A. Kontijensi
Kontinjensi (contingencies) adalah “suatu kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang
ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai keuntungan (keuntungan kontinjensi) atau
kerugian (kerugian kontinjensi) untuk perusahaan yang pada akhirnya akan diketahui
ketika satu atau lebih kejadian di masa depan terjadi atau tidak terjadi
1. Keuntungan Kontijensi
Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak untuk menerima
aktiva (atau memiliki kewajiban yang menurun) yang keberadaannya tidak pasti
tetapi pada akhirnya mungkin akan menjadi sah.
1) Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dsb.
2. Kerugian Kontijensi
Kerugian kontinjensi (loss contingencies) melibatkan kemungkinan terjadinya
kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontinjensi menurut
definisinya disebut sebagai kewajiban kontinjen. Kewajiban kontinjen (contingent
liabilities) bergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian di
masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah hutang, pihak yang dibayar, tanggal
pembayaran, atau keberadaannya.
4) Kewajiban lingkungan.
Perusahaan menggunakan dua metode dasar akuntansi untuk biaya jaminan, yaitu
metode kas dan metode akrual.
1. Metode Kas
Biaya jaminan dicatat sebagai beban pada saat dikeluarkan. Dengan kata lain, biaya
jaminan dibebankan ke periode di mana penjual atau produsen menepati jaminan itu.
Tidak ada kewajiban yang dicatat untuk biaya masa depan yang berasal dari jaminan,
dan periode saat penjualan. Penggunaan metode ini, yang merupakan satu-satunya
metode yang diakui untuk tujuan pajak penghasilan, sering kali dibenarkan dalam
akuntansi yang didasarkan atas kelayakan apabila biaya jaminan berjumlah tidak
material atau apabila periode jaminan relatif singkat. Metode dasar kas diwajibkan
apabila kewajiban jaminan tidak diakrualkan pada tahun penjualan karena:
Akun kewajiban lancar biasanya disajikan sebagai klasifikasi pertama dalam kelompok
kewajiban dan ekuitas pemegang saham di neraca. Dalam kelompok kewajiban lancar,
akun-akun itu dapat dicantumkan secara berurutan berdasarkan jatuh temponya,
berdasarkan jumlahnya secara menurun, atau menurut preferensi likuidasinya. Informasi
yang terinci dan bersifat tambahan mengenai kewajiban lancar harus memadai untuk
memenuhi persyaratan pengungkapan penuh. Kewajiban yang dijamin harus
diidentifikasi dengan jelas, dan aktiva terkait yang dijaminkan harus ditunjukan. Jika
tanggal jatuh tempo setiap kewajiban dapat diperpanjang, maka rinciannya harus
diungkapkan. Kewajiban lancar ini tidak boleh di-offset terhadap aktiva yang akan
digunakan untuk likuidasinya. Hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo saat ini
harus diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar.
Terdapat pengecualian penting apabila kewajiban yang jatuh tempo saat ini harus dibayar
dari aktiva yang diklasifikasikan sebagai jangka panjang. Penyajian hutang ini dalam
kelompok kewajiban lancar akan mengganggu posisi modal kerja perusahaan. Jika
kewajiban jangka pendek dikeluarkan dari kewajiban lancar karena pendanaan kembali,
maka catatan atas laporan keuangan harus mencakup:
1) Penjelasan umum mengenai perjanjian pendanaan.
2) Persyaratan dari setiap kewajiban baru yang terjadi atau akan terjadi.
3) Persyaratan dari setiap sekuritas ekuitas yang diterbitkan atau akan diterbitkan.
Apabila pendanaan kembali atas dasar jangka panjang diharapkan dapat dilakukan
melalui penerbitan sekuritas ekuitas, maka kewajiban jangka pendek tidak layak untuk
dimasukkan ke dalam ekuitas pemilik. Pada tanggal neraca, kewajiban itu merupakan
suatu kewajiban bukan ekuitas pemilik.