APB
Kaidah pengakuan di atas sebenarnya dilandasi oleh basis
asosiasi yang oleh APB disebut sebagai prinsip pengakuan
biaya pervasive atau luas. Hal ini dinyatakan oleh APB sebagai
berikut (APB statement No. 4, prg. 157-160):
Mengasosiasikan sebab dan akibat. Beberapa kos diakui sebagai
biaya atas dasar asosiasi langsung dengan pendapatan tertentu.
Alokasi sistemantik dan rasional. Bila tidak ada cara langsung
untuk mengasosiasikan sebab dan akibat, beberapa kos
diasosiasikan dengan perioda sebagai biaya atas dasar usahauntuk
mengalokasikan kos secara sistemantik dan rasional ke beberapa
perioda yang diperkirakan menikmati manfaat.
Pengakuan segera. Beberapa kos diasosiasikan dengan perioda
berjalan dengan biaya
C. Pembebanan arbitrer
Kalau tidak ada alasan yang kuat untuk menunda pembebanan kos
untuk mencapai penandingan sebab akibat dan juga tidak ada dasar
alokasi yang layak, suatu kos biasanya akan langsung dibebankan
dalam perioda terjadinya. Ini berarti bahwa kos ditandingkan
dengan pendapatan secara arbitrer. Penandingan arbitrer tidak
selalu berkaitan dengan pengakuan rugi. Kos suatu potensi jasa
akan segera diakui sebagai biaya atau rugi kalau terbukti bahwa
manfaat ekonomiknya menjadi lenyap atau berkurang.
4. SEBUTKAN DAN JELASKAN BASIS ASOSIASI ANTARA
BIAYA DAN PENDAPATAN
JAWAB :
Konsep upaya dan capaian menyatakan bahwa biaya merupakan upaya
dalam rangka mendapatkan capaian berupa pendapatan.
Ini berarti ada hubungan sebab-akibat antara biaya dan pendapatan.
Oleh karena itu, basis penandingan yang paling masuk akal adalah sebab
akibat.
Walaupun basis ini lebih merupakan asumsi daripada kenyataan karena
dalam banyak hal sulit untuk dibuktikan secara menyakitkan bahwa
biaya menyebabkan pendapatan.
Hubungan biaya dan pendapatan tidak selalu bersifat fisik atau
hubungan satu lawan satu (pos lawan pos).
Hubungan biaya dan pendapatan adalah hubungan agregat antara
berbagai faktor biaya sebagai kesatuan dan berbagai faktor pendapatan
sebagai kesatuan yang lain.
Jadi, hubungan biaya dan pendapatan bersifat ekonomi bukannya fisik.
Walaupun demikian, hubungan sebab-akibat mempunyai validitas
karena pengamatan terhadap operasi perusahaan pada umumnya
menunjukkan bahwa pendapatan tidak akan terjadi tanpa penyerahan
barang dan jasa.
Jadi, tidak ada hasil tanpa upaya, tidak ada biaya, tidak ada pendapatan.
Inilah yang disebut konsep PENYEBABAN (causation).
Sebagai contoh, komisi penjualan, gaji dan upah, dan biaya barang
terjual periode tertentu dapat dianggap menjadi upaya dalam
melimbulkan pendapatan periode tersebut.
Karena biaya-biaya tersebur secara mudah dan intuitif dapat dikaitkan
langsung dengan pendapatan.
Dalam hal perusahaan jasa, pada umumnya tidak ada suatu obyek fisik
yang dapat dijadikan dasar (penilaian) untuk menghubungkan
pendapatan dengan biaya.
Oleh karena itu, indikator penghubungnya adalah periode.
Cost yang ditandingkan adalah cost yang terjadi dalam periode
terjadinya pendapatan karena cost yang telah terjadi dalam periode
tersebut dianggap telah menyebabkan pendapatan tersebut.
Secara umum dapat dikatakan bahwa semua biaya produksi adalah wajar
dan perlu dilekatkan pada unit produk dan baru diakui sebagai biaya
pada produk tersebut terjual.
Penandingan, sebab akibat semacam ini disebut penandingan langsung
(direct matching).
Dan untuk perusahaan manufaktur, penandingan langsung seperti seperti
itu disebut dengan penandingan produk (product matching).
Dasar ini adalah yang paling ideal karena paling mencerminkan konsep
biaya upaya dan hasil.
Tentu saja penandingan yang ideal ini menuntut bahwa semua potensi
jasa, termasuk biaya administratif dan penjualan tergabung menjadi satu
dan melekat produk (menjadi cost produk
Walaupun demikian, penandingan langsung menghadapi beberapa
masalh teknis seperti berikut ini:
C. Pengakuan segera
Beberapa cost diasosiasikan denga periode berjalan sebagai biaya karena:
Cost yang terjadi dalam periode berjalan tidak memberi manfaat
masa datang yang cukup nyata.
Cost yang dicatat sebagai aset dalam periode-periode sebelumnya
tidak lagi mempunyai manfaat ekonomi yang cukup nyata.
Mengalokasikan berbagai cost baik atas dasar asosiasi dengan
pendapatan atau atas dasar periode akuntansi dipandang tidak
mempunyai manfaat yang berarti.
FASILITAS FISIS
Dalam hal fasilitas fisik, kos yang terjadi pada saat pemerolehan
pada umumnya diakui sebagai asset dan baru kemudian kos
tersebut diakui sebagai biaya sesuai dengan pola penyerapan
manfaat yang direpresentasi dengan kos
Karakteristik dan Tujuan Pelaporan
Semua asset mempunyai karakteristik umum yaitu merupakan
potensi jasa yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan dalam
kegiatan operasinya. Fasilitas fisis mempunyai karakteristik sbb :
Berwujud fisis dan dikuasai oleh perusahaan untuk
mengolah dan memperlancar kegiatan operasi
perusahaan.
Pada umumnya berumur panjang walaupun terbatas
sehingga perlu penggantian.
Bernilai bagi perusahaan lantaran kekuasaan atau hak
perusahaan untuk menggunakannya bukan lantaran
hak miliknya.
Pada umunya erupakan asset nonmoneter dan manfaat
yang dapat diberikan berupa potensi jasa (service
potentials) bukan daya beli atau ketertukarannya
(exchangeability).
Karateristik yang demikian menyebabkan tujuan
pelaporan dan pengukuran fasilitas fisis ini adalah
untuk menentukan penggunaan jasa dalam suatu
perioda yang diperkirakan telah menghasilkan
pendapatan.