Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi Tugas mata kuliah Manajemen Keuangan


Lanjutan

Dosen Pengampu:

Hamdani, SE, M.Si, Ak, CA

Disusun Oleh:

Hibrizi Rofi (2110313310049)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini mencakup tentang Utang
Obligasi, Utang Bank, dan Utang Hipotek

Dalam makalah ini, penulis membahas tentang pengertian dan penjelasan dari
berbagai jenis utang. Penulis berharap artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik kepada pembaca tentang macam-macam utang.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini, terutama kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan yang telah
memberikan dukungan dan masukan yang sangat berharga. Akhir kata, penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Banjarmasin, 23 Mei 2023

Hibrizi Rofi
Utang Obligasi
Obligasi biasa diartikan sebagai surat pengakuan utang atau surat utang. Obligasi
diterbitkan oleh pihak berhutang kepada pihak yang berpiutang. Penerbitan obligasi disertai
perjanjian untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya pada waktu yang
ditentukan.
Penerbit obligasi bisa disebut debitur dan pembeli obligasi adalah kreditur atau
investor. Pembayaran yang harus dilunasi tersebut yakni utang pokok ditambah dengan bunga
atau yang biasa disebut kupon.
Obligasi adalah instrumen investasi yang bisa dipilih investor di pasar modal selain
efek saham yang diperdagangkan. Singkatnya, obligasi adalah surat utang yang bisa dibeli
dan pembeli akan mendapat keuntungan berupa bunga.

Jenis-Jenis Obligasi

 Obligasi dengan Jaminan dan Obligasi Tanpa Jaminan


Obligasi dengan jaminan (secured bond) memiliki asset khusus untuk dijadikan
jaminan atas penerbitan obligasi tersebut. Obligasi dengan jaminan sebuah real estat
disebut obligasi hipotek (mortgage bond). Obligasi yang dijamin dengan asset khusus
yang disisihkan untuk melunasi obligasi itu disebut obligasi dana pelunasan (sinking
fund bond). Obligasi tanpa jaminan (unsecured bond) diterbitkan melalui kredit
umum peminjam. Obligasi itu yang dinamakan obligasi debentur (debenture bond),
digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki peringkat kredit yang baik.
 Obligasi Berjangka dan Obligasi Berseri
Obligasi yang jatuh tempo pada waktu yang bersamaan di masa mendatang disebut
obligasi berjangka (term bond). Sebaliknya, obligasi yang jatuh tempo pada waktu
yang berbeda (secara berangsur-angsur) disebut obligasi berseri (serial bond
 Obligasi Atas Nama dan Obligasi Atas Unjuk
Obligasi yang diterbitkan atas nama pemilik disebut obligasi atas nama (registered
bond). Pembayaran bunga pada obligasi atas nama dilakukan dengan memeriksa
catatan pemegang obligasi. Obligasi yang bukan atas nama disebut obligasi atas unjuk
(bearer (coupon) bond). Pemegang obligasi atas unjuk harus mengirim kupon untuk
menerima pembayaran bunga. Kupon obligasi dapat dipindahkan langsung ke pihak
lain. Sebaliknya, pemindahan kepemilikan obligasi atas nama mengharuskan
pembatalan obligasi oleh perusahaan dan penerbitan obligasi baru. Kebanyakan
obligasi yang diterbitkan saat ini adalah obligasi atas nama.
 Obligasi Konvertibel dan Obligasi yang Dapat Ditarik
Obligasi yang dapat dikonversi menjadi saham umum berdasarkan pilihan dari
pemegang obligasi disebut obligasi yang dapat dikonversi (konvertibel) (convertible
bond). Adanya fitur konversi inilah yang secara umum dapat menarik pembeli
obligasi. Obligasi yang dapat ditarik kembali oleh perusahaan sebelum jatuh tempo
disebut obligasi yang dapat ditarik (callable bond).
Kontrak Perjanjian Obligasi

1. Nilai nominal
Nilai nominal (nilai par, atau principal value, atau denominasi) obligasi adalah
jumlah uang yang akan dibayarkan oleh perusahaan yang menerbitkan obligasi
pada saat obligasi jatuh tempo.
2. Jangka Waktu
Kebanyakan obligasi mempunyai jangka waktu tertentu. Jangka waktu tersebut
lebih besar dibandingkan satu tahun. Jangka waktu tersebut bervariasi, dari lima
sampai sepuluh tahun, bahkan ada yang lebih lama lagi.
3. Pembayaran Bunga
Obligasi bisa membayar bunga dengan jumlah yang sama untuk setiap periodenya
(bunga tetap). Obligasi Jasa Marga di atas menawarkan bunga tetap. Biasanya
obligasi membayarkan bunga tetap. Dengan bunga tetap, baik investor (pembeli
obligasi) maupun perusahaan menghadapi risiko perubahan tingkat bunga.
4. Atas Uniuk atau Tercatat
Obligasi bisa dalam bentuk tercatat dan atas unjuk. Untuk tercatat pemegang
obligasi akan dicatat dalam buku perusahaan. Obligasi atas unjuk tidak mecatat
pemilik obligasi tersebut. Siapa yang memegang obligasi tersebut dianggap
menjadi pemilik obligasi tersebut. Otoritas pajak tidak bisa mendeteksi
kepemilikan, dan dengan demikian penghasilan bunga, obligasi atas unjuk. Di
samping 'kelebihan' semacam itu, obligasi atas unjuk mempunyai kelemahan,
yaitu bisa hilang sehingga kepemilikan berpindah ke yang tidak berhak, dan
perusahaan tidak bisa memberitahu pemegang obligasi jika ada kejadian penting.
5. Jaminan Obligasi
Obligasi bisa dijamin dengan aset tertentu atau tidak. Obligasi yang dijamin
dengan aset tertentu disebut sebagai hipotek (mortagage bond). Obligasi tersebut
berhak atas penjualan aset yang dijadikan jaminan apabila perusahaan mengalami
kebangkrutan atau tidak bisa membayar kewajiban nya. Meskipun biasanya
likuidasi (perusahaan dibubarkan dan asetnya dijual) tidak dilakukan, tetapi
reorganisasi yang lebil sering dilakukan, tetapi pemegang hipotek mempunyai
posisi yang kuat dalam proses restrukturisaisi tersebut.
6. Karakteristik Call
Dalam obligasi dengan karakteristik call, perusahaan yang menerbitkan obligasi
mempunyai hak untuk melunasi obligasi sebelum jatuh tempo. Praktek semacam
ini disebut juga sebagai refuding.
7. Pembalasan
Kontrak obligasi barangkali memasukkan beberapa pembatasan-pembatasan.
Pembatasan tersebut ditujukan untuk menghindari situasi yang bisa merugikan
pemegang obligasi. Situasi yang dimaksud adalah kemungkinan tidak terbayarnya
pinjaman yang semakin tinggi, atau tindakan yang bisa menurunkan nilai
pinjaman.
Utang Bank

Utang yang timbul sebagai akibat pinjaman yang diberikan oleh bank kepada perusahaan
(Bank Loan) yang diperoleh berdasarkan permohonan perusahaan yang bersangkutan.

Jenis-Jenis Utang Bank

1. Hutang bank yang diklasifikasikan sebagai kewajiban/ Laibilitas (Liabilities) Jangka


Pendek.

2. Hutang bank yang diklasifikasikan sebagai kewajiban/ Laibilitas (Liabilities) Jangka


Panjang.

Akibat adanya hutang bank (bank payable) adalah timbulnya bunga bank yang harus dibayar
oleh perusahaan selama periode hutang bank tersebut. Bunga bank biasanya dibayarkan
bersamaan dengan pembayaran pokok hutang bank, yaitu setiap bulan selama periode hutang
bank berlangsung. Pembayaran bunga bank diakui oleh perusahaan sebagai biaya bunga
bank.

Utang Hipotek

Utang hipotek adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak
bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan
misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada waktunya,
maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman yang
bersangkutan. Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam
dari satu sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu bank tertentu.

Utang hipotek juga dapat dipahami sebagai suatu pinjaman jangka panjang yang
diberikan dengan penyerahan jaminan berupa aktiva tetap yang disepakati dalam perjanjian
tertulis dengan akta notaris, di mana dalam perjanjian tersebut mencantumkan nominal
pinjaman, tingkat suku bunga, jangka waktu, jumlah angsuran, dan jaminan yang diserahkan
secara terperinci.

Sebagai suatu pinjaman yang disepakati bersama dengan jaminan benda tak bergerak
atau properti, utang hipotek memiliki konsekuensi yang penting untuk diperhatikan. Apabila
pinjaman tidak dilunasi ketika telah jatuh tempo, maka pemberi pinjaman berhak untuk
melakukan penyitaan atau menjual properti yang digunakan sebagai jaminan.
Jenis Bunga Utang Hipotek

Dalam kehidupan sehari-hari, utang hipotek terwujud dalam jenis pinjaman Kredit
Pemilikan Rumah (KPR), di mana pinjaman diberikan oleh perbankan kepada nasabah untuk
pembelian rumah dengan jaminan berupa sertifikat rumah tersebut. Dalam jenis pinjaman ini,
pihak bank dan nasabah sepakat untuk mengikatkan diri dalam perjanjian yang dituangkan
dalam akta notaris.

Sebagaimana jenis utang lainnya, utang hipotek pun melahirkan biaya bunga. Artinya,
atas utang hipotek ini, peminjam tak hanya berkewajiban untuk membayar pokok utangnya
saja tetapi juga sekaligus dengan bunganya. Bicara tentang bunga, ada dua jenis bunga yang
diterapkan dalam utang hipotek.

 Bunga tetap

Utang hipotek dengan skema bunga tetap artinya pihak yang meminjam uang
akan mengembalikan pinjaman pokok dengan tingkat suku bunga tetap selama jangka
waktu pinjaman. Dengan kata lain, bunga yang dibayarkan oleh si peminjam tidak
mengalami perubahan meski tingkat suku bunga umum mengalami fluktuasi selama
jangka waktu berjalannya utang hipotek.

 Bunga mengambang

Skema pemberlakuan suku bunga mengambang pada utang hipotek


merupakan kebalikan dari skema bunga tetap. Jika pada skema bunga tetap, bunga
utang hipotek tidak dipengaruhi oleh perubahan tingkat suku bunga umum, maka
berbeda dengan skema bunga mengambang. Pada skema bunga mengambang, bunga
utang hipotek mengikuti perubahan tingkat suku bunga yang berlaku di pasaran.

Sebagai contoh bank umumnya menerapkan bunga tetap di dua hingga tiga
tahun berjalannya utang hipotek berupa KPR. Selama periode tersebut, nasabah
membayar pokok pinjaman plus bunga tetap sesuai yang telah disepakati bersama.
Pada tahun keempat, tingkat suku bunga mengalami kenaikan, maka bunga KPR
mengalami penyesuaian. Artinya, nasabah dibebani dengan bunga yang lebih tinggi
karena mengikuti tingkat suku bunga yang berlaku umum. Sebaliknya, jika selama
jangka waktu KPR, tingkat suku bunga mengalami penurunan, maka bunga KPR juga
akan disesuaikan.
Keuntungan dan Kerugian Utang Hipotek

Keuntungan:

 Mengurangi beban pajak

Keuntungan ini umumnya dirasakan oleh peminjam yang berstatus sebagai


badan hokum atau usaha alias perusahaan. Tak bisa dipungkiri bahwa setiap periode,
perusahaan dibebani dengan pajak. Bunga yang timbul atas adanya utang hipotek ini
ternyata dapat mengurangi beban pajak, sehingga pajak yang dibayarkan perusahaan
lebih kecil dibandingkan tanpa adanya bunga utang hipotek.

Sebagai contoh, ketika perusahaan ingin membeli aset berupa gedung atau
gudang, maka pilihan menggunakan utang hipotek dari bank lebih menguntungkan
dibandingkan dengan pembelian tunai menggunakan kas perusahaan. Utang hipotek
menimbulkan kewajiban bunga yang dapat mengurangi beban pajak. Tingkat suku
bunga yang diberlakukan dalam utang hipotek umumnya lebih rendah dengan jangka
waktu pelunasan utang yang cukup lama, maksimal hingga 20 tahun. Dengan
demikian, perusahaan akan lebih mudah dalam merencanakan arus kasnya.

 Kreditur tidak memiliki hak untuk mengintervensi internal perusahaan

Utang hipotek melahirkan hubungan antara perusahaan sebagai pihak


peminjam dengan bank atau pihak lain sebagai pihak yang memberi pinjaman.
Konsekuensinya perusahaan menyerahkan aset tidak bergerak berupa sertifikat tanah,
gedung, atau gudang yang dimilikinya kepada bank atau pihak lain sebagai jaminan.
Meski demikian, bank atau pihak lain selaku pemilik hipotek tidak memiliki otoritas
apapun untuk mengintervensi aturan dan kebijakan internal perusahaan. Artinya, bank
atau pihak lain tersebut tidak bisa mempengaruhi bahkan mendikte perusahaan untuk
mengubah arah kebijakan dan strategi bisnisnya.

Berbeda dengan skema penerbitan saham yang digunakan sebagai sumber


pendanaan. Penerbitan saham sama artinya perusahaan menjual sebagian kepemilikan
atas perusahaan tersebut. Mereka yang membeli saham disebut sebagai investor yang
memiliki kewenangan untuk turut menentukan arah jalannya perusahaan.

 Tetap bisa memanfaatkan jaminan

Utang hipotek disertai dengan penyerahan aset tidak bergerak sebagai


jaminan. Meski demikian, perusahaan tetap bisa memanfaatkan aset yang dijaminkan
tersebut. Oleh sebab itu, utang hipotek tidak mempengaruhi atau mengganggu
operasional dan kinerja perusahaan.
Kerugian:

 Biaya yang mahal

Biaya yang ditimbulkan oleh utang hipotek ini tergolong mahal. Mulai dari
biaya administrasi, notaris, premi asuransi, hingga appraisal yakni penilaian aset tetap
yang akan dijaminkan. Jika diakumulasikan, total pembayaran pinjaman hipotek ini
bisa jadi melebihi harga asli dari aset tetap yang dijaminkan. Keseluruhan biaya-biaya
tersebut menjadi tanggungan dari perusahaan sebagai peminjam hipotek.

 Pembatasan penggunaan aset yang dijaminkan

Perusahaan sebagai peminjam hipotek memang bisa memanfaatkan aset tetap


yang dijaminkan untuk menjalankan kegiatan usahanya. Namun, pemanfaatannya
dibatasi. Artinya, perusahaan tidak bisa menyewakan atau bahkan menjual aset
tersebut sebab masih berstatus sebagai jaminan atas utang hipotek perusahaan. Selain
itu, perusahaan juga tidak diperkenankan untuk mengubah bentuk dari aset tetap
tersebut yang dapat mempengaruhi nilainya.
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Mamduh M. Hanafi, M. (Oktober 2013). Manajemen keuangan. Yogyakarta: BPFE.


Glugut Hari Pamungkas. (Oktober 2022). Apa Itu Obligasi : Pengertian, Jenis, dan Bedanya
Dengan Saham. https://www.cnbcindonesia.com/mymoney/20221010153312-72-
378559/apa-itu-obligasi-pengertian-jenis-dan-bedanya-dengan-saham/amp

Wibowo Subekti (Juli 2022). Pengertian Hutang Bank (Bank Payable).


https://www.wibowopajak.com/2019/10/pengertian-hutang-bank-bank-payable.html

Tim Binus (Juli 2020). Akuntansi Hutang Jangka Panjang (Hutang Hipotek).
https://accounting.binus.ac.id/2020/07/01/akuntansi-hutang-jangka-panjang-hutang-
hipotek/

SimulasiKredit.com (2022). Apa itu Utang Hipotek. https://www.simulasikredit.com/apa-itu-


utang-hipotek/

Anda mungkin juga menyukai