Anda di halaman 1dari 19

BAB 11 - Biaya

(Expenses)
Agus Prasetyo B.S (2022100021)
Nanda Mandira P. (2022100005)
Sub BAB 11

01 Karakteristik Biaya 02 Pengukuran & Pengakuan Biaya


 Pengertian Biaya  Pengukuran Biaya
 Biaya dan Rugi (losses)  Pengakuan Biaya

04 Konsep Penandingan 03 Kritik terhadap Konsep Penandingan


 Hubungan Sebab Akibat  Bukti yang Obyektif
 Alokasi Sistematis dan Rasional  Evaluasi Terhadap Konsep Matching
 Pembebanan Segera
KARAKTERISTIK
BIAYA
Karakteristik utama:
1. Penurunan asset
Untuk dapat mengatakan bahwa biaya timbul, harus terjadi
transaksi atau kejadian yang menurunkan asset atau
menimbulkan aliran keluar asset atau sumber ekonomik. Asset
dalam hal ini harus diartikan sebagai semua asset perusahaan
sebagai suatu kesatuan.

2. Operasi utama yang menerus


Agar menjadi biaya konsumsi tersebut harus berkaitan dengan
kegiatan utama atau sentral kesatuan usaha. Yang dimaksud
dengan kegiatan utama adalah kegiatan penciptaan pendapatan
(laba) yang direpresentasikan dalam kegiatan memproduksi/
mengirim barang atau menyerahkan/ melaksanakan jasa.
KARAKTERISTI
K BIAYA
Karakteristik pendukung:
1. Kenaikan kewajiban
Alasannya adalah agar makna biaya cukup luas untuk mencakupi pula pos-pos yang timbul
dalam penyesuaian akhir tahun. Bila barang dan jasa telah dimanfaatkan oleh perusahaan
tetapi perusahaan tidak mengakuinya sebagai asset sebelumnya atau perusahaan belum
mengakui kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang dikuasai pihak lain, perusahaan
mempunyai keharusan untuk membayar atau melakukan pengorbanan sumber ekonomik
dimasa dating sehingga kewajiban timbul. Sebagai contoh adalah tariff (fee) pengiriman
barang oleh perusahaan ekspedisi yang belum dibayar perusahaan. Jasa pengiriman telah
dikonsumsi dan menimbulkan pendapatan sehingga biaya harus timbul diikuti dengan
keneikan kewajiban.

2. Penurunan akuitas
Defenisi APB dan IAI secara eksplisit menyebutkan bahwa penururnan asset akhirnya akan
mengubah ekuitas atau menurunkan ekuitas. Penurunan ekuitas lebih menegaskan pengertian
biaya karena tidak setiap penurunan asset mengakibatkan penurunan ekuitas. Misalnya
pembagian dividen kas merupakan penurunan asset tetapi tidak dapat disebut sebagai biaya.
Jadi, penurunan ekuitas hanya merupakan karakteristik pendukung makna biaya.
Pengertian Biaya

FASB (1980) IAI (1994) Kam (1990)


mendefinisikan biaya sebagai berikut : mendefinisikan biaya (beban) sebagai mendefinisikan biaya sebagai penurunan nilai
“Biaya adalah aliran keluar (outflows) atau berikut :Beban (expenses) adalah penurunan aktiva atau kenaikan hutang atau kenaikan
pemakaian aktiva atau timbulnya hutang manfaat ekonomi selama suatu periode ekuitas pemegang saham (stockholder’s
(atau kombinasi keduanya) selama satu akuntansi dalam bentuk arus keluar atau equity) sebagai akibat pemakian barang dan
periode yang berasal dari penjualan atau berkurangnya aktiva atau terjadinya jasa oleh suatu unit usaha untuk
produksi barang atau penyerahan jasa atau kewajiban yang mengakibatkan penurunan menghasilkan pendapatan pada periode
pelaksanaan kegiatan yang lain yang ekuitas yang tidak menyangkut pembagian berjalan.
merupakan kegiatan utama suatu entitas” . kepada penanam modal. Dari pengertian di
atas dapat dilihat bahwa biaya pada akhirnya
merupakan aliran keluar aktiva meskipun
kadang-kadang harus melalui hutang lebih
dahulu.
Biaya & Rugi (losses)
Atas dasar definisi di atas dapat Karakteristik yang melekat pada makna dari
dikatakan bahwa yang termasuk biaya hanya cost pengertian rugi:
yang benar-benar dikorbankan untuk menghasilkan
pendapatan. Penggunaan aktiva atau pengurangan cost  Penurunan ekuitas (aset bersih)
aktiva yang tidak berkaitan dengan proses  Transaksi periferal atau insidental.
memperoleh pendapatan seharusnya dikelompokkan  Selain apa yang didefinisi sebagai biaya atau selain
sebagai rugi (losses). distribusi ke pemilik.
Dari definisi yang terdapat dalam
konsep dasar penyusunan dan penyajian laporan Empat sumber rugi yang diidentifikasi FASB
keuangan IAI (1994) tidak memisahkan biaya dengan adalah:
rugi. Jadi semua potensi jasa baik yang digunakan
secara langsung ataupun tidak langsung untuk • Periferal dan Insidental
memperoleh pendapatan disebut dengan biaya. • Transfer nontimbal-balik
• Penahanan asset
• Faktor Lingkungan
Pengukuran dan Pengakuan Biaya
Pengukuran Biaya
Sejalan dengan penilaian aktiva, biaya dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang digunakan untuk
penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu pengukuran biaya dapat didasarkan pada :
1. Cost Historis.
2. Cost pengganti/cost masukan terkini
3. Setara kas (Cash Equivalent)
Meskipun ada berbagai dasar penilaian, dalam praktek yang paling banyak digunakan untuk mengukur
biaya adalah cost histories.

Pengakuan Biaya
Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu : (a) sebagai aktiva (potensi jasa) dan (b)
sebagai beban pendapatan (biaya). Proses pembebanan cost pada dasarnya merupakan proses
pemisahan cost. Oleh karena itu agar informasi yang dihasilkan akurat, bagian cost yang telah diakui
sebagai biaya pada periode berjalan dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui
sebagai biaya periode mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas.
Pengukuran dan Pengakuan Biaya
Pengakuan Biaya
Ada dua masalah yang muncul sehubungan dengan pemisahan cost
tersebut yaitu :

Kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost
yang harus dibebankan pada pendapatan periode tertentu ditangguhkan pembebanannya.
berjalan.

Semua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya, apabila cost tersebut memenuhi kriteria sebagai
aktiva yaitu :

Memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat


ekonomi masa mendatang, dikendalikan perusahaan Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.
berasal dari transaksi masa lalu).

Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat


ekonomi masa mendatang yang melekat pada aktiva
dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.
Konsep Penandingan
Konsep penandingan adalah konsep yang dimaksudkan untuk mencari dasar hubungan yang tepat dan
rasional antara pendapatan dan biaya. Pendapatan merupakan hasil yang dituju perusahaan, sementara cost
yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut merupakan upaya yang dilakukan perusahaan.
Dengan demikian, pendapatan harus ditandingkan dengan biaya yang diperkirakan telah menghasilkan
pendapatan tersebut, agar dihasilkan laba yang tepat.

Penandingan antara biaya dan pendapatan memerlukan dasar yang tepat. Upaya mencari dasar penandingan
yang tepat merupakan masalah yang sering dihadapi akuntan, tidak hanya menyangkut penentuan aktiva atau
jasa yang benar-benar telah dipakai, namun menyangkut penghitungan besarnya nilai aktiva atau jasa yang
telah digunakan

Dalam praktek ada tiga dasar penandingan yang umum


digunakan untuk mencari hubungan antara biaya 01 03
pendapatan dalam satu periode tertentu. Dasar penandingan Hubungan Sebab
Pembebanan segera
tersebut adalah : Akibat

02
Alokasi Sistematis
dan Rasional
Konsep Penandingan
Hubungan Sebab Akibat
Dasar yang paling ideal untuk menandingkan biaya dengan pendapatan adalah hubungan sebab akibat.
Meskipun sulit dibuktikan, namun atas dasar pengamatan yang dilakukan oleh akuntan menunjukkan bahwa
barang atau jasa tertentu yang digunakan dalam proses produksi pada akhirnya akan membantu dalam proses
menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.

Ada beberapa masalah teknis yang timbul apabila penandingan


langsung atas dasar produk digunakan sebagai dasar hubungan
sebab akibat. Masalah tersebut adalah :

Biaya yang langsung berhubungan dengan pendapatan


masa mendatang, tetapi tidak masuk dalam cost produksi

Biaya yang berhubungan dengan pendapatan yang terjadi


setelah pendapatan diakui
Identifikasi Cost Produk
Konsep Penandingan
Alokasi Sistematis dan Rasional
Alokasi sistematik dan rasional sering disebut dengan dasar penandingan periodik (indirect matching) atau
penandingan tidak langsung (indirect matching). Alokasi sistematik dan rasional dapat digunakan sebagai dasar
penandingan apabila dasar penandingan hubungan sebab-akibat tidak dapat dilakukan. Atas dasar konsep
penandingan ini, ukuran penandingan digunakan bukan produk (unit fisik) tetapi periode. Cost yang terjadi
dapat dialokasikan dalam beberapa periode, dan dapat juga langsung diakui dan dibebankan sebagai biaya.
Apabila manfaat cost tersebut dialokasikan secara sistematik pada periode yang menikmati manfaat tersebut.

Meskipun dapat menimbulkan masalah, alokasi sistematis tetap dapat


digunakan sebagai dasar penandingan. Ada beberapa alasan yang mendukung
pemakaian alokasi sistematis dan rasional:

Banyak cost periodik Pada beberapa kasus sulit Apabila cost tersebut
yang berhubungan secara mencari hubungan merupakan joint-cost, maka
tidak langsung dengan langsung antara cost alokasi arbitrer harus
pendapatan periode tertentu dengan dilakukan pada kegiatan
berjalan pendapatan. yang berbeda.
Konsep Penandingan
Alokasi Sistematis dan Rasional

Apabila manfaat masa mendatang tidak dapat Apabila biaya bersifat rutin (reguler) dan terjadi
diukur dengan cukup pasti atau cost yang berulang-ulang, maka pembebanan langsung secara
dikeluarkan tidak memiliki hubungan dengan material tidak akan berpengaruh terhadap laba bersih,
pendapatan di masa mendatang, maka tidak ada meskipun penandingan yang tepat tidak dapat dicapai.
alasan untuk menunda pembebanan cost sebagai
biaya pada periode terjadinya.
Konsep Penandingan
Pembebanan Segera
Apabila tidak ada alasan yang kuat untuk membebankan cost atas dasar hubungan sebab akibat ataupun alokasi
sistematis dan rasional, maka cost langsung dapat dibebankan pada periode terjadinya. Alasan yang melandasi
pembebanan dengan cara ini adalah kepraktisan. Misalnya, pencatatan terhadap biaya advertensi.

Cost yang dikeluarkan untuk kegiatan advertensi sulit untuk


dihubungkan dengan pendapatan atas dasar hubungan sebab akibat. Di
samping itu, cost tersebut kemungkinan memiliki manfaat lebih dari satu
periode akuntansi.

Dalam statement FASB No.2 yaitu Accounting for Research and Development Cost disebutkan
bahwa dasar penandingan hubungan sebab akibat dan alokasi sistematis tidak dapat diterapkan
untuk cost penelitian dan pengembangan. Hal ini disebabkan manfaat penelitian dan
pengembangan di masa mendatang tidak dapat ditentukan dengan tepat, karena itu cost tersebut
tidak dapat dikapitalisasi dan dicatat sebagai aktiva. Cost tersebut langsung dibebankan sebagai
biaya pada periode terjadinya
Kritik Terhadap Konsep
Penanding
Konsep penandingan merupakan salah satu konsep yang digunakan dalam kerangka akuntansi konvensional.
Menandingkan biaya dengan pendapatan sama halnya dengan menandingkan upaya dan hasil. Kegiatan usaha
merupakan suatu aliran cost yaitu suatu aliran yang pada akhirnya kan menghasilkan pendapatan. Meskipun
konsep penandingan merupakan hal yang umum diterapkan dalam akuntasni konvensional, namun dalam
pelaksanaannya masih diwarnai dengan berbagai pertentangan. Ada beberapa kritik yang ditujukan terhadap
konsep matching di antaranya Bukti Obyektif, Evaluasi Terhadap Konsep Matching
Kritik Terhadap Konsep
Penanding
Bukti Obyektif
Konsep penandingan memerlukan pertimbangan yang tepat dalam menentukan besarnya cost yang akan
dibebankan pada periode sekarang atau masa mendatang. Dalam pengakuan pendapatan, bukti obyektif
merupakan sarat utama yang harus dipenuhi. Namun demikian, bukti obyektif tersebut kurang begitu
diperhatikan dalam pengakuan biaya. Pengakuan biaya lebih di dasarkan pada masalah rasional dan
kelayakan daripada bukti yang obyektif.

Dalam praktek akutansi, suatu prosedur tertentu dapat diterima perlakuannay apabila dipandang rasional
dan layak untuk diterpkan. Misalnya, cost persediaan dapat dibebankan sebagai biaya dengan salah satu
metode depresiasi yang diterima umum, seperti LIFO atau LIFO. Demikian halnya, cost aktiva tetap
dibebankan sebagai biaya (depresiasi) atas dasar salah satu metode depresiasi yang diterima umum.
Kritik Terhadap Konsep
Penanding
Evaluasi Terhadap Konsep Matching
Hubungan sebab akibat merupakan tahap terbaik untuk menadingkan biaya dengan pendapatan.
Meskipun prosedur ini rasional, tetapi sulit diterapkan dalam praktek. Alasan utama terletak pada
konsep cost attach yang merupakan pendukung utama hubungan sebab akibat.hubungan sebab akibat
sebenarnya tidak mungkin untuk diterapkan, karena konsep cost attach tidak memilki alasan/argument
yang kuat. Dalam situasi tertentu, konsep cost attach tidak dapat menunjukkan dasar hubungan sebab
akibat sebagai dasar hubungan pembebanan yang benar-benar meyakinkan. Oleh karena itu, akuntan
tidak menghubungkan secara langsung biaya dengan pendapatan, tetapi atas interval waktu.

Cost akan dibebankan sebagai biaya bila cost tersebut menghasilkan pendapatan pada periode yang
sama. Hubungan sebab akibat memiliki implikasi bahwa jumlah rupiah pendapatan tertentu harus
dihubungkan dengan jumlah rupiah. Apabila suatu aktiva memiliki suatu manfaat lebih dari satu periode
akuntansi dan dasar penandingan hubungan sebab akibat tidak dapa diterapkan, maka cost aktiva dapat
dialokasikan dalam periode-periode secara sistematis.
Kritik Terhadap Konsep
Penanding
Evaluasi Terhadap Konsep Matching
Menurut Thomas (1969.1975), kebanyakan akuntan “hanya omong kosong” belaka dan tidak
bermanfaat. Informasi yang dihasilkan hampir seluruhnya didasarkan pada proses alokasi, yang tidak
dapat dijustifikasi secara teoritis. Alokasi secara teoritis akan memuaskan apabila memenuhi beberapa
criteria. Kriteria tersebut adalah:

Additivity Defensibility
Alokasi harus melibatkan jumlah yg Metode alokasi yang dipilih harus
ada, sehingga jumlah bagian-bagiannya lebih baik dibanding metode alokasi
sama dengan jumlah keseluruhanya, yang lain.
tidak kurang tidak lebih.

Unambiguity
Metode alokasi harus menghasilkan yang
unik dengan menggunakan satu dasar
alokasi yang jelas dan cara alokasinya
juga harus jelas.
Thank You
Diskusi
1. Ervi: Apa perbedaan definisi Biaya dari sudut pandang yang dikemukakan oleh FASB dengan KAM?

2. Sekar: Jelaskan perbedaan antara cost dan expense!


3. Martatia: Pernedaam antara pengeluaran (expenditure) dan biaya (expense)

Anda mungkin juga menyukai