Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI KEUANGAN II

Disusun oleh :

Ni Kadek Sri Diantini 2102022637

Kelas III A Akuntansi Sore

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN PARIWISATA
UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
DENPASAR
2022
RINGKASAN MATERI KULIAH
AKUNTANSI KEUANGAN II

BAB I
LIABILITAS JANGKA PENDEK, PROVISI, DAN KONTINJENSI

Liabilitas menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan


(KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,penyelesaiannya
diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat
ekonomi.
Sehingga liabilitas memiliki 3 karakteristik penting:
1. Kewajiban sekarang
2. Timbul dari kejadian masa lalu
3. Pembayaran menyebabkan arus keluar sumber daya (kas, barang, jasa)
Liabilitas jangka pendek terdiri dari :
 Utang usaha
 Wesel bayar
 Utang bank jangka pendek
 Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo
 Liabilitas jangka pendek yang didanai kembali
 Utang deviden
 Uang muka pelanggan
 Pendapatan diterima dimuka
 Utang PPN/PPnBM
 Utang pajak penghasilan
 Utang gaji
 Utang pajak pihak ketiga
Liabilitas jangka panjang yang akan dilunasi periode berikutnya diklasifikasikan menjadi
liabilitas jangka pendek, kecuali dilunasi dengan akumulasi dana yang tidak diklasifikasikan
sebagai asset lancer, dibiayai kembali atau dilunasi dengan penerbitan liabilitias jangka panjang
yang baru, dan dikonversi menjadi saham. Liabilitas jangka panjang walaupun akan jatuh tempo
tetap diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek.
Liabilitas jangka pendek terkait kegiatan operasi timbul karena konsekuensi kegiatan
operasi entitias. Utang ini muncul karena entitas menangguhkan pembayaran kepada pihak lain.
Penundaan pembayaran ini dapat dilakukan sampai dengan tanggal jatuh tempo yang telah
disepakati ,misalnya untuk utang dagang.utang dibayar pada saat jatuh tempo, pajak yang
dibayarkan pada saat tanggal jatuh tempo,tagihan kepada pihak lain dibayar sesuai tanggal jatuh
tempo.
 Utang Usaha
Utang usaha adalah utang terkait dengan kegiatan utama entitas. Untuk entitas
yang bergerak dibidang perdagangan,utang usaha disebut sebagai utang dagang.
Utang dagang timbul saat entitas melakukan pembelian kepada pemasok secara
kredit. Pembelian secara tunai dilakukan jika pemasok tidak membolehkan
membeli secara kredit atau membeli secara tunai dimana secara eknomis lebih
murah dibandingkan membeli secara kredit.
 Beban Yang Masih Harus Dibayar
Entitas belum membayar beban tersebut karena kesepakatan kontrak menyatakan
pembayaran tidak dilakukan pada saat beban terjadi atau karena keterlambatan
waktu penagihan. Beban yang masih harus dibayar yang sering muncul dilaporan
posisi keuangan antara lain :
1. Beban gaji, karyawan telah berhak atau gaji karena sudah
bekerja namun tidak belum dibayarkan oleh perusahaan.
2. Bunga yang masih harus dibayar/utang bunga. Bunga sudah
menjadi beban dengan berlalunya waktu namun baru
dibayarkan sesuai dengan tanggal dalam perjanjian kredit.
3. Beban operasi yang masih harus dibayar. Beban atas jasa pihak
lain kepada perusahaan atas kegiatan operasinya, namun belum
dibayarkan oleh perusahaan.
 Pendapatan Diterima Dimuka
Pada saat kas diterima dari pelanggan, entitas akan mencatat pendapatan diterima
dimuka. Jika pekerjaan telah diselesaikan atau barang telah dikirimkan,
pendapatan diterima dimuka tersebut akan didebit dan diakui sebagai pendapatan
(kredit).
 Utang Terkait Imbalan Kerja
Imbalan kerja diberikan dalam bentuk gaji, tunjangan, bonus, pension, dan
lainnya. Untuk mengelola pembayaran gaji, entitas biasanya memiliki sistem gaji
(payroll system) yang dapat menghitung gaji untuk tiap karyawan dan juga
potongannya.
 Utang Pajak Pihak Ketiga
Pajak yang dipotong di antaranya adalah PPh 21 atas gaji yang diterima pekerja.
PPh 26 atas penghasilan yang diterima wajib pajak luar negeri, PPh 23 atas
jasa,sewa,bunga royalty. Jika pembayaran pajak tidak dilakukan bersamaan
dengan pembayaran kepada pihak ketiga maka akan timbul utang pajak
penghasilan.
 Utang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai yang diciptakan
oleh perusahaan. PPN sebenarnya ditanggung oleh konsumen sebagai pemakai
barang atau jasa, namun pengusaha kena pajak atau entitas yang bertugas
melakukan pemungutan pajak.
 Utang Pajak Penghasilan
Beban pajak penghasilan terdiri dari dua yaitu pajak kini dan pajak tangguhan.
Pajak kini adalah pajak yang dihitung menurut ketentuan pajak atas penghasilan
yang diperoleh entitas dalam satu periode. Pajak kini juga merupakan pajak
terutang dalam satu tahun fiskal yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan
(SPT) tahunan ditambah pajak final jika ada.

Provisi dan Kontijensi


Dalam akuntansi,kontinjensi dapat muncul sebagai liabilitas kontinjensi atau aset
kontinjensi. Aset kontinjensi jika potensi terjadinya tinggi dan nilainya dapat diestimasi
dengan andal, hanya boleh diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. PSAK 57
(Revisi 2009) mengatur penyajian dan pengungkapan untuk provisi dan kontinjensi.
Liabilitas kontinjensi menurut PSAK 57 (Revisi 2009) adalah:
 Liabilitas Potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu
peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada
dalam kendali entitas
 Liabilitas kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu,tetapi tidak
diakui karena:
- Tidak terdapat kemungkinan besar (probable) entitas mengeluarkan
sumber daya untuk menyelesaikan liabilitasnya.
- Jumlah liabilitas tersebut tidak dapat diukur secara andal.liabilitas
kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan,karena hanya perlu
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
Untuk itu PSAK 57 (Revisi 2009) mengharuskan entitas melakukan review atas liabilitas
kontinjensi, apakah kemungkinan besar dapat diukur dengan andal sehingga berubah menjadi
provisi atau liabilitas kini lainnya atau sebaliknya.
Liabilitas jangka pendek menurut PSAK (Revisi 2009) dalam laporan keuangan disajikan
pada bagian atas sebelum liabilitas jangka panjang.Penyajian menurut PSAK ini berbeda dengan
penyajian menurut IAS1 yang menempatkan liabilitas jangka pendek setelah liabilitas jangka
panjang. PSAK 7 (Revisi 2010) Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi mengharuskan entitas
memisahkan utang berasal dari pihak berelasi dan tidak berelasi.
Pengungkapan liabilitas jangka pendek berisikan rincian dan tambahan
penjelasan.Misalnya utang usaha,pengungkapan menjelaskan detail utang usaha berdasarkan
pemasok dengan nilai material,utang berdasarkan klasifikasi umum,dan pengungkapan utang
berdasarkan mata uang asing.

Anda mungkin juga menyukai