Disusun Oleh :
Adisty Ghina Pramock Ningsih (4202014117)
Farhana Nurilma Fazya (4201914286 )
Hutang atau utang adalah uang tunai dan non tunai atau barang yang yang dipinjam dan
merupakan hak milik pihak orang lain dan peminjam memiliki kewajiban mengembalikan. Pengertian
utang adalah suatu pinjaman dana baik bentuk tunai atau surat berharga yang digunakan untuk membeli
barang atau jasa sebagai pemenuhan kebutuhan, di mana pinjaman harus dikembalikan dalam jangka
waktu tertentu. Orang yang memiliki hutang atau utang berkewajiban untuk mengembalikan pinjaman
baik dibayarkan secara lunas atau mengangsur. Besaran utang atau hutang tergantung dari masing-
masing kebutuhan individu atau perusahaan
Audit atas Akun Utang Akun utang usaha perlu dilakukan audit karena pada akun ini sering terjadi
kecurangan yang dilakukan pada pihak yang tidak bertanggung jawab. Ketika kecurangan itu material
maka akan merugikan perusahaan di masa yang akan datang. Auditor biasanya menggunakan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif, sehingga auditor harus menjalankan kedua pengujian
tersebut. Adapun tahapan untuk mengaudit akun utang usaha menurut (Arens, et al., 2015) yaitu:
1. Mengidentifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi akun utang usaha Auditor dapat
mengidentifikasi pengendalian internal perusahaan melalui kuisoner pengendalian internal,
flowchart atau penjelasan naratif. Jika auditor dapat mengambil kesimpulan bahwa internal
control perusahaan sudah baik maka pengujian substantif atas utang usaha dapat dibatasi.
2. Menetapkan materialitas dan menilai resiko inheren utang usaha 17 Auditor menentukan
salah saji yang dapat ditoleransi (tolerable misstatement) yang relatif tinggi.
3. Menilai resiko pengendalian untuk siklus pembayaran dan akuisisi Auditor melakukan
pemeriksaan dan penilaian tentang pengendalian internal perusahaan. Jika pengendalian
perusahaan sudah cukup baik, maka auditor hanya membutuhkan sedikit bukti.
4. Merancang dan melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
untuk akuisisi dan siklus pembayaran. Auditor perlu menelusuri dari jurnal yang dibuat oleh
perusahaan ke dalam buku besar, menghitung kembali saldo utang yang dicatat dalam laporan
dan membandingkan saldo utang tahun berjalan dengan saldo utang yang dimiliki perusahaan
tahun lalu. Selain itu, auditor juga perlu mengkonfirmasi saldo utang kepada supplier.
5. Merancang dan melakukan prosedur analisis untuk saldo utang usaha Auditor perlu
melakukan prosedur analitis atas saldo utang usaha untuk mengidentifikasi kemungkinan salah
saji dan mengurangi pengujian audit yang terinci. Auditor melakukan perbandingan antara saldo
utang tahun berjalan dengan saldo utang tahun lalu untuk memastikan tidak adanya double
entry, karena dapat mempengaruhi saldo pada akun utang usaha.
6. Merancang pengujian rincian saldo utang usaha untuk memenuhi tujuan audit Auditor harus
fokus pada utang yang kurang catat atau dihilangkan dan memastikan akun tersebut telah
disajikan secara wajar.
Jenis utang yang timbul atas pengelolaan keuangan terdiri dari utang produktif dan utang
konsumtif. Mari simak penjelasannya.
1. Utang Produktif : Utang jenis ini bertujuan untuk mendapatkan manfaat keuangan dengan
berhutang.
2. Utang Konsumtif : Sesuai dengan namanya, utang konsumtif adalah pinjaman yang digunakan
untuk kebutuhan konsumsi yang sifatnya tidak mendesak atau tidak terlalu penting.
Berdasarkan waktu pelunasannya, jenis jenis utang terbagi menjadi tiga yaitu utang jangka
pendek, menengah, dan panjang. Berikut uraian penjelasannya.
Jenis utang jangka pendek adalah jenis pinjaman dengan jangka waktu pelunasan lebih singkat.
Biasanya batas waktu maksimum pelunasan sekitar satu tahun. Selain itu, jenis utang jangka pendek
lebih dikenal dengan jenis utang lancar. Dalam suatu perusahaan yang memiliki jenis utang jangka
pendek biasanya saat melunasi utang menggunakan suatu sumber yang dapat menyebabkan utang baru
bagi perusahaan. Contoh dari jenis utang jangka pendek seperti taksiran utang pajak, utang biaya, utang
dagang, dan utang wesel. Berikut ini jenis-jenis utang jangka pendek, sebagai berikut:
1. Deferred revenue atau pendapatan yang diterima di awal: penerimaan uang atas
penjualan barang/jasa yang belum terlaksana.
2. Utang jangka panjang yang segera jatuh tempo: setengah atau semua utang jangka
panjang yang telah menjadi utang jangka pendek sebab harus segera dibayarkan.
3. Biaya yang harus dibayar : biaya yang telah terjadi dan harus dibayarkan.
4. Hutang wesel : perjanjian tertulis sejumlah uang atas pembiayaan, pembelian atau
transaksi lain pada tanggal yang terlah disepakati di masa mendatang.
5. Account payable atau hutang dagang : sejumlah uang yang harus dibayarkan perusahaan
pada supplier atas pembelian barang/jasa.
Jenis Utang Jangka Menengah
Jenis utang jangka waktu menengah merupakan sebutan untuk pelunasan utang dalam jangka
waktu yang tidak terlalu singkat dan lama. Biasanya waktu pelunasan jenis utang jangka menengah ini
sekitar 5 sampai 10 tahun.
Terakhir jenis utang jangka panjang yaitu pinjaman dengan masa pelunasan yang paling lama.
Jenis utang jangka panjang dijumpai pada jumlah pinjaman yang cukup besar. Jangka waktu dari
utang ini juga biasanya lebih dari 10 tahun.
Jenis utang jangka panjang sendiri terdiri dari berbagai produk utang, antara lain:
Modal ventura: bentuk penyertaan modal perusahaan pada perusahaan lain yang memerlukan
modal dalam jangka waktu tertentu.
Saham preferen: jenis saham dengan karakteristik obligasi, besar perolehan deviden tetap,
dan biasanya sejumlah persentase tertentu dari nominal saham preferen setiap periode.
Hutang dari lembaga keuangan: Untuk mendapatkan pinjaman dari lembaga
keuangan dibutuhkan jaminan dan bisa dibayar secara amortisasi atau dicicil.
Hipotek: instrumen utang dengan pemberian tanggungan terhadap properti dan pinjaman
kepada kreditur sebagai jaminan atas kewajiban.
Saham: bukti kepemilikan sebuah perusahaan dan para pemegang saham akan mendapat
capital gain dan dividen.
Hutang obligasi: instrumen keuangan yang diterbitkan oerusahaan dan dijual ke penanam
modal. Perusahaan akan menerbitkan surat berharga berisi perjanjian jumlah pembayaran pada
periode tertentu.
Jenis Utang Kontinjensi
Jenis utang kontijensi adalah hutang yang berpotensi muncul pada peristiwa yang tidak tentu.
Kewajiban ini merupakan kewajiban potensial, misalnya pada saat perusahaan menghadapi tuntutan
hukum sebesar Rp. 75 juta maka perusahaan akan menangung kewajiban jika gugatan berhasil terbukti.
Akan tetapi bagaimanapun kalau gugatan tidak berhasil. Maka tidak ada kewajiban yang muncul untuk
dibayarkan. Pada standar akuntansi, kewajiban kontijensi hanya tercatat jika kewajiban tersebut
mempunyai kemungkinana besar. Kemungkinan besar ini didefinisikan yang mana cenderung akan
terjadi. Jumlah kewajiban yang dihasilkan dapat diperkirakan dengan wajar. Berikut beberapa contoh
dari hutang kontinjensi :
Untuk membedakan antar jenis utang, Anda dapat memahaminya melalui ulasan ciri-ciri jenis
utang di bawah ini
Sebelum berutang, Anda perlu membuat perbandingan yang seimbang antara utang dengan
pendapatan untuk menjaga kesehatan finansial. Sebaiknya Anda memahami rasio utang dan pendapatan
secara bijak. Rasio ini diukur berdasarkan pembayaran cicilan utang per bulan yang diseimbangkan
dengan pendapatan per bulan.
Pengakuan utang
Pengakuan utang merupakan catatan terjadinya suatu transaksi peminjaman dan bukti utang
tersebut dinyatakan dalam bentuk perjanjian pengakuan utang yang mempunyai sifat penegakan suatu
perbuatan.
1. Penerimaan tagihan Pembelian barang atau layanan yang dilakukan secara kredit akan disertai
dengan faktur yang di dalamnya mencantumkan nilai transaksi dan syarat pembayarannya.
Ketika perusahaan menerima faktur dari vendor atau pemasok, perusahaan harusmemastikan
keabsahan tagihan tersebut terlebih dahulu. Tagihan ini akan membantumelacak jumlah barang
yang diterima.
2. Tinjau detail tagihanPerusahaan penting untuk meninjau detail tagihan, agar tidak salah
dalammengidentifikasi dan mencatatkan utang usaha pada laporan keuangan. Pastikantagihan
tersebut mencantumkan nama vendor, otorisasi, tanggal jatuh tempo, dan persyaratan lain yang
diverifikasi telah sesuai dengan pesanan pembelian.
3. Lakukan pencatatan setelah tagihan diterimaJika jumlah barang yang dipesan telah sesuai
dengan tagihan yang diterima, makalakukan pencatatan. Akun buku besar perlu diperbarui
berdasarkan tagihan yangditerima dan biasanya diperlukan entri pengeluaran.
4. Pembayaran tepat waktuSemua pembayaran utang usaha harus diproses sebelum atau pada
tanggal jatuhtempo tagihan, sebagaimana yang disepakati antara perusahaan dengan
vendor.Sebelum melakukan pembayaran, perlu disiapkan dokumen untuk diverifikasi.Pastikan
rincian yang dimasukkan pada cek, rekening bank vendor, voucher pembayaran, tagihan asli,
dan pesanan pembelian telah siap danterverifikasi. Untuk melakukan pembayaran utang usaha,
di beberapa perusahaanmungkin memberlakukan aturan perlunya otorisasi manajerial.
Prosedur Analisis