Anda di halaman 1dari 4

RESUME PENGAUDITAN II

BAB 16

PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK

A. Sifat Dan Contoh Liabilitas Jangka Pendek


- Menurut SAK ETAP (IAI,2009:172)
Liabilitas (obligation) kini entitas yang timbul dari peristiwa
lalu,penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari smber daya
entitas yang mengandung manfaat ekonomi.Penyelesaian liabilitas masa kini
biasanya melibatkan pembyaaran kas, penyerahan aset, pemberian jasa,
penggantian liabilitas tersebut dengan lain, atau konversi liabilitas menjadi
ekuitas. Liabilitas juga dapat dihapuskan dengan cara lain,seperti keditur
membebaskan atau membatalkan haknya.

- Menurut PSAK (IAI,2009:1.8)


Suatu liabilitas dklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek,jika :
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi
perusahaan; atau
b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal laporan
posisi keuangan (neraca).

- Contoh liabilitas jangka pendek :


1. Utang usaha (Accounts Payable)
2. Pinjaman dari Bank (Short Term Loan)
3. Bagian dari Kredit Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam
Waktu Kurang atau Sama dengan Satu Tahun (Current Portion of
Long Term Loan).
4. Utang Pajak (Taxes Payable)
5. Biaya yang harus dibayar (Accured Expenses)
6. Voucher Payable (Dalam hal digunakan voucher system)
7. Utang Dividen ( Dividen Payable)
8. Pendapatan yang diterima di Muka (Unearned Revenue)
9. Uang muka Penjualan
10. Utang Pemegang Saham
11. Utang Leasing (Kewajiban Sewa) yang Jatuh Tempo Satu Tahun
yang Akan Datang
12. Utang Bunga
13. Utang Perusahaan Afiliasi (Utang dalam Rangka Hubungan
Khusus)

B. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) LIABILITAS JANGKA


PENDEK
Tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek adalah untuk memeriksa apakah ;
1. Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka pendek;
2. Liabilitas jangka pendek yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca)
di dukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yan betul-
betul terjadi;
3. Semua liabilitas jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca);
4. Accrued expenses jumlahnya reasonable (masuk akal/wajar) atau tidak,dalam
arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
5. Kewajiban sewa (leasing),jika ada,sudah dicatat sesuai dengan standar
akuntansi sewa guna usaha (PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang Sewa);
6. Seandainya ada liabilitas jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca);
7. Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka pendek telah
dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca);
8. Biaya bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat pada tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan
beban perusahaan; Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti
oleh perusahaan sehingga tidak terjadi "bank default";
9. Penyajian liabilitas jangka pendek di dalam laporan posisi keuangan (neraca)
dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan
di Indonesia ETAP/SAK/IFRS.

C. PROSEDUR PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK


1. Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka pendek.
2. Minta rincian dari liabilitas jangka pendek, utang usaha maupun liabilitas
lainnya, kemudian periksa penjumlahannya dan cocokkan saldonya dengan
saldo utang di buku besar.
3. Untuk utang usaha cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo
menurut subsidiary ledger utang usaha (jika jumlah suppliemya banyak, tidak
usah 100%).
4. Secara test basis (sampling), periksa bukti pendukung dari saldo utang kepada
beberapa supplier.
5. Jika terjadi monthly statement of account dari supplier, maka harus dilakukan
rekonsiliasi antara saldo utang menurut statement of account tersebut dengan
saldo subsidiary ledger utang.
6. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier baik
yang saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak tahun
sebelumnya.
7. Periksa pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan untuk
mengetahui apakah ada liabilitas yang belum dicatat per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca).
8. Jika ada utang kepada bank dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi,
maupun kredit overdraft, maka kirim konfirmasi ke bank, periksa surat
perjanjian kreditnya dan buatkan excerpt dari perjanjian kredit tersebut, dan
periksa otorisasi dari direksi untuk perolehan kredit bank tersebut.
9. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dan direksi atau dan
perusahaan afiliasi, yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan
datang, harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian kreditnya dan periksa
apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
10. Seandainya ada utang leasing (sewa), periksa apakah pencatatannya sudah
sesuai dengan standar akuntansi sewa (PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang
Sewa) dan apakah bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan
datang sudah dicatat (direklasifikasi) sebagai liabilitas jangka pendek.
11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara
akurat dan tie-up jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah yang tercantum
pada laporan laba rugi dan perhatikan aspek pajaknya.
12. Seandainya ada saldo debit dari utang usaha maka harus ditelusuri apakah ini
merupakan uang muka pembelian atau karena adanya pengembalian barang
yang dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya.
13. Jika ada uang muka penjualan per tanggal laporan posisi keuangan (neraca),
periksa buktipendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah
diselesaikan di periode berikutnya.
14. Seandainya ada kredit jangka panjang, harus diperiksa apakah bagian yang
jatuh tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai
liabilitas jangka pendek.
15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo
tersebut pertanggal laporan posisi kouangan (neraca) telah dikonversikan
kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca).
16. Untuk utang PPh 21 dan PPN periksa apakah utang tersebut sudah dilunasi
pada periode berikutnya.
17. Periksa dasar perhitungan accrued expenses yang dibuat oleh perusahaan.
18. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-perjanjian yang
dibuat perusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah semua
kewajiban yang tercantum dalam notulen.
19. Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan.
20. Periksa apakah penyajian liabilitas jangka pendek di laporan posisi keuangan
(neraca) dan catatan atas laporan keuangan sudah sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.

Anda mungkin juga menyukai