Anda di halaman 1dari 11

Audit atas Liabilitas

Jangka Panjang
AULIA DEWI GIZTA
Pemeriksaan atas liabilitas jangka panjang
merupakan pemeriksaan atas liabilitas
yang digunakan untuk perluasan
perusahaan (Ekspansi) karena kebutuhan
modal meliputi jumlah yang besar.
 Utang jangka panjang → kewajiban yang timbul dari
kegiatan atau transaksi yang lalu, yang jatuh
temponya lebih dari satu tahun ditinjau dari tanggal
neraca.

 Liabilitas jangka panjang mengakibatkan aliran sumber


daya keluar perusahaan akibat kewajiban yang tidak
dapat diselesaikan dalam kurun waktu 1 tahun.
AMENDEMEN PSAK 1: PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN TENTANG KLASIFIKASI
LIABILITAS SEBAGAI JANGKA PENDEK ATAU
JANGKA PANJANG

 Entitas mengklasifikasikan liabilitas keuangan sebagai


liabilitas jangka pendek jika liabilitas tersebut jatuh
tempo pelunasannya dalam jangka waktu dua belas
bulan setelah periode pelaporan, meskipun:
 (a) kesepakatan awal perjanjian pinjaman adalah untuk
jangka waktu lebih dari dua belas bulan; dan
 (b) perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau
penjadwalan kembali pembayaran, atas dasar jangka
panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan
sebelum laporan keuangan diotorisasi untuk terbit.
Contoh liabilitas jangka panjang:

▪ Kredit investasi : pinjaman dari bank atau lembaga


keuangan bukan bank, digunakan untuk pembelian asset
tetap, kecuali tanah
▪ Utang obligasi : instrumen hutang jangka panjang yang
digunakan oleh pemerintah atau perusahaan untuk
mendapatkan dana jangka panjang.
▪ Wesel bayar yang jatuh tempo lebih dari satu tahun
▪ Utang kepada pemegang saham atau perusahaan induk atau
perusahaan afiliasi
▪ Utang subordinasi : utang dari pemegang saham atau
perusahaan induk
▪ Utang Leasing (Utang Dalam Rangka Sewa Guna)
Prinsip Akuntansi Berterima Umum Dalam Penyajian
Utang Jangka Panjang Di Neraca

 Utang jangka panjang harus dijelaskan di neraca.


 utang jangka panjang dipisahkan menjadi dua kelompok:
 Utang jangka panjang yang ditarik dengan perjanjian
tertulis, contoh: utang bank dan utang obligasi
 Utang jangka panjang yang tidak disertai dengan
perjanjian tertulis, contoh: pengkreditan yang
ditangguhkan, jaminan dari pelanggan, utang garansi
produk
 Utang obligasi disajikan dalam neraca pada nilai nominalnya,
dicantumkan tanggal jatuh tempo serta tarif bunganya.
 Obligasi yang dilunasi, yang dibeli sebagai treasury bond,
dan yang belum dikeluarkan lagi, harus disajikan dalam
neraca sebagai pengurang jumlah obligasi yang diizinkan
untuk dikeluarkan sebesar nilai nominalnya.
Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Liabilitas
Jangka Panjang
 terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka panjang
 liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah dicatat
seluruhnya per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan diotorisasi oleh
pejabat perusahaan yang berwenang
 libilitas jangka panjang yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca)
betul – betul merupakan kewajiban perusahaan
 libilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang dijaminkan
sudah diidentifikasi
 libilitas jangka panjang dalam valuta asing per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) sudah dikonversikan ke rupiah dengan kurs tengah Bank Indonesia
per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang terjadi
sudah dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan
 biaya bunga dari liabilitas jangka panjang serta amortisasi dari
premium/discount telah dicatat per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca)
 biaya bunga libilitas jangka panjang yang tercatat pada tanggal laporan posisi
keuangan(neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan
beban perusahaan
 semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan
sehingga tidak terjadi bank “default”
 bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun yang
akan datang sudah direklasifikasikan sebagai kewajiban lancar
 liabilitas jangka panjang berikut discount, premium, dan bunga yang timbul
sudah dicatat dengan akurat dan diklasifikasikan serta diungkapkan dalam
laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
Tujuan pengujian substantif terhadap utang
jangka panjang:
 Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan utang jangka panjang
 Membuktikan bahwa saldo utang jangka panjang mencerminkan
kepentingan kreditur pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian
transaksi selama tahun yang diaudit.
 Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang
diaudit dan kelengkapan saldo utang jangka panjang yang disajikan di
neraca
 Membuktikan bahwa utang jangka panjang yang dicantumkan di neraca
merupakan klaim kreditur terhadap aktiva entitas
 Membuktikan kewajaran penilaian utang jangka panjang yang
dicantumkan di neraca harus disajikan di neraca dengan penjelasan
tertentu, maka auditor melakukan prosedur audit awal, pengujian analitik,
memeriksa bukti pendukung transaksi, review utang jangka panjang,
konfirmasi dari kreditur, penghitungan kembali biaya bunga.
 Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan utang jangka
panjang di neraca
Audit Prosedur Yang Disarankan

 Pelajari dan evaluasi internal control atas libilitas jangka panjang.


 Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan liabilitas jangka
panjang berikut discount, premium, dan bunga selama peiode yang
diperiksa
 Kirim informasi kepada bank mengenai : plafon kredit, saldo per
tanggal laporan posisi keuangan, tingkat bunga, jangka waktu
pinjaman dan jaminan kredit.
 Minta salinan perjanjian kredit untuk permanent file, lalu perhatikan
apakah data yang terdapat dalam perjanjian kredit tersebut sesuai
dengan data yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan
liabilitas jangka panjang.
 Periksa apakah perolehan/penambahan bunga dan amortisasi
discount/premium dari obligasi.
 Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi
discount/premium dari obligasi.
 Periksa apakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang
diperpanjang
 Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau
dari perusahaan afiliasi
 Seandainya ada utang leasing, periksa apakah pencatatannya dan
penyajiannya di laporan keuangan sudah sesuai dengan standar
akuntansi sewa guna usaha (PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang Sewa)
 Periksa apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun akan datang, sehingga harus
direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek
 Seandainya ada liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali
dalam mata uang asing, periksa apakah per tanggal laporan posisi
keuangan sudah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan
kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan dan
selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi
tahun berjalan.
 Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap
liabilitas jangka panjang dan biaya bunganya, untuk melihat
kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan biaya bunga
 Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang di laporan
posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan dilakukan sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS
Program Pengujian Substantif terhadap
Utang Jangka Panjang

 Prosedur audit awal


 Pengujian analitik
 Pengujian terhadap transaksi rinci
 Pengujian terhadap akun rinci
 Verifikasi pengujian dan pengungkapan

Anda mungkin juga menyukai