Peranan Liabilitas
Entitas hampir semua memiliki kewajiban (liabilitas) untuk mendanai kegiatannya. Jarang
sekali entitas hanya menggunakan ekuitas dalam mendanai entitas. Bahkan untuk beberapa
entitas dengan skala besar jumlah utang melebihi modal entitas. Entitas dengan utang yang
tinggi tidak dapat diartikan sesuatu yang tidak baik. Jumlah liabilitas tinggi, namun entitas
memiliki kemampuan membayar pokok utang dan bunganya akan menghasilkan manfaat bagi
entitas dan pemegang saham.
Definisi
Liabilitas menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan
(KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari adanya kewajiban kini yang
timbul, terjadi dari transaksi di masa lalu dan penyelesaiannya menyebabkan arus keluar
kasatau sumber daya entitas. Liabilitas dapat diketahui nilainya dengan pasti namun ada
beberapa jenis liabilitas yang nilainya diukur dengan estimasi, liabilitas jenis ini diistilahkan
sebagai provisi. Sejak PSAK 1 (Revisi 2009) Penyajian Laporan Keuangan, istilah kewajiban
ini diganti dengan liabilitas.
PSAK 1 (Revisi 2009) menjelaskan klasifikasi lialibitas jangka pendek jika memnuhi
kriteria :
PSAK 1 (Revisi 2009) menjelaskan item-item minimum dari liabilitas jangka pendek
yang harus disajikan dalam laporan posisi keuangan. Menurut PSAK 1 (Revisi 2009), jika
entitas memiliki liabilitas tersebut dalam jumlah material maka entitas harus menyajikan
sebagai unsur yang terpisah. Item minimum yang diharuskan menurut PSAK 1 (Revisi
2009)untuk liabilitas jangka pendek adalah:
Utang Bank
Utang berbunga jangka pendek yang umum dijumpai adalah utang bank dan wesel bayar
(promissory note). Utang bank lebih sering dijumpai dalam laporan keuangan entitas
dibandingkan dengan wesel bayar. Utang bank jangka pendek adalah utang suatu entitas
kepada bank dengan jangka waktu satu tahun atau kurang. Utang bank jangka pendek biasanya
berbunga.
Utang bank jangka pendek ditarik oleh entitas untuk memenuhi kebutuhan operasional
perusahaan. Pemenuhan kebutuhan modal kerja permanen, tetap akan dipenuhi dengan
liabilitas jangka panjang. Kebutuhan modal kerja permanen merupakan selisih antara aset
lancar dikurangi liabilitas jangka pendek yang timbul karena kegiatan operasi. Liabilitas jangka
pendek diperlukan untuk memenuhi tambahan kebutuhan modal kerja yang bersifat temporer.
Misalkan entitas untuk menghadapi penjualan di tahun ajaran baru memerlukan tambahan
persediaan, untuk itu diperlukan tambahan modal kerja selama 3-5 bulan. Liabilitas jangka
pendek dapat berbentuk utang dalam jumlah tertentu dalam jangka pendek atau berbentuk line
of credit atau standby loan.
Utang bank jangka pendek ditarik oleh entitas pada saat membutuhkan untuk jangka
waktu tertentu dan akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian kredit. Utang bank jangka
pendek ada bunganya. Bunga dapat dibayarkan pada saat jatuh tempo, selama periode tertentu,
bunga dipotong di depan dari jumlah utang yang ditarik atau kombinasi
Wesel Bayar
Wesel bayar atau yang sering disebut sebagai notes payable atau promissory notes merupakan
janji dari pihak penarik wesel untuk membayarkan sejumlah nilai tertentu di masa
mendatang.Wesel bayar ditarik untuk pelunasan utang dagang,pembayaran suatu transaksi atau
ditarik untuk mendapatkan uang tunai.Pihak penarik wesel akan menunjuk bank untuk
melakukan penyelesaian pembayaran yang akan diambil dari rekening penarik/penerbit wesel.
Akuntansi untuk wesel bayar tidak berbeda dengan akuntansi untuk utang
bank,perbedaan yang mendasarinya hanyalah dokumen transaksinya.Dokumen transaksi wesel
adalah surat wesel atau promissory note,sedangkan bukti transaksi utang bank adalah dokumen
kredit bank.
Entitas mengklasifikasikan liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek karena (pada
akhir periode pelaporan) entitas tidak memiliki hak untuk menunda penyelesaian liabilitas
tersebut dalam jangka waktu sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Entitas dapat melakukan perubahan perjanjian dengan kreditur untuk memperpanjang jangka
waktu jatuh tempo atas liabilitas yang akan jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan.Jika
entitas melakukan usaha untuk memperpanjang liabilitas jangka panjang yang akan jatuh
tempo, atau melakukan pendanaan liabilitas jangka pendek menjadi liabilitas jangka panjang,
namun dilakukan antara akhir periode pelaporan dan tanggal penyelesaian laporan keuangan,
maka peristiwa tersebut diungkapkan sebagai peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian
(non-adjusting events) sesuai dengan PSAK 8 (Revisi 2009) Peristiwa Setelah Periode
Pelaporan antara lain:
1. Pembiayaan kembali berbasis jangka panjang
2. Perbaikan pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang dan
3. Pemberian tenggang waktu pembayaran oleh pemberi pinjaman untuk memerbaiki
pelanggaran perjanjian jangka panjang yang berakhir sekurang kurangnya dua belas bulan
setelah periode.
Utang Usaha
Utang usaha adalah utang terkait dengan kegiatan utama entitas. Untuk entitas yang bergerak
di bidang perdagangan, utang usaha disebut sebagai utang dagangUtang dagang timbul saat
entitas melakukan pembelian kepada pemasok secara kredit. Entitas jika diberikan pilihan
antara membeli tunai dan membeli kredit, maka akan memilih membeli kredit jika harga antara
membeli kredit dan tunai harganya samaPembelian secara tunai dilakukan jika pemasok tidak
membolehkan membeli secara kredit, atau membeli secara tunai di mana secara ekonomis lebih
murah dibandingkan membeli secara kredit.
Utang dagang diakui saat entitas telah menerima barang atau jasa dari pemasok. Syarat jual
beli atau serah terima harus diperhatikan untuk menentukan titik pengakuan. Untuk pembelian
dengan syarat pembelian FOB Shipping Point (franko gudang penjual) maka titik pengakuan
pembelian di gudang penjual, utang akan diakui saat barang telah masuk kendaraan angkutan
untuk diantar ke gudang pembeli.
Gaji menurut UU Pajak Penghasilan merupakan penghasilan bagi pihak yang menerima gaji
dan entitas yang membayarkan harus memotong pajak saat pembayaran Pada saat membayar
gaji gaji dilakukan. Pajak yang dipotong oleh badan atas gaji entitas harus memotong dan
penghasilan lain yang diterima oleh pekerja disebut pajak penghasilan PPh Pasal 21. Cara
perhitungan pajak atas gaji yang dipotong didasarkan pada ketentuan pemerintah.
Jika pada satu bulan tertentu karyawan menerima lembur, bonus atau penghasilan lain, pajak
dihitung dan dipotong pada saat gaji tersebut dibayarkan tidak menunggu akhir tahun. Menurut
UU PPh, pajak penghasilan yang dipotong oleh badan, harus disetorkan ke kas negara paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Entitas pada saat membayar gaji karyawan, akan
memotong PPh 21 atau mencatat utang PPh 21.
Pensiun merupakan gaji yang dibayarkan tertunda kepada karyawan, yaitu saat karyawan
memasuki masa pensiun dan tidak lagi bekerja. Pensiun akan diakui sebagai beban pada saat
karyawan bekerja biasanya diakui bersamaan dengan pengakuan gaji. Entitas sering kali
bekerja sama dengan koperasi, bank untuk penyaluran kredit kepada karyawan. Bank bersedia
memberikan kredit karena jaminan bahwa pekerja tersebut bekerja dan mendapat penghasilan
selama jangka waktu kredit.
Utang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Atas penyerahan barang atau jasa kena pajak oleh pengusaha kena pajak akan dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN). PPN adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan nilai
yang diciptakan oleh perusahaan. Pajak ini dikenakan atas setiap konsumsi barang atau jasa di
daerah pabean (wilayah di mana UU Pabean berlaku yaitu seluruh wilayah Indonesia).
PPN sebenarnya ditanggung oleh konsumen sebagai pemakai barang atau jasa, namun
pengusaha kena pajak atau entitas yang bertugas melakukan pemungutan pajak. PPN tidak
memengaruhi nilai penjualan atau persediaan (pembelian) kecuali PPN yang tidak dapat
dikreditkan. Hal ini sesuai dengan PSAK 14 (Revisi 2010) Persediaan dan PSAK 16 (Revisi
2011) Aset Tetap yang menyatakan bahwa pajak yang dapat dikreditkan tidak boleh menambah
harga perolehan persediaan dan aset tetap.
Pajak akan langsung dicatat terpisah dalam akun tersendiri. Utang dan piutang dagang atas
transaksi tersebut, merupakan penjumlahan nilai jual atau beli ditambahkan pajaknya.
Utang PPh Badan yang muncul dalam laporan keuangan merupakan pajak kurang bayar dalam
satu tahun fiskal atau sering dikenal sebagai pajak rampung atau PPh 29. Utang PPh Badan
merupakan utang yang terkait dengan beban pajak entitas. Utang pajak yang lain merupakan
utang pajak terkait dengan kewajiban entitas untuk memotong pajak pihak lain sehingga tidak
akan memengaruhi nilai beban pajak.
Definisi
Pada kondisi tertentu entitas memiliki liabilitas yang kepastian dan jumlahnya tidak dapa
ditentukan dengan pasti. Istilah umum yang digunakan untuk sesuatu yang memiliki
ketidakpastian dari sisi kejadian dan jumlah adalah kontinjensi. Dalam akuntansi, kontinjens
dapat muncul sebagai liabilitas kontinjensi atau aset kontinjensi. Dalam PSAK 57 (Revisi
2004), provisi disebut sebagai kewajiban diestimasi. Provisi bentuk Istilah provisi dibedakan
dari kontinjensi untuk menjelaskan terminologi yang berbeda. kontinjensi yang disajikan
dalam laporan keuangan (on balance sheet), sedangkan liabilitas kontinjensi hanya
diungkapkan dalam laporan keuangan. Istilah provisi dapat juga diartikan sebagai pencadangan
suatu penurunan yang Provisi diakui dan disajikan sedangkan kontinjensi merupakan akun
lawan aset seperti penurunan nilai, diungkapkan dalam laporan depresiasi.
1. entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum, konstruktif) sebagai akibat
peristiwa masa lalu;
2. kemungkinan besar (probable) penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus
keluar sumber daya; dan
3. estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas nilainya dapat diukur dengan andal
dapat dibuat.
Jika tidak memenuhi ketiga syarat tersebut provisi tidak dapat diakui. Ketika tidak memenuhi
ketiga persyaratan tersebut, kemungkinan liabilitas tersebut cukup diungkapkan sebagai
liabilitas kontinjensi tergantung materialitas dan kemungkinan terjadinya. Misalkan ketika
suatu peristiwa mengikat dengan jumlah material memenuhi persyaratan a dan b tetapi tidak
memenuhi c maka entitas cukup mengungkapkan sebagai liabilitas kontinjensi. Pengukuran
provisi didasarkan pada hasil estimasi terbaik dari pengeluaran.
Biaya ini lebih sering muncul pada perusahaan pertambangan terbuka misalnya penambangan
batubara, nikel, emas, timah. Biaya tersebut harus diakui pada saat produksi sebagai beban dan
liabilitas lingkungan/reklamasi. Biaya lingkungan yang bersifat umum akan dicatat sebagai
biaya dan tidak dikapitalisasi dalam aset tertentu. Jika kegiatan reklamasi telah dilakukan maka
liabilitas akan dikurangi.Perusahaan industri pertambangan biasanya diawasi dengan ketat oleh
regulator sehingga besarnya biaya reklamasi dapat ditentukan dengan andal nilainya.
Kewajiban lingkungan terkait hal ini harus diestimasi besarnya pada awal perolehan aset dan
dimasukkan sebagai perolehan aset tetap. Pembebanan biaya ini dilakukan bersamaan dengan
pembebanan depresiasi aset tersebut.