Anda di halaman 1dari 13

AUDIT LIABILITAS DAN EKUITAS

Reva Agustina R 216200029, Bpk Segi Tabah Hermasyah, SE., M.Ak., Ak, CA

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia

revaagustinarahayu069@gmail.com

ABSTRAK

Audit Liabilitas dan ekuitas. Liabilitas di bagi menjadi 2 yaitu liabilitas jangka panjang dan liabilitas jangka
pendek. Dimana audit berperan dalam kewajiban perusahaan dan ekuitas suatu perusahaanPenulis
membuat jurnal ini menggunakan metode pengumpulan reviewe dan materi dari berbagai sumber dan
blog kemudian dijadikan satu jurnalLiabilitas jangka panjang adalah kewajiban yang pelunasannya tahun
jatuh temponya lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi mana yang lebih lama. Kewajiban
jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ke tiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi
dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun.Ekuitas merupakan unsur penting dari keberadaan
suatu entitas yang berorientasi pada profit atau keuntungan Lazimnya, transaksi atas ekuitas tidak sering
terjadi atau dengan kata lain volume transaksi yang berkaitan dengan ekuitas cukup rendah.

Auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan menilai bukti- bukti secara objektif,
yang berkaitan dengan asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk
menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asers tersebut. Sedangakan, Liabilitas Jangka Panjang
adalah kewajiban sekarang yang timbul dari kegiatan atau transaksi masa lalu, yang jatuh temponya lebih
dari satu tahun ditinjau dari tanggal neraca. Contoh kewajiban yang termasuk dalam kelompok liabilitas
jangka panjang adalah utang bank berupa kredit investasi, liabilitas jangka Pendek adalah Kewajiban
jangka pendek atau kewajiban lancar adalah utang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu
satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan. Prosedur-prosedur pengendalian intern berbeda-
beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya dan bergantung pada beberapa faktor,
seperti sifat operasi dan besarnya perusahaan. Pengujian substansif terhadap utang jangka panjang &
jangka pendek ditujukan untuk memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan saldo akun utang.

KATA KUNCI : Audit, Liabilitas Jangka panjang, Liabilitas Jangka Pendek, Ekuitas

PENDAHULUAN

Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban yang pelunasannya tahun jatuh temponya lebih
dari satu tahun atau satu periode akuntansi mana yang lebih lama. Kewajiban jangka panjang sering
disebut sebagai debt- financing, artinya kegiatan pendanaan ynag dilakukan dengan cara meminjam
atau berhutang, dan akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar
seperti peralatan, gedung, tanah, investasi saham, atau investasi obligasi jangka panjang, dan
sebagainya. Hutang jangka panjang dibagai menjadi 2 jenis yaitu hutang hipotek, dan obligasi. Dari
jenis-jenis tersebut memeiliki pengertian, pemahaman dan cara mengerjakan yang berbeda satu
sama yang lain. Sehingga dalam melakukan pengujian auditor melakukan pemeriksaan secara teliti
dan saksama terhadap liabilitas jangka panjang
Ekuitas merupakan unsur penting dari keberadaan suatu entitas yang berorientasi pada profit atau
keuntungan Lazimnya, transaksi atas ekuitas tidak sering terjadi atau dengan kata lain volume
transaksi yang berkaitan dengan ekuitas cukup rendah. Dalam melakukan prosedur audit terhadap
ekuitas, sangat dimungkinkan dalam satu periode laporan keuangan tidak ditemukan adanya
perubahan saldo ekuitas pada entitas dan hanya menemui satu atau dua jurnal pendebitan atau
pengkreditan di dalam akun saldo laba yang merupakan bagian dari ekuitas. Meski volume transaksi
atas ekuitas rendah, naman dalam transaksi yang muncul bedakan dengan ekuitas nominal
transaksinya bersifat material atau terbilang melibatkan rupiah yang besar. Dengan demikian, dalam
pengujian substantif terhadagy ekuitas, auditor melakukan pemeriksaan secara seksama terhadap
setiap perubahan akun- akun ekuitas dan umumnya hanya memerlukan waktu pemeriksaan yang
singkat. Audit.

RUMUSAN MASALAH

Mengacu pada pendahuluan di atas yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apa pengertian liabilitas jangka panjang (Long Term Liabilites)?


2. Apa saja sifat dan contoh liabilitas jangka panjang (Long Term Liabilites)?
3. Apa tujuan pemeriksaan liabilitas jangka panjang (Long Term Liabilites)?
4. Bagaimana prosedur pemeriksaan liabilitas jangka panjang (Long Term Liabilites)?
5. Apa pengertian Liabilitas Jangka Pendek?
6. Tujuan Pemeriksaan liabilitas Jangka Pendek
7. Prosedur Pemeriksaan libilitas Jangka Pendek
8. Apa pengertian Ekuitas?
9. Apa saja sifat dan contoh Ekuitas?
10. Apa tujuan pemeriksaan Ekuitas?
11. Bagaimana prosedur pemeriksaan Ekuitas?

METODE PENELITIAN
Penulis membuat jurnal ini menggunakan metode pengumpulan reviewe dan materi dari
berbagai sumber dan blog kemudian dijadikan satu jurnal.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Liabilitas Jangka Panjang

Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban yang pelunasannya tau jatuh temponya lebih dari
satu tahun atau satu periode akuntansi mana yang lebih lama.

2. SIFAT DAN CONTOH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Menurut PSAK (IAI, 2009: 1.8)

Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka Panjang
walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas Bulan sejak tanggal
laporan posisi keuangan, apabila:
a) Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan b)
Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan pendanaan jangka
Panjang, dan;

b) Maksud tersebut pada huruf (b) didukung dengan perjanjian pembiayaan kembali atau
penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan
Disetujui

Menurut Sukrisno Agoes (AUDITING -Buku 2:2013)

Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga yang jatuh Tempo atau
harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun.

Contoh Liabilitas Jangka Panjang:


1. Kredit Investasi (Long Term Loan)
Kreda Investasi yaitu pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan bunk, yang digunakan untuk
pembelian aset tetap, kecuali tanah, misalnya gedung dan mesin off-shore lean ialah pinjaman yang
diperoleh dari bank atau lembaga keungan di Tuar negeri. Tingkat bunga offshore-loun biasanya
lebih rendah dari tingkat bunga pinjaman dalam negeri yaitu satu atau dua perscis di atas LIBOR
(London inter bank). Offered Rate) atau SIBOR (Singapore Inter Bank Offered Rate). Hal ini
disebabkan karena bunga di pasar internasional lebih rendah dari indonesia, selain itu ada resiko
kenaikan kurs dolar terhadap rupiah. Untuk memperkecil risiko tersebut, biasanya perusahaan
melakukan SWAP dengan bank devisa dengan membayar premi tertentu.
2. Utang Obligasi (Bond Payuble)

Utang Obligasi yaitu pinjaman jangka panjang yang diperoleh suatu perusahaan 1 obligasi, di dalam
negeri maupun di luar negeri. Berikut jenis-jenis obligasi:

• Registered Bonds (Obligasi yang mencantumkan nama pemilik disertifikat obligasinya,


sehingga jika dipindahtangankan harus di-endorse di bagian belakangnya)
• Coupon Bonds atau Bearer Bonds (Obligasi atas unjuk yang tidak mencantumkan nama
pemilik di sertifikat obligasinya, sehingga tidak perlu di endorse pada saat
dipindahtangankan)
• Term Bonds (Obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal tertentu.
• Serial Bonds (Obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap pada beberapa tanggal
tertentu)
• Convertible Bonds (Obligasi yang bisa ditukar dengan surat berharga)
3. Wesel Bayar (Promissory Notes/Pronotes) yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Yakni
suatu pemyataan tertulis dari debitur bahwa ia berjanji untuk membayar sejumlah tertentu,
pada tanggal tertentu, dengan memperhitungkan tingkat bunga tertentu.

4. Utang kepada pemegang saham atau perusahaan induk (Holding Company) atau Perusahaan
Afiliasi (Affiliated Company) Biasanya diberikan untuk membantu perusahaan anak atau
perusahaan afiliasi yang baru mulai beroperasi dan membutuhkan pinjaman (pinjaman
tersebut bisa dikenakan bunga, bisa juga tidak)

5. Utang Subordinasi (Subordinate Loan)

Yakni utang dari pemegang saham atau perusahaan induk, yang mempunyai beberapa sifat
• tanpa bunga
• baru dibayar kembali pada saat perusahaan telah mempunyai kemampuan untuk
membayar kembali utangny
• mempunyai kemungkinan untuk dialihkan sebagai setoran modal
6. Bridging Lean

Yaitu pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika kredit investasi yang dibutuhkan
perusahaan sudah diperoleh Tingkat bunga biasanya lebih tinggi dari tingkat bunga pasar dan
bisa berupa short term loan atau long term loan.

7. Utang Leasing (Utang dalam Rangka Sewa Guna)

Adalah utang yang diperoleh dari perusahaan leasing untuk pembelian aset tetap (dalam bentuk
capital lease atau sales and lease back) dan biasanya dicicil dalam jangka panjang.

3. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

Tujuan pemeriksaan liabilitas jangka panjang adalah untuk menentukan apakah:

1. Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka panjang


2. liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah dicatat seluruhnya per
tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang
3. libilitas jangka panjang yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) betul-betul
merupakan kewajiban perusahaan
4. liabilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang dijaminkan sudah
diidentifikasi
5. liabilitas jangka panjang dalam valuta asing per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau
dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan
6. biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka panjang serta amortisasi dari
premium discount telah dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
7. biaya bunga libilitas jangka panjang yang tercatat pada tanggal laporan posisi
keuangan(neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan
bebannperusahaan
8. semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah dikuti oleh perusahaan ssehingga tidak
terjadi bank "default"
9. bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun yang akan datang
sudah direklasifikasikan sebagai kewajiban lancar
10. liabilitas jangka panjang berikut discount, premium, dan bunga yang timbul sudah dicatat
dengan akurat dan dildasifikasikan serta diungkapkan dalam laporan keuangan, termasuk
catatan atas laporan keuangn, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS

Penjelasan Tujuan Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang

1. Menentukan apakah terdapat intemal control yang baik atas liablitas jangka panjang. Perlu
diperhatikan beberapa ciri-ciri internal control yang baik atas liabilits jangka panjang.
a. Perolehan liabilitas jangka panjang harus mendapat persetujuan pejabat perusahaan
yang berwenang (Direksi, Dewa Komisaris, Rapat Umm Pemegang Saham), biasanya
dalam bentuk notulen rapat.
b. Liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asing di-cover
dengan SWAP, untuk mencegah kerugian yang timbul jika terjadi depresiasi nilai
rupiah ataupun devaluasi.
c. Perusahaan yang menjual obligasi sebaiknya menggunakan independent trustee
(biro administrasi efek)

2. Menentukan apakah liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah
dicatat seluruhnya per tanggal neraca dan diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang
berwenang Maksudnya auditor harus yakin bahwa seluruh liabilitas jangka panjang
perusahaan sudah dicatat dan dilaporkan seluruhnya di laporan posisi keuangan (neraca).
jangan sampai ada yang belum tercatat (unrecorded) misalnya jika ada utang leasing untuk
pembelian mesin, maka harga perolehan mesin dan utang leasing harus dicatat sebesar nilai
tunainya. Selain itu auditor harus yakin bahwa sleuruh liabilitas jangka panjang sudah
diotorisasi oleh Direksi, Dewan Komisaris, atau Rapat Umum Pemegang Saham
3. Menentukan apakah liabilitas jangka panjang yang tercantum di laporan posisi keuangan
(neraca) betul-betul merupakan kewajiban perusahaan. Maksudnya auditor harus yakin
bahwa liabilitas jangka panjang yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga dan dilaporkan
di laporan posisi keuangan (neraca) perusahaan, betul-betul digunakan untuk kepentingan
membiayai kegiatan operasi perusahaan, bukan digunakan oleh pihak lain. Sebab kadang-
kadang terjadi bahwa suatu penisahaan mendapatkan kredit investasi dari bank, namun
sebagian besar dana dari kredit investasi tersebut digunakan oleh anak perusahaan.
Misalnya: PT ABC Holding memperoleh kredit investasi dari Bank XYZ sebesar Rp
5.000.000.000. dari jumlah tersebut, yang digunakan PT ABC hanya Rp 1.000.000.000 yang
lainnya digunakan oleh anak perusahaannya, yaitu PT A (Rp)1.000.000.000, PT B (Rp
2.000.000.000) dan PT C (Rp 1.000.000.000).
4. Untuk menentukan apakah liabilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset
yang dijaminkan sudah diidentifikasi. Maksudnya auditor harus yakin bahwa bila ada
kewajiban yang berasal dari tuntutan hukum yang sudah pasti, kewajiban tersebut sudah
dicatat perusahaan dan dilaporkan di laporan posisi keuangan (neraca) oleh perusahaan.
5. Untuk menentukan apakah liabilitas jangka panjang dalam valuta asing per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca) sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan kurs tengah Bank
Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang terjadi sudah
dibebankan dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan
6. Menentukan apakah biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka panjang
serta amortisasi dari premium/discount obligasi telah dicatat per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) dalam jumlah yang akurat. Kadang-kadang klien lupa untuk mencatat
biaya bunga yang terutang, atau tidak mengecek lagi perhitungan pembebanan amortisasi
daripremium discount obligasi. Oleh karena itu,auditor harus mengecek perhitungan
pembebanan bunga dan amortisasi premium/discount obligasi.
7. Menentukan apakah biaya bunga liabilitas jangka panjang yag tercatat pada tanggal laporan
posisi keunagan (neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban
perusahaan. Maksudnya auditor harus yakin bahwa biaya bunga yang tercantum di laporan
laba rugi, betul-betul merupakan beban perusahaan, bukan beban perusahaan lain yang
dijadikan beban perusahaan untuk tujuan tertentu. Selain itu auditor harusyakin bahwa
perhitungan pembebanan bunga tehindar dari kesalahan hitung.
8. Menetukan apakah semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan
sehingga tidak terjadi "bank default". Bank default maksudnya pelanggaran terhadap
kriteria-kriteria yang tercantum dalam perjanjian kredit.
9. Menentukan apakah bagian dari liablilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu
tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai kewajban lancar. Auditor harus yakin
bahwa tidak ada kesengajaan dari klien untuk tidak mereldasifikasi, dengan tujun agar
current ratio perusahaan menjadi lebih baik. Reklasifikasi harus dilakukan terhadap bagian
dari kredit investasi, utang leasing, maupun utang obligasi yang jatuh tempo dalam satu
tahun yang akan datang.
10. Menentukan apakah liabilitas jangan panjang berikut discount, premium, dan bunga yang
timbul sudah dicatat dengan akurat dan diklasifikasikan serta diungkapkan dalam laporan
keungan, termasuk catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan ETAP/PSAK/IFRS. Maksudnya auditor harus yakin bahwa hal-hal yang penting
mengenai liabilitas jangka panjang dan perkiraan laba rugi yang berkaitan sudah dijelaskan
dengan cukup dalam catatan atas laporan keuangan. Misalnya: plafon kredit, tingkat bunga,
jaminan kredit, jenis leasing, nilai nominal obligasi, tanggal jatuh tempo, dan lain-lain. Selain
in auditor harus yakin bahwa liabilitas jangka panjang disajikan sesuai dengan SAK
ETAP/PSAK/IFRS.
4. PROSEDUR PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PANJANG

Adapun prosedur audit yang disarankan antaralain:

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas libilitas jangka panjang


2. Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan liabilitas jangka panjang berikut discount,
premium, dan bunga selama peiode yang diperiksa
3. Kirim informasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai: plafon kredit, saldo
per tanggal laporan posis keuangan, tingkat bunga, jangka waktu pinjaman dan jaminan
kredit.
4. Minta salinan perjanjian kredit untuk permanent file, lalu perhatikan apakah data yang
terdapat dalam perjanjian kredit tersebut sesuai dengan data yang tercantum dalam kertas
kerja pemeriksaan liabilitas jangka panjang.
5. Periksa apakah perolehan penambahan bunga dan amortisasi discount/premium dari
obligasi. Tie-Up jumlah beban bunga dan amortisasi discount/premium obligasi dengan
jumlah yang tercantum pada laporan laba rugi. Discount/premium yang belum diamortisasi
harus dilaporkan sebagai pengurangan/penambahan dari nilai nominal obligasi.
6. Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi discount/premium dari
obligasi.
7. Periksa apakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang diperpanjang
(direnewed) setelah tanggal laporan posisi keuangan, untuk mengetahui apakah utang
tersebut harus tetap disajikan sebagai liabilitas jangka panjang atau sebagai utang lancar.
8. Seandainya ada utung dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi,
harus dikirim konfirmasi dan periksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman
tersebut.
9. Seandainya ada utang leasing, periksa apakah pencatatannya dan penyajiannya di laporan
keuangan sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK No. 30 Revisi 2007
tentang Sewa)
10. Periksa apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu
tahun akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek
11. Seandainya ada liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asing,
periksa apakah per tanggal laporan posisi keuangan sudah dikonversikan kedalam rupiah
dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan dan
selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
12. Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap liabilitas jangka
panjang dan biaya bunganya, untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pencatatan biaya bunga
13. Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang di laporan posisi keuangan dan
catatan atas laporan keuangan dilakukan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
ETAP/PSAK/IFRS.

5. Definisi Kewajiban Jangka Pendek

Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ke tiga, yang jatuh tempo atau
harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun, atau dalam satu siklus operasi
normal perusahaan, biasanya dengan menggunakan harta lancar (current asset) perusahaan.
Beberapa contoh kewjiban jangka pendek:

1. Utang usaha (account payable).

Kewajiban kepada pihak ketiga dari pembelian barang atau jasa secara kredit yang harus dilunasi
dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun.

2. Pinjaman dari bank jangka pendek (short term loan).

Pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh suatu perjanjian kredit (loan) agreement), bisa
dalam bentuk kredit modal kerja (working capital loan) ataupun kredit rekening koran (overdraft
facility).

3. Bagian dari kredit jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu kurang atau sama dengan
satu tahun (current portion of long term loan).

Per tanggal laporan posisi keungan, bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo satu
tahun yang akan datang harus direklasifikasi dari liabilitas jangka panjang ke liabilitas jangka pendek.

4. Utang pajak (tax payable).

Kewajiban pajak perusahaan yang harus dilunasi dalam periode berikutnya.

5. Biaya yang masih harus dibayar (accrued expenses).

Biaya yang sudah terjadi dan menjadi beban periode yang diperiksa, tetapi baru akan dilunasi dalam
periode berikutnya.

6. Voucher payable-dalam hal digunakan voucher system.


7. Utang dividen (dividend payable),
8. Pendapatan yang diterima di muka (unearned revenue).
9. Utang muka penjualan
10. Utang pemegang saham.
11. Utang leasing (kewajiban sewa) yang jatuh tempo satu tahun yang akan datang.
12. Utang bunga
13. Utang perusahaan afiliasi (utang dalam rangka hubungan khusus).

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan audit adalah:

1. Kecenderungan perusahaan untuk mencatat kewajiban lebih rendah dari yang sebenarnya
(understatement of liabilities) dengan tujuan untuk melaporkan laba lebih besar dari jumlah
yang sebenarnya. Untuk itu auditor harus melakukan prosedur yang disebut searching of
unrecorded liabilities, dengan cara memeriksa pembayaran sesudah tanggal laporan posisi
keuangan.
2. Perbedaan accounts payable dan accrued expenses. Accounts payablememiliki angka lebih
pasti, karena perusahaan mencatat berdasarkan invoice yang diterimanya dari supplier.
Sedangkan, accrued expensesdicatat berdasarkan estimasi, sehingga jumlahnya kurang pasti
dibandingkan accounts payable.

6. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Hutang/Kewajiban

Tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek adalah untuk memeriksa apakah:

1. Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka pendek.


2. Liabilitas jangka pendek yang tercantum di neraca didukung oleh bukti-bukti Yang lengkap
dan berasal dari transaksi yang betul-betul terjadi.
3. Semua liabilitas jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal neraca.
4. Kewajiban leasing (sewa) jika ada, sudah dicatat sesuai dengan standar Akuntansi sewa guna
usaha (PSAK 30)
5. Seandainya ada liabilitas jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal neraca, sudah
dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs Tengah Bank Indonesia per
tanggal neraca dan selisih kurs yang terjadi Sudah dibebankan/dikreditkan pada rugi laba
tahun berjalan.
6. Biaya bunga dan bunga yang terhutang dari liabilitas jangka pendek telah dicatat pertanggal
neraca
7. Biaya bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat pada tanggal neraca betul telah Terjadi,
dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan.
8. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga Tidak
terjadi “Bank Default”
9. Penyajian liabilitas jangka pendek didalam neraca dan catatan atas laporan Keuangan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).

7. Prosedur Pemeriksaan Kewajiban Jangka Pendek

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas kewajiban jangka pendek.


2. Minta rincian dari kewajiban jangka pendek, baik hutang dagang kewajiban lainnya,
kemudian periksa penjumlahannya (footing) serta cocokkan Saldonya dengan saldo hutang
di buku besar (controlling account)
3. Untuk hutang dagang cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo Menurut
subsidiary ledger hutang dagang (jika jumlah supplierya banyak, tidak usah 100%)
4. Secara test basis (sampling), periksa bukti pendukung dari saldo hutang kepada beberapa
supplier, perhatikan apakah angkanya cocok dengan purchase requisition, purchase order,
receiving report dan supplier invoice. Periksa juga perhitungan mathematic (mathematical
accuracy) dari dokumen-dokumen Tersebut dan otorisasi dari pejabat perusahaan yang
berwenang
5. Seandainya terdapat monthly statement of account dari supplier, maka harus dilakukan
rekonsiliasi antara saldo hutang menurut statement of account tersebut Dengan saldo
subsidiary ledger hutang.
6. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier baik yang Saldonya
besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak tahun sebelumnya.
7. Periksa pembayaran sesudah tanggal neraca (subsequent payment) untuk mengetahui
apakah ada kewajiban yang belum dicatat (unrecorded liabilities) per tanggal neraca dan
untuk meyakinkan diri mengenai kewajaran saldo hutang pertanggai neraca
8. Seandainya ada hutang kepada bank baik dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi,
maupun kredit overdraft, maka kirim konfirmasi ke bank, periksa Surat perjanjian kreditnya
dan buatkan excerpt dari perjanjian kredit tersebut, dan periksa otorisasi dan direksi, dewan
komisaris dan RUPS untuk perolehan kredit bank tersebut.
9. Seandainya ada hutang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi,
yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan datang, harus dikirim konfirmasi,
periksa perjanjian kreditnya dan periksa apakah ada pembebanan bunga etas pinjaman
tersebut.
10. Seandainya ada hutang leasing, periksa apakah pencatatannya sudah sesuai dengan standar
akuntansi sewa guna usaha (PSAK No.30) dan apakah bagian yang jatuh tempo dalam waktu
satu tahun yang akan datang sudah dicatat (direklasifikasi) sebagai kewajiban jangka
pendek.
11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara akurat dan tie-
up jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah yang tercantum pada laporan laba rugi,
perhatikan juga aspek pajaknya.
12. Seandainya ada saldo debit dari hutang dagang maka harus ditelusuri apakah ini merupakan
uang muka pembelian atau karena adanya pengembalian barang yang dibeli tetapi sudah
dilumasi sebelumnya. Kalau jumlahnya besar (material) harus direklasifikasi sebagai piutang.
13. Seandainya ada uang muka penjualan pertanggal neraca, periksa bukti pendukungnya dan
periksa apakah saldo tersebut sudah diselesaikan di periode berikutnya (subsequent
clearance) misalnya dengan mengirimkan barang yang dipesan oleh pembeli.
14. Seandainya ada kredit jangka panjang, harus diperiksa apakah bagian yang jatuh tempo satu
tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai kewajiban jangka pendek.
15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo tersebut per
tanggal neraca telah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia per tanggal neraca, dan selisih kurs yang terjadi dibebankan/dikreditkan pada rugi
laba tahun berjalan.
16. Untuk hutang PPh 21 dan PPN periksa apakah hutang tersebut sudah dilunasi pada periode
berikutnya. Seharusnya hutang PPh 21 dan PPN per 31 December dilunasi di bulan Januari
tahun berikutnya. Sedangkan untuk PPh Badan harus diperiksa apakah pada waktu mengisi
dan memasukkan SPT PPh Badan, perusahaan telah membayar PPh 29 (setoran akhir)
17. Periksa dasar perhitungan accrued expenses yang dibuat oleh perusahaan, apakah
reasonable dan konsisten dengan dasar perhitungan tahun sebelumnya. Selain itu harus
diperiksa pembayaran sesudah tanggal neraca.
18. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-perjanjian yang dibuat
perusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah semua kewajiban yang
tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut sudah dicatat per tanggal neraca.
19. Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan.
20. Periksa apakah penyajian kewajiban jangka pendek di neraca dan catatan atas laporan
keuangan sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).

8. PENGERTIAN EKUITAS

Modal (Ekuitas) suatu perusahaan merupakan setoran harta dari pemilik suatu perusahaan
Setoran tersebut dapat berupa uang tunai atau harta lain. Dari segi perusahaan, modal
merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik perusahaan. Sedangkan dari segi pemilik
perusahaan, modal adalah bagian hak pemilik atas kekayaan bersih perusahaan (harta dikurangi
kewajiban). Aktivitas investasi (investing activity) adalah pembelian dan penjualan tanah,
bangunan, peralatan, serta aktiva Jain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali,
Investasi pada umumnya merupakan bagian dari strategi jangka panjang.

9. SIFAT DAN CONTOH EKUITAS

Dalam suatu perusahaan perorangan, modal terdiri dari modal pemilik tunggal, laba yang diperoleh
dalam suatu periode dan tambahan setoran modal akan menambah saldo modal. kerugian yang
diderita dalam suatu periode dan pengambilan prive akan mengurangi saldo modal Dalam suatu
firma modal terdiri dari modal lebih dari satu partner. Modal masing-masing partner akan
bertambah dengan adanya pembagian laba atau tambahan modal setor akan berkurang dengan
adanya pembagian kerugian atau pengambilan prive Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi,
modal pokoknya adalah simpanan pokok anggota yang tidak dapat dipindahtangankan dan dapat
diambil kembali pada saat seseorang anggota mengundurkan din. Kekayaan bersih koperasi adalah
simpanan pokok, simpanan lain, pinjaman-pinjaman hasil usaha termasuk cadangan Dalam badan
hukum yang berbentuk perseroan terbatas (PT), permodalannya (ekuitas) terdiri dari:

1. Modal menurut akte pendirian yang telah disahkan menteri Kehakiman dan HAM:
a. Modal dasar (authorized capital):
b. Modal ditempatkan (issue capital);
c. Modal disetor (paid-wo/paid in capital).
Modal yang berasal dari sumbangan (donated capital) bisa dilaporkan sebagai
bagian dari tambahan modal disetor.
2. Treasury Stock saham perusahaan yang sudah beredar lalu dibeli kembali oleh perusahaan).
3. Premium (agio) atau Discount (Disagio) dari penjualan saham baik saham biasa (common
stock) maupun saham preferen (preffered stock)
4. Selisih kur atas modal disetor.
5. Selisih penilaian kembali aktiva tetap, untuk perusahaan yang melakukan revaluasi aktiva
tetap berdasarkan peraturan pemerintah.
6. Retained Earnings (Laba ditahan sa labu tahun lalu) atas Deficia Accumulated Losses (sisa
rugi tahun lalu).
10. TUJUAN PEMERIKSAAN EKUITAS
a. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang baik atas ckuitas, termasuk
intemal control atas transaksi jual beli saham, pembayaran deviden dan sertifikat
saham
b. Untuk memeriksa apakah struktur ekuitas yang tercantum di neraca sudah sesuai
dengan apa yang tercantum di akta pendirian perusahaan
c. Untuk memeriksa apakah urin-izin yang diperlukan dari pemerintah yang
menyangkut ekuitas (misalkan dari Departemen Kehakiman dan HAM, BKPM,
BKPMD, BAPEPAM, KPP dan SK Presiden RI) telah dimiliki oleh perusahaan.
d. Untuk memeriksa apakah perubahan terhadap ekuitas telah mendapat otorisasi baik
dari pejabat perusahaan yang berwenang (direksi, dewan komisaris), rapat
pemegang saham (RUPS) maupun dari instansi pemeritah
e. Untuk memeriksa apakah setiap perubahan pada Retained Eamings atau
Accumulated Losses didukung oleh bukti-bukti yang sah
f. Untuk memeriksa apakah penyajian ekuitas di neraca sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK) dan hal-hal yang penting sudah
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

11. PROSEDUR PEMERIKSAAN EKUITAS

Prosedur pemeriksaan Ekuitas yang disarankan adalah sebagai berikut:

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas ekuitas dan transaksi jual beli saham, pembagian
dan pembayaran dividen dan sertifikat saham

2. Minta copy dari akta pendirian, SK Pengesahan Menteri Kehakiman dan HAM,
SKBKPM/BKPMD, SK Bapepam, SK Presiden, untuk disimpan dalam permanent file.

3. Cocokkan data yang ada dalam akta pendirian tersebut dengan modal yang tercantum di
neraca dan penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan.

4. Untuk perusahaan yang baru didirikan dan perusahaan yang mempunyai tambahan setoran
modal dalam penode yang diperiksa, periksalah bukti setoran dan bukti pembukuan lainnya
serta otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang dan instansi pemerintah.

5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan : Beberapa modal dasar, modal ditempatkan,
modal disetor serta premium dan discount dari penjualan saham

• Jenis saham yang dimiliki perusahaan, berapa jumlah common stock dan preferred
stock baik dalam jumlah lembar maupun nilai nominalnya.
• Rincian pemegang saham
6. Periksa dokumen pendukung dari setiap perubahan dalam perkiraan retained
earnings/deficit, untuk mengetahui apakah perubahan tersebut sudah diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang dan apakah adjustment ke retained earnings/deficit
memang reasonable dan jumlahnya cukup materil.
7. eandainya ada pembagian dividen, periksa apakah
-Dividen dibagika dala betuk cash dividend, stock dividend, atau property dividend.

- Pencatatannya sudah benar (baik pada waktu deklarasi dividen maupun pada saat pembayaran
dividen)

- Sudah diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang (melalui notulen rapat direksi dan
rapat umum pemegang saham).

- Aspek perpajakannya sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan (accumulated losses/deficit) sudah melebihi


modal disetor, kalau ini terjadi pertimbangan going concem perusahaan.

9. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi ke pemegang saham atau biro administrasi efek
(stock transfer agent).

10.Seandainya ada treasury stock;

-Periksa bukti pembelian dan otorisasinya. -Periksa bukti penjualannya dan otorisasinya (jika
treasur stock dijual kembali)

-Tanyakan kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock (apakah untuk memperbaiki
harga pasar saham perusahaan atau untuk dibagikan sebagai saham bonus) Perhatikan bahwa
treasury stock tidak berak atas pembagian deviden

11. Periksa apakah penyajian ekuitas di neraca dan catatan atas laporan keuangan sudah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).

12. Buat kesimpulan mengenai kewajaran ekuitas.

KESIMPULAN

Auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan menilai bukti- bukti secara
objektif, yang berkaitan dengan asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asers tersebut. Sedangakan, Liabilitas
Jangka Panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari kegiatan atau transaksi masa lalu, yang
jatuh temponya lebih dari satu tahun ditinjau dari tanggal neraca. Contoh kewajiban yang termasuk
dalam kelompok liabilitas jangka panjang adalah utang bank berupa kredit investasi, liabilitas jangka
Pendek adalah Kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancar adalah utang yang diharapkan akan
dibayar dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan. Prosedur-
prosedur pengendalian intern berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
lainnya dan bergantung pada beberapa faktor, seperti sifat operasi dan besarnya perusahaan.
Pengujian substansif terhadap utang jangka panjang & jangka pendek ditujukan untuk memperoleh
keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan saldo akun utang.
Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, yang jatuh tempo dalam
waktu kurang atau sama dengan satu tahun dilunasi dengan menggunakan harta tetap perusahaan.
Perusahaan mempunyai kecenderungan untuk mencatat kewajibannya lebih rendah dari yang
sebenarnya dengan tujuan untuk melaporkan laba lebih bersih dari jumlah yang sebenarnya. Oleh
karena itu liabilitas jangka pendek yang tercantum dilaporan posisi keuangan (neraca) harus
didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang betul-betul terjadi. Jika
liablitas jangka pendek berupa utang deviden, maka harus didukung oleh notulen rapat umum
pemegang saham yang memberikan otorisasi untuk pembagian deviden. Dan jika di laporan posisi
keuangan (neraca) suatu perusahaan terdapat utang pemegang saham, maka tidak boleh ada
setoran modal yang belum dilunasi oleh pemegang saham.

Anda mungkin juga menyukai