Anda di halaman 1dari 7

Modul Auditing 2

PERTEMUAN 1:
PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sifat dan contoh liabilitas
jangka pendek, tujuan dan prosedur pemeriksaan liabilitas jangka pendek.
DiharapkanAnda harus mampu:
1.1 Mengetahui sifat dan contoh liabilitas jangka pendek.
1.2 Mengetahui tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek.
1.3 Mengetahui prosedur pemeriksaan liabilitas jangka pendek.

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Mengetahui sifat dan contoh liabilitas jangka pendek.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas


Publik (IAI, 2009:172), Kewajiban (obligation) kini entitas yang timbul dari
peristiwa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi KeuanganNo. 1 (IAI,
2012:1.12), Suatu liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek
jika:
(a) entitas memperkirakan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus
operasi normal;
(b) entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
(c) liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua
belas bulan setelah periode pelaporan; atau
(d) entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian
liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode
pelaporan.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang


1
Modul Auditing 2

Menurut Hery (2015:294), Kewajiban lancar adalah kewajiban yang


diperkirakan akan dibayar dengan menggunakan aset lancar atau menciptakan
kewajiban lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam waktu satu tahun.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, liabilitas jangka pendek
adalah liabilitas perusahaan (debitur) kepada pihak ketiga (kreditur), yang
jatuh tempo atau harus dilunasi dalam jangka waktu kurang atau sama dengan
satu tahun, atau dalam satu siklus operasi normal perusahaan, biasanya
dengan menggunakan aset lancar perusahaan. penyelesaian liabilitas masa
kini biasanya terkait dengan pembayaran kas, penyerahan aset, pemberian
jasa, penggantian liabilitas tersebut dengan liabilitas lain, atau konversi
liabilitas menjadi ekuitas. Liabilitas juga dapat dihapuskan dengan cara lain,
seperti kreditur membebaskan atau membatalkan haknya.
Menurut Agoes (2013:16), beberapa contoh liabilitas jangka pendek
adalah sebagai berikut :
1. Utang usaha
Utang usaha yaitu kewajiban kepada pihak ketiga yang berasal dari
pembelian barang atau jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu
kurang atau sama dengan satu tahun.
2. Pinjaman dari bank
Pinjaman dari bank yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung
oleh suatu perjanjian kredit, bisa dalam bentuk kredit modal kerja ataupun
kredit rekening koran.
3. Bagian dari kredit jangka panjang yang jatuh tempo kurang dari satu tahun
4. Utang Pajak
5. Biaya yang masih harus dibayar
6. Voucher payable
7. Utang dividen
8. Pendapatan yang diterima dimuka
9. Uang muka penjualan
10. Utang pemegang saham
11. Utang leasing
12. Utang bunga

S1 Akuntansi Universitas Pamulang


2
Modul Auditing 2

13. Utang perusahaan afiliasi (utang dalam rangka hubungan khusus)

Tujuan Pembelajaran 1.2:


Mengetahui tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek.

Menurut Agoes (2013:17), Tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek


adalah untuk memeriksa apakah:
1. Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka pendek.
2. Liabilitas jangka pendek yang tercantum di laporan posisi keuangan
(neraca) didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal dari
transaksi yang betul-betul terjadi.
3. Semua liabilitas jangka pendek perusahaan sudah tercatat per
tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
4. Accrued expenses jumlahnyareasonable (masuk akal/wajar) atau
tidak, dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Karena
kalau jumlahnya terlalu besar berarti laba akan dilaporkan terlalu
kecil (understated) dan kalau accrued expense terlalu kecil berarti
laba akan dilaporkan terlalu besar (overstated).
5. Kewajiban sewa (leasing), jika ada, sudah dicatat sesuai dengan
SAK sewa (SAK No. 30 revisi 2011 tentang sewa)
6. Seandainya ada liabilitas jangka pendek dalam mata uang asing per
tanggal laporan posisi keuangan (neraca), sudah dikonversikan ke
dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia
per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang
sudah terjadi sudah dibebankan/dikonversikan pada laba rugi tahun
berjalan.
7. Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka pendek
telah dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
8. Biaya bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat pada tanggal
laporan posisis keuangan (neraca) betul telah terjadi, dihitung secara
akurat dan merupakan beban perusahaan .

S1 Akuntansi Universitas Pamulang


3
Modul Auditing 2

9. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh


perusahaan sehingga tidak terjadi “bank default”.
10. Penyajian liabilitas jangka pendek di dalam laporan posisi keuangan
(neraca) dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia ETAP/SAK/IFRS.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan audit adalah:
1. Kecenderungan perusahaan untuk mencatat kewajiban lebih rendah dari
yang sebenarnya (understatement of liabilities) dengan tujuan untuk
melaporkan laba lebih besar dari jumlah yang sebenarnya. Untuk itu
auditor harus melakukan prosedur yang disebut searching of unrecorded
liabilities, dengan cara memeriksa pembayaran sesudah tanggal laporan
posisi keuangan .
2. Perbedaan accounts payable dan accrued expenses. Accounts payable
memiliki angka lebih pasti, karena perusahaan mencatat berdasarkan
invoice yang diterimanya dari supplier. Sedangkan, accrued expenses
dicatat berdasarkan estimasi, sehingga jumlahnya kurang pasti
dibandingkan accounts payable.

Tujuan Pembelajaran 1.3:


Mengetahui prosedur pemeriksaan liabilitas jangka pendek.

Prosedur Pemeriksaan Liabilitas Jangka Pendek :


1. Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka pendek.
2. Minta rincian dari liabilitas jangka pendek, baik utang usaha maupun
kewajiban lainnya, kemudian periksa penjumlahannya (footing) serta
cocokkan saldonya dengan saldo utang di buku besar.
3. Untuk utang usaha cocokkan saldo masing-masing supplier dengan
saldo menurut subsidiary ledger utang usaha.
4. Secara test basis, periksa bukti pendukung dari saldo utang kepada
beberapa supplier, perhatikan apakah angkanya cocok dengan
purchase requisition, purchase order, receving report dan supplier

S1 Akuntansi Universitas Pamulang


4
Modul Auditing 2

invoice. Periksa juga perhitungan mathematis dari dokumen-dokumen


tersebut dan otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang.
5. Seandainya terdapat monthly statement of account dari supplier, maka
harus dilakukan rekonsiliasi antara saldo utang menurut statement of
account tersebut dengan saldo subsidiary ledger utang.
6. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier
baik yang saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak
tahun sebelumnya.
7. Periksa pembayaran sesudah tanggal neraaca (subsequent payment)
untuk mengetahui apakah ada kewajiban yang belum dicatat
(unrecorder liabilities) per tanggal neraca dan untuk menyakinkan diri
mengenai kewajaran saldo utang per tanggal neraca.
8. Seandainya ada utang kepada bank baik dalam bentuk kredit modal
kerja, kredit investasi, maupun kredit overdraft, maka kirim konfirmasi
ke bank, periksa surat perjanjian kreditnya dan buatkan excerpt dari
perjanjian kredit tersebut, dan periksa otorisasi dari direksi untuk
perolehan kredit bank tersebut.
9. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari
perusahaan afiliasi, yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang
akan datang, harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian kreditnya
dan periksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
10. Seandainya ada utang leasing, periksa apakah pencatatannya sudah
sesuai dengan standar akuntansi sewa, dan apakah bagian yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun yang akan datang sudah dicatat sebagai
utang jangka pendek.
11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan
secara akurat dan tiap jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah
yang tercantum pada laporan rugi laba. Perhatikan juga aspek
pajaknya.
12. Seandainya ada saldo debit dari utang usaha maka harus ditelusuri
apakah ini merupakan uang muka pembelian atau karena adanya

S1 Akuntansi Universitas Pamulang


5
Modul Auditing 2

pengembalian barang yang dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya.


Kalau jumlahnya besar harus direklasifikasikan sebagai piutang.
13. Seandainya ada uang muka penjualan per tanggal laporan posisi
keuangan, periksa bukti pendukungnya dan periksa apakah saldo
tersebut sudah diselesaikan diperiode berikutnya misalnya dengan
megirimkan barang yang dipesan oleh pembeli.
14. Seandainya ada kredit jangka panjang , harus diperiksa apakah bagian
yang jatuh tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasikan
sebagai utang jangka pendek.
15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah
saldo tersebut per tanggal neraca telah dikonversikan kedalam rupiah
dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal neraca,
dan selisih kurs yang terjadi dibebankan pada rugi laba tahun berjalan.
16. Untuk utang PPh 21 dan PPN periksa apakah utang tersebut sudah
dilunasi pada periode berikutnya. Seharusnya hutang PPh 21 dan PPN
per 31 Desember dilunasi dibulan Januari tahun berikutnya.
Sedangakan untuk PPh Badan harus diperiksa apakah pada waktu
mengisi dan memasukan SPT PPh Badan, perusahaan telah membayar
PPh 29.
17. Periksa dasar perhitungan accrued expense yang dibuat oleh
perusahaan, apakah reasonable dan konsisten dasar perhitungan tahun
sebelumnya. Selain itu harus diperiksa pembayaran sesudah tanggal
neraca.
18. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-
perjanjian yang dibuat perusahaan dengan pihak ketiga, untuk
mengetahui apakah semua kewajiban yang tercantum dalam notulen
dan perjanjian tersebut sudah dicatat per tanggal neraca.
19. Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan.
20. Periksa apakah penyajian utang jangka pendek di laporan posisi
keuangan dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum (SAK).

S1 Akuntansi Universitas Pamulang


6
Modul Auditing 2

C. LATIHAN SOAL
Buatlah program audit akun hutang usaha!

D. DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan


oleh Akuntan Publik. Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Agoes, Sukrisno. 2013. Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan


oleh Akuntan Publik. Edisi 4 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Arens, A Alvin, et. al. 2015. Auditing & Jasa Assurance: Pendekatan
Terintegrasi. Edisi Kelimabelas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Arens, A Alvin, et. al. 2015. Auditing & Jasa Assurance: Pendekatan
Terintegrasi. Edisi Kelimabelas Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Hery. 2015. Pengantar Akuntansi : Comprehensive Edition. Jakarta: Grasindo.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa


Akuntabilitas Publik. Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta.

S1 Akuntansi Universitas Pamulang


7

Anda mungkin juga menyukai