FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN PARIWISATA UNIVERSITAS HINDU INDONESIA DENPASAR 2022 RINGKASAN MATERI KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN II
BAB I LIABILITAS JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTINJENSI
Liabilitas menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan
(KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi. Sehingga liabilitas memiliki 3 karakteristik penting: 1. Kewajiban sekarang 2. Timbul dari kejadian masa lalu 3. Pembayaran menyebabkan arus keluar sumber daya (kas, barang, jasa) Liabilitas jangka pendek terdiri dari : Utang usaha Wesel bayar Utang bank jangka pendek Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo Liabilitas jangka pendek yang didanai kembali Utang deviden Uang muka pelanggan Pendapatan diterima dimuka Utang PPN/PPnBM Utang pajak penghasilan Utang gaji Utang pajak pihak ketiga Liabilitas jangka panjang yang akan dilunasi periode berikutnya diklasifikasikan menjadi liabilitas jangka pendek, kecuali dilunasi dengan akumulasi dana yang tidak diklasifikasikan sebagai asset lancer, dibiayai kembali atau dilunasi dengan penerbitan liabilitias jangka panjang yang baru, dan dikonversi menjadi saham. Liabilitas jangka panjang walaupun akan jatuh tempo tetap diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek. Liabilitas jangka pendek terkait kegiatan operasi timbul karena konsekuensi kegiatan operasi entitias. Utang ini muncul karena entitas menangguhkan pembayaran kepada pihak lain. Penundaan pembayaran ini dapat dilakukan sampai dengan tanggal jatuh tempo yang telah disepakati ,misalnya untuk utang dagang.utang dibayar pada saat jatuh tempo, pajak yang dibayarkan pada saat tanggal jatuh tempo,tagihan kepada pihak lain dibayar sesuai tanggal jatuh tempo. Utang Usaha Utang usaha adalah utang terkait dengan kegiatan utama entitas. Untuk entitas yang bergerak dibidang perdagangan,utang usaha disebut sebagai utang dagang. Utang dagang timbul saat entitas melakukan pembelian kepada pemasok secara kredit. Pembelian secara tunai dilakukan jika pemasok tidak membolehkan membeli secara kredit atau membeli secara tunai dimana secara eknomis lebih murah dibandingkan membeli secara kredit. Beban Yang Masih Harus Dibayar Entitas belum membayar beban tersebut karena kesepakatan kontrak menyatakan pembayaran tidak dilakukan pada saat beban terjadi atau karena keterlambatan waktu penagihan. Beban yang masih harus dibayar yang sering muncul dilaporan posisi keuangan antara lain : 1. Beban gaji, karyawan telah berhak atau gaji karena sudah bekerja namun tidak belum dibayarkan oleh perusahaan. 2. Bunga yang masih harus dibayar/utang bunga. Bunga sudah menjadi beban dengan berlalunya waktu namun baru dibayarkan sesuai dengan tanggal dalam perjanjian kredit. 3. Beban operasi yang masih harus dibayar. Beban atas jasa pihak lain kepada perusahaan atas kegiatan operasinya, namun belum dibayarkan oleh perusahaan. Pendapatan Diterima Dimuka Pada saat kas diterima dari pelanggan, entitas akan mencatat pendapatan diterima dimuka. Jika pekerjaan telah diselesaikan atau barang telah dikirimkan, pendapatan diterima dimuka tersebut akan didebit dan diakui sebagai pendapatan (kredit). Utang Terkait Imbalan Kerja Imbalan kerja diberikan dalam bentuk gaji, tunjangan, bonus, pension, dan lainnya. Untuk mengelola pembayaran gaji, entitas biasanya memiliki sistem gaji (payroll system) yang dapat menghitung gaji untuk tiap karyawan dan juga potongannya. Utang Pajak Pihak Ketiga Pajak yang dipotong di antaranya adalah PPh 21 atas gaji yang diterima pekerja. PPh 26 atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar negeri, PPh 23 atas jasa,sewa,bunga royalty. Jika pembayaran pajak tidak dilakukan bersamaan dengan pembayaran kepada pihak ketiga maka akan timbul utang pajak penghasilan. Utang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai yang diciptakan oleh perusahaan. PPN sebenarnya ditanggung oleh konsumen sebagai pemakai barang atau jasa, namun pengusaha kena pajak atau entitas yang bertugas melakukan pemungutan pajak. Utang Pajak Penghasilan Beban pajak penghasilan terdiri dari dua yaitu pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak kini adalah pajak yang dihitung menurut ketentuan pajak atas penghasilan yang diperoleh entitas dalam satu periode. Pajak kini juga merupakan pajak terutang dalam satu tahun fiskal yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan (SPT) tahunan ditambah pajak final jika ada.
Provisi dan Kontijensi
Dalam akuntansi,kontinjensi dapat muncul sebagai liabilitas kontinjensi atau aset kontinjensi. Aset kontinjensi jika potensi terjadinya tinggi dan nilainya dapat diestimasi dengan andal, hanya boleh diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. PSAK 57 (Revisi 2009) mengatur penyajian dan pengungkapan untuk provisi dan kontinjensi. Liabilitas kontinjensi menurut PSAK 57 (Revisi 2009) adalah: Liabilitas Potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas Liabilitas kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu,tetapi tidak diakui karena: - Tidak terdapat kemungkinan besar (probable) entitas mengeluarkan sumber daya untuk menyelesaikan liabilitasnya. - Jumlah liabilitas tersebut tidak dapat diukur secara andal.liabilitas kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan,karena hanya perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Untuk itu PSAK 57 (Revisi 2009) mengharuskan entitas melakukan review atas liabilitas kontinjensi, apakah kemungkinan besar dapat diukur dengan andal sehingga berubah menjadi provisi atau liabilitas kini lainnya atau sebaliknya. Liabilitas jangka pendek menurut PSAK (Revisi 2009) dalam laporan keuangan disajikan pada bagian atas sebelum liabilitas jangka panjang.Penyajian menurut PSAK ini berbeda dengan penyajian menurut IAS1 yang menempatkan liabilitas jangka pendek setelah liabilitas jangka panjang. PSAK 7 (Revisi 2010) Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi mengharuskan entitas memisahkan utang berasal dari pihak berelasi dan tidak berelasi. Pengungkapan liabilitas jangka pendek berisikan rincian dan tambahan penjelasan.Misalnya utang usaha,pengungkapan menjelaskan detail utang usaha berdasarkan pemasok dengan nilai material,utang berdasarkan klasifikasi umum,dan pengungkapan utang berdasarkan mata uang asing.