Anda di halaman 1dari 9

Nama : Dewi Selviyana

NIM : 2001036125

Prodi : Akuntansi

Matkul : Pengantar Akuntansi Lanjutan

Kelas : Khusus AK/E

Dosen : Yunus Tete Konde, SE., M.Si,Ak., CA., ACPA., CPA

Tugas : Merangkum

LIABILITAS JANGKA PENDEK DAN PENGGAJIAN

A. Liabilitas Jangka Pendek

Liabilitas jangka pendek merupakan kewajiban yang akan dibayarkan dari aset lancar dan jatuh tempo
dalam waktu singkat (biasanya dalam satu tahun atau satu siklus akuntansi). Terdapat tiga tipe primer
dari liabilitas jangka pendek, yaitu:

1. Utang Usaha
Utang usaha meliputi berbagai macam pembelian yang dilakukan secara kredit, termasuk
pembelian barang dagangan atau perlengkapan. Bagi kebanyakan perusahaan, utang usaha
biasanya merupakan liabilitas terbesar.

2. Bagian Utang Jangka Panjang yang Segera Jatuh Tempo


Liabilitas jangka panjang sering kali dibayarkan dalam pembayaran periodik, yang disebut
angsuran atau cicilan. Angsuran liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu
satu tahun mendatang setelah tanggal neraca harus diklarifikasikan sebagai liabilitas jangka
pendek.

3. Wesel Bayar Jangka Pendek


Wesel bayar dapat diterbitkan untuk membeli barang dagangan atau aset lainnya serta dapat
diterbitkan untuk kreditor guna melunasi utang usaha si penerbit wesel untuk sementara waktu.

Jurnal untuk mencatat penerbitan wesel bayar:

Utang Usaha....................................................xxx
Wesel Bayar................................................xxx
B. Gaji dan Pajak Penghasilan

Istilah gaji (payroll) mengacu pada jumlah yang dibayarkan kepada karyawan atas jasa-jasa yang telah
disediakan selama periode tertentu.

 Liabilitas untuk Penghasilan Karyawan


Istilah gaji (salary) biasanya mengacu pada pembayaran untuk tenaga kerja bagian manajerial
dan administrasi (biasanya dinyatakan dalam satu bulan atau satu tahun). Sedangkan istilah
upah (wage) biasanya mengacu pada pembayaran tenaga kerja buruh pabrik (biasanya
dinyatakan dalam basis per jam atau per minggu. Gaji dan upah yang dibayarkan kepada
karyawan merupakan beban bagi pemberi kerja. Kewajiban pemberi kerja untuk upah
ditentukan dari total pendapatan dari pekerja, termasuk pembayaran lembur. Perusahaan di
Indonesia harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi RI Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 yang mengharuskan perusahaan membayar
upah kerja lembur pada waktu tertentu.

 Potongan atas Penghasilan Karyawan


Penghasilan bruto (gross income) adalah total penghasilan seorang karyawan untuk satu
periode gaji, termasuk upah dan gaji, tunjangan, tunjangan hari raya keagamaan, upah kerja
lembur, iuran BPJS atau iuran asuransi lainnya yang dibayarkan oleh pemberi kerja (untuk
lembaga pengelolaan dana pensiun yang disahkan oleh Menteri Keuangan dalam Pasal 10
Paragraf (3) PER 32/PJ/2015.

a. Pajak penghasilan
Pemberi kerja umumnya langsung memotong penghasilan yang diterima oleh karyawan
untuk diserahkan kepada otoritas pajak sebagai pajak penghasilan. Pajak penghasilan di
Indonesia diatur dalam Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) yang membahas secara
detail tarif, ketentuan, dan perhitungan pajak penghasilan.
b. Biaya jabatan
Biaya jabatan adalah persentase asumsi pihak perpajakan bahwa sebagai seorang
karyawan pasti memiliki pengeluaran (biaya) dalam hubungannya dengan pekerjaannya.
c. Iuran BPJS (Jaminan Sosial Tenaga Kerja)
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah sebuah lembaga yang didirikan untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia berdasarkan UU Nomor 40
Tahun 2004 dan UU Nomor 24 Tahun 2011. Program BPJS dibagi menjadi dua, yaitu BPJS
ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan.
d. Pengurangan lainnya
Karyawan mungkin memilih untuk memiliki jumlah tambahan yang dikurangi dari
penghasilan bruto mereka. Contoh: karyawan mungkin memberikan hak kepada
perusahaan untuk memotong simpanan pensiun, sumbangan untuk kemanusiaan,
asuransi jiwa, atau potongan atas iuran serikat pekerja.

 Menghitung Penghasilan Neto Karyawan


Rumus:
Penghasilan Bruto – Potongan Gaji = Penghasilan Neto

Penghasilan neto disebut juga penghasilan yang dibawa pulang (take home pay).

C. Sistem Akuntansi untuk Penggajian dan Pajak Penghasilan


 Register gaji digunakan untuk menyusun dan merangkum data yang diperlukan untuk setiap
periode pembayaran gaji. Register gaji didukung oleh catatan penggajian yang terperinci untuk
setiap karyawan, yang disebut catatan penghasilan karyawan.
 Kebanyakan perusahaan menerbitkan cek gaji dengan menggunakan akun bank khusus untuk
penggajian dengan proses sebagai berikut:
1. Total gaji neto untuk periode berjalan dihitung dengan menggunakan register gaji.
2. Perusahaan mengotorisasi transfer dana elektronik dari akun bank reguler ke akun bank
khusus penggajian sebesar total gaji neto.
3. Cek gaji individual ditulis dari akun penggajian.
4. Nomor cek gaji dimasukkan ke dalam register gaji.
 Masukan (input) untuk sistem penggajian dapat diklarifikasi sebagai berikut:
1. Konstanta (tidak berubah setiap periodenya). Contoh: nama karyawan, nomor jaminan
sosial, status, pendapatan yang tidak dikenakan pajak, gaji, tarif pajak, dan tabel
potongan.
2. Variabel (berubah-ubah di setiap periode). Contoh: jumlah jam atau hari kerja setiap
karyawan, jumlah hari cuti sakit, cuti libur, jumlah penghasilan, dan total pajak yang
dipotong.
 Keluaran (output) dari sistem penggajian seperti cek gaji, transfer dana eletronik, dan catatan
perpajakan.

D. Tunjangan Tambahan bagi Karyawan


 Banyak perusahaan menyediakan berbagai tunjangan sebagai tambahan atas gaji atau upah
yang diperoleh kepada para karyawannya.
 Saat perusahaan membayar sebagian atau seluruh biaya tunjangan karyawan, biaya-biaya
tersebut dicatat sebagai beban untuk menandingkan/mengaitkan pendapatan dan beban
dengan benar.
 Tunjangan tambahan dapat diberikan dalam berbagai bentuk, termasuk cuti, tunjangan
kesehatan dan tunjangan masa pensiun.
 Cuti berbayar menjadi kewajiban perusahaan saat karyawan menerima hak cuti.
 Tunjangan pascakerja selain pensiun, seperti perawatan gigi, perawatan mata, perawatan
kesehatan, asuransi jiwa, bantuan uang kuliah, pelayanan pajak dan pelayanan hukum.
 Tunjangan karyawan adalah beban dalam periode dimana karyawan menerima tunjangan
tersebut dan dicatat dengan mendebit akun beban serta mengkredit akun liabilitas.

E. Liabilitas Diestimasi dan Liabilitan Kontinjensi

 Liabilitas Diestimasi atau Provisi


Liabilitas diestimasi (provisi) adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti.
Liabilitas diestimasi diakui jika:
1. Entitas memiliki kewajiban kini baik bersifat hukum atau konstruktif sebagai akibat
peristiwa masa lalu.
2. Kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar
sumber daya.
3. Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.

Liabilitas diestimasi diakui, dicatat, dan diungkap sebagai liabilitas yang dicatat dengan
mendebit beban dan mengkredit liabilitas.

 Liabilitas Kontinjensi
Berdasarkan PSAK 57, liabilitas kontinjensi adalah:
1. Kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya
menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada
masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau
2. Kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui
karena:
(i) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai “sumber daya”) untuk
menyelesaikan kewajibannya; atau
(ii) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

Liabilitas kontinjensi adalah liabilitas potensial dimana masih harus dipastikan apakah
entitas memiliki kewajiban kini yang mengakibatkan adanya arus keluar sumber daya
yang menghasilkan manfaat ekonomi bagi perusahaan. Kewajiban potensial yang tidak
memenuhi syarat pengakuan liabilitas diestimasi juga termasuk liabilitas kontinjensi.

F. Analisis dan Interpretasi Keuangan: Rasio Cepat


Analisis posisi lancar (current position analysis) membantu kreditor mengevaluasi kemampuan
perusahaan untuk membayar liabilitas lancarnya.
Modal Kerja = Aset Lancar – Liabilitas Jangka Pendek
Aset Lancar
Rasio Lancar =
Liabilitas Jangka Pendek

Aset Cepat
Rasio Cepat =
Liabilitas Jangka Pendek

 Rasio cepat adalah alat untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang
lancar pada masa periode yang pendek atau membayar utang secara “instan”.

 Aset cepat termasuk kas, investasi temporer, piutang usaha, dan aset lancar lainnya yang
dapat diubah menjadi kas.

AKUNTANSI UNTUK PERSEKUTUAN

A. Bentuk Badan Hukum Perusahaan di Indonesia


Terdapat berbagai bentuk badan untuk mendirikan dan menjalankan usaha. Tujuh bentuk usaha
utama di Indonesia, yaitu Perusahaan Perseorangan, Persekutuan Perdata, Firma (Fa), Persekutuan
Terbatas (CV), Perseroan Terbatas, Koperasi dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
1. Perusahaan Perserorangan (proprietorship), yang paling umum adalah penyedia jasa
profesional seperti pengacara, arsitek, agen properti dan dokter. Kelebihan perusahaan
perseorangan adalah mudah untuk didirikan. Kekurangannya adalah kesulitan untuk
menghimpun modal dalam jumlah besar.
2. Persekutuan (partnership) merupakan gabungan dua orang atau lebih yang memiliki dan
menjalankan usaha untuk mendapatkan laba. Kelebihan persekutuan adalah tidak banyak
mengeluarkan biaya untuk pengelolaan karena hanya memerlukan satu perjanjian antara
dua orang atau lebih (perjanjian persekutuan atau pasal persekutuan). Kekurangannya
adalah memiliki karakteristik agen kebersamaan, artinya setiap rekan merupakan wakil
perusahaan (satu rekan dapat mengikat persekutuan dalam suatu kontrak). Di Indonesia,
terdapat tiga jenis persekutuan yang diakui oleh KUHP, yaitu Persekutuan Terbatas (CV),
Firma (Fa) dan Persekutuan Perdata.
3. Koperasi (cooperatives)—atau dikenal sebagai Co-Op di negara lain—adalah perusahaan
yang kegiatan utamanya adalah untuk menyejahterakan anggotanya.
Setiap anggota memberikan modal yang sama.
4. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah sebuah kegiatan bisnis yang dikelola oleh
Masyarakat dan Pemerintah Desa dalam rangka meningkatkan ekonomi desa. BUMDes
didirikan berdasarkan kebutuhan dan potensi yang dimiliki desa.
B. Pendirian Persekutuan dan Pembagian Laba
 Dalam mendirikan persekutuan, hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Investasi tiap rekan dicatat dalam ayat jurnal terpisah
2. Penyerahan aset didebit ke akun aset persekutuan
3. Akun liabilitas dikredit jika terjadi pengambilalihan liabilitas
4. Akun modal milik rekan dikredit sebesar jumlah netonya
 Laba atau rugi persekutuan dibagi berdasarkan ketentuan dalam perjanjian persekutuan.
 Jika persekutuan tidak memiliki perjanjian atau jika perjanjian tidak menyebutkan mengenai
pembagian laba atau rugi, maka seluruh rekan akan memperoleh bagian yang sama.
 Metode umum pembagian laba persekutuan didasarkan pada:
a. Jasa rekan
b. Jasa rekan dan investasi

C. Keikutsertaan dan Pengunduran Diri Rekan


 Dua metode keikutsertaan rekan sebagai berikut.
1. Membeli hak kepemilikan dari rekan yang ada atau lebih
2. Menyumbangkan aset kepada persekutuan
 Sebelum seorang rekan baru bergabung, saldo akun aset persekutuan harus dinyatakan dalam
nilai saat ini. Jika perlu, akun-akun tersebut harus disesuaikan.
 Hak kepemilikan rekan yang mengundurkan diri biasanya dijual kepada:
a. Rekan yang ada. Jika rekan-rekan yang ada membeli hak kepemilikan rekan yang
mengundurkan diri, pembelian dan penjualan hak kepemilikan merupakan transaksi
antar-individu.
Ayat jurnal:
Modal rekan yang mengundurkan diri...........................................xxx
Modal rekan yang membeli tambahan kepemilikan........................xxx

b. Persekutuan. Jika persekutuan membeli hak kepemilikan rekan yang mengundurkan


diri, aset dan ekuitas pemilik dalam persekutuan dikurangi sebesar harga beli. Sebelum
pembelian, akun-akun aset harus disesuaikan ke nilai pasar.
Ayat jurnal:
Modal Rekan yang Mengundurkan Diri.........................................xxx
Kas......................................................................................................xxx

c. Jika seorang rekan meninggal dunia, akun-akun harus ditutup pada tanggal kematian
rekan. Laba neto tahun berjalan perlu dihitung dan dibagi ke akun modal para rekan.
Akun-akun aset juga harus disesuaikan ke nilai pasar dan jumlah penyesuaian dibagi ke
akun modal para rekan.
Ayat jurnal:
Modal Rekan yang Meninggal Dunia..........................................xxx
Liabilitas (dengan status “tiada”)..................................................xxx
D. Likuidasi Persekutuan
 Likuidasi (liquidation) adalah proses di mana biasanya akan dilakukan penjualan aset,
pembayaran ke kreditor, dan pembagian sisa kas atau aset lainnya ke rekan-rekan persekutuan
saat persekutuan mengakhiri usaha.
 Persekutuan dilikuidasi dengan:
1. Penjualan aset persekutuan (realisasi)
2. Pembagian laba atau rugi atas realisasi kepada para rekan
3. Pembayaran kepada kreditor
4. Pembagian sisa kas kepada para rekan menurut saldo akun modal masing-masing.
 Pembagian realisasi atas kerugian mungkin saja lebih besar daripada saldo akun modal para
rekan. Saldo debit pada akun modal disebut defisiensi (deficiency) yang mencerminkan klaim
persekutuan terhadap rekan.

E. Laporan Ekuitas Persekutuan


 Laporan ekuitas persekutuan melaporkan perubahan dalam ekuitas persekutuan untuk
penambahan modal, laba neto dan penarikan.
 Perubahan pelaporan dalam akun modal persekutuan serupa dengan yang terjadi dalam
perusahaan perseorangan, kecuali terdapat akun modal pemilik untuk masing-masing rekan.
 Perubahan dalam akun modal pemilik untuk periode tertentu dilaporkan dalam laporan ekuitas
persekutuan (statement of partnership equity).

F. Analisis dan Interpretasi Keuangan: Pendapatan per Karyawan


 Pendapatan per karyawan (revenue per employee) dapat digunakan sebagai ukuran efisiensi
persekutuan dalam menghasilkan pendapatan.
 Rasio tersebut dihitung sebagai berikut:
Pendapatan
Pendapatan per Karyawan =
Jumlah Karyawan
LIABILITAS JANGKA PANJANG

 Liabilitas yang tidak termasuk kategori liabilitas jangka pendek diklasifikasikan sebagai liabilitas
jangka panjang, contohnya seperti utang obligasi, wesel bayar, liabilitas sewa, liabilitas pensiun
dan liabilitas pajak tangguhan.
 Salah satu faktor yang memengaruhi keputusan perusahaan untuk menerbitkan utang jangka
panjang atau ekuitas adalah dampak dari masing-masing alternatif terhadap laba per saham.
 Perusahaan yang menerbitkan obligasi akan membuat kontrak, atau kontrak obligasi. Saat
perusahaan menerbitkan obligasi, harga yang bersedia dibayarkan oleh pembeli bergantung
pada:
1. Nilai nominal obligasi
2. Bunga periodik yang akan dibayarkan
3. Suku bunga pasar
 Ayat jurnal untuk mencatat penerbitan obligasi sebagai berikut.
Kas...........................................................xxx
Utang Obligasi...........................................xxx

 Wesel bayar dapat diterbitkan dengan 4 cara, yaitu:


1. Penerbitan secara Tunai
2. Penerbitan secara Non-tunai
3. Penerbitan secara Tunai dan Hak Tertentu
4. Instrumen Keuangan Majemuk (Obligasi konversi )
 Wesel angsuran mensyaratkan pemberi pinjaman untuk membuat pembayaran yang sama
kepada peminjam pada jangka waktu pembayaran wesel. Tidak seperti obligasi, pembayaran
tahunan dalam sebuah wesel angsuran mengandung nilai pokok dan bunga.
Ayat jurnal untuk mencatat pembayaran tahunan:
Baban bunga.............................................xxx
Wesel bayar..............................................xxx
Kas............................................................xxx

 Pengukuran liabilitas jangka panjang setelah pengakuan awal adalah menggunakan biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
 Apabila terjadi pertukaran instrumen utang dengan persyaratan yang berbeda secara
substansial maka pertukaran dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan
pengakuan liabilitas keuangan baru.
 Entitas menghentikan pengakuan (mengeluarkan dari laporan posisi keuangan) liabilitas
keuangan jika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau
kedaluwarsa.
 Penghentian Pengakuan Keseluruhan dan Sebagian, Liabilitas keuangan (baik keseluruhan
maupun sebagian) dihentikan pengakuannya jika debitur melepaskan liabilitas tersebut (atau
bagian darinya) dengan membayar kreditur (baik menggunakan kas, aset keuangan, barang,
atau jasa lainnya). Pelepasan juga terjadi jika debitur secara hukum dibebaskan dari tanggung
jawab utamanya atas liabilitas tersebut, baik melalui proses hukum maupun oleh kreditur.

 Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi perlindungan bagi kreditur terkait pembayaran
bunga.
 Berikut adalah beberapa rasio keuangan yang terkait dengan liabilitas jangka panjang:
Total Utang
Debt to equity ratio =
Total Ekuitas

Total Utang
Debt to asset ratio =
Total Aset

 Rasio keuangan lain terkait utang jangka panjang adalah:


Laba sebelum Bunga dan Pajak
Times Interest Earned =
Beban Bunga

Anda mungkin juga menyukai