0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan4 halaman
Liabilitas (obligation) kini entitas yang timbul dari peristiwa lalu,penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari smber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.Penyelesaian liabilitas masa kini biasanya melibatkan pembyaaran kas, penyerahan aset, pemberian jasa, penggantian liabilitas tersebut dengan lain, atau konversi liabilitas menjadi ekuitas. Liabilitas juga dapat dihapuskan dengan cara lain,seperti keditur membebaskan atau membatalkan haknya.
Liabilitas (obligation) kini entitas yang timbul dari peristiwa lalu,penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari smber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.Penyelesaian liabilitas masa kini biasanya melibatkan pembyaaran kas, penyerahan aset, pemberian jasa, penggantian liabilitas tersebut dengan lain, atau konversi liabilitas menjadi ekuitas. Liabilitas juga dapat dihapuskan dengan cara lain,seperti keditur membebaskan atau membatalkan haknya.
Liabilitas (obligation) kini entitas yang timbul dari peristiwa lalu,penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari smber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.Penyelesaian liabilitas masa kini biasanya melibatkan pembyaaran kas, penyerahan aset, pemberian jasa, penggantian liabilitas tersebut dengan lain, atau konversi liabilitas menjadi ekuitas. Liabilitas juga dapat dihapuskan dengan cara lain,seperti keditur membebaskan atau membatalkan haknya.
- Menurut SAK ETAP (IAI,2009:172) Liabilitas (obligation) kini entitas yang timbul dari peristiwa lalu,penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari smber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.Penyelesaian liabilitas masa kini biasanya melibatkan pembyaaran kas, penyerahan aset, pemberian jasa, penggantian liabilitas tersebut dengan lain, atau konversi liabilitas menjadi ekuitas. Liabilitas juga dapat dihapuskan dengan cara lain,seperti keditur membebaskan atau membatalkan haknya.
- Menurut PSAK (IAI,2009:1.8)
Suatu liabilitas dklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek,jika : a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan; atau b. Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
- Contoh liabilitas jangka pendek :
1. Utang usaha (Accounts Payable) 2. Pinjaman dari Bank (Short Term Loan) 3. Bagian dari Kredit Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Waktu Kurang atau Sama dengan Satu Tahun (Current Portion of Long Term Loan). 4. Utang Pajak (Taxes Payable) 5. Biaya yang harus dibayar (Accured Expenses) 6. Voucher Payable (Dalam hal digunakan voucher system) 7. Utang Dividen ( Dividen Payable) 8. Pendapatan yang diterima di Muka (Unearned Revenue) 9. Uang muka Penjualan 10. Utang Pemegang Saham 11. Utang Leasing (Kewajiban Sewa) yang Jatuh Tempo Satu Tahun yang Akan Datang 12. Utang Bunga 13. Utang Perusahaan Afiliasi (Utang dalam Rangka Hubungan Khusus)
B. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) LIABILITAS JANGKA
PENDEK Tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek adalah untuk memeriksa apakah ; 1. Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka pendek; 2. Liabilitas jangka pendek yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca) di dukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yan betul- betul terjadi; 3. Semua liabilitas jangka pendek perusahaan sudah tercatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca); 4. Accrued expenses jumlahnya reasonable (masuk akal/wajar) atau tidak,dalam arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil 5. Kewajiban sewa (leasing),jika ada,sudah dicatat sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang Sewa); 6. Seandainya ada liabilitas jangka pendek dalam mata uang asing per tanggal laporan posisi keuangan (neraca); 7. Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka pendek telah dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca); 8. Biaya bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan; Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi "bank default"; 9. Penyajian liabilitas jangka pendek di dalam laporan posisi keuangan (neraca) dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia ETAP/SAK/IFRS.
C. PROSEDUR PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka pendek. 2. Minta rincian dari liabilitas jangka pendek, utang usaha maupun liabilitas lainnya, kemudian periksa penjumlahannya dan cocokkan saldonya dengan saldo utang di buku besar. 3. Untuk utang usaha cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo menurut subsidiary ledger utang usaha (jika jumlah suppliemya banyak, tidak usah 100%). 4. Secara test basis (sampling), periksa bukti pendukung dari saldo utang kepada beberapa supplier. 5. Jika terjadi monthly statement of account dari supplier, maka harus dilakukan rekonsiliasi antara saldo utang menurut statement of account tersebut dengan saldo subsidiary ledger utang. 6. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier baik yang saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah sejak tahun sebelumnya. 7. Periksa pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan untuk mengetahui apakah ada liabilitas yang belum dicatat per tanggal laporan posisi keuangan (neraca). 8. Jika ada utang kepada bank dalam bentuk kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit overdraft, maka kirim konfirmasi ke bank, periksa surat perjanjian kreditnya dan buatkan excerpt dari perjanjian kredit tersebut, dan periksa otorisasi dari direksi untuk perolehan kredit bank tersebut. 9. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dan direksi atau dan perusahaan afiliasi, yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan datang, harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian kreditnya dan periksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut. 10. Seandainya ada utang leasing (sewa), periksa apakah pencatatannya sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa (PSAK No. 30 Revisi 2007 tentang Sewa) dan apakah bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun yang akan datang sudah dicatat (direklasifikasi) sebagai liabilitas jangka pendek. 11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara akurat dan tie-up jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah yang tercantum pada laporan laba rugi dan perhatikan aspek pajaknya. 12. Seandainya ada saldo debit dari utang usaha maka harus ditelusuri apakah ini merupakan uang muka pembelian atau karena adanya pengembalian barang yang dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya. 13. Jika ada uang muka penjualan per tanggal laporan posisi keuangan (neraca), periksa buktipendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah diselesaikan di periode berikutnya. 14. Seandainya ada kredit jangka panjang, harus diperiksa apakah bagian yang jatuh tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai liabilitas jangka pendek. 15. Seandainya ada kewajiban dalam mata uang asing, periksa apakah saldo tersebut pertanggal laporan posisi kouangan (neraca) telah dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca). 16. Untuk utang PPh 21 dan PPN periksa apakah utang tersebut sudah dilunasi pada periode berikutnya. 17. Periksa dasar perhitungan accrued expenses yang dibuat oleh perusahaan. 18. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-perjanjian yang dibuat perusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah semua kewajiban yang tercantum dalam notulen. 19. Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan. 20. Periksa apakah penyajian liabilitas jangka pendek di laporan posisi keuangan (neraca) dan catatan atas laporan keuangan sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya