Anda di halaman 1dari 11

BAB 17

PEMERIKSAAN
z LIABILITAS JANGKA PANJANG
(LONG TERM LIABILITIES)

KELOMPOK 4
Ahmad Syihabudin 193010303018
Patricia Aurora Oktribella 193030303146.
Sela Sapitri 193010303013.
Mega Santia 193010303006.
Tria Puspita Sari 193010303002.
Andyah Astika Sari 193020303109.
Renaldi Yusuf 193020303074.
Siti Alpiatur Rahmah 193010303026.
Renaldo Dwi Sepriasa 193030303129
SIFAT
z DAN CONTOH LIABILITAS JANGKA PANJANG

Menurut PSAK (IAI, 2015:1.8)


Kewajiban berbunga jangka panjang tetap di klasifikasikan sebagai kewajiban
jangka panjang, walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam jangka
waktu 12 bulan sejak tanggal laporan posisi keuangan, apabila:
1. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari 12
bulan;
2. Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan
pendanaan jangka panjang; dan

3. Maksud Tersebut pada angka 2 didukung dengan perjanjian pembiayaan


kembali atau penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati
sebelum laporan keuangan disetujui.
z
Menurut Penulis

Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga,


yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari 1 tahun.
Beberapa contoh liabilitas jangka panjang:
 Kredit investasi ( Long Term Loan)
Kredit investasi yaitu pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan bank
yang digunakan untuk pembelian aset tetap, kecuali Tanah misalnya gedung
dan mesin.
 Utang obligasi (Bond payable)
Utang obligasi yaitu pinjaman jangka panjang yang diperoleh suatu
perusahaan dengan menjual obligasi, di dalam negeri maupun di luar negeri.
z
 Wesel bayar (Promissory Notes/Pronotes) Yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun
Wesel bayar yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun yaitu suatu pernyataan tertulis
dari debitur bahwa ia berjanji untuk membayar sejumlah tertentu, pada tanggal
tertentu, dengan memperhitungkan tingkat bunga tertentu.
 Utang kepada pemegang saham atau Perusahaan Induk (Holding Company) atau
Perusahaan Afiliasi (Affilliated Company)
 Utang Subordinasi (Subordinated Loan) : Utang subordinasi yaitu utang dari
pemegang saham atau perusahaan induk yang mempunyai beberapa sifat, yaitu :
a. Tanpa bunga;
b. Baru dibayar kembali pada Saat perusahaan telah mempunyai kemampuan an
untuk membayar kembali hutangnya;

c. Mempunyai kemungkinan untuk dialihkan sebagai setoran modal.


z

 Bridging Loan

Bridging loan yaitu pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika kredit
investasi yang dibutuhkan perusahaan sudah diperoleh. Tingkat bunga
Biasanya lebih tinggi dari tingkat bunga pasar dan bisa berupa short perempuan
atau long term loan.

 Utang Leasing (Utang dalam Rangka Sewa Guna)

Yaitu utang yang diperoleh dari perusahaan leasingUntuk pembelian aset tetap
( Dalam bentuk Capital lease Atau sales and Less back) Dan biasanya dicicil
dalam jangka panjang.
TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVIES)
z
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Tujuan pemeriksaan liabilitas jangka panjang adalah untuk menentukan
apakah:

1. Menentukan apakah terdapat internal control yang baik atas liabilitas


jangka panjang.

2. Menentukan apakah liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban


perusahaan sudah dicatat seluruhnya per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) Dan diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang.

3. Menentukan apakah liabilitas jangka panjang yang tercantum di laporan


posisi keuangan (neraca) Betul-betul merupakan kewajiban perusahaan.

4. Untuk Menentukan apakah liabilitas jangka panjang yang berasal dari


legal claim Atau aset yang dijaminkan sudah diidentifikasi.
z
5. Menentukan apakah liabilitas jangka panjang dalam valuta asing per
tanggal laporan posisi keuangan (neraca) Sudah dikonversikan ke dalam
rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal
laporan posisi keuangannggal laporan posisi keuangan (neraca) Dan selisih
kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi tahun
berjalan.

6. Menentukan apakah biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas
jangka panjang serta amortisasi dari premium/diskon obligasi telah dicatat
per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) Dalam jumlah yang akurat.

7. Menentukan apakah biaya bunga liabilitas jangka panjang yang tercatat


pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) Betul-betul telah terjadi,
dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan.
z

8. Menentukan apakah semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah


diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi “bank default”

9. Menentukan apakah bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai liabilitas
lancar.

10. Menentukan apakah liabilitas jangka panjang berikut diskon,


premium,dan bunga yang timbul sudah dicatat dengan akurat dan
diklasifikasikan serta diungkapkan dalam laporan keuangan, termasuk catatan
atas laporan keuangan, Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
ETAP/PSAK/IFRS.
z AUDIT PROSEDUR YANG DISARANKAN

Audit prosedur yang disarankan adalah sebagai berikut:

 Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka panjang.

 Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan di abilitas jangka panjang


berikut diskon, premium, dan bunga selama periode yang diperiksa.

 Kirim konfirmasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai


plafon kredit, saldo per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) Tingkat
bunga, jangka waktu pinjaman dana jaminan kredit.

 Minta salinan perjanjian kredit untuk permanent file, lalu Perhatikan


apakah data yang terdapat dalam perjanjian kredit tersebut sesuai dengan
data yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan liabilitas jangka
panjang.
 periksa
z Apakah perolehan/penambahan liabilitas jangka panjang sudah mendapat
persetujuan tertulis dari direksi/dewan komisaris/pemegang saham,Yang biasanya diberikan
melalui notulen rapat.

 Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi diskonto/premium dari


obligasi.

 Periksa Apakah liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang diperpanjang (di-renewed)
Setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) Untuk mengetahui apakah utang tersebut
harus tetap disajikan sebagai liabilitas jangka panjang atau sebagai utang lancar.

 seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari Direksi atau dari perusahaan afiliasi,
harus dikirim konfirmasi dan diperiksa Apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman
tersebut.

 Seandainya ada orang leasing, periksa Apakah pencatatannya dan penyajiannya di laporan
posisi keuangan (neraca) Sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK
No.30 Revisi 2015 tentang sewa).
 z
Periksa Apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1
tahun yang akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek.

 Seandainya ada liabilitas jangka panjang harus dibayar kembali dalam mata uang asing,
periksa Apakah per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) Sudah dikonversikan ke dalam
rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) Dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba
rugi tahun berjalan.

 Lakukan penelaahan analitis (analytical review prosedures) Terhadap liabilitas jangka


panjang dan biaya bunganya, untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pencatatan biaya bunga.

 Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang di laporan posisi keuangan
(neraca) dan catatan atas laporan keuangan dilakukuan sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

Anda mungkin juga menyukai