PERTEMUAN 1 :
PEMERIKSAAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu :
1.1 Memahami sifat dan contoh kewajiban jangka pendek
1.2 Mengetahui tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek
1.3 Mengetahui prosedur pemeriksaan liabilitas jangka pendek
1.4 Memahami program audit pengujian substantif terhadap utang usaha
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Pinjaman dari bank yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung
oleh suatu perjanjian kredit, bisa dalam bentuk kredit modal kerja ataupun
kredit rekening koran.
3. Bagian dari kredit jangka panjang yang jatuh tempo kurang dari satu tahun
4. Utang Pajak
5. Biaya yang masih harus dibayar
6. Voucher payable
7. Utang dividen
8. Pendapatan yang diterima dimuka
9. Uang muka penjualan
10. Utang pemegang saham
11. Utang leasing
12. Utang bunga
13. Utang perusahaan afiliasi (utang dalam rangka hubungan khusus)
Auditing II 2
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 3
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 4
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 5
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
a. Setiap jenis utang usaha lancar harus disjikan secara terpisah, jika
jumlahnya material.
b. Utang kepada perusahaan afiliasi, pemegang saham, dan karyawan
perusahaan harus dipisahkan dari utang kepada pihak ketiga yang
independen.
c. Aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang lancar harus
diungkapkan dalam laporan keuangan.
d. Aktiva dan utang tidak boleh digabungkan penyajiannya dalam jumlah
neto.
e. Utang bersyarat harus dijelaskan dalam neraca.
Auditing II 6
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 7
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
1) Pengujian analitik
2) Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan
utang usaha
3) Pemeriksaan pisah batas transaksi yang berkaitan dengan utang
usaha
4) Konfirmasi utang usaha
5) Rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi ke pernyataan piutang
yang diterima oleh klien dari krediturnya.
Auditing II 8
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 9
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
b. Prosedur analitik
Pada tahap awal pengujian substantif terhadap utang usaha,
pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam
memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang
memerlukan audit lebih intensif.
1) Auditor melakukan perhitunga ratio, yaitu tingkat perputaran utang
usaha dan perhitungan ratio utang usaha dengan utang lancar.
2) Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang
didasarkan pada data masa lalu, data industry, jumlah yang
dianggarkan, atau data lain.
3) Bandingkan akun biaya dengan akun biaya yang sala tahun lalu
atau biaya yang dianggarkan untuk mendapatkan indikasi
kemungkinan adanya understatement utang lancar.
Auditing II 10
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Contoh berikut ini akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai bagaimana
auditor memperlakukan utang yang belum dicatat pada tanggal neraca:
Contoh :
Suata perusahaan memiliki total aktiva sebesar 10 Milyar, dan laba menurut
perhitungan perusahaan sebesar 500 juta.
Kasus 1
Auditor menemukan sebuah faktir sebesar Rp 7.000.000, bertanggal 30
Desember 20X2, dengan syarat pembelian FOB shipping point. Barang telah
dikirim oleh pemasok pada tanggal 30 Desember 20X2, tetapi baru diterima oleh
klien tanggal 4 Januari 20X3 dan dicatat oleh klien sebagai pembelian pada
tanggal 4 Januari 203X.
Jika auditor menemukan utang yang belum dicatat pada tanggal neraca seperti
kasus 1 tersebut, auditor tidak akan mengusulkan adanya jurnal adjustment
untuk mencatat utang tersebut, karena jika utang tersebut diusulkan untuk di
adjust, maka jurnal adjustment nya adalah sebagai berikut:
Pembelian Rp 7.000.0000
Utang usaha Rp 7.000.000
Jurnal ini tidak akan mempengaruhi modal kerja bersih dan tidak mempengaruhi
laba bersih tahun 20X2.
Auditing II 11
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Kasus 2
Auditor menemukan sebuah faktur pembelian sebesar Rp 20.000.000,
bertanggal 30 Desember 20X2, dengan syarat pembelian FOB Shipping point.
Barang telah diterima pada tanggal 31 Desember 20X2 dan telah diikutsertakan
dalam perhitungan fisik sediaan pada tanggal neraca tersebut. Faktur baru
diterima oleh klien tanggal 8 Januari 20X3 dan dicatat sebagai transaksi
pembelian tahun 20X3.
Jika auditor menemukan utang yang belum dicatat pada tanggal neraca
seperti kasus 2 tersebu, ia akan mengusulkan adanya jurnal adjustment untuk
mencatat utang tersebut karena:
1. Pembelian dicatat terlalu rendah, sehingga mengakibatkan cost barang yang
di jual (cost of good sold) disajikan oleh klien terlalu rendah dan laba bersih
tahun 20X2 dihitung terlalu tinggi.
2. Sediaan telah dicatat dari hasil perhitungan fisik sediaan, tetapi utang usaha
belum dicatat, sehingga hal ini mengakibatkan modal kerja bersih pada
tanggal neraca terlalu tinggi.
Kasus 3
Faktur pembelian aktiva tetap sebesar Rp 70.000.000, bertanggal 31
Desember 20X2 diterima oleh klien pada tanggal 15 Januari 20X3. Aktiva tetap
telah diterima oleh klien tanggal 31 Desember 20X2.
Jika utang pembelian aktiva tetap tersebut tidak dicatat pada tanggal
neraca, akibatnya adalah modal kerja bersih akan terpengaruh, tetapi tidak
mempengaruhi penentuan laba klien. Umumnya dalam menghadapi utang ini,
auditor tidak menyarankan jurnal adjustment.
Kasus 4
Auditor menemukan faktur sebesar Rp 15.000.000, bertanggal 31
Desember 20X2 untuk biaya iklan bulan oktober, November dan Desember
20X2. Oleh klien, faktur ini baru dicatat pada tanggal 15 Januari 20X3.
Utang biaya iklan ini seharusnya telah dicatat pada tanggal neraca,
sehingga biaya iklan tidak disajikan terlalu rendah didalam laporan rugi laba
tahun 20X2. Jika utang ini tidak dicatat akibatnya adalah penentuan laba terlalu
tinggi dan modal kerja bersih terlalu besar. Auditor akan mengusulkan jurnal
adjustment untuk mencatat adanya utang biaya iklan pada tanggal neraca.
Auditing II 12
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 13
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
Auditing II 14
Universitas Pamulang S1 Akuntansi
RANGKUMAN
Pengujian substantif terhadap utang usaha ditujukan untuk memperoleh
keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan
utang usaha, membuktikan keberadaan utang usaha dan keterjadian transaksi
yang berkaitan dengan utang usaha yang dicantumkan dineraca, membuktikan
kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan
saldo utang usaha yang disajikan dineraca, membuktikan kewajiban klien yang
dicantumkan di neraca, membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan
utang usaha di neraca.
Dalam memverifikasi penyajian dan pengungkapan utang jangka panjang di
neraca, auditor membandingkan penyajian utang usaha di neraca dengan prinsip
akuntansi berterima umum. Informasi mengenai hal ini diperoleh auditor dengan
cara memeriksa klasifikasi utang usaha di neraca, memeriksa pengungkapan
yang bersangkutan dengan utang usaha dan non utang usaha, meminta
informasi dari klien untuk menemukan komitmen yang belum di ungkapkan dan
utang bersyarat serta memeriksa pengungkapan yang bersangkutan dengan
utang tersebut.
C. LATIHAN/TUGAS
1. Buatlah contoh surat konfirmasi utang usaha !
2. Berikan 3 contoh kasus terkait pemeriksaan utang usaha !
3. Tujuan pokok pengujian substantive terhadap utang lancar adalah untuk
menemukan utang yang belum dicatat (unrecorded liabilities). Sebut dan
jelaskan prosedur audit untuk menemukan adanya utang yang tidak
dicatat pada tanggal neraca.
D. DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 2014. Auditing Buku 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empa
Auditing II 15