Anda di halaman 1dari 5

Learning Objective 2

Pengakuan Beban
Setelah kita menentukan bahwa arus keluar merupakan beban bagi perusahaan, kita dapat
mengakui suatu beban dengan mengacu kepada Framework paragraf 83 yang menyatakan bahwa
suatu item yang memenuhi definisi elemen harus diakui apabila:
1. Terdapat kemungkinan bahwa segala manfaat ekonomis di masa depan yang
melekat pada item tersebut akan mengalir masuk ke dalam atau keluar dari entitas
Adanya kriteria terdapat kemungkinan (probable) bahwa suatu manfaat ekonomis akan
mengalir keluar dari perusahaan mencerminkan unsur ketidakpastian di dalam lingkungan
operasi perusahaan tersebut. Penilaian terhadap ketidakpastian tersebut perlu dilakukan
berdasarkan bukti-bukti yang tersedia ketika laporan keuangan disediakan. Jika
kemungkinan keterjadian beban ditafsirkan sebagai kurang lebih 50%, maka
penerapannya kurang sesuai dengan prinsip kehati-hatian (prudence). Oleh karenanya,
penyedia laporan keuangan harus berhati-hati dalam membuat penilaian dan estimasi,
namun tetap tidak menimbulkan bias dalam informasi yang dilaporkan.
2. Item tersebut memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal.
Kriteria dapat diukur dengan andal memfasiltasi kasus-kasus di mana estimasi diperlukan
(misalnya untuk beban depresiasi, provisi utang tak tertagih) namun bukti-bukti yang
sesuai untuk mendukung validitas estimasi tersebut juga dibutuhkan. Lebih lanjut,
Framework paragraf 31 menyatakan bahwa informasi dianggap andal apabila bebas dari
kesalahan material dan bias serta dapat diandalkan oleh para penggunanya untuk
melaporkan sesuai dengan keadaan aslinya. Keterangan tersebut menunjukkan bahwa
beban akan diakui ketika penurunan manfaat ekonomis terkait penurunan aset atau
peningkatan kewajiban telah timbul dan dapat diukur dengan andal. Hal ini berarti bahwa
pengakuan beban berlangsung bersamaan dengan pengakuan peningkatan kewajiban atau
penurunan aset, contohnya depresiasi yang timbul dari perubahan nilai aset, beban
amortisasi atau impairment, dan lain-lain.

Learning Objective 4
Tantangan bagi Pembuat Standar Akuntansi
Mencocokan
The framework menyatakan secara spesifik bahwa matching concept tidak seharusya
digunakan dengan memperbolehkan pengakuan akun-akun di neraxa yang tudak memenudhi
definisi asset atau liabilias. Iasb sekarang sedang mengerjakan proyek mengenai inkosistensi.
Salah satu contoh pengakuan yang diperdebatkan mengenai beban atau kerugian selama periode
akuntansi, pada tahun 2008 bank perancis societe generale mengalami kerugian besar
dikarenakan tindakan illegal yang dikerjakan invidual trader. Walaupun kerugian tercatat di
2008, kerugian juga termasuk yang di tahun 2007, membuat bank mengoffset loss ke profit di
2007.
Konservatisme
Matching concept membutuhakan peneliaian yang besar dalam menentukan apakah
jumlah biaya itu dapat digunakan untuk masa depan atau untuk biaya saat ini, ini sangat penting
bahwa permintaan bukti objektif akuntan untuk pengakuan pendapatan, tapi selama ini ada
diskusi terbatas mengenai bukti objektif yang berbungan dengan pengakuan biaya. malahan
permohonan ini untuk alasan atau kesuaian bukan untuk bukti objektif. Untuk menjadi masuk
akal itu adalah sebuah kebaikan tapi apa standar kemasuk akalan dalam mengunakan matching
concept ini adalah penerimaan umum dalam sebuah prosedur, apapun yang dianggap dapat
diterima dalam praktik,

dapat dipertimbangkan bahwa ini masuk akal dan sesuai. Untuk

mudahnya cara untuk menghadapi inventory adalah membebankan mereka pada salah satu
metode yang dapat diterima ( fifo and average cost ) dan cara untuk menghadapi PPE adalah
mendepresiasikan dengan salah satu metode yang dapat diterima
Satu alasan untuk persyaratan yang lebih mudah mengenai bukti objektif di dalam
pengakuan biaya yang dibandingkan dengan pendapatan adalah sebuah contoh konserpatime.
Konvensi ini mebutuhkan pencatatan biaya, kerugian dan hutang secepatanya, walaupun
buktinya lemah., namun itu membutuhkan pendapatan, keutungan dan asset menjadi pendukung
dengan bukti yang lebih substantial seblum dia dicatat menurut IAS 11/ASBB 111 kontrak

kronstruksi; pendapatan kontrak dan biaya kontrak berhubungan dengan kontrak krontruksi
seharusnya diakui sebagai pendapatan dan biaya diakui secara berturut turut dengan referensi
terhadap tahap penyeselaian dari transaksi kontrak pada saat tanggal pelaporan. Ekpektasi
kerugian pada kontrak kontruksi seharusanya diakui sebagai beban secara labgsung. Jadi profisi
dibuat untuk kerugian tapi tidak untuk keuntungan keseluruhan. Walaupun kerugian pada seluruh
kontrak belum sepenuhnya terjadi karn proye belom selesai, total ekspektasi kerugiandiakui
secara langsung. Ini tetap dilakukan walaupun menggunakan completed contract method.
Beberapa pendapat mengenai konservatifme mendasari kemungkinan dan keriterian
keadalan yang menyertai framework. Kata probable artinya peristiwa dimasa depan akan muncul
untuk menkonfirmasi adanya los atau expense namun bde dicatat karena sangat mungkin pada
saat tanggal pelaporan lapkeu entitas tidak akan bisa mengumpulkan jumlah tertentu yang mana
jumlah tersebut dicatat. Kemungkinan ini berdasarkan pengalaman masa lalu. Kerugian yang
dikarenakan ancaman dari eksproiasi harus dicatat jika eksproprias segera terjadi dan jumlah
kerugian dapat diestimasi. Hal yang segera terjadi seperti itu biasanya karena deklarasi public
atau private atas campur tangan pemerintah. Akrual dari kerugian berhubungan dengan litigasi,
klaim atau penilaian akan dibtuhkan jika kemungkinan dari kerugian adalah suatu kondisi seperti
yang disebutkan diatas bertemu
Karena konsrevatisme jika memungkinkan nilai dari net asset telah turun, maka biaya
harus diakui. Bukti untuk kemungkinan ini agak samar. Pelakukan konversional diikuti perintah
konvensi adalah salah satu tindak kkonsevatif. peringatan tidak mengatisipasi keuntungan
tartapi antisipasi seluuruh kerugian itu sudah bisas dilakukan. Interprestasi dari matching
concept dalam praktek, maka dari itu bias oleh dari konvensi koservatisem. Konsevatif tidak
focus pada bukti tapi pada ketakutan atas overstatemet dari profit hasil dapat menjadi informasi
yang salah.
Profisi tidak dapat diakui kecuali entitas tidak dapat membayar kewjibannya, yaitu yang
tidak memiliki alternatif yang realistis untuk mengelola kewajiban. Secara konsekuen
kemampuan manajemen untu membuat profisi kemampuan manajemen yang mengurangi
income pada periode sekarang dan memperbolehkan income naik pada periode selanjutnya telah
dibatasi. Provisi untuk pemeliharaan dan restuktur tiak dapat dimasukan dalam laporan keuangan
kecuali keteria perusahaan dapat terpenuhi, maka dari itu, povisi untuk pengelolaan harus

mencerminkan kewajiban untuk eksternal. Provisi untuk restruktur muncul hanya jika detail
rencana, memenuhi kriteria tertentu. Sebagai tambahan, strandar menyatakan bahwa kewajiban
kontijengsi tidak dapat diakui yang mana termasuk pada beban periode beban tertentu. Karena
kewajiban kontijensi tidak adapat memenuhi kriterima pengakuan, maka tidak dapat diakui dan
tidak memberikanmaksud dari beban yang overstatet.
Isu untuk auditor
Auditor menghadapi perbedaan antara beban dan asset, periode dimana beban diakui, dan
pengukuran yang sesuai dengan beban. Definisi dari asset menurut framework penurunan pada
economic benefit dalam bentuk penurunan atau deplesi oleh asset focus perhatiaan pada pilihan
antara mendebet beban atau asset ketika mencatat pengeluaran untuk asset. Kebangkrutan pada
perusahaan telekomunikasi di US, worldcom pada juli 2002 mengungkapkan para akuntannya
menghadapi beberapa masalah pada penggunaan prinsip pengertian define dari beban. Worldcom
dulunnya provider telepon jarak jauh dan internet terbesar, tumbuh secara cepat pada tahun 90an
melalui akuisisi dengan perusahaan lain.
Salah satu ketidakbiasaan akuntansi diungkapkan setelah bangkrutnya worldcom adalah
suatu kapitalisasi yang tidak sesuai pada operasi beban sebagai asset. Selama 2001 dan 2002
perusahaan memperlakukan capital invesmen 3,8 miliar us dibayar sebagai ongkos untuk
perusahaan perusahaan tlpn lain agara mendapat hak untuk mengakses network mereka.
Pembayaran ongkos tersebut mengahasilkan pengeluaran atas asset yang mana seharusnya cocok
dengan pendapatan yang dihasilkan dari provisi telepon dan internet untuk coustumers pada
priode yang sama.
Memperlakukan beban sebagai asset adalah cara yang relatif tidak rumit untuk oversatet
profit pada periode, dan auditor biasanya membutuhkan bukti yang kuat untuk mendukung
kapitalisasi dari pengeluaran, namun percobaan oleh manager untuk oversatet beban undersatet
asset dapat menyebabkan masalah untuk auditor. Ketikan akuntansi untuk akuisisi selama tahun
90an, worldcom akan mencatat nilai dari asset tertentu ketika diperoleh. Ketika asset diakui pada
biaya yang lebih rendah, maka depresiasi akan menjadi lebih rendah juga, membantu manajer
untuk memperoleh profit yang lebih besar,

Praktek akuntansi big bath dan cookie jar melanggar prinsip alokasi daru beban secara
sistematik dan rasional untuk periode akuntansi yang sesuai. Auditor akan tergoda untuk
memberikan perhatian yang kurang mengani kemungkinan bahwa beban overstated dari
understated karena kepercayaan atas pendekatan konservatif untuk pengukuran profit
dibutuhkan. Namun, nominasi netralitas oleh framework sebagai karakteristik kualitatif yang
diinginkan dan pengenalan IAS 37/AASB 137 akan muncul untuk menyarankan auditor untuk
mengumoulkan bukti yang cukup untuk memastikan bahwa mereka tidak dapat keluar dari akun
dengan beban yag overstated.
Kesulitan lain untuk auditor yang berhubungan dengan asset adalah estimasi dalam akuntansi,
seperti provisi untuk keusangan inventori, garansi, kerugian atas jalur hukum, dan progress
kontrak konstruksi. Beban muncul dari estimasi ketika tidak ada transaksi yang mendasar untuk
jumlah tertentu yang menghasilkan debit yang mesti diklasifikasi, seperti pembayaran kas yang
hasil dari debit beban atau asset. Auditor harus mencoba asumsi dan proses yang digunakan
manajemen ketika membuat sebuah estimasi dan mempertimbangkan apakah ada bukti lain
untuk mendukung kemasukakalan jumlah klaim.

Anda mungkin juga menyukai