Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Tujuan

Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban


diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan
informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

B. Ruang Lingkup

Pernyataan ini harus diterapkan oleh semua entitas dalam akuntansi untuk
kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi, dan aset kontinjensi, kecuali kewajiban
diestimasi dan kontinjensi yang timbul dari:
1. kontrak eksekutori, kecuali jika kontrak tersebut bersifat memberatkan (onerous);
2. hal-hal yang telah dicakup dalam PSAK lain.
kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti.
Istilah kewajiban diestimasi juga digunakan dalam pos misalnya depresiasi,
penurunan nilai aset dan utang ragu-ragu.
Pernyataan ini tidak melarang ataupun mewajibkan kapitalisasi biaya ketika
kewajiban diestimasi dibuat.
C. Definisi

Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwamasa lalu dan
keberadaannyamenjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau
lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.
Kewajiban adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas.
Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum pasti.
Sedangkan Kewajiban hukum adalah kewajiban yang timbul dari:
1. suatu kontrak (secara eksplisit atau implisit);
2. peraturan perundang-undangan; atau
3. pelaksanaan produk hukum lainnya.
Kewajiban konstruktif adalah kewajiban yang timbul dari tindakan entitas yang
dalam hal ini:
 berdasarkan praktik baku masa lalu, kebijakan yang telah dipublikasi atau
pernyataan baru yang cukup spesifik, entitas telah memberikan indikasi kepada
pihak lain bahwa entitas akan menerima tanggung jawab tertentu; dan
 akibatnya, entitas telah menimbulkan ekspektasi kuat dan sah kepada pihak lain
bahwa entitas akan melaksanakan tanggung jawab tersebut.
Kewajiban kontinjensi adalah:
 kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya
menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada
masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau
 kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui
karena:
 tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai “sumber
daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau
 jumlahkewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.
Kontrak memberatkan adalah kontrak yang biaya tidak terhindarkan untuk memenuhi
kewajiban kontraknya melebihi manfaat ekonomis yang akan diterima dari kontrak
tersebut.
Peristiwa yang mengikat adalah peristiwa yang menimbulkan kewajiban hukum atau
kewajiban konstruktif yang mengakibatkan entitas tidak memiliki alternatif lain kecuali
menyelesaikan kewajiban tersebut.
Restrukturisasi adalah program yang direncanakan dan dikendalikan oleh manajemen
dan secara material mengubah:
1. lingkup kegiatan usaha suatu entitas; atau
2. cara mengelola usaha tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
KEWAJIBAN DIESTIMASI DAN KONTINJENSI
1. RUANG LINGKUP
Bab ini diterapkan untuk semua kewajiban diestimasi (kewajiban yang waktu atau
jumlahnya belum pasti), kewajiban kontijensi dan aset kontijensi, kecuali kewajiban estimasi
yang diatur dalam Bab lain, yaitu:
 Sewa (Bab 17 Sewa);
 Kontrak konstruksi (Bab 20 Pendapatan);
 Kewajiban imbalan kerja (Bab 23 Imbalan Kerja);
 Kewajiban pajak penghasilan (Bab 24 Pajak Penghasilan).

Persyaratan dalam Bab ini tidak berlaku untuk kontrak eksekutori kecuali kontrak tersebut
merupakan kontrak memberatkan. Kontrak eksekutori adalah kontrak dalam hal tidak ada
satu pihak telah melakukan kewajibannya atau kedua pihak secara sebagian telah
melakukan kewajibannya secara seimbang.
Istilah “penyisihan” seringkali digunakan dalam konteks seperti penyusutan, penurunan
nilai aset, dan tagihan tidak tertagih. Hal tersebut merupakan penyesuaian atas nilai
tercatat aset, bukan pengakuan kewajiban, sehingga tidak diatur dalam Bab ini.
2. KEWAJIBAN DIESTIMASI
Kewajiban diestimasi dapat dibedakan dari kewajiban lain, seperti utang dagang dan
akrual, karena pada kewajiban diestimasi terdapat ketidakpastian mengenai waktu atau
jumlah yang harus dikeluarkan pada masa datang untuk menyelesaikan kewajiban
diestimasi tersebut. Sebaliknya:
1. utang dagang adalah kewajiban untuk membayar barang atau jasa yang telah
diterima atau dipasok dan telah ditagih melalui faktur atau secara formal sudah
disepakati dengan pemasok; dan
2. akrual adalah kewajiban untuk membayar barang atau jasa yang telah diterima
atau dipasok, tetapi belum dibayar, ditagih atau secara formal disepakati dengan
pemasok, termasuk jumlah yang masih harus dibayar kepada para pegawai
(misalnya jumlah tunjangan cuti). Meskipun sering kali perlu dilakukan estimasi
atau penaksiran jumlah dan waktu akrual, tingkat ketidakpastiannya pada
umumnya lebih rendah daripada tingkat ketidakpastian kewajiban diestimasi.
Akrual dilaporkan sebagai bagian dari utang dagang atau utang lain-lain,
sedangkan kewajiban diestimasi dilaporkan secara terpisah.
Kewajiban diestimasi diakui jika:
 entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif)
sebagai akibat peristiwa masa lalu;
 kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar
sumber daya; dan
 estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Jika
kondisi di atas tidak terpenuhi, maka kewajiban diestimasi tidak diakui.
Dalam kasus yang jarang terjadi, tidak dapat ditentukan secara jelas apakah terdapat
kewajiban kini. Dalam hal ini, peristiwa masa lalu dianggap menimbulkan kewajiban kini
jika (setelah mempertimbangkan semua bukti tersedia) terdapat kemungkinan bahwa
kewajiban kini telah ada pada tanggal pelaporan.
Hampir semua peristiwa masa lalu menimbulkan kewajiban kini.Walaupun demikian,
dalam beberapa peristiwa yang jarang terjadi, misalnya dalam tuntutan hukum, dapat
timbul perbedaan pendapat mengenai apakah peristiwa tertentu sudah terjadi atau
apakah peristiwa tersebut menimbulkan kewajiban kini.Jika demikian halnya, maka
entitas menentukan apakah kewajiban kini telah ada pada akhir periode pelaporan
dengan mempertimbangkan semua bukti yang tersedia.Bukti yang dipertimbangkan
mencakup, antara lain, bukti tambahan yang diperoleh dari peristiwa
setelah akhir periode pelaporan. Atas dasar bukti-bukti tersebut:
 jika besar kemungkinannya bahwa kewajiban kini telah ada pada akhir periode
pelaporan, entitas mengakui kewajiban diestimasi (jika kriteria pengakuan
kewajiban diestimasi terpenuhi); dan
 jika besar kemungkinan bahwa kewajiban kini belum ada pada akhir periode
pelaporan, entitas mengungkapkan kewajiban kontinjensi. Pengungkapan tidak
diperlukan jika kemungkinan arus keluar sumber daya kecil.
Entitas mengakui kewajiban diestimasi tersebut sebagai kewajiban dalam neraca dan
mengakui jumlah dari kewajiban diestimasi tersebut sebagai beban dalam laporan laba
rugi kecuali jika:

 merupakan bagian dari biaya memproduksi persediaan atau


 termasuk dalam nilai aset tetap sesuai dengan paragraf
Kondisi (kewajiban kini yang timbul dari peristiwa masa lalu) berarti bahwa entitas tidak
memiliki alternatif yang realistis untuk menyelesaikan kewajiban tersebut. Hal ini dapat
terjadi ketika kewajiban dipaksakan secara hukum atau ketika entitas memiliki kewajiban
konstruktif karena peristiwa masa lalu telah menimbulkan ekspektasi yang kuat dan sah
kepada pihak lain sehingga entitas akan melaksanakan kewajiban tersebut. Kewajiban
yang akan muncul dari tindakan entitas di masa depan (misalnya perilaku masa depan
dalam menjalankan bisnis) tidak termasuk dalam kondisi entitas memiliki kewajiban kini
sebagai hasil dari peristiwa masa lalu, tanpa mempedulikan kemungkinan keterjadiannya
dan meskipun kewajiban tersebut adalah kewajiban kontraktual. Sebagai ilustrasi, karena
tekanan komersial atau persyaratan hukum, entitas dapat memiliki intensi atau kebutuhan
untuk melakukan pengeluaran operasional dengan cara tertentu di masa akan datang,
misalnya dengan menggunakan saringan asap pada pabrik tertentu. Karena entitas dapat
menghindari pengeluaran masa depan dengan pilihan tindakannya di masa yang akan
datang, misalnya dengan mengubah metode operasinya, maka entitas tidak memiliki
kewajiban kini untuk pengeluaran masa depan tersebut dan tidak ada pengakuan
kewajiban diestimasi.
Pengukuwan Awal
Jumlah yang diakui sebagai kewajiban diestimasi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal
pelaporan.
 Jika kewajiban diestimasi yang sedang diukur menyangkut populasi yang terdiri atas
sejumlah besar unsur, maka kewajiban ditentukan dengan menimbang berbagai
kemungkinan hasil berdasarkan probabilitas terkait.
 Jika kewajiban yang diukur hanya satu, maka kemungkinan hasil yang
probabilitasnya paling tinggi merupakan estimasi terbaik dari kewajiban tersebut.
Namun, dalam kasus demikian, entitas harus mempertimbangkan kemungkinan
hasil lainnya. Jika kemungkinan hasil lain mengandung probabilitas yang sebagian
besar lebih tinggi atau sebagian besar lebih rendah dibandingkan dengan
kemungkinan hasil yang probabilitasnya paling tinggi, maka yang dianggap estimasi
terbaik adalah suatu nilai yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dibandingkan
kemungkinan hasil yang probabilitasnya paling tinggi tersebut.

Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah kewajiban diestimasi adalah
nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban.
Tingkat diskonto adalah tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian
pasar atas nilai waktu uang. Risiko tertentu atas kewajiban dicerminkan di tingkat
diskonto atau estimasi jumlah yang disyaratkan untuk menyelesaikan kewajiban, tetapi
bukan keduanya.
Jika sebagian atau seluruh pengeluaran untuk menyelesaikan kewajiban diestimasi
diganti oleh pihak ketiga, maka penggantian itu diakui hanya pada saat timbul keyakinan
bahwa penggantian pasti diterima pada saat perusahaan menyelesaikan kewajibannya.
Piutang penggantian akan disajikan dalam neraca sebagai aset dan tidak boleh saling
hapus terhadap kewajiban diestimasi yang ada. Dalam laporan laba rugi, entitas
diperbolehkan untuk melakukan saling hapus atas penggantian dari pihak lain terhadap
beban yang berkaitan dengan kewajiban diestimasi tersebut. Entitas harus mengeluarkan
keuntungan atas ekspektasi pelepasan aset dari perhitungan kewajiban diestimasi.
Pengukuran Selanjutnya
Entitas membebankan kewajiban diestimasi hanya untuk pengeluaran atas kewajiban
diestimasi yang telah diakui pada awalnya
Entitas menelaah kewajiban diestimasi pada setiap tanggal pelaporan dan melakukan
penyesuaian untuk mencerminkan estimasi terbaik kini atas jumlah yang disyaratkan
untuk menyelesaikan kewajiban pada tanggal pelaporan. Penyesuaian atas jumlah
yangdiakui sebelumnya, diakui di laporan laba rugi kecuali kewajiban diestimasi pada
awalnya diakui sebagai bagian dari biaya perolehan persediaan atau aset tetap Jika
kewajiban diestimasi diukur pada nilai kini dari jumlah kewajiban yang diharapkan
disyaratkan untuk diselesaikan, maka penyesuaian diskonto harus diakui sebagai biaya
pinjaman.
3. KEWAJIBAN KONTINJENSI
Kewajiban kontinjensi merupakan kewajiban potensial yang belum pasti atau kewajiban
kini yang tidak diakui karena tidak memenuhi salah satu atau kedua kondisi (b) dan (c) .
Entitas tidak boleh mengakui kewajiban kontinjensi sebagai kewajiban. Pengungkapan
mungkin disyaratkan.
Aset Kontijensi
Entitas tidak diperkenankan untuk mengakui aset kontinjensi sebagai aset.
Pengungkapan mungkin disyaratkan sesuai aset kontijensi.
Pengungkapan
Kewajiban Diestimasi
Untuk setiap jenis kewajiban diestimasi, entitas harus mengungkapkan:
a. Jumlah tercatat pada awal dan akhir periode;
b. Kewajiban diestimasi tambahan yang dibuat dalam periode bersangkutan, termasuk
peningkatan jumlah pada kewajiban diestimasi yang ada;
c. Jumlah yang digunakan yaitu jumlah yang terjadi dan dibebankan pada kewajiban
diestimasi selama periode bersangkutan;
d. Jumlah yang belum digunakan selama periode bersangkutan;
e. Peningkatan dalam nilai kini yang timbul karena berlalunya waktu dan dampak dari
setiap perubahan tingkat diskonto selama periode yang bersangkutan;
f. Uraian singkat mengenai sifat kewajiban dan perkiraan saat arus keluar sumber daya
terjadi.
g. Indikasi adanya ketidakpastian atas jumlah dan saat arus pengeluaran kas;
h. Jumlah ekspektasi penggantian, dengan menyebutkan aset yang telah diakui atas
ekspektasi penggantian tersebut. Informasi komparatif tidak disyaratkan.
Kewajiban Kontinjensi
Entitas mengungkapkan untuk setiap jenis kewajiban kontinjensi pada tanggal pelaporan,
uraian dan sifat kewajiban kontinjensi dan jika praktis dilakukan:
 Estimasi dampak keuangan yang diukur .
 Indikasi adanya ketidakpastian atas jumlah atau waktu dari pengeluaran;
 Kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga.

Jika tidak praktis membuat pengungkapan salah satu atau lebih pengungkapan di atas,
maka fakta tersebut harus diungkapkan.
Aset Kontinjensi
Jika arus masuk dari manfaat ekonomi besar kemungkinannya terjadi namun belum ada
kepastiannya, maka entitas harus mengungkapkan uraian dari sifat aset kontinjensi pada
akhir tanggal pelaporan. Ketika praktis dilakukan, maka diungkapkan estimasi atas
dampak keuangan yang diukur dengan menggunakan prinsip. Jika tidak praktis membuat
pengungkapan ini, maka fakta tersebut harus diungkapkan.
Pengungkapan yang Merugikan
Dalam kasus yang benar-benar jarang terjadi, pengungkapan atas sebagian atau seluruh
informasi yang disyaratkan dapat diekspektasi akan merugikan secara serius posisi
entitas yang sedang berselisih dengan pihak lain mengenai kewajiban diestimasi,
kewajiban kontinjensi, atau aset kontinjensi. Dalam kasus tersebut, entitas tidak perlu
mengungkapkan informasi tersebut, tetapi harus mengungkapkan sifat umum dari kasus
yang diperselisihkan, bersama dengan fakta dan alasan informasi tidak diungkapkan.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Tujuan SAK ETAP BAB 18 ini adalah untuk mengatur pengakuan dan pengukuran
kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan
informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
Pernyataan ini harus diterapkan oleh semua entitas dalam akuntansi untuk kewajiban
diestimasi, kewajiban kontinjensi, dan aset kontinjensi, kecuali kewajiban diestimasi dan
kontinjensi yang timbul dari:
1. kontrak eksekutori, kecuali jika kontrak tersebut bersifat memberatkan (onerous);
2. hal-hal yang telah dicakup dalam PSAK lain.

Anda mungkin juga menyukai