Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sela Sapitri

NIM : 193010303013
Kelas : C (Akuntansi)
Matkul : Internal Audit

BAB 3
PENGENDALIAN INTERNAL

1. Halaman 59
Pada Tahun 1979, AICPA mengeluarkan Laporan Komite Pertimbangan
Khusus atus Pengendalian Akuntansi Internal. Komite menyarankan
pendekatan siklus untuk mengevaluasi prosedur dan teknik pengendalian.
Pendekatan ini memang wajar, karena mempertimbangkan tujuan dan
memanfaatkan standar. Pendekatan ini terkait dengan siklus transaksi usaha,
yaitu transaksi yang ada pada sistem pengendalian organisasi. Misalnya,
siklus pengeluaran untuk barang yang dibeli diawali dari oterisasi ke
pemasok-pemasok tertentu, kemudian proses pemilihan pemasok,
penerimaan barang dan pembayaran ke pemasok, kemudian berakhir dengan
pencatatan pembayaran. Pendekatan siklus ini diterapkan pada operasi
pemerintah dan pada operasi aktivitas-aktivitas khusus yang tidak
menggunakan siklus-siklus standar.
Tujuan pengendalian meliputi pemberian otorisasi, pencatatan
akuntansi dan pengamanan aktiva perusahaan. Kriteria (standar) merupakan
penerapan transaksi yang sesuai pada masing-masing siklus transaksi.
Pendekatan siklus menyarankan tiga langkah (1) klasifikasikan transaksi-
transaksi sesuai siklusnya. (2), tentukan kriteria (standari pengendalian
internal yang cocok untuk transaksi sesuai tujuan yang akan dicapai, dan (3).
bandingkan prosedur dan teknik pengendalian yang ada serta hasil dengan
kriterianya.

2. Halaman 54
Dengan adanya pengaturan organisasi memberikan dampak terhadap
pengendalian intern benipa dapat memperoleh keandalan dan integritas
informasi keuangan dan operasional, tercapai nya efektivitas dan efisiensi
operasi, pengamanan aktiva serta kepatuhan terhadap hukum, regulasi dan
kontrak.

3. Halaman 62-63
Audit internal yang dirancang umik mempertimbangkan konsep
pengendalian COSO yang baru menjadi lebih rumit dibandingkan audit
pengendalian internal yang tradisional. Kebanyakan meningkatkan kesulitan
muncul dari kebutuhan untuk mempertimbangkan pengendalian lunak yang
melekay pada filosofi COSO dan juga lebih banyak pendekatan tradisional
yang dilakukan dalam audit pengendalian Operasi tersebut mencakup
prosedur seperti: (1), nujuan dasar dari unit atau organisasi secara
keseluruhan (berdasarkan lima komponen pengendalian COSO). (2) sub
tujuan dari tujuan dasar, (3) risiko yang berhubungan dengan pencapaian sub
nujuan tersebut. (4). tingkat kerawanan risiko-risiko tersebut (5) kekuatan
dan kelemahan pengendalian tersebut, (6), adu kesepakatan atau persetujuan
(consensus) bersama mengenai hasil evaluasi, dan (7). ada penyelesaian
masalah jika tidak terdapat mufakat atau kesepakatan.
Risiko pengendalian merupakan hasil kompromi antara penelaahan
actual atas semua kejadian da transaksi serta penelaahan dari sampel sampel
yang representatif. Dengan demikian, risiko pengendalian merupakan
kemungkinan bahwa pengendalian yang telah ditetapkan tidak bisa
mendeteksi adanya penyimpangan.

4. Halaman 64
COSO assersi meliputi existence, occurrence, completeness, righty dan
obligations, valuations dan allocation presentation, serta disclosure (Singh,
2006-27)
1) Existence adalah kebenaran yang meliputi aktiva, kewajiban, dan
kepemilikan yang ada pada saat pelaporan
2) Occurrence adalah pencatatan transaksi yang mewakili kejadian atau
peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode pelaporan
3) Completeness merupakan semua transaksi dan peristiwa lainnya yang
terjadi selama periode pelaporan
4) rights dan obligations merupakan aktiva dan kewajiban yang dilaporkan
di neraca pada periode pelaporan.
5) Valuation dan allocation merupakan aktiva, kewajiban, pendapatan dan
beban yang dicatat dalam jumlah yang tepat sesuai dengan prinsip akuntansi.
6) Presentation dan disclosure merupakan item-item dalam laporan
keuangan yang disajikan secara wajar.

5. Halaman 64
Hubungan antara COSO dan SOX adalah SOX memerlukan penilaian dari
asersi manajemen terhadap pengendalian internal atas laporan keuangan.
Penilaian ini diukur oleh kerangka kerja (framework) yang menentukan
apakah pengendalian internal sudah berjalan efektif. Kerangka kerja COSO
merupakan kebutuhan penilaian pengendalian internal. COSO internal
controll framework terdiri dari (Singh 2006:24).
Tiga tujuan yang meliputi: a) Efektivitas dan efisiensi operasi. b)
Reliabilitas laporan keuangan. c) Kepatuhan terhadap penerapan hukum dan
peraturan
Lima komponen yang meliputi: a) Lingkungan pengendalian (control
environment), b) Penilaian risiko (risk assessment) c) Aktivitas pengendalian
(control activities), d) Informasi atau komunikasi. e) Monitoring

Anda mungkin juga menyukai