Anda di halaman 1dari 13

Nama Mahasiswa :

Nim :
HUTANG LANCAR No urut :
Kelas :
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 2

PENGERTIAN UMUM
Hutang adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena tindakan
atau transaksitransaksi di masa lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa,
yang pelunasannya baru akan dilakukan di masa yang akan datang, baik
dengan penyerahan uamg tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun
dengan menciptakan hutang baru. Hutang dapat menimbulkan kewajiban
keuangan ataupun kewajiban pelaksanaan.

KARAKTERISTIK HUTANG
1. Kewajiban itu ada dan merupakan transaksi di masa lalu
2. Ada kewajiban untuk menyertakan aktiva yang dapat diterima oleh yang
bersangkutan di masa yang akan datang
3. Kewajiban itu dapat diukur / dinyatakan dalam satuan mata uang dengan
jumlah yang pasti atau dapat ditaksir jumlahnya
4. Kreditur dan tanggal jatuh tempo dapat diketahui atau ditentukan
5. Tidak ada hak untuk membatalkan atau melepaskan diri dari hutang
tersebut

Ditinjau dari waktu pelunasannya Hutang terdiri atas 2 Kelompok :


1. Hutang Lancar (Hutang Jangka Pendek)
2. Hutang tidak lancar (Hutang Jangka Panjang)

HUTANG LANCAR (HUTANG JANGKA PENDEK)


Hutang Lancar = Hutang Jangka Pendek = Kewajiban Jangka Pendek
= Current Liability

Hutang Lancar adalah kewajiban atau utang perusahaan kepada


pihak lain yang harus segera dibayar. Jangka waktu utang lancar adalah
maksimal dari satu tahun/satu siklus operational perusahaan.

Penyelesaian satu hutang jangka pendek (hutang lancar) biasanya


memerlukan pemakaian harta lancar. Perbandingan antara harta lancar
terhadap hutang jangka pendek (hutang lancar) dikenal sebagai rasio
lancar atau current ratio.

Rasio ini merupakan suatu ukuran yang berguna bagi para pengusaha
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutang
jangka pendek. Perusahaan yang memiliki hutang lancar lebih besar dari

1 Akuntansi Keuangan Menengah II - | Dewi Anggraeni , SE, M.Ak


harta lancar berada dalam posisi yang mengkhawatirkan karena terdapat
kemungkinan bahwa utang tersebut tidak akan dapat dilunasi.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan hutang lancar adalah


Hutang yang pelunasannya dengn menggunakan sumbersumber aktiva
lancar atau dengan menciptakan hutang lancar baru
Hutang lancar / Hutang jangka pendek dikatakan sudah pasti bila memenuhi
dua syarat:
1. Kewajiban untuk membayar sudah pasti,
2. Jumlah yang harus dibayar sudah pasti.

PENGGOLONGAN UTANG LANCAR :


1. Hutang yang jumlahnya dapat ditentukan secara pasti
2. Hutang yang jumlahnya ditaksir
3. Hutang bersyarat

1. HUTANG YANG JUMLAHNYA DAPAT DITENTUKAN SECARA PASTI


Meliputi semua kewajiban untuk membayar yang jumlah dan tanggal
jatuh tempo sudah pasti. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah :
a. Hutang Dagang (Account Payable)
Yaitu hutang yang timbul dari kegiatan ekonomi perusahaan yang
berulang-ulang. Hutang dagang terjadi karena perbedaan waktu yang
timbul antara penyerahan barang dan jasa dengan pembayarannya
(disebut dengan jangka waktu kredit) yang biasanya dinyatakan dengan
syarat pembayaran seperti 2/10, n/30.

b. Hutang Wesel / Wesel Bayar (Notes Payable)


Yaitu kewajiban yang dinyatakan dalam bentuk surat kesanggupan
membayar (promise) / dalam bentuk surat perintah membayar yang telah
disetujui oleh debitur.

c. Hutang Deviden
Hutang deviden adalah jumlah uang yang harus dibayar perusahaan
kepada pemegang saham akibat adanya pengumuman pembagian
deviden. Pada umumnya, pembayaran atas deviden yang telah
diumumkan akan dilakukan segera setelah tanggal pengumumannya.
Oleh karena itu, hutang deviden termasuk dalam hutang lancar.

d. Uang Muka dan Jaminan yang dapat diminta kembali


Uang muka (Down Payment) disini merupakan pembayaran dimuka untuk
barang-barang yang dipesan. Sebelum barang yang dipesan diserahkan
kepada pembeli, uang muka tersebut merupakan hutang jangka pendek.
Jaminan yang diminta dari pelanggan/konsumen juga merupakan hutang
jangka pendek karena dapat ditarik sewaktu-waktu.

2 Akuntansi Keuangan Menengah II - | Dewi Anggraeni , SE, M.Ak


e. Pungutan dan Pengumpulan dana untuk Pihak Lain
Perusahaan biasanya ditunjuk sebagai wajib pungut atas pajak yang
merupakan kewajiban bagi karyawan dan langganan kepada pihak ketiga
(kantor pajak). Dana tersebut pada akhirnya harus diserahkan ke kantor
pajak sehingga dana yang belum disetorkan diklasifikasikan sebagai
hutang lancar.
f. Hutang Biaya (Biaya yang masih harus dibayar)
Adalah keharusan untuk mengakui adanya biaya-biaya yang manfaatnya
sudah dinikmati dalam suatu periode, meskipun biaya tersebut belum
dibayar. Penyajian hutang biaya dalam neraca disajikan dalam rekening
biaya yang masih harus dibayar. Meskipun demikian, rekening-rekening
pembukuan untuk biaya-biaya yang masih terhutang Hutang Gaji dan
Upah, Hutang Sewa, Hutang Pajak tetap diselenggarakan.

g. Pendapatan diterima Dimuka


Adalah penghasilan dari penjualan barang atau penyerahan jasa yang
diterimanya telah terjadi dimuka sebelum transaksi penjualan atau
penyerahan jasa berlangsung. Contoh : uang muka yang diterima untuk
langganan majalah / surat kabar.

h. Hutang Bonus (Untuk Karyawan)


Bonus yang diberikan kepada karyawan biasanya didasarkan atas gaji dan
upah pokok. Adakalanya bonus yang diberikan kepada karyawan
didasarkan atas laba yang diperoleh perusahaan.

2. HUTANG YANG JUMLAHNYA DITAKSIR


Ada beberapa jenis hutang yang jumlahnya secara pasti tidak bisa
ditentukan, meskipun peristiwa atau transaksi yang menyebabkan timbulnya
hutang sudah terjadi. Contoh : hutang garansi, hadiah yang diberikan atas
produk yang dijual. Meskipun harian dari garansi belum dapat dipastikan
dalam jumlah maupun tanggalnya, tetapi adanya kewajiban bagi perusahaan
sudah jelas dan pasti, oleh karena itu harus diakui dan dilaporkan dalam
laporan keuangan.
a. Hutang Pajak Penghasilan
Penaksiran pajak penghasilan biasanya dihitung berdasarkan laba yang
diperoleh pada tahun yang bersangkutan dikalikan dengan tariff pajak.

b. Hutang Hadiah yang Beredar


Perusahaan kadang-kadang menawarkan hadiah untuk penjualan produk-
produk tertentu. Hadiah bisa diberikan secara langsung atau terbatas
pada pembeli yang menyerahkan kupon. Hadiah ini merupakan biaya
untuk periode dimana penjualan barang-barang tersebut terjadi.

3 Akuntansi Keuangan Menengah II - | Dewi Anggraeni , SE, M.Ak


c. Hutang Garansi atas Produk yang Dijual
Garansi merupakan jaminan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli
untuk memperbaiki/melengkapi kekurangan akan kuantitas, kualitas dari
produk yang dijual. Garansi biasanya diberikan dalam bentuk :
a) Perawatan gratis
b) Penggantian kompoen atau bagian produk yang rusak
c) Pengembalian uang atas harga yang dibayar pembeli

3. HUTANG BERSYARAT
adalah kewajiban jangka pendek (tergangtung dari kewajiban perusahaan)
yang sampai pada tanggal nearaca masih belum pasti apakah menjadi
kewajiban/ tidak yang timbul akibat kegiatan dimasa lalu.

Untuk menentukan bahwa utang itu merupakan utang bersyarat atau


taksiran utang, yang menjadi dasarnyaadalah kepastian timbulnya
kewajiban yang bersangkutan.
Apabila kewajiban untuk membayar utang tersebut timbul, walaupun
jumlahnya belum pasti, maka utang jenis ini merupakan taksirang utang.

Berikut yang termasuk kedalam "Utang Bersyarat" adalah:


a. Jaminan terhadap utang anak perusahaan, misalkan memberikan
jaminan / bantuan terhadap utang kepada perusahaan.
b. Tambahan pajak yang belum jelas kepastiannya.
c. Piutang usaha yang dijaminkan, Piutang usaha dapat dijaminkan untuk
memperoleh pinjaman uang dari bank atau lembaga keuangan lainnya.

Nama Mahasiswa :
AKTIVA OPERASI Nim :
No urut :
TIDAK LANCAR Kelas :
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 2

KLASIFIKASI AKTIVA OPERASI TIDAK LANCAR


Aktiva operasi dapat dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Aktiva operasi berwujud
Meliputi, aktiva operasi tidak bergerak yang meliputi tanah, dan semua
aktiva yang diletakkan diatasnya terutama bangunan serta perlengkapan
dan prasarana bangunan.
2. Aktiva operasi tidak berwujud
Meliputi Paten, Hak cipta, Waralaba, Goodwill dll.

PENGERTIAN AKTIVA OPERASI TIDAK LANCAR


Aktiva operasi tidak lancar perusahaan dapat dibedakan menjadi aktiva
operasi tidak lancar berwujud dan aktiva operasi tidak lancar tidak berwujud.
1. Aktiva operasi tidak lancar berwujud sering juga disebut dengan istilah
aktiva tetap, seperti property, pabrik, dan peralatan
4 Akuntansi Keuangan Menengah II - | Dewi Anggraeni , SE, M.Ak
Aktiva ini merupakan aktiva yang diperoleh dalam bentuk siap pakei atau
dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam menunjang
kegiatan atau operasi utama perusahaan dilimiki tidak untuk dijual dalam
rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat
jangka panjang (lebih dari satu tahun).

2. Aktiva operasi tidak lancar tidak berwujud


Aktiva ini tidak mempunyai substansi fisik dan pembuktiannya melalui
suatu perjanjian, komitmen, pesertujuan atau kontrak.

KARAKTERISTIK AKTIVA OPERASI TIDAK LANCAR


Aktiva operasi tidak lancar berwujud
1. Karakteristik utama aktiva tetap berwujud adalah:
2. Aktiva tersebut diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan bukan
untuk dijual kembali.
3. Aktiva tersebut bersifat jangka panjang dan merupakan subyek
penyusutan.
4. Perusahaan mengalokasikan biaya investasi dalam aktiva-aktiva ini pada
periode masa depan melalui beban penyusutan periodik. Tapi, hal ini tidak
berlaku untuk tanah, yang tidak disusutkan.
5. Aktiva tersebut memiliki substansi fisik.
6. Properti, pabrik dan peralatan merupakan aktiva berwujud yang
mempunyai karakteristik eksistensi atau substansi fisik.Tidak seperti
bahan baku, aktiva tetap berwujud secara fisik bukan merupakan bagian
dari produk yang dimiliki untuk dijual kembali.
7. Memiliki nilai yang relatif tinggi

Aktiva operasi tidak lancar tidak berwujud


1. Kurang memiliki eksistensi fisik
2. Aset tidak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau
privilege yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
3. Bukan merupakan instrumen keuangan
4. Aset tidak berwujud bukan merupakan instrumen keuangan dan
menghasilkan nilainya dari hak (klaim) untuk menerima kas atau
ekuivalen kas di masa depan.
5. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi
6. Aset tidak berwujud menyediakan jasa selama periode bertahun-tahun.
Investasi dalam aset ini biasanya dibebankan pada periode masa
mendatang melalui beban amortisasi periodik.
7. Selain tiga karakteristik utama tersebut, terdapat juga beberapa
karakteristik pendukung aset tidak berwujud, yaitu:
8. Aset tidak berwujud diperoleh melalui pencairan/pengembangan atau
dibeli baik secara terpisah atau menjadi satu dengan aset lain
9. Aset tidak berwujud digunakan dalam operasi perusahaan secara tidak
langsung;

5 Akuntansi Keuangan Menengah II - | Dewi Anggraeni , SE, M.Ak


10.Aset tidak berwujud sangat dipengaruhi oleh aktivitas pesaing;
11.Aset tidak berwujud hanya memiliki nilai pada suatu perusahaan;
12.Aset tidak berwujud bukan ditentukan umur ekonomisnya.

HARGA PEROLEHAN AKTIVA


Harga Perolehan aktiva tetap meliputi seluruh jumlah yang dikeluarkan
untuk mendapatkan aktiva tersebut. Aktiva tetap akan dilaporkan ke neraca
tidak hanya sebesar harga belinya, tetapi semua biaya yang dikeluarkan
sampai aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai.
Jenis Aktiva Jenis biaya perolehan
Berwujud
Harga beli, Pajak, Ongkos Angkut, by asuransi
Mesin Produksi
perjalanan, Ongkos Pasang dan biaya Uji Coba
Harga beli, Biaya survey, Pajak, Komisi broker,
Tanah pengurusan surat-surat, biaya pembersihan /
pengosongan / pembongkaran
Harga beli, Pajak, Ongkos Angkut, by asuransi
Paralatan perjalanan, Ongkos Pasang , biaya Uji Coba , biaya
rekondisi untuk barang bekas

Jenis Aktiva Tidak Jenis biaya perolehan


Berwujud
Hak Paten, Merek
Harga beli, Biaya Registrasi, Biaya pengurusan Surat,
dagang dan Hak
dll
cipta

CARA PEROLEHAN AKTIVA


1. Pembelian Gabungan
Dalam beberapa kasus transaksi pembelian aktiva, sejumlah aktiva dapat
diperoleh secara bersamaan melalui sebuah pembelian gabungan dengan
satu harga beli.
Contoh :
Perusahaan A telah membeli secara tunai sebidang tanah, bangunan dan
paten dengan harga beli gabungan sebesar Rp. 975.000.000. berdasarkan
hasil estimasi dari seorang penilai independen, ditetapkan bahwa
bangunan tersebut memiliki taksiran harga sebesar Rp. 400.000.000
dimana angka ini merupakan 2/3 dari total nilai untuk tanah dan
bangunan. Sedangkan untuk paten dinilai memiliki taksiran harga sebesar
Rp. 275.000.000.
Berikut alokasi harga perolehan untuk masing-masing aktiva yang dibeli :

6 Akuntansi Keuangan Menengah II - | Dewi Anggraeni , SE, M.Ak


Ayat jurnal yang dibuat untuk mencatat perolehan aktiva tersebut
adalah :

2. Pembelian Kredit
Pembelian aktiva dapat dilakukan secara kredit. Dalam hal ini pembeli
biasanya akan menandatangani wesel bayar, yang secara spesifik
menyebutkan persyaratan mengenai penyelesaian kewajiban. Bunga atas
saldo kredit yang belum dibayar akan dicata dan diakui sebagia beban
bunga.
Contoh :
Seperangkat peralatan dibeli pada tanggal 04 Januari 2010 dengan harga
Rp. 200.000.000 dimana 35% dibayar pada saat pembelian dilakukan,
sedangkan sisanya akan dilunasi secara bertahap dengan
menandatangani sebuah wesel bayar. Angsuran pertama sebesar Rp.
10.000.000 akan jatuh tempo pada tanggal 04 Maret 2010, ditambah
dengan bunga atas saldo kredit yang belum dibayar. Tingkat suku bungan
9% pertahun. Tingkat bunga ini dinamakan stater rate.

3. Sewa Guna usaha Modal


Sewa guna usaha modal adalah suatu kontrak dimana satu pihak
(penyewa) diberikan hal untuk menggunakan aktiva yang dimiliki oleh
pihak lain, yaitu pihak yang menyewakan selama suatu periode waktu
tertentu dengan membayar sejumlah biaya periodik tertentu.

7 Akuntansi Keuangan Menengah II - | Dewi Anggraeni , SE, M.Ak


4. Pertukaran aktiva tetap
Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat memperoleh sebuah aktiva
baru dengan cara menukar. Umumnya aktiva baru tersebut akan dicatat
sebesar nilai pasar wajarnya atau sebesar nilai pasar wajar dari aktiva
yang diserahkan.
Contoh :
PT Permata untuk memiliki tanah seluas 1.000 m2 terletak di Jl. Kosmea
15 Malang dengan menukarkan 100 lembar saham nilai nominal saham @
Rp 500.000,- sedang harga pasar Rp 540.000,-
Jurnal :
Mencatat pertukaran 100 lembar saham dengan tanah
Tanah Rp 54.000.000,-
Modal saham biasa Rp 50.000.000,-
Agion saham biasa Rp 4.000.000,-

5. Pembuatan sendiri
Biaya perolehan suatu aktiva yang dikontruksi sendiri ditentukan dengan
mengunakan prinsip yang sama seperti aktiva yang diperoleh. Jika
perusahan membuat aktiva serupa untuk dijual dalam keadan usaha
normal. Biaya perolehan aktiva biasanya sama dengan biaya
memproduksi aktiva untuk dijual.
Jadi perolehan aktiva tetap yang dibuat sendiri adalah seluruh beban yang
dikeluarkan untuk membuat aktiva tetap sampai siap untuk dioperasi.
Contoh:
PT Cemara hotel membuat kolam renang untuk melengkapi prasarana
yang telah ada dengan beban-beban yang dikeluarkan sebagai berikut.
Matrial Rp 19.000.000,-
Beban TKL Rp 7.600.000,-
Beban TL (overhead) Rp 1.800.000,-
Jumlah seluruh beban Rp 28.400.000,-

Jurnal yang dibuat oleh PT Cemara hotel adalah :


Mencatat pembelian matrial dan pembayaran upah dan beban
overhead.
Matrial Rp 19.000.000,-
Beban TKL Rp 7.600.000,-
Beban TL (overhead) Rp 1.800.000,-
Kas Rp 28.400.000,-

Mencatat pemakaian material, pembayaran upah dan beban tak


langsung lainya.
Kolam renang dalam proses Rp 28.400.000,
Material Rp 19.000.000,-
Beban TK. langsung Rp 7.600.000,-
Beban tak langsung Rp 1.800.000,-

Mencatat penyerahan kolam renang yang sudah selesai.

8 Akuntansi Keuangan Menengah II - | Dewi Anggraeni , SE, M.Ak


Kolam renang Rp 28.400.000,-
Kolam renang dlm peroses Rp 28.400.000,-

6. Pemberian
Aktiva tetap diperoleh dari pemberian dari pihak lain , harga perolehan
berdasarkan harga pasar atau nilai taksir yang wajar.
CONTOH :
Perusahan menerima hadiah dari pemerintah berupah tanah untuk alokasi
usaha yang ditaksir seharga Rp 15.000.000,- Beban balik nama dan
pematangan tanah Rp 2.000.0000,- dibayar tunai.
Jurnal
Mencatat peneriman hadiah tanah dengan membayar beban baliknama
dan pematangan tanah Rp 2.000.000,-
Tanah Rp 17.000.000,-
Modal pemberian Rp 15.000.000,-
Kas Rp 2.000.000,-

PENYUSUTAN
DEFENISI PENYUSUTAN
Penyusutan adalah alokasi sistimatik dari harga perolehan aktiva selama
periode-periode berbeda yang memperoleh manfaat dari penggunaan aktiva
yang bersangkutan.
Akumulasi penyusutan adalah jumlah harga perolehan aktiva yang telah
dibebankan dalam periode-periode sebelumnya. Merupakan kumpulan dari
beban penyusunan periodik.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYUSUTAN


1. Harga Perolehan
uang yang dikeluarkan atau utang yg timbul dan biaya biaya lain yg
terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya sampai
siap digunakan
2. Nilai Sisa ( Residu )
Jumlah yg di terima bila aktiva di jual atau ditukar, di tukar atau cara-cara
lain ketika aktiva tersebut tidak dapat lagi digunakan, dikurangi dengan
biaya biaya yg terjadi pada saat menjual atau menukarnya.
3. Taksiran Umur Kegunaan
Taksiran umur kegunaan suatu aktiva di pengaruhi oleh cara cara
pemeliharaan dan kebijakan kebijakan yang di anut dalam depresiasi.
Taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode waktu, hasil
produksi atau satuan jam kerja.
4. Pola pemakaian

METODE PENYUSUTAN
Berdasarkan waktu :
1. Metode garis lurus (straight line methode)
2. Metode pembebanan yang menurun
a. Metode jumlah angka Tahun
9 Akuntansi Keuangan Menengah II - | Dewi Anggraeni , SE, M.Ak
b. Metode saldo menurun ganda

1. Metode Garis Lurus ( Straight Line Method )


Metode ini merupakan metode yg paling sederhana dan banyak di
gunakan.
Harga Perolehan Nilai Sisa
Depresiasi = -------------------------------------------
Umur Ekonomis

Contoh, Mesin dengan harga perolehan Rp 100.000.000, taksiran niali sisa


(residu) Rp 5.000.000, dan umurnya di taksir selama 5 tahun, maka nilai
depresiasi / tahun dapat di hitung sbb:
Depresiasi = (100.000.000 5.000.000 ) / 5 tahun
= 19.000.000 / tahun
Tabel Depresiasi pertahun dengan Metode Garis Lurus.

Akhir
Akumulasi
Tahun Beban Penyusutan Nilai Buku Aktiva
Depresiasi
Ke

100.000.000
1 19.000.000 19.000.000 81.000.000
2 19.000.000 38.000.000 62.000.000
3 19.000.000 57.000.000 43.000.000
4 19.000.000 76.000.000 24.000.000
5 19.000.000 95.000.000 5.000.000

2. Metode pembebanan yang menurun


a. Metode jumlah angka Tahun
Dalam metode ini depresiasi dihitung dengan mengalikan bagian
pengurang yang setiap tahunnya menurun dengan harga perolehan dan
nilai residu.
(n+1)
Jumlah Angka Tahun = n . ( ---------- )
2
Contoh, Harga Perolehan Mesin Rp 100.000.000 niali residu 5.000.000, di
taksir umunya 5 tahun, depresiasi mesin dihitung sebagai berikut :

Tahu Bobot (Weight) Bagian Pengurang


n
1 5 5/15
2 4 4/15
3 3 3/15
4 2 2/15
5 1 1/15
15 15/15

10 Akuntansi Keuangan Menengah II - | Dewi Anggraeni , SE, M.Ak


Tabel Depresiasi pertahun dengan Metode Angka Tahun

Total
Tahun Debit Nilai Buku
Akumulasi
Ke Depresiasi Aktiva
Depresiasi
100.000
1 5/15 x (100.000 5.000) = 31.667 31.667 68.333
2 4/15 x (100.000 5.000) = 25.333 57.000 43.000
3 3/15 x (100.000 5.000) = 19.000 76.000 24.000
4 2/15 x (100.000 5.000) = 12.667 88.667 11.333
5 1/15 x (100.000 5.000) = 6.333 95.000 5.000

b. Saldo menurun ganda


Dalam Metode ini, depresiasi dihitung dengan cara mengalikan tarif
dengan nilai buku aktiva, tarif depresiasi dapar di hitung dengan
cara :
Penyusutan = [(100% : Umur Ekonomis) x 2] x Nilai Perolehan/Nilai
Buku

Total
Tahun Beban Nilai Buku
Akumulasi
Ke Depresiasi Aktiva
Depresiasi
100.000
1 40% x 100.000 = 40.000 40.000 60.000
2 40% x 60.000 = 24.000 64.000 36.000
3 40% x 36.000 = 14.400 78.400 21.600
4 40% x 21.600 = 8.640 87.040 12.960
5 95.000 87.040 = 7.960 95.000 5.000

Berdasarkan Penggunaan :
1. Metode satuan jam kerja
2. Metode unit produksi

1. Metode Satuan Jam Kerja

11 Akuntansi Keuangan Menengah II - | Dewi Anggraeni , SE, M.Ak


Metode ini dasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama mesin-
mesin) akan lebih cepat rusak apabila digunakan sepenuhnya. Dengan
metode ini di hitung dengan dasar satuan jam jasa.
Harga Perolehan Nilai Sisa
Depresiasi = -------------------------------------------
Taksiran Jumlah Jam Kerja

Contoh : nilai sisa (residu) Rp 2.000.000, dan di taksir akan di gunakan


selama 8.000 jam, maka nilai depresiasi / jam dapat di hitung sbb:
Depresiasi = (10.000.000 2.000.000 ) / 8.000 jam
= 1.000 / jam
Tabel Depresiasi pertahun dengan Metode Satuan Jam Kerja
Dengan asumsi jika digunakan tahun 1. 3000 jam, 2. 2.500, 3. 1.500,
4. 1000

Kredit
Jam Kerja Debit Total Akumulasi Nilai Buku
Tahun Ke Akumulasi
Mesin Depresiasi Depresiasi Aktiva
Depresiasi

10.000.000
1 3.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 7.000.000
2 2.500 2.500.000 2.500.000 5.500.000 4.500.000
3 1.500 1.500.000 1.500.000 7.000.000 3.000.000
4 1.000 1.000.000 1.000.000 8.000.000 2.000.000

Total 8.000.000 8.000.000

2. Metode Unit Produksi


Metode ini dasarkan pada anggapan bahwa aktiva tersebut didasarkan
pada produk yg di hasilakan. Dengan metode ini di hitung dengan dasar
satuan hasil produksi.
Harga Perolehan Nilai Sisa
Depresiasi = -------------------------------------------
Taksiran Hasil Produksi
Contoh : nilai sisa (residu) Rp 2.000.000, dan di taksir mampu berproduksi
sebanyak 80.000 unit maka nilai depresiasi / unit dapat di hitung sbb:

Depresiasi = (10.000.000 2.000.000 ) / 80.000 unit


= 100 / unit
Contoh : Mesin dengan harga perolehan Rp 10.000.000, taksiran niali sisa
(residu) Rp 2.000.000, dan di taksir mampu berproduksi sebanyak 80.000
unit, maka nilai depresiasi / unit dapat di hitung sbb:

Depresiasi = (10.000.000 2.000.000 ) / 80.000 unit


= 100 / unit
Dengan asumsi jika aktiva tersebut mampu berproduksi pada tahun 1. 30.000
unit, 2. 25.000 unit, 3. 15.000 unit, 4. 10.000 unit.
12 Akuntansi Keuangan Menengah II - | Dewi Anggraeni , SE, M.Ak
Kredit Total
Tahu Jam Kerja Debit Nilai Buku
Akumulasi Akumulasi
n Ke Mesin Depresiasi Aktiva
Depresiasi Depresiasi

10.000.000
1 3.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 7.000.000
2 2.500 2.500.000 2.500.000 5.500.000 4.500.000
3 1.500 1.500.000 1.500.000 7.000.000 3.000.000
4 1.000 1.000.000 1.000.000 8.000.000 2.000.000
Total 8.000.000 8.000.000

13 Akuntansi Keuangan Menengah II - | Dewi Anggraeni , SE, M.Ak

Anda mungkin juga menyukai