan, pengakuan modal biasanya digunakan pada
perusahaan yang berbentuk perseorangan maupun partnership. Modal yang disetor diakui pada saat
penerimaan baik berupa kas ataupun non-kas. odal/Ekuitas diukur sesuai dengan jumlah kas yang
diterima. Sementara untuk setoran yang berupa non kas akan diukur sebesar nilai wajar non-kas pada
saat diserahkan

("Tugas Mata Kuliah Prof Dr Apollo (Daito) Teori Akuntansi | Ekuitas",


https://www.kompasiana.com/heftijuliza/5e9412cb097f365c606286f2/ekuitas)

Transaksi modal dapat dibagi dua, transaksi modal dan transaksi yang berkaitan dengan laba. Transaksi
golongan pertama menyangkut transaksi langsung dari pemilik dengan perusahaan, misalnya
pembayaran dan pengambilan modal. Golongan kedua menyangkut transaksi yang berkaitan dengan
laba, misalnya transaksi laba rugi, koreksi tahun lalu dan sebagainya.

Penilaian terhadap transaksi modal ini sama dengan penilaian pada harta dan kewajiban, yaitu
berdasarkan harga pasar pada saat terjadi transaksi

Anda mungkin juga menyukai