“KONSEP BIAYA”
A. Pengukuran Biaya
Sejalan dengan penilaian aktiva, biaya dapat diukur atas dasar jumlah rupiah yang
digunakan untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu, pengukuran biaya dapat
didasarkan pada:
1) Cost historis
Cost historis merupakan jumlah rupiah kas atau setaranya yang dikorbankan umtuk
memperoleh aktiva. Pengukuran biaya atas dasar cost historis, dapat digunakan
untuk jenis aktiva seperti gedung, peralatan dan sebagainya.
B. Pengakuan Biaya
Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu:
1. Sebagai aktiva (potensi jasa)
2. Sebagai beban pendapatan (biaya)
Atas dasar konsep kontinuitas usaha, cost mula-mula diperlakukan sebagai aktiva
dan kemuian baru diperlakukan sebagai pengurang pendapatan (biaya).
Misalnya, cost persediaan ada awalnya dicatat/di akui sebagai aktiva.
Apabila cost tersebut telah dinytakan keluar (dijual) untuk menghasilkan pendapatan,
maka cost tersebut dinyatakan sebagai biaya, dengan nama cost barang terjual (cost of
goods sold). Ada dua masalah yang muncul sehubungan dengan
pemisahan cost tersebut, yaitu:
1. Kriteria yang digunakan untuk menentukan yang harus dibebankan pada pendapatan
peiode berjalan.
2. Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu ditangguhkan
pembebanannya.
Semua cost dapat ditangguhkan pembebananya sebagai biaya, apabila cost tersebut
memenuhi kriteria sebagai aktiva yaitu:
a. Memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang,
dikendalikan perusahaan, berasal dari transaksi masa lalu).
b. Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang
melekat pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang meguasai.
c. Besanya manfaat dapat di ukur dengan cukup andal.
2) Unambiguity
Metode alokasi harus menghasikan alokasi yang unik dengan menggunakan satu
dasar alokasi yang jelas dan cara alokasinya juga harus jelas.
3) Defensibility
Metode alokasi yang dipilih harus lebih baik dibandin metode alokasi yang lain.
Metode tersebut harus didukung oleh alasan yang kuat agar dapat dipertahankan
dari kemungkinan pemakaian metode yang lain.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Biaya mempunyai dua karakteristik
utama yaitu aliran atau penurunan aset atau kenaikan kewajiban dan berkaitan dengan operasi
utama yang menerus. Rugi dibedakan dengan biaya karena timbul dari sumber yang secara
tidak langsung berkaitan dengan operasi utama perusahaan. Rugi berasal dari transaksi,
kegiatan, atau sumber berupa kegiatan periferal, transfer non timbal-balik, penahanan aset, atau
faktor lingkungan. Kriteria pengakuan biaya adalah pemanfaatan dan kelenyapan. Biaya diakui
bilamana manfaat ekonomik telah dikonsumsi dalam rangka penyerahan barang atau jasa untuk
mendatangkan pendapatan atau bilamana manfaat ekonomik masa datang telah lenyap.
Biaya diukur dengan cost yang sebelumnya melekat pada aset. Biaya dapat dipandang
sebagai bagian cost yang telah terhabiskan dalam rangka menciptakan pendapatan. Bagian cost
yang terhabiskan dapat dihubungkan dengan pendapatan atas dasar hubungan sebab-akibat,
alokasi sistematik dan rasional, atau pengakuan segera. Basis asosiasi atas dasar sebab-akibat
atau penandingan langsung atas dasar produk merupakan basis yang paling ideal. Akan tetapi,
alasan kepraktisan dan ketaktersediaankanan (univentoriability) beberapa faktor cost
(administrative dan pemasaran) menjadikan akuntansi beralih ke penandingan tak langsung
atau penandingan perioda. Dengan kata lain, takaran penandingan bukan lagi produk melainkan
periode.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, I, dan A. Chariri, 2007, Teori Akuntansi, Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Edisi 3.