Abstrak
Pendahuluan
Metode Penelitian
Metode penilaian yang penulis lakukan yaitu dengan cara metode pengumpulan data
dari beberapa sumber baik itu dari buku ataupun dari internet.
Pembahasan
Figur 181, 182, dan 18-3 menyajikan diagram REA siklus pendapatan,
pengeluaran, dan penggajian Fred's Train Shop secara berurutan. Diagram-diagram
yang terpisah ini harus diintegrasikan untuk menyediakan model keseluruhan-
keseluruhan komprehensif tunggal atas organisasi tersebut. dalam melakukannya, perlu
pemahaman tentang kardinalitas dalam tiap diagram terpisah yang mengungkapkan
kebijakan dan aktivitas organisasi tersebut.
Figur 18-1
Alasan perbedaan ini berada pada semantik yang mendasari sifat hubungan antara
entitas yang digabungkan dan entitas lainnya. Contoh dari sebuah entitas sumber daya
adalah biasanya ia dikaitkan ke berbagai peristiwa. Sebagai contoh barang persediaan
tertentu yang diangkut oleh Fred’s dapat dihubungkan tidak hanya ke peristiwa menerima
persediaan, ketika diperoleh dari pemasok, tetapi juga ke peristiwa penjualan, ketika dijual
ke pelanggan. Dengan kata lain, entitas sumber daya ditautkan ke entitas peristiwa pada
satu siklus bisnis dan ditautkan ke entitas peristiwa pada siklus lainnya. Oleh karna kedua
tautan tersebut mungkin, tidak satupun kardinalitas pada diagram REA individual perlu
diubah.
Penggabungan dua siklus transaksi pada sebuah peristiwa umum mungkin juga
memengaruhi kardinalitas minimum antara peristiwa yang digabungkan dan agen yang
berpartisipasi dalam peristiwa tersebut. sebagai contoh dalam figur 18-4 kardinalitas
minimum antara peristiwa mengeluarkan kas dan entitas pemasok sekarang adalah 0;
bukannya 1, seperti kardinalitas pada figur 18-2. Alasannya adalah bahwa sebuah cek
tertentu (pengeluaran kas) mungkin dituliskan salah satunya ke seorang pemasok sebagai
terbayar atau ke seorang pegawai sebagai terbayar, tetapi cek yang sama tidak dapat ditulis
kedua agen secara bersamaan. Itulah mengapa kardinalitas miinimum antara peristiwa
mengeluarkan kas dan agen pegawai (terbayar) juga 0, oleh karna itu kapanpun sebuah
peristiwa yang digabungkan melibbatkan agen yang berbeda dalam setiap siklus busnis
individual yang digabungkan, kardinalitas minimum antara peristiwa tersebut dan agen-
agen itu berubah dari yang biasanya 1 menjadi 0, karna peristiwa tersebut mungkin
sekarang ditautkan salah satu dari dua jenis agen tersebut, tetapi tidak keduanya.
Tergambar secara tepat bahwa diagram REA terintegrasi harus memenuhi enam
aturan ini.
Enam aturan tersebut dapat digunakan tidak hanya untuk mengembangkan sebuah diagram
REA terintegrasi, tetapi juga sebagai gambar cek untuk memvalidasi ketepatan dari sebuah
diagram REA yang terlengkapi. Secata teknis figur 18-4 tidak lengkap karna aturan 4 tidak
terpenuhi untuk sumber daya waktu pegawai.
M:N Sebuah database relasional yang didesain dengan tepat memiliki sebuah tabel
untuk tiap-tiap entitas yang berbeda dan untuk setiap hubungan banyak-ke-banyak (many-
to-many) pada sebuah diagram REA. Figur 18-4 memiliki 13 entitas yang berbeda, tetapi
seperti yang sebelumnya dibahas, satu Waktu Pegawai, tidak akan diimplementasikan
dalam database tersebut. Dua belas entitas berbeda sisanya yang digambarkan pada Figur
18-4 perlu diimplementasikan sebagai tabel database relasional. Tujuh tabel akan
mempresentasikan entitas peristiwa: Memesan Persediaan, Menerima
Persediaan, Mengeluarkan Kas, Waktu Pengerjaan, Mengambil Pesanan
Pelanggan, Penjualan, dan Menerima Kas. Ada dua tabel untuk entitas sumber daya:
Persediaan dan Kas. Tiga tabel dibutuhkan untuk mengimplementasikan entitas agen yang
berbeda: Pegawai, Pelanggan, dan Pemasok (supervisor dilabelkan secara terpisah agar
diagram lebih mudah dibaca, tetapi dirinya sendiri juga merupakan bagian dari pegawai).
Figur 18-4 juga menggambarkan lima hubungan M:N. Tiga dari siklus pendapatan:
Mengambil Pesanan Pelanggan-Persediaan, Penjualan-Persediaan, dan Penjualan-
Menerima Kas. Dua lainnya dari siklus pengeluaran: Persediaan-Memesan Persediaan dan
Persediaan-Menerima Persediaan. Oleh karena itu, 17 tabel yang dicantumkan dalam Tabel
18-1 harus dibuat agar secara akurat mengimplementasikan Figur 18-4 dalam sebuah
database relasional. Perhatikan bahwa nama tabel yang disarankan pada Tabel 18-1
berkaitan dengan nama entitas pada diagram REA atau pada kasus tabel hubungan M:N,
mereka merupakan rangkaian yang ditulis dengan tanda hubung atas entitas-entitas yang
dilibatkan dalam hubungan tersebut. Hal tersebut mempermudahkan untuk memverifikasi
bahwa seluruh tabel yang diperlukan telah dibuat dan juga mempermudah untuk
menggunakan diagram REA sebagai panduan ketika menjalankan query database.
Untuk menentukan atribut mana yang harus disertakan dalam tiap tabel perancang
database perlu mewawancarai para pengguna dan manajemen untuk mengidentifikasi fakta
yang perlu disertakan dalam database tersebut. Perancang database harus menggunakan
diagram REA untuk membantu menentukan tabel yang digunakan untuk menuliskan fakta-
fakta tersebut, bergantung pada apakah fakta tersebut merupakan kunci utama atau hanya
atribut deskriptif.
Mengindentifikasi Kunci Utama, setiap tabel dalam sebuah database relasional memiliki
sebuah kunci utama, terdiri atas atribut atau kombinasi atribut yang secara untuk
mengidentifikasi tiap baris dalam tabel tersebut. Perusahaan sering membuat
pengidentifikasi numerik terhadap sumber daya, peristiwa, dana gen tertentu.
Pengidentifikasi numerik ini merupakan kandidat yang baik bagi kjunci utama. Sebagai
contoh, Tabel 18-1 menunjukkan bahwa Fred’s Train Shop menggunakan nomor faktur
sebagai kunci utama tabel penjualan dan nomor pelanggan sebagai kunci utama tabel
pelanggan.
Biasanya, kunci utama sebuah tabel yang mempresentasikan sebuah entitas merupakan
atribut tanggal. Namun, kunci utama untuk tabel hubungan M:N selalu terdiri atas dua
atribut yang mempresentasikan kunci utama setiap entitas yang ditautkan dalam hubungan
tersebut. Sebagai contoh, kunci utama tabel Penjualan-Persediaan terdiri atas nomor faktur
(kunci utama entitas penjualan) dan nomor produk (kunci utama entitas persediaan). Kunci
utama berbagaiatribut tersebut disebut dengan kunci bersambung (concatenated keys).
Menentukan Atribut Lain Ke Tabel Yang Sesuai, atribut tambahan selain kunci
utama disertakan dalam setiap tabel untuk memenuhi ketentuan pemrosesan transaksi dan
kebutuhan informasi manajemen. Atribut lain yang disertakan dalam sebuah tabel database
rasional harus berupa fakta mengenai objek yang direpresentasikan oleh kunci utama atau
kunci asing. Oleh karena itu. Informasi mengenai para pelanggan, seperti nama dan alamat
mereka, terletak pada tabel Pelanggan karena atribut tersebut menjelaskan objek yang
direpresentasikan oleh kunci utama (nomor pelanggan) dari tabel Pelanggan, aribut tersebut
bukan milik tabel Penjualan karena atribut tersebut tidak menjelaskan beberapa properti
objek yang direpresentasikan oleh kunci utama tabel tersebut (nomor faktur).
Tebel 18-1 menunjukkan beberapa atribut yang telah ditentukan Paul Stone ke
berbagai tabel yang telah ia buat untuk mengimplementasikan Figur 18-4 dalam sebuah
database relasional. Beberapa dari atribut tersebut, seperti tanggal setiap penjualan dan
jumlah yang dibayarkan oleh seorang pelanggan, diperlukan untuk pemrosesan transaksi
yang tepat serta lengkap, pembuatan laporan keuangan, dan laporan manajerial. Atribut
lain disimpan karena mereka memfasilitasi manajemen yang efektif atas sumber daya,
peristiwa, dan agen organisasi. Sebagai contoh, Fred dapat menggunakan data mengenai
tanggal tiap transaksi penjualan terjadi untuk mendesain jadwal kerja staf.
Tabel 18-1 juga menyertakan atribut-atribut lain dalam beberapa tabel hubungan
M:N. Mari kita periksa penempatan atribut-atribut tersebut dalam beberapa tabel M:N
untuk memahami mengapa mereka harus disimpan dalam tabel-tabel tertentu. Pahamilah
terlebih dahulu tabel Penjualan, Menerima Kas. Ingat bahwa Fred’s Train Shop
mengizinkan pelanggannya untuk melakukan berbagai pembelian dengan kredit dan
melakukan pembayaran cicilan dengan sisa saldo mereka. Oleh karena itu, suatu
pembayaran pelanggan mungkin perlu diterapkan ke beberapa faktur yang berbeda
(transaksi penjualan). Oleh karena itu, atribut “jumlah yang dipakai” tidak dapat
ditempatkan dalam tabel Menerima Kas karena ia dapat memiliki lebih dari satu nilai (salah
satunya untuk setiap faktur yang dibayarkan), dengan demikian akan melanggar ketentuan
dasar database relasional jika setiap atribut dalam setiap baris bernilai tunggal (yakni
ketentuan bahwa setiap tabel merupakan sebuah flat file). Selain itu juga atribut “jumlah
yang dipakai” tidak dapat ditempatkan dalam tabel Penjualan karena kemungkinan
pembayaran cicilan juga akan mengakibatkan atribut dapat memiliki nilai multipel (yakni
satu entri untuk setiap pembayaran cicilan terkait dengan penjualan tertentu). Oleh karena
itu, analisis berdasarkan proses bisnis mengindikasikan bahwa atribut “jumlah yang
diterapkan” merupakan fakta mengenai pembayaran pelanggan tertentu (pengiriman kas)
dan transaksi penjualan tertentu sehingga ia milik tabel M:N yang menghubungkan dua
peristiwa tersebut.
Sekarang, mari periksa tabel Penjualan-Persediaan. Setiap baris dalam tabel ini
mengandung informasi tentang lini baris pada faktur. Meskipun banyak pelanggan Fred’s
Train Shop hanya membeli satu dari setiap jenis produk yang ia jual, beberapa penjualan
ke para pelanggan menghasilkan kuantitas yang lebih besar. Sebagai contoh, sebuah toko
serba ada mugkin membeli lima coal car (nomor produk 31125) yang identik untuk
tampilan luarnya. Akibatnya, Fred’s Train Shop harus mencatat kuantitas yang terjual atas
setiap barang. Namun, setiap peristiwa penjualan mungkin menyertakan lebih dari satu
barang persediaan. Oleh karena itu, atribut “kuantitas terjual” mungkin memiliki beberapa
nilai pada faktur penjualan tunggal, satu untuk masing-masing (nomor produk) barang
berbeda yang dijual. Akibatnya, atribut “kuantitas terjual” tidak dapat ditempatkan dalam
tabel Penjualan karena dapat mengakibatkan ada lebih dari satu nilai “kuantitas terjual”
yang diassosiasikan dengan sebuah nomor faktur tertentu. Selain itu, ingat bahwa Fred’s
Train Shop, seperti kebanyakan toko eceran, ia melacak persediaan berdasarkan jenis
barang, masing-masing diidentifikasikan dengan nomor produk, bukan dengan identifikasi
spesifik. Oleh karena itu, sebuah barang tertentu, seperti lokomotif diesel oranye dengan
nomor produk 14887, mungkin terjual sebagai bagian dari berbagai transaksi penjualan
yang berbeda. Akibatnya, “kuantitas terjual” tidak dapat menjadi atribut pada tabel
Persediaan karena ia dapat memiliki nilai multipel. Analisis sebelumnya juga memperjelas
bahwa atribut “kuantitas terjual” berkaitan dengan nomor produk spesifik pada sebuah
faktur penjualan spesifik pula. Oleh karenanya, ia milik tabel hubungan M:N yang
menghubungkan entitas persediaan dan penjualan.
Data Harga dan Biaya, pada Tabel 18-1 perhatikanlah bahwa informasi mengenai
harga dan biaya disimpan sebagai atribut pada beberapa tabel berbeda. Sebagai contoh,
tabel Persediaan menyimpan daftar harga yang disarankan untuk barang tersebut, yaitu
secara umum tetap konstan pada satu periode fiskal tertentu. Tabel Penjualan menyimpan
harga penjualan aktual, yang bervariasi selama tahun tersebut, hal tersebut sebagai hasil
promosi penjualan. Begitu pula dengan biaya pembelian standar dan aktual atas setiap
barang yang juga disimpan dalam tabel yang berbeda. Peranan umumnya adalah bahwa
data time-independent harus disimpan sebagai atribut sumber daya atau agen, sedangkan
data varies across time harus disimpan dengan entitas peristiwa atau hubungan M:N yang
menautkan sebuah sumber daya dan sebuah peristiwa.
Data Kumulatif dan Data Dapat Dihitung, perhatikanlah bahwa Tabel 18-1
tidak mengandung data kumulatif, seperti “kuantitas di tangan (quantity-on-hand)” dalam
tabel persediaan atau data dapat dihitung, seperti “jumlah total penjualan” dalam tabel
penjualan. Alasannya adalah tak satu pun dari jenis item data tersebut diperlukan karena
nilainya dapat diperoleh dari atribut lain yang disimpan. Sebagai contoh, kuantitas di
tangan untuk sebuah barang persediaan tertentu, sama dengan kuantitas di tangan pada awal
periode fiskal terkini (sebuah atribut tabel Persediaan) ditambah kuantitas total yang dibeli
pada periode saat ini (yang dihitung sendiri dengan menjumlahkan atribut kuantitas yang
diterima dalam tabel Persediaan-Menerima Persediaan) dikurangi kuantitas terjual total
(yang dihitung dengan menjumlahkan atribut kuantitas terjual pada tabel Penjualan-
Persediaan) pada periode saat ini. Sama halnya, jumlah total transaksi penjualan dapat
dihitung dengan mengalikan kuantitas terjual dengan harga jual aktual atas setiap barang
terjual dan menjumlahkan hasil tersebut untuk setiap baris pada tabel PenjualanPersediaan
yang memiliki nomor faktur yang sama.
Meskipun hubungan 1:1 dan 1:N juga dapat diimplementasikan sebagai tabel
terpisah, biasanya lebih efisien jika mengimplementasikan mereka dengan sarana kunci
asing. Ingatlah bahwa sebuah kunci asing adalah atribut sebuah entitas dan ia juga
merupakan kunci utama entitas lain. Sebagai contoh, atribut “nomor pelanggan” mungkin
muncul baik di tabel Pelanggan dan Penjualan. Ia akan menjadi kunci utama tabel
Pelanggan, tetapi kunci asing di tabel Penjualan.
seperti halnya hubungan 1:1, hubungan 1:N juga harus diimplementasikan dalam database
relasional dengan menggunakan kunci asing. Hanya ada satu cara untuk melakukannya:
Kunci utama entitas yang dapat ditautkan ke berbagai entitas lain, harus menjadi sebuah
kunci asing pada entitas lain tersebut. Oleh karena itu, pada Tabel 18-1, kunci utama tabel
Personal Penjualan dan Pelanggan disertakan sebagai kunci asing pada tabel Penjualan.
Begitu pula dengan kunci utama tabel Kas, Pelanggan, dan Kasir yang disertakan sebagai
kunci asing pada tabel Menerima Kas. Pembalikan prosedur ini akan melanggar salah satu
aturan fundamental dari desain database relasional. Sebagai contoh, menempatkan nomor
faktur sebagai kunci asing pada tabel Pelanggan tidak akan berhasil karena ia dapat
memiliki lebih dari satu nilai (yaitu seorang pelanggan tertentu kemungkinan dapat
diasosiasikan dengan berbagai nomor faktur karena partisipasinya pada banyak transaksi
penjualan).
PENGECEKKAN KELENGKAPAN
Daftar atribut yang ingin disertakan oleh para pengguna dan manajemen ke dalam database
akan menyediakan sarana untuk mengecek dan memvalidasi proses implementasi. Setiap
atribut dalam daftar tersebut harus muncul setidaknya pada satu tabel, baik sebagai kunci
utama maupun atribut “lain.”
Pengecekkan daftar tertentu tersebut terhadap nama kolom tabel mungkin akan
mengungkap tidak hanya fakta bahwa atribut tertentu belum ditentukan ke tabel yang sesuai
dalam database, tetapi mungkin mengindikasikan kebutuhan untuk memodifikasi diagram
REA itu sendiri. Sebagai contoh, ketika Paul Stone mengecek-ganda daftra atribut yang
dikehendaki, ia menemukan bahwa ia tidak memiliki tabel untuk menempatkan atribut
“produk yang didiskusikan pada panggilan penjualan.” Dalam situasi semacam itu,
perancang database perlu menghubungi kembali para pengguna dan manajemen untuk
memahami tujuan dalam mengumpulkan atribut tertentu tersebut. Pada kasus ini, Fred
menjelaskan bahwa ia berencana menugaskan salah satu pegawainya untuk menghubungi
pelanggan perusahaan untuk pengaturan display sampel. Fred ingin mengumpulkan
informasi mengenal demonstrasi tersebut untuk mengevaluasi efektivitasnya.
Perhatikan bagaimana set tabel-tabel yang berhubungan yang dicantumkan dalam Tabel
18-1, memenuhi tiga ketentuan dasar di atas. Terlebih lagi, tabel tersebut juga berkaitan
dengan Figur 18-4, sehingga merefleksikan kebijakan bisnis Fred’s Train Shop.
Keterkaitan ini juga memfasilitasi penggunaan diagram REA untuk menjadi panduan
dalam perancangan atas query dan laporan guna memuat dan menampilkan informasi
mengenai aktivitas bisnis organisasi tersebut.
Sejauh ini kita telah menunjukkan bagaimana menggunakan model data REA
untuk memandu desain sebuah sia yang akan secara efisien menyimpan informasi
mengenai aktivitas bisnis sebuah organisasi. Pada bagian ini, kita merujuk pada
figur 18-4 dan tabel 18-1 untuk menunjukkan cara penggunaan keseluruhan
diagram rea untuk memfasilitasi pemuatan informasi guna mengevaluasi kinerja.
Untuk mendesain SIA yang dapat berfungsi untuk Perusahaan, perancang database
harus mengembangkan diagram REA untuk siklus tambahan seperti informasi dan
kemudian memadukan diagram-diagram tersebut. Diagram REA digunakan
sebagai dokumentasi pelengkap, yang berguna untuk mendokumentasi
pembentukan advanced SIA. Diagram REA menyediakan dua informasi database
SIA, yang tidak ditunjukkan oleh bentuk dokumentasi lain.
Menyusun Diagram REA diperlukan informasi tentang: resource, event, agent dan
kebijaksanaan perusahaan. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan
mewawancarai pihak manajemen. Karena aktivitas perencanaan, pengawasan, dan
pengevaluasian yang ditangani manajemen untuk setiap perusahaan berbeda.
Untuk menggambarkan Diagram REA, kertas dibagi tiga kolom, satu kolom untuk
setiap entity. Gunakan kolom kiri untuk resource (sumber daya) adalah hal-hal
yang memiliki nilai eknomi bagi organisasi, kolom tengah untuk event (kegiatan)
yaitu berbagai aktivitas bisnis yang informasinya ingin dikumpulkan perusahaan
untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, dan kolom kanan untuk agent
(pelaku) yaitu orang-orang dan organisasi yang terlibat dalam kegiatan yang
informasinya ingin didapatkan untuk tujuan perencanaan, pengendalian, dan
evaluasi. Penggambaran event sebaiknya diurutkan dari atas ke bawah berdasarkan
urutan aktivitas. Setelah Diagram REA selesai disusun, Diagram REA dapat
digunakan untuk merancang struktur database relasional yang baik. Struktur
database relasional yang baik memenuhi aturan normalisasi, sehingga tidak
ditemukan masalah anomaly update, insert, dan delete. Untuk
mengimplementasikan diagram REA kedalam database relasional. Informasi yang
disajikan oleh diagram REA adalah relationship antara data dan praktek bisnis
perusahaan. Diagram REA secara tegas menggambarkan relationship antara
bermacam-macam data item yang disimpan dalam database akuntansi. Cardinality
diagram REA menyajikan informasi yang berguna untuk menggambarkan prinsip
dan kebijaksanaan perusahaan yang dimodelkan. Menaksirkan dengan benar
cardinality diagram REA membutuhkan pemahaman secara tepat yang
menunjukkan kejadian setiap entity. Setiap kejadian dari entity agent menunjukkan
orang atau organisasi tertentu. Hal yang sama setiap kejadian suatu entity event
menunjukkan aktivitas atau transaksi bisnis spesifik.
Kemungkinan dapat terjadi bahwa sejumlah elemen yang ditemukan dalam sia
tradisional, seperti jurnal, buku besar, dan informasi mengenai utang-piutang,
hilang. Kita akan lihat informasi semacam itu, meskipun tidak secara eksplisit
direpresentasikan sebagai entitas dalam sebuah diagram REA, ia dapat diperoleh
melalui query yang sesuai. Query tersebut hanya dibuat sekali dan kemudian
disimpan serta dijalankan kembali kapanpun diinginkan. Proses pembuatan jurnal
merupakan proses transaksi keuangan suatu badan usaha yang dicatat berdasarkan
dokumen-dokumen pembukuan yang bertujuan untuk pendataan. Query adalah
perintah yang digunakan untuk mendapatkan informasi dalam database dengan
tujuan untuk melakukan tugas tertentu.
Jurnal dikenal juga sebagai buku pemasukan utama karena menjadi tempat
terjadinya pencatatan transaksi pertama atau penyesuaian pemasukan transaksi-
transaksi. Jadi, jurnal adalah suatu buku atau catatan transaksi-transaksi keuangan
yang secara kronologis dan sistematis digunakan dengan menuliskan akun yang
harus didebit dan dikredit. Dalam hal ini, artinya sumber pencatatan ke dalam
jurnal adalah bukti, serta pencatatan transaksi dilakukan secara berurutan sesuai
tanggal terjadinya transaksi. Sistematis artinya pencatatan yang dilakukan dengan
mengikuti aturan mendebit dan mengkredit akun. Selain itu, setiap transaksi dicatat
secara berpasangan ke dalam debit dan kredit (double entry accounting), dan
jumlah debit dengan jumlah kredit harus sama/seimbang. Semua transaksi bisnis
akan dicatat dalam jurnal denganmenggunakan metode pembukuan double-entry
atau single-entry. Dan selanjutnya Laporan keuangan yang berperan sangat penting
bagi perkembangan sebuah bisnis. Dengan adanya laporan keuangan, kondisi
finansial perusahaan dapat dilihat dan dipantau pada periode tertentu. Dari
pantauan kondisi finansial ini akan dapat dilakukan evaluasi, selanjutnya adalah
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan strategis maupun operasional
perusahaan. Laporan keuangan wajib dibuat oleh perusahaan baik skala kecil
maupun skala besar. Buku Besar (General Ledger) merupakan salah satu bagian
dari Siklus Akuntansi. Secara teknis, Buku Besar adalah buku yang berisi
kumpulan data transaksi historis yang termuat di Jurnal Umum dan Jurnal Khusus.
Salah satu laporan keuangan sederhana yang tidak boleh dilupakan oleh seorang
pemilik bisnis adalah buku besar. Buku besar adalah alat yang digunakan untuk
mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu akun yang disebabkan
karena adanya transaksi keuangan. Buku ini berisi tentang perkiraan-perkiraan
yang mengikhtisarkan pengaruh adanya transaksi keuangan terhadap perubahan
sejumlah akun seperti aktiva, kewajiban dan modal perusahaan. Penting diingat
bahwa banyaknya jumlah perkiraan buku besar yang dibutuhkan/dicatat
perusahaan berbeda-beda, karena tergantung kepada kekayaan dan keuangan
perusahaan, jenis kegiatan, volume transaksi dan informasi yang diinginkan
perusahaan. Data dalam buku besar akuntansi belum terperinci karena akun pada
buku besar terkadang tidak mencerminkan data secara rinci, seperti rekening utang,
piutang, dan persediaan barang dagang. Untuk melihat rekening-rekening tersebut
diperlukan rekening lain yang dikelompokkan dalam suatu buku atau kumpulan
kartu-kartu yang disebut buku besar pembantu atau subsidiary ledger. Dengan
begitu maka ada buku besar pembantu utang, buku besar pembantu piutang, dan
buku besar pembantu barang dagang. Jumlah perkiraan buku besar yang
dibutuhkan oleh perusahaan tentu saja berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena
beberapa faktor yang meliputi jenis kegiatan, keuangan dan kekayaan perusahaan,
informasi yang diperlukan perusahaan, serta volume transaksi.
Dalam buku besar, akun-akunnya digolongkan dalam akun ril atau real
account dan juga nominal account atau akun nominal. Akun ril merupakan akun
yang ada pada neraca seperti hutang, aktiva, modal, dan kewajiban. Sedangkan
akun nominal merupakan akun yang ada pada laporan laba rugi seperti akun beban
dan pendapatan. Buku Besar menampilkan riwayat transaksi dan saldo keuangan
pada suatu periode akuntansi. Pada akhir periode, Buku Besar berfungsi sebagai
sumber data untuk membuat Laporan Keuangan perusahaan. Dalam sebuah
perusahaan harus memiliki buku besar, karena fungsinya sangat penting. Buku
besar berfungsi untuk meringkas semua data transaksi yang sudah tertulis di dalam
jurnal umum. Selain itu digunakan sebagai alat yang menggolongkan data
keuangan, dari yang jumlahnya besar sampai kecil. Jadi Anda tahu ada perbedaan
atau tidak dari semua data keuangan yang masuk. Semua data yang sudah ditulis
di jurnal, harus dicatat atau digolongkan lagi dalam
buku besar untuk menyeimbangkan jumlah akun yang ada di kolom debit dan
kredit dan juga sebagai bahan informasi ketika menyusun laporan keuangan. Bisa
dikatakan buku besar memiliki fungsi yang sangat krusial dalam penyusunan
laporan keuangan perusahaan. Fungsi utama buku besar dan pelaporan adalah
untuk mengumpulkan dan mengatur data dari sumber-sumber sebagai berikut:
Berikut ini menunjukkan jenis model suatu buku besar dari pelaporan online:
Database terpusat harus diatur menggunakan cara yang memungkinkan
tercapainya berbagai kebutuhan informasi, baik pengguna internal maupun
eksternal. Para manajer membutuhkan informasi yang detail dan tepat waktu
mengenai hasil operasi pada area tanggung jawab tertentunya. Para investor dan
kreditur mengharapkan laporan keuangan periodik dan pembaruan tepat waktu
untuk membantu mereka dalam menilai kinerja organisasi. Berbagai badan
pemerintah juga meminta persyaratan informasi yang spesifik. Untuk memenuhi
berbagai kebutuhan ini, sistem buku besar dan pelaporan tidak hanya menghasilkan
laporan periodik, tetapi juga mendukung pertanyaan secara online.
Sebuah diagram REA yang lengkap dapat juga digunakan sebagai panduan
penulisan query untuk menghasilkan informasi yang akan dimasukkan dalam
laporan keuangan. Banyak akunakun laporan keuangan seperti kas persediaan dan
aset tetap direpresentasikan sebagai sumber daya dalam model REA. Meski
demikian, sebuah pengecualian pentingnya adalah klaim: Figur 18-4 tidak
menyertakan sebuah entitas yang disebut piutang maupun utang. Seperti yang
dijelaskan pada bab 17, alasannya yaitu kedua Akun tersebut semata-mata
mempresentasikan sebuah ketidakseimbangan antara dua peristiwa terkait piutang
mempresentasikan taksasi penjualan di mana pembayaran pelanggan belum
diterima dan merepresentasikan transaksi penjualan di mana pembayaran
pelanggan belum diterima dan utang mempresentasikan pembelian dari para
pemasok yang belum dibayarkan. Oleh karena itu, tidak satupun dari piutang
maupun utang yang perlu secara eksplisit disimpan sebagai tabel terpisah dalam
sebuah database REA. Klaim tersebut bahkan dapat dihasilkan dari pengaturan
query terhadap tabel agen dan peristiwa yang relevan. Sebagai contoh, tiga query
dapat digunakan untuk menghitung piutang total. Pertama, jumlahkan saldo awal
total dalam setiap rekening pelanggan. Kedua, hitung penjualan baru total periode
ini dengan melakukan sebuah query terhadap hubungan M:N penjualan-persediaan
untuk menjumlahkan kuantitas produk yang terjual dikalikan dengan harga unit.
Ketiga, tentukan kas total yang diterima dari para pelanggan periode ini dengan
menjumlahkan kolom jumlah pada tabel Menerima Kas. Piutang total sama dengan
piutang awal (query 1) ditambah penjualan baru (query 2) dikurangi penerimaan
kas (query 3) satu set query yang serupa akan menghasilkan utang total.
Pada akhir periode, perusahaan akan membuat laporan keuangan. Akhir periode
bisa tiap akhir bulan atau tiap akhir tahun. Laporan keuangan untuk disampaikan
kepada pihak luar perusahaan umumnya dibuat tiap akhir tahun.
Model data REA memfasilitasi pembuatan banyaknya variasi laporan manajerial karena ia
mengintegrasikan data non keuangan dan keuangan. Sebagai contoh, Tabel 18-1
menunjukkan bahwa entitas penjualan pada Figur 18-4 menyertakan sebuah atribut untuk
mencatat waktu penjualan tersebut terjadi. Fred dapat menggunakan data tersebut untuk
melacak aktivitas penjualan pada kurun waktu hari yang berbeda untuk keperluan rencana
staffing yang lebih baik di Train Shop. Atribut non keuangan lainnya dapat dimasukkan
dalam tabel lainnya. Sebagai contoh, tabel pelanggan dapat dimodifikasi untuk
menyertakan sebuah atribut yang mengidentifikasi, apakah seorang pelanggan memiliki
train layout dalam ruangan atau luar ruangan. Jika Fred dapat mengumpulkan informasi ini
dari para pelanggannya, ia mungkin dapat lebih baik dalam menargetkan periklanannya
guna memenuhi kepentingan setiap pelanggan individu. Selain itu, Tabel 18-1 dapat
dimodifikasi dengan mudah untuk mengintegrasikan data dari sumber-sumber eksternal.
Sebagai contoh, untuk mengevaluasi dengan lebih baik atas kelayakan kredit para
pelanggan bisnis, Fred bisa jadi memutuskan untuk mengumpulkan informasi dari sebuah
agensi pemeringkat kredit, seperti Dun dan bradstreet. Informasi tersebut dapat
ditambahkan ke database dengan membuat sebuah kolom tambahan pada tabel pelanggan
untuk menyimpan peringkat kredit pelanggan tersebut. Proses yang serupa dapat digunakan
untuk menyimpan informasi tentang para pemasok yang dapat digunakan untuk proses
penyeleksian vendor.
Laporan adalah suatu dokumen sebagai hasil serangkaian kegiatan mencari dan menyajikan
informasi mengenai suatu hal tertentu. Sedangkan laporan manajerial adalah sejenis
laporan yang bertalian dengan urusan tertentu dalam lingkungan suatu organisasi formal
yang dibuat untuk keperluan pimpinan organisasi untuk membuat keputusan dan
selanjutnya melakukan Tindakan.
Syarat atau kualitas yang harus dipenuhi sebuah laporan manajerial, yaitu:
Laporan ini sangat penting bagi pegawai administrasi. Pegawai administrasi harus
mengetahui dan memahami hal yang berkaitan dengan penyusunan laporan.
Laporan yang memiliki fungsi: komunikasi, pertanggungjawaban, informasi,
pengawasan, dan pengambilan keputusan dalam kehidupan organisasi.
Aktivitas keuangan dalam sistem buku besar dan pelaporan menghasilkan berbagai
laporan manajerial. Contoh laporan pengendalian buku besar termasuk (1) daftar
voucher jurnal berdasarkan urutan nomor, nomor akun, atau tanggal, dan (2) daftar
saldo akun buku besar. Laporan-laporan ini digunakan untuk memverifikasi
akurasi proses memasukkannya ke buku besar. Beberapa anggaran dibuat untuk
perencanaan dan pengevaluasian kinerja. Anggaran operasional memperlihatkan
pendataan dan pengeluaran yang direncanakan untuk setiap unit organisasi.
Anggaran pengeluaran modal memperlihatkan perkiraan aliran masuk dan keluar
kas untuk setiap proyek. Anggaran arus kas membandingkan perkiraan aliran kas
masuk dari kegiatan operasi dengan perkiraan pengeluaran, dan digunakan untuk
menetapkan kebutuhan peminjaman.
Jadi dari jurnal ini dibahas tentang mengimplementasikan model REA dalam data
base relasional, cukup rumit tetapi accounting nantinya saat pembuatan sistem
informasi akuntansi harus ikut dalam pembuatan sistem ini, agar nantinya
departemen IT tau apa saja didalam elemen-elemen database yang akan dibuat apa
saja, query yang harus dibuat apa saja, sehingga Diagram REA ini akan membentuk
suatu sisitem informasi akuntansi yang berguna untuk accounting.