Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KELOMPOK

AUDIT LIABILITAS JANGKA PANJANG


Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Audit II

Disusun Oleh :

Shalihani Humaira C1C020080


Putri Gatria Raisha Ariani C1C020081
Wahyu Albani Hidayat C1C020131

UNIVERSITAS BENGKULU
2020
Article I. KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
kekuasaan-Nya kita diberi masih diberi kesehatan dan nikmat akal. Sholawat
beserta salam tak lupa kita curahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad,
keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Aamiin.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara materil maupun secara non materil. Makalah ini berisi
tentang Audit Liabilitas Jangka Panjang disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Auditing II.
Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai
referensi dalam belajar para mahasiswa ataupun para pembaca. Kami juga
meminta maaf apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan dan
pembahasan materi yang tidak lengkap ataupun kurang penjelasan.

Bengkulu, Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang dapat
dibayar lebihdari 1 tahun atau 12 bulan. Kewajiban jangka panjang juga
sering disebutsebagai debt-financing, artinya kegiatan pendanaan yang
dilakukan dengancara meminjam atau berhutang. Dan akan dilunasi dari
sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar, seperti
peralatan, gedung, tanah, investasisaham atau investasi obligasi jangka
panjang, dan sebagainya.utang
jangka panjang ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu hutang hipotik dan obligas
i. Dari jenis-jenis tersebut memiliki pengertian,pemahan
dan cara mengerjakan yang berbeda satu sama lain.
Libilitas atau utang jangka panjang ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu
utang hipotik,utangwesel dan obligasi. Dari jenis-jenis tersebut memiliki
pengertian, pemahan dancara mengerjakan yang berbeda satu sama lain.
Utang jangka panjang biasanyatimbul karena adanya kebutuhan dana
untuk pembelian tambahan aktiva tetap,menaikan jumlah modal kerja
permanen, membeli perusahaan lain atau mungkin juga untuk melunasi
utang-utang yang lain. 
Ada banyak instrument investasi yang tersedia di pasaran saat ini,
namunpada umumnya terdiri atas Obligasi, Saham, Derivatif, Reksadana
dan Valuta Asing. Dan dimakalah ini akan di bahas tentang kewajiban
jangka panjang yangmeliputi utang wesel,utang hipotik dan obligasi.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian liabilitas jangka Panjang
2. Apa saja macam-macam liabilitas jangka Panjang
3. Apa saja tujuan dan prosedur liabilitas jangka panjang

III. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian liabilitas jangka Panjang
2. Memahami macam-macam liabilitas jangka Panjang
3. Mengetahui tujuan dan prosedur liabilitas jangka panjang

IV. MANFAAT
1. Dapat mengetahui atau mengelompokkan liabilitas jangka
Panjang menurut pengertian
2. Dapat mengetahui lebih rinci berbagai bentuk libilitas jangka
Panjang
3. Dapat mengetahui tujuan serta prosedur liabilitas jangka
Panjang yang digunakan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Liabilitas (dalam bahasa Inggris disebut: liability) merupakan utang yang
harus dilunasi berupa uang atau pelayanan yang harus dibayarkan pada pihak lain
diwaktu yang datang. Liabilitas disebut juga sebagai kebalikan dari aset. Contoh
liabilitas seperti pinjaman uang yang diberikan oleh pihak lain dan juga termasuk
pajak. Pada dasarnya, liabilitas diartikan sebagai kewajiban.
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) , penyajian laporan
keuangan, istilah kewajiban diganti dengan liabilitas. Liabilitas dapat berupa
kewajiban hukum maupun kewajiban konstruktif.
Dalam pencatatan akuntansi, pengertian liabilitas sendiri bermakna cukup
luas, tak hanya soal utang atau pinjaman. Namun juga bisa berasal dari transaksi,
peristiwa bisnis, pertukaran aset, atau apa pun bentuknya yang bisa memberikan
manfaat ekonomi di kemudian hari. Contohnya, dalam dunia perbankan. Akan
tetapai, liabilitas tetap menjurus ke kewajiban.
Dalam dunia akuntansi, liabilitas memiliki beberapa karakteristik:
1. Segala jenis pinjaman dari perseorangan atau bank untuk meningkatkan
pendapatan bisnis.
2. Tanggung jawab kepada pihak lain yang memerlukan penyelesaian melalui
transfer aset berupa penyediaan layanan atau transaksi lain di masa depan
dan menghasilkan manfaat ekonomi.
3. Tugas dan tanggung jawab pada pihak lain, baik meninggalkan sedikit atau
tidak sama sekali kebijakan untuk menghindari penyelesaian.
4. Peristiwa atau transaksi yang telah terjadi dan menimbulkan tanggung
jawab entitas.
Liabilitas dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal kredit. Biasanya
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu liabilitas jangga pendek (Current Liabilities)
atau kewajiban lancar dan liabilitas jangka panjang (Long Term Liabilities) atau
kewajiban tidak lancar: Namun dalam laporan keuangan terdapat liabilitas yang
dijadikan sebagai lampiran yaitu, liabilitas kontinjensi (Contingent Liabilities).
Merupakan liabilitas yang penyelesaiannya melebihi satu periode akuntansi
atau lebih dari satu tahun. Liabilitas ini pada dasarnya dikenakan bukan dan
pambayarannya dapat dicicil. Namun, liabilitas jangka panjang ini juga bisa
menjadi liabilitas jangka pendek jika jatuh temponya dalam satu tahun.
Kriteria liabilitas jangka panjang sebagai berikut:
1. Tanggal jatuh temponya kurang lebih dalam 1 periode akuntansi atau 1
tahun, bahkan bisa lebih dari itu.
2. Ada aset atau barang jaminan, bisa berupa sertifikat, BPKB (Bukti Pemilik
Kendaraan Bermotor), atau surat berharga lainnya.
3. Pembayaran dilakukan dengan cara cicilan atau berjangka, dengan
menggunakan bunga sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
4. Didapat dari lembaga keuangan atau supplier yang menyediakan utang
jangka panjan.
Jenis-jenis liabilitas jangka panjang sebagai berikut:
1. Pinjaman bank
2. Obligasi
3. Hipotek
4. Surat hutang

2.2 MACAM-MACAM LIBILITAS JANGKA PANJANG


1. Pinjaman Bank
Kredit atau pinjaman bank (bank loan) adalah uang yang dipinjamkan
oleh bank kepada debitur dengan jangka waktu dan bunga tertentu. Bank
kemudian menetapkan berapa angsuran yang harus dibayar setiap bulan, sesuai
dengan nominal pinjaman, jangka waktu dan bunga. Pinjaman bank adalah
aktivitas utama yang menghasilkan pendapatan bagi bank. Mereka meminjamkan
uang kepada debitur, baik individu atau perusahaan, dengan mengenakan bunga. 
Debitur menggunakannya untuk berbagai keperluan, termasuk konsumsi,
modal kerja, atau investasi. Pinjaman dapat jangka pendek atau jangka panjang,
tergantung pada kebutuhan debitur.
Bank memperoleh dana pinjaman tersebut, terutama dari tabungan
masyarakat. Sebagai kompensasi, mereka membayarkan sejumlah imbalan
(dinamakan dengan bunga tabungan).Oleh karena itu, agar tetap untung, bunga
pinjaman lebih tinggi dibandingkan dengan bunga tabungan. Semakin besar
selisihnya, semakin besar pendapatan bank. 
Bisnis biasanya menggunakan kredit dari bank untuk modal kerja atau
investasi. Mereka dapat menggunakannya untuk membeli barang modal atau
membangun pabrik. Mereka mengharapkan investasi semacam itu untuk
menghasilkan pendapatan di masa depan, yang dapat digunakan untuk membayar
kembali pinjaman. Ketika investasi gagal menghasilkan cukup uang, pembayaran
menjadi lebih buruk dan bisnis bisa bangkrut.
Kredit bank sangat penting dalam ekonomi modern. Uang telah menjadi
bagian integral dari kehidupan ekonomi modern. Perubahan jumlah uang beredar
dalam perekonomian melalui kredit bank, yang prosesnya mengacu pada
penciptaan uang.

2. Obligasi
Obligasi (bond) adalah kontrak jangka panjang dimana peminjam
dana setuju untuk membayar bunga dan pokok pinjaman pada tanggal
tertentu kepada pemegang obligasi tersebut (Brigham dan Houston, 2009).
Obligasi merupakan salah satu pilihan investasi yang sangat diminati
investor, karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap.
Dewasa ini obligasi sabagai salah satu modal hutang yang
diperdagangkan mulai banyak diminati perusahaan sebagai salah satu alternatif
sumber pendanaan. menurut kepres RI No.775/KMK/001/1982 (Manan, 2007
dalam Prihatiningsih,2009), obligasi adalah Jenis Efek berupa surat
pengakuan hutang atas pinjaman uang dari masyarakat dalam bentuk
tertentu, untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 3 tahun dengan menjanjikan
imbalan bunga yang jumlah serta saat pembayarannya telah ditentukan terlebih
dahulu oleh Emiten.Menurut Sulistyastuti (Arif, 2011) yang dimaksud dengan
obligasi (bond) adalah sekuritas berpendapat tetap (fixedincome securities)
yang diterbitkan sehubugan dengan perjanjian hutang.
Dalam melakukan pembelian obligasi, investor di pasar modal itu
sendiri bisa mendapatkan keuntungan, yakni mendapatkan tingkat suku
bunga (kupon), selain itu bisa menghasilkan pendapatan atas kenaikan
nilai nominal obligasi ke harga premiun tersebut di pasar sekunder.

3. Hipotek
Hypotheca berasal dari bahasa latin, dan hypotheek dari bahasa Belanda,
yang mempunyai arti "Pembebanan". Satu kreditur yang mempunyai kedudukan
istimewaadalah kreditur pemegang hipotik. Hipotik diatur dalam KUH Perdata
buku II BabXII pasal 1162 sampai dengan pasal 1232.Hipotek atau dalam bahasa
Inggris disebut juga dengan mortgage merupakan hutang yang dilakukan dengan
memberikan hak tanggungan properti dari peminjamke pemberi pinjaman sebagai
jaminan atas kewajiban pembayaran utang.
Dalam hipotek, peminjam masih bisa menggunakan ataupun
memanfaatkan properti tersebut. Nantinya, apabila utang atau kewajibannya sudah
dibayar lunas maka tanggunganakan properti tersebut akan gugur.Hipotek
biasanya digunakan oleh seseorang ataupun pelaku bisnis untuk membeli properti
saat tidak mempunyai cukup uang. Nilai pembelian properti tersebuttidak perlu
dibayar lunas di muka. Sebagai gantinya, peminjam harus melunasi utangtersebut
selama periode tertentu yang biasanya bertahun-tahun ditambah dengan bunga
pinjaman.
Jika utang tersebut sudah lunas, maka peminjam akan bebas dan properti
tersebut bisa diambil lagi keseluruhan haknya.Karena hipotek termasuk juga
sebagai hak atau klaim atas properti, maka saatmeminjam uang, peminjam akan
menggunakan properti tersebut sebagai jaminan.Artinya, apabila peminjam gagal
untuk membayarkan utangnya atau berhentimembayar hipotek, maka pemberi
pinjaman boleh menyita properti yang dijadikan jaminan tersebut.

3. Wesel Bayar Jangka Panjang


Jenis hutang jangka panjang selanjutnya adalah long term notes atau wesel bayar
jangka panjang. Wesel yang diterbitkan untuk mendapatkan pinjaman uang.
Konsepnya tidak jauh berbeda dengan wesel jangka pendek. Namun wesel jenis
ini memiliki jangka waktu lebih panjang. Pada wesel ini juga angsurannya ada
angsuran bunga dan pokok pinjaman dengan nilai yang tidak sama.

4. Kewajiban Lease
Merupakan sebuah kesepakatan sewa, dimana pihak penyewa sudah sepakat
dengan pihak lessor untuk membayar sewa atas penggunaan aset. Ini masuk pada
jenis hutang jangka panjang karena memang periodenya lebih dari 12 bulan atau
satu tahun.

5. Pasca Pensiun
Kewajiban pensiun masuk pada hutang jangka panjang karena dana pensiun ini
diberikan secara berkala. Sudah menjadi kewajiban bagi pemberi kerja untuk
mendanai program pensiun. Jadi ada iuran yang perlu disetorkan secara berkala ke
dana pensiun yang ada, sehingga ini masuk menjadi salah satu hutang panjang.

6. Perjanjian dengan Pembayaran Angsuran


Hutang jangka panjang yang terakhir adalah semua perjanjian yang menggunakan
sistem pembayaran angsuran. Periode atau jangka waktu angsuran yang membuat
perjanjian tersebut disebut sebagai hutang jangka panjang. Biasanya untuk
membeli rumah maupun kendaraan bermotor tidak cukup melakukan angsuran
kurang dari 12 bulan, oleh karena itu perjanjian apa saja yang menggunakan
pembayaran angsuran dengan jangka waktu lebih dari satu tahun masuk juga pada
jenis hutang jangka panjang.

2.3 TUJUAN DAN PROSEDUR


I. TUJUAN
Untuk menentukan apakah :
1. Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka Panjang
2. Liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah
dicatat seluruhnya per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan
diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang
3. Liabilitas jangka panjang yang tercantum di laporan posisi keuangan
(neraca) betul-betul merupakan kewajiban perusahaan
4. Liabilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset yang
dijaminkan sudah diidentifikasi
5. Liabilitas jangka panjang dalam valuta asing per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs
tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan pada
laba rugi tahun berjalan
6. Biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka panjang
serta amortisasi dari premium/discount telah dicatat per tanggal
laporan posisi keuangan (neraca)
7. Biaya bunga libilitas jangka panjang yang tercatat pada tanggal laporan
posisi keuangan(neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan
merupakan beban perusahaan
8. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh
perusahaan sehingga tidak terjadi bank "default"
9. Bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu
tahun yang akan datang sudah direklasifikasikan sebagai kewajiban
lancar
10. Liabilitas jangka panjang berikut discount, premium, dan bunga yang
timbul sudah dicatat dengan akurat dan diklasifikasikan serta
diungkapkan dalam laporan keuangan, termasuk catatan atas laporan
keuangn, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
ETAP/PSAK/IFRS
II. PROSEDUR
1. Pelajari dan evaluasi internal control kewajiban jangka panjang
2. Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan kewajiban jangka panjang
berikut discount, premium dan bunga selama periode yang diperiksa
3. Kirim konfirmasi kepada Bank
4. Minta copy perjanjian kredit permanent file Periksa otorisasi
perolehan/penambahan kewajiban jangka panjang
5. Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi
discount/premium dari obligasi
6. Tie-up jumlah beban bunga dan amortisasi discount/ premium obligasi
dengan jumlah yang tercantum pada laporan laba rugi
7. Discount/premium yang belum diamortisasi dilaporkan sebagai
pengurang/penambah dan nilai nominal obligasi
8. Periksa keberadaan kewajiban jangka panjang dan wesel bayar yang
direnewed (diperpanjang) setelah tanggal neraca, untuk mengetahui
penyajian kewajiban sebagai kewajiban jangka panjang atau kewajiban
lancar.
9. Periksa keberadaan kewajiban jangka panjang atau wesel bayar yang
(telah) dilunasi setelah tanggal neraca (walaupun belum jatuh tempo).
untuk mengetahui perlu tidaknya reklasifikasi sebagai kewajiban jangka
pendek
10. Kewajiban dari pemegang saham atau direksi dari perusahaan afiliasi,
harus dikirim konfirmasi dan periksa pembebanan bunga atas pinjaman
tsb.
11. Sesuaikan pencatatan dan penyajian di Neraca tentang hutang leasing
dengan PSAK No. 30 (sewa guna usaha).
12. Periksa kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu 1
tahunya, sehingga harus di reklasifikasi sebagai kewajiban jangka pendek
13. Konversi kewajiban jangka panjang dalam valas per tanggal neraca
kedalam kurs tengah BI dan selisih kurs dibebankan/dikreditkan pada
Laba Rugi tahun berjalan
14. Lakukan penelaah ananalitis (Analytical Review Procedure) kewajiban
jangka panjang dan biaya bunga, untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan pencatatan biaya bunga
15. Sesuaikan penyajian kewajiban jangka panjang dalam laporan keuangan
dengan PABU/PSAK

III. PENGUJIAN PENGENDALIAN MENILAI RESIKO


Pengendalian (Assessing Control Risk) Assessing Control Risk
merupakan suatu proses mengevaluasi pengendalian intern suatu entitas
dalam mencegah atau mendeteksi salah saji yang material dalam laporan
keuangan (AU 319.47). Tujuan dari menilai resiko pengendalian adalah
untuk membantu auditor dalam membuat suatu pertimbangan mengenai
resiko salah saji yang materil dalam asersi laporan keuangan. Namun
sebelum melakukan penilaian pengendalian resiko, seorang auditor harus
memahami perancangan dan pengimplementasian pengandalian internal
sebelum memutuskan apakah entitas tersebut dapat diaudit (auditabilitas).
Ada dua factor yang menentukan auditabilitas, yaitu:

A. Integritas Manajemen

Jika manajemen tidak memiliki integritas, maka sebagian besar auditor


tidak akan menerima penugasan audit. Oleh karena itu, untuk melakukan
penilaian pengendalian risiko seorang auditor harus memastikan apakah
manajemen entitas itu sudah memiliki integritas yang jelas.

B. Kelengkapan catatan akuntansi

Catatan akuntansi merupakan sumber bukti audit yang penting bagi


sebagian besar tujuan audit. Disini seorang auditor juga harus memeriksa
apakah semua jenis laporan keuangan entitas tersebut sudah lengkap atau
belum. Jika belum lengkap maka auditor melakukan tugasnya. Setelah
memahami pengendalian internal, auditor dapat membuat penilaian
pendahuluan atas resiko pengendalian terlebih dahulu sebagai bagian dari
penilaian resiko salah saji yang material secara keseluruhan. Penilaian ini
merupakan ukuran ekspektasi auditor bahwa pengendalian internal akan
mencegah salah saji yang material atau mendeteksi dan mengoreksi jika
salah saji itus udah terjadi. Penting untuk diingat bahwa penilaian resiko
pengendalian dibuat untuk asersi individual, bukan untuk pengendalian
intern secara keseluruhan, komponen pengendalian intern individual atau
kebijakan atau prosedur individual.

IV. PENGUJIAN SUBTANTIF LIABILITAS JANGKA PANJANG


Penyajian Hutang Jangka Panjang di jangka panjang harus
dijelaskan dengan cukup dalam neraca. Setiap jenis butang jangka panjang
harus disajikan secara terpisah di dalam neraca dan diberi catatan kaki
yang cukup jika hal ini diperlukan. Penjelasan yang bersangkutan dengan
hutang jangka panjang meliputi: nama hutang, jumlah hutang yang
disetujui, jumlah hutang yang telah ditarik, tanggal jatuh tempo, tarif
bunga, pembatasan dalam pembagian dividen, keharusan mempertahankan
jumlah modal kerja tertentu, dan penjelasan jumlah & jenis aktiva yang
dijaminkan.
Umumnya hutang jangka panjang dipisahkan menjadi dua
kelompok: hutang jangka panjang yang ditarik dengan perjanjian tertulis
dan hutang jangka panjang yang tidak disertai dengan perjanjian tertulis.
Contoh hutang kelompok pertama adalah hutang bank dan hutang obligasi,
sedangkan contoh hutang kelompok kedua adalah pengkreditan yan
ditangguhkan (deferred credits), jaminan dari pelanggan (customer's
deposit), hutang garansi produk.
Hutang obligasi dapat disajikan dalam neraca pada nilai
nominalnya, dan dicantumkan pada tanggal jatuh tempo serta tarif
bunganya. Alternatif lain adalah hutang obligasi disajikan pada nilai
nominalnya ditambah dengan premi obligasi yang belum diamortisasi atau
dikurangi dengan diskonto obligasi yang belum diamortisasi. Obligasi
yang dilunasi, yang dibeli sebagai treasury bond, dan yang belum
dikeluarkan lagi. harus disajikan dalam neraca sebagai pengurang jumlah
obligasi yang diizinkan untuk dikeluarkan (authorized bond) sebesar nilai
nominalnya. Treasury bond tidak boleh disajikan sebagai aktiva.

Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Hutang Jangka Panjang


a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang
bersangkutan dengan hutang jangka panjang.
b. Membuktikan bahwa saldo hutang jangka panjang mencerminkan
kepentingan kreditur yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan
keterjadian transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka Panjang
selama tahun yang diaudit.
c. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang
diaudit dan kelengkapan saldo hutang jangka panjang yang disajikan
dineraca.
d. Membuktikan bahwa hutang jangka panjang yang dicantumkan di
neraca merupakan klaim kreditur terhadap aktivitas entitas.
e. Membuktikan kewajaran penilaian hutang jangka panjang yang
dicantumkan di neraca.
f. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang jangka
panjang di neraca.
Keterangan:
Keberadaan dan Keterjadian
Auditor membuktikan apakah saldo hutang jangka panjang mencerminkan
kepentingan transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang selam tahun
yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor melakukan berbagai
pengujian substantif berikut ini: Pengujian analitik, Pemeriksaan bukti pendukung
transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang & biaya bunga, Review
terhadap otorisasi & kontrak penarikan hutang jangka panjang, dan Konfirmasi
dari kreditur & bond trustee
Kelengkapan
Untuk membuktikan bahwa hutang jangka panjang yang dicantumkan di neraca
mencakup semua kepentingan kreditur terhadap aktiva entitas pada tanggal neraca
dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang
dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian substantif
berikut ini: Pengujian analitik, Pemeriksaan bukti transaksi yang berkaitan dengan
hutang jangka panjang & biaya bunga, Review terhadap perjanjian hutang jangka
panjang & pelajari pasal-pasal yang terdapat di dalamnya, dan Konfirmasi dari
kreditur & bond trustee
Penilaian
Penyajian di dalam neraca harus dengan penjelasan sebagaimana diatur dalam
prinsip akuntansi tersebut. Dengan demikian untuk membuktikan ascrsi penilaian
hutang jangka panjang yang dicantumkan pada neraca, auditor melakukan
pengujian substantif berikut ini: Prosedur audit awal, Pengujian analitik,
Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka
panjang & biaya bunga, Review terhadap perjanjian hutang jangka panjang &
pelajari pasal - pasal yang terdapat di dalamnya, Konfirmasi dari kreditur & bond
trustee, dan Penghitungan kembali biaya bunga.
Kepentingan (Stockholder's Interest)
Untuk membuktikan klaim kreditur atas aktiva entitas pada tanggal neraca, auditor
melakukan pengujian substantif berikut ini : Pemeriksaan bukti pendukung
transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang & biaya bunga, Review
terhadap perjanjian hutang jangka panjang & pelajari pasal-pasal yang terdapat di
dalamnya, dan Konfirmasi dari kreditur & bond trustee
Penyajian dan Pengungkapan
Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan
pada PABU. Pengujian substantif terhadap hutang jangka panjang diarahkan untuk
mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur hutang jangka panjang
telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neraca nya sesuai PABU.

V. PROGRAM PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP LIABILITAS


JANGKA PANJANG

Pengujian Analitik Hitung Ratio

1. Ratio Hutang dengan Total Aktiva


Rumus Total Hutang: Total Aktiva

2. Ratio Hutang dengan Ekuitas


Rumus : Total Hutang : Total Ekuitas

3. Ratio Times Interest Earned


Rumus Laba Bersih Usaha : Biaya Bunga Obligasi

4. Ratio Biaya Bunga dengan Hutang


Rumus Biaya Bunga: Rerata Bunga

Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan


auditor, misalnya ratio tahun lalu, rerata ratio, atau ratio yang dianggarkan.
Pembanding ini membantu auditor untuk mengungkapkan :

 Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa

 Perubahan akuntansi
 Perubahan entitas

 Fluktuasi acak

 Salah saji

Pengujian Terhadap Transaksi Rinci


a) Usut penerimaan uang dari penarikan hutang jangka panjang
b) Mintalah konfirmasi mengenai hutang jangka panjang dari bank dan trust
company
c) Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran bunga
d) Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran pokok pinjaman
jangka panjang
e) Periksa aktiva yang dijaminkan dalam penarikan hutang jangka panjang
f) Periksa polis asuransi aktiva yang dijaminkan dalam penarikan hutang
g) Periksa kepatuhan klien terhadap batasan - batasan yang dikenakan oleh
kreditur
h) Periksa dokumen yang mendukung transaksi treasury bond
i) Verifikasi perhitungan bunga, amortisasi premi dan diskonto obligasi, dan
hutang bunga obligasi

Pengujian Terhadap Akun Rinci


a) Minta atau buatlah daftar hutang jangka Panjang kredit jangka Panjang
b) Minta atau pelajari copy trust indenture dan surat perjanjian penarikan
kredit jangka Panjang
c) Periksalah kesesuaian penilaian hutang jangka panjang dengan standar
akuntansi yang sesuai di Indonesia
d) Hitung kembali amortisasi premi obligasi dan diskonto obligasi

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan


a) Periksa klasifikasi hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo di dalam
neraca
b) Mintalah perjanjian hutang jangka panjang dan pelajari pasal - pasal yang
terdapat di dalamnya
c) Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan hutang jangka panjang

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Liabilitas jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-utang yang
pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi
dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar. Apabila
perusaahaan membutuhkan tambahan modal kerja tetapi tidak dapat melakukan
emisi saham baru, dapat dipenuhi dengan cara mencari utang jangka panjang.
Dalam hal sulit mencari utang yang jumlahnya besar dari satu sumber perusahaan
dapat mengeluarkan surat obligasi. Surat obligasi ini akan dapat di jual bila
reputasi perusahaan cukup baik dan dipandang akan tetap berdiri selama jangka
waktu beredarnya obligasi tersebut. Harga jual obligasi tergantung pada tarif
bunga obligasi. Semakin besar bunganya, harga jual obligasi tersebut akan
semakin tinggi dan sebaliknya semakin rendah tingkat bunga obligasi harga
jualnya akan semakin rendah. Pengeluaran obligasi dari suatu perusahaan dapat
dilakukan dengan cara penjualan langsung atau melalui lembaga-lembaga
keuangan.

Anda mungkin juga menyukai