PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Asumsi dasar dari suatu audit laporan keungan adalah bahwa laporan
tersebut akan dimanfaatkna kelompok-kelompok berbeda untuk maksud yang
berbeda. Oleh karenanya, jauh lebih efisien memperkerjakan satu auditor
C. Tujuan
PEMBAHASAN
a) Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua
belas
Terdapat kewajiban yang akan jatuh tempo dalam siklus operasi tahun
berikutnya, diharapkan dapat dibiayai kembali atau diperpanjang kembali
sehingga tidak diharapkan adanya penggunaan modal kerja lancar. Kewajiban
seperti itu merupakan bagian dari pembiayaan jangka panjang perusahaan
yang diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang. Dalam hal tidak
terdapat perjanjian mengenai pembiayaan kembali, maka pembiayaan kembali
tidak dapat diasumsikan akan terjadi secara otomatis sehingga liabilitas harus
diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek. Perjanjian kembali harus
secara resmi disepakati sebelum laporan keuangan yang disetujui
membuktikan bahwa pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) subtansi
liabilitas merupakan liabilitas jangka panjang.
Kredit investasi yaitu pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan
bank. yang digunakan untuk pembelian aset tetap, kecuali tanah, misalnya
gedung dan mesin.
Jika pinjaman tersebut diperoleh dari bank atau lembaga keuangan di luar
negeri, disebut off-shore loan. Dalam hal ini pinjaman diperoleh dalam
mata uang asing dan pembayaran kembali pinjaman maupun bunganya
juga dilakukan dalam mata uang asing.
a. Registered Bonds
c. Term Bonds
d. Serial Bonds
e. Convertible Bonds
f. Callable Bonds
g. Secured Bonds
Wesel bayar yang jatuh temponya lebih dari satu tahun yaitu suatu
pernyataan tertulis dari debitur bahwa ia berjanji untuk membayar sejumlah
tertentu, pada tanggal tertentu, dengan memperhitungkan tingkat bunga
tertentu.
a. tanpa bunga;
6. Bridging Loan
Yaitu utang yang diperoleh dari perusahaan leasing untuk pembelian aset
tetap (dalam bentuk capital lease atau sales and lease back) dan biasanya
dicicil dalam jangka panjang.
Bagian dari utang leasing yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1
tahun dikelompokkan sebagai utang jangka pendek. Sedangkan yang jatuh
temponya lebih dari satu tahun dikelompokkan sebagai liabilitas jangka
panjang. Sekarang ini istilah yang digunakan dalam PSAK adalah utang
sewa.
B. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) LIABILITAS
JANGKA PANJANG
4. Liabilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang
dijaminkan sudah diidentifikasi;
5. Liabilitas jangka panjang dalam valuta asing per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs tengah
Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs
yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan;
6. Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka panjang serta
amortisasi dari premium/discount obligasi telah dicatat per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca):
7. Biaya bunga liabilitas jangka panjang yang tercatat pada tanggal laporan
posisi keuangan (neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan
merupakan beban perusahaan:
10. Liabilitas jangka panjang berikut discount, premium, dan bunga yang timbul
sudah dicatat dengan akurat dan diklasifikasikan serta diungkapkan dalam
laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
1. Menentukan apakah terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka
panjang.
Perlu diperhatikan beberapa ciri internal control yang baik atas liabilitas
jangka panjang.
Maksudnya auditor harus yakin bahwa bila ada kewajiban yang berasal dari
tuntutan hukum yang sudah pasti, kewajiban tersebut sudah dicatat oleh
perusahaan dan dilaporkan di laporan posisi keuangan (neraca).
Selain itu jika ada aset perusahaan yang dijadikan jaminan atas liabilitas
jangka panjang maka liabilitas jangka panjang tersebut sudah dicatat dan
dilaporkan di laporan posisi keuangan (neraca) oleh perusahaan.
5. Menentukan apakah liabilitas jangka panjang dalam valuta asing per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca) sudah dikonversikan ke dalam rupiah
dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/ dikreditkan
pada laba rugi tahun berjalan.
Kadang-kadang klien lupa untuk mencatat biaya bunga yang terutang, atau
tidak mengecek lagi perhitungan pembebanan amortisasi dari
premium/discount obligasi. Oleh karena itu, auditor harus mengecek
perhitungan pembebanan bunga dan amortisasi premium/discount obligasi.
7. Menentukan apakah biaya bunga liabilitas jangka panjang yang tercatat pada
tanggal laporan posisi keuangan (neraca) betul-betul telah terjadi, dihitung
secara akurat dan merupakan beban perusahaan.
Maksudnya auditor harus yakin bahwa biaya bunga yang tercantum di laporan
laba rugi, betul-betul merupakan beban perusahaan, bukan beban perusahaan
lain yang dijadikan beban perusahaan untuk tujuan tertentu. Selain itu auditor
harus yakin bahwa perhitungan pembebanan bunga terhindar dari kesalahan
hitung.
d. Penambahan aset tetap melalui leasing atau pinjaman baru harus seizin
bank.
Jika terjadi bank default, maka hal tersebut harus diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan.
9. Menentukan apakah bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai liabilitas
lancar.
Auditor harus yakin bahwa tidak ada kesengajaan dari klien untuk tidak
mereklasifikasi, dengan tujuan agar current ratio perusahaan menjadi lebih
baik. Reklasifikasi harus dilakukan terhadap bagian dari kredit investasi,
utang leasing, maupun utang obligasi yang jatuh tempo dalam satu tahun yang
akan datang.
10. Menentukan apakah liabilitas jangka panjang berikut discount, premium, dan
bunga yang timbul sudah dicatat dengan akurat dan diklasifikasikan serta
diungkapkan dalam laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan
keuangan, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
Misalnya: plafon kredit, tingkat bunga, jaminan kredit, jenis leasing, nilai
nominal obligasi, tanggal jatuh tempo, dan lain-lain. Selain itu auditor harus
yakin bahwa liabilitas jangka panjang disajikan sesuai dengan SAK
ETAP/PSAK/IFRS.
3. Kirim konfirmasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai: plafon
kredit, saldo per tanggal laporan posisi keuangan (neraca), tingkat bunga,
jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit.
4. Minta salinan (copy) perjanjian kredit untuk permanent file, lalu perhatikan
apakah data yang terdapat dalam perjanjian kredit tersebut sesuai dengan data
yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan liabilitas jangka panjang.
7. Periksa apakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang
diperpanjang (di-renewed) setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca),
untuk mengetahui apakah utang tersebut harus tetap disajikan sebagai
liabilitas jangka panjang atau sebagai utang lancar. Selain itu harus
diperhatikan juga apakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang
(benar-benar telah) dilunasi setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca),
walaupun belum jatuh tempo. Maksudnya untuk mengetahui apakah liabilitas
jangka panjang tersebut harus direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek
atau tidak.
8. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari
perusahaan afiliasi, harus dikirim konfirmasi dan diperiksa apakah ada
pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
10. Periksa apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun yang akan datang, sehingga harus direklasifikasi
sebagai liabilitas jangka pendek.
11. Seandainya ada liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam
mata uang asing, periksa apakah per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang
terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.
13. Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang di laporan posisi
keuangan (neraca) dan catatan atas laporan keuangan dilakukan sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga yang
harus dilunasi dan jatuh temponya lebih dari satu tahun atau setelah tanggal neraca.
Keberadaan dan keterjadian auditor membuktikan apakah saldo hutang jangka
panjang mencerminkan kepentingan transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka
panjang selama tahun yang diaudit.