Anda di halaman 1dari 35

DISTRIBUSI KEPADA

PEMEGANG SAHAM:
DIVIDEN
DAN
PEMBELIAN
KEMBALI SAHAM

YOSI SEPTIANA - 2122100031


INTANSANI INDAH - 2122100032
TULUS DIKA - 2122100033
Perusahaan besar secara teratur menghadapi tiga pertanyaan penting:

Berapakah arus kas beban yang harus diberikan kepada pemegang saham?

Apakah sebaiknya kita memberikan kas kepada pemegang saham dengan


menaikkan dibiden atau dengan membeli kembali saham?

Haruskah kita mempertahankan kebijakan pembayaran berbeda sesuai dengan


perubahan kondisi ?

Perusahaan yang sukses akan meraih laba dan laba tersebut dapat diinvestasikan kembali dalam asset-
asset operasi, digunakan untuk membayar hutang, atau didistribusikan kepada pemegang saham.
DIVIDEN VERSUS KEUNTUNGAN MODAL:
MANAKAH YANG LEBIH DISUKAI INVESTOR?

Ketika menentukan besaran kas yang akan didistribusikan, manajer


keuangan harus mengingat bahwa tujuan perusahaan adalah
memaksimalkan nilai saham perusahaan. Konsekuensinya target rasio
pembayaran yaitu presenrase target laba neto yang dibayarkan sebagai
dividen kas.
Ketika menentukan besaran kas yang akan didistribusikan, manajer keuangan
harus mengingat bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai
saham perusahaan. Konsekuensinya target rasio pembayaran yaitu presenrase
target laba neto yang dibayarkan sebagai dividen kas.

Apakah investor lebih menyukai menerima dividen atau lebih memilih


menginvestasikan kembali kas ke perusahaan. Preferensi ini dapat dihitung
dengan model valuasi saham pertumbuhan tetap
Po
Jika perusahaan meningkatkan rasio pembayaran, maka D1 akan
naik. Kenaikan ini jika dilihat secara terpisah akan menyebabkan
harga saham naik, akan tetapi jika D1 naik maka uang yang tersedia
untuk investasi kembali menjadi lebih sedikit sehingga
menyebbakan tingkat pertumbuhan yang diharapkan mengalami
penurunan dan menurunkan harga saham. Akibatnya kebijakan
dividen yang optimal dan pertumbuhan di masa depan yang
memaksimalkan harga saham
TEORI DIVIDEN TIDAK RELEVAN
Merupakan teori bahwa dividen suatu perusahaan tidak berdampak pada nilai
maupun biaya modalnya.

Profesor Merton Miller dan Franco Modigliani (MM) mengajukan


teori dividen tidak relevan yang menyatakan bahwa kebijakan
dividen tidak berdampak pada harga saham maupun biaya modal
suatu perusahaan. Nilai perusahaan hanya bergantung pada laba
yang dihasilkan oleh asetnya, bukan pada bagaimana laba itu
dipecah antara dividen dan saldo laba.
Merton Miller berasumsi bahwa tidak ada pajak yang dibayarkan
atas dividen saham dapat dibeli dan dijual tanpa adanya biaya
transaksi dan setiap orang baik investor maupun manajer memiliki
informasi yang sama tentang laba perusahaan di masa depan.
ALASAN INVESTOR LEBIH MENYUKAI
DIVIDEN
Myron Gordon dan John Lintner berpendapat bahwa rs akan turun seiring
dengan meningkatnya pembayaran dividen karena investor lebih tidak pasti
menerima keuntungan modal yang dihasilkan dari menahan saldo laba
dibandingkan dengan menerima dividen.

Modigliani dan Miller tidak menyetujuinya. Mereka berpendapat bahwa rs tidak


bergantung pada kebijakan dividen, yang artinya investor sama saja
preferensinya terhadap dividen dan keuntungan modal yaitu antara D1/P0 dan g
ALASAN INVESTOR LEBIH MENYUKAI
KEUNTUNGAN MODAL
Jika dividen mengurangi biaya transaksi bagi investor yang mencari pendapatan stabil
atas investasi mereka, maka dividen akan meningkatkan biaya transaksi bagi investor
lain yang tidak begitu tertarik pada pendapatan dan lebih tertarik pada penghematan
uang untuk jangka Panjang di masa depan. Investor jangka Panjang akan
menginvestasikan kembali dividen mereka sehingga menimbulkan biaya transaksi.
Atas dasar kekhawatiran ini sejumlah perusahaan telah menyiapkan program re
investasi deviden yang bisa membantu para investor menginvestasikan kembali
dividen mereka secara otomatis.
Yang terpenting adalah peraturan perpajakan mendorong banyak investor individual
untuk lebih menyukai keuntungan modal dibandingkan dividen. Keuntungannya
adalah dividen dikenakan pajak pada tahun diterimanya, tetapi keuntungan modal
tidak dikenakan pajak hingga saham itu dijual.
BEBERAPA ISU KEBIJAKAN DIVIDEN
LAINNYA
Sebelum mendiskusikan bagaimana kebijakan dividen ditetapkan dalam praktiknya, kita
perlu melihat dua isu lain yang mempengaruhi kebijakan dividen yaitu:

Hipotesis konten informasi atau


sinyal

Efek klien
HIPOTESIS KONTEN INFORMASI ATAU
SINYAL
Kenaikan dividen sering kali disertai dengan kenaikan saham, sementara
penurunan dividen pada umumnya menyebabkan penurunan harga saham.

Pengamatan ini digunakan untuk membuktikan kesalahan teori tidak relevan


Merton Miller lawan mereka berpendapat bahwa aksi harga saham setelah
perubahan pembayaran dividen menunjukkan bhawa investor lebih menyukai
dividen dari pada keuntungan modal.
Namun Merton Miller berpendapat berbeda. Mereka mencatat bahwa
perusahaan enggan mengurangi dividen sehingga perusahaan tidak akan
menaikan dividen kecuali mereka mengantisipasi laba yang lebih besar du
masa deoan untuk mendukung dividen yang lebih tinggi.
Jadi, menurut Merton Miller kenaikan dividen diatas jumlah yang
diharapkan merupakan suatu sinyal bagi investor bahwa manajemen
perusahaan meramalkan laba yang baik di masa depan, sebaliknya
penururnan dividen atau kenaikan dalam jumlah lebih kecil dari yang
diharapkan merupakan suatu sinyal bahwa manajemen meramalkan laba di
masa depan yang buruk.

Perubahan harga tersebut hanya menunjukkan bahwa pengumuman dividen


memiliki konten informasi atau sinyal tentang laba di masa depan.
EFEK KLIEN
Merupakan kelompok pemegang saham yang berbeda yang memiliki
preferensi pembayaran dividen yang berbeda pula.

Jika suatu perusahaaan lebih memilih untuk menahan dan menginvestasikan


kembali laba daripada membayar dividen, pemegang saham yang membutuhkan
pendapatan saat ini akan berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.

Beberapa investor institusional secara legal dilarang menjual saham dan


kemudian “ menghabiskan modal.” sementara pemegang saham yang lebih suka
menyimpan daripada menghabiskan dividen akan lebih menyukai kebijakna
dividen yang rendah.
Semakin kecil dividen yang dibayarkan semakin kecil pajak berjalan yang
dibayar pemegang saham dan semakin kecil pengorbanan yang harus dilakukan
untuk menginvestasikan kembali dividen setelah pajak.
Semua ini menunjukkan adanya efek klien artinya perusahaan memiliki kelompok
klien yang berbeda-beda dan bahwa setiap klien memiliki prferensi yang
berlainan. Efek klien merupakan kecenderungan perusahaan untuk memikat
sekumpulan investor yang menyukai kebijakan dividennya.
Teori catering menyatakan bahwa preferensi investor atas dividen bervariasi
seiring waktu dan perusahaan menyesuaikan kebijakan dividen mereka sesuai
dengan keinginan investor pada saat itu.
Menetapkan Target Rasio Pembayaran:
Model Deviden Rasidual

Ketika memutuskan berapa besar kas yang akan didistribusikan


kepada pemegang saham perusahaan harus mempertimbangkan 2
hal :
1. Tujuan utama untuk memaksimalkan nilai pemegang saham
2. Arus Kas perusahaan sebenarnya dimiliki oleh pemegang saham
sehingga manajemen sebaiknya tidak menahan laba , kecuai jika
mereka dapat menginvestasikan kembali laba tersebut pada tingkat
pengembalian yang tinggi dibandingkan dengan yang dapat diperoleh
pemegang saham itu sendiri.
Rasio pembayaran optimal merupakan fungsi :
1. Opini manajemen tentang prferensi para investornya atas deviden
versus keuntungan modal
2. Peluang investasi perusahaan.
3. Target struktur modal perusahaan,
4. Ketersediaan serta biaya model eksternal.
Model deviden residual
(Residual Devidend Model)
Model dimana deviden yang dibayarkan ditetapkan sama
dengan laba neto dikurangi jumlah saldo laba yang
dibutuhkan untuk mendanai anggaran modal optimal
perusaahaan.
Menentukan target rasio pembayaran :
1. Perusahaan menentukan anggaran modal optimal
2. perusahaan menentukan jumlah ekuitas yang dibutuhkan untuk
mendanai anggaran tersebut, dengan mempertimbangkan target
struktur modal.
3. Perusahaan menggunakan saldo laba untuk memenuhi
persyaratan ekuitas semaksimal mungkin.
4. Perusahaan membayar deviden hanya jika tersedia laba dalam
jumlah yang lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk
mendukung anggaran modal yang optimal.
Jika perusahaan mengikuti kebijakan deviden residual secara kaku, deviden yang dibayarkan setiap tahunnya dapat
dinyatakan dengan persamaan rumus :

DEVIDEN = netto – saldo laba yang dibutuhakan untuk mendanai investasi baru
= laba netto – [(target rasio ekuitas)(total anggaran modal)]
Satu kemungkinan strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk meminimalisir kekhawatiran mengenai deviden yaitu dengan :

1. Memperkirakan laba dan peluang investasi, secara rata-rata


selama 5th mendatang
2. Menggunakan informasi yang diperkirakan untuk
mengetahui rata-rata deviden yang akan dibayarkan dengan
menggunakan model residual ( dan rasio pembayaran
terkaitnya) selama periode perencanaan.
3. Menetapkan target kebijakan pembayaran berdasarkan data
proyeksi.
Prosedur pembayaran
deviden
1. Tanggal pengumuman
untuk tujuan akuntansi yang diumumkan menjadi liabilitas actual
pada tanggal pengumuman dalam posisi laporan keuangan

2. Tanggal pemegang saham yang tercatat


Saat penutupan bisnis pada tanggal pemegang saham yang
tercatat (holder-of-record date)

3. Tanggal ex-dividend
Yaitu tanggal dimana hak atas deviden meninggalkan saham itu
Program Investasi deviden
Perusahaan besar umumnya menerapkan program reinvestasi
deviden (dividend reinvestment plan-DRIPs) dimana pemegang
saham dapat secara otomatis menginvestasikan kembali deviden
mereka kedalam saham perusahaan pembayaran

Terdapat 2 jenis DRIPs :


1. Program yang melibatkan hanya saham lama yang beredar
2. Program yang melibatkan saham baru diterbitkan.
Faktor yang memperngaruhi keputusan
deviden :
1. Batasan atas pembayaran deviden
2. Peluang investasi
3. Ketersediaan dan biaya sumber modal alternative
4. Dampak kebijakan deviden terhadap r
BATASAN
1. Kontrak perjanjian obligasi
2. Pembatasan saham preferen
3. Aturan pelemahan modal
4. Ketersediaan kas
5. Pajak penalty terhadap pendapatan yang dikumpulkan
secara tidak wajar.
PELUANG INVESTASI SUMBER MODAL INVESTASI

1. Jumlah peluang investasi 1. Biaya menjual saham baru


menguntungkan
2. Kemampuan untuk
2. Kemungkinan percepatan atau menggantikan utang dan
menunda proyek ekuitas

3. Kendali
DIVIDEN SAHAM
DAN PEMECAHAN SAHAM
PEMECAHAN SAHAM
Pemecahan Saham (Stock Split) merupakan suatu Tindakan yang diambil
perusahaan untuk meningkatkan jumlah saham beredar, seperti menggandakan
jumlah saham beredar dengan memberikan masing-masing pemegang saham
dua saham baru untuk setiap lembar saham lama yang mereka miliki.
DEVIDEN SAHAM
Deviden Saham (Stock Dividend) serupa dengan pemecahan saham karena
“membagi potongan nilai perusahaan menjadi lebih kecil” tanpa mempengaruhi
posisi fundamental pemegang saham saat ini.

Apabila suatu perusahaan ingin menurunkan harga sahamnya, apakah


perusahaan sebaiknya menggunakan pemecahan saham atau deviden saham ?
Pemecahan saham pada umunya
Apabila suatu perusahaan ingin menurunkan harga sahamnya,
apakah perusahaan sebaiknya menggunakan pemecahan saham
atau deviden saham ?

Pemecahan saham pada umumnya digunakan setelah terbentuk


harga yang tinggi sehingga memerlukan oenurunan harga.

Dividen saham yang diguakan secara reguler setiap tahun


menjadikan harga saham lebih banyak atau lebih sedikit
terbatasi.
DAMPAK TERHADAP HARGA
SAHAM
1. Harga saham perusahaan naik setelah perusahaan mengumumkan
pemecahan saham / deviden saham
2. Harga saham yang lebih tinggi disebabkan oleh investor yang
menganggap pemecahan saham dan deviden saham sebagai sinyal laba
dimasa depan yang lebih tinggi
3. Ketika Perusahaan mengumumkan Pemecahan saham / Deviden saham,
Harganya akan cenderung naik, namun beberapa bulan kedepan
perusahaan tidak mengumumkan kenaikan laba/ deviden harga saham
umumnya akan turun ke level semula
4. Dengan menerbitkan saham dan menurunkan harganya, Pemecahan
saham juga dapat meningkatkan likuiditas saham.
PEMBELIAN KEMBALI SAHAM
(Stock Repurchases) merupakan transaksi dimana perusahaan membeli
kembali saham mereka sehingga mengurangi jumlah saham yang
beredar, Meningkatkan EPS, dan seringkali meningkatkan harga saham.
PEMBELIAN KEMBALI SAHAM
Terdapat tiga jenis PEMBELIAN KEMBALI SAHAM :

1. Situasi dimana perusahaan memiliki kas yang tersedia untuk


didistribusikan kepada pemegang saham, dan perusahaan
mendistribusikan kas ini dengan membeli kembali saham dan
bukan membayarkan deviden tunai.
2. Situasi dimana perusahaan menyimpulkan bahwa struktur
mdoalnya sangat terbebani dengan ekuitas, dan perusahaan
menjual surat hutang dan menggunakan hasilnya untuk membel
kembali saham.
3. Situasi dimana perusahaan menerbitkan opsi bagi karyawan, da
perusahaan menggunakan pembelian kembali di pasar terbuka
Saham yang dibeli kembali oleh perusahaan adalah saham treasury.
Apabila saham dibeli kembali, berarti lebih sedikit sisa saham yang
beredar, dengan asumsi pembelian kembali tidak berdampak negatif
terhadap laba dimasa depan, laba per saham pada sisi saham akan
meningkat sehingga harga persahammnya naik. Keuntungan modal akan
tersubsitusi dengan deviden.
KEUNTUNGAN PEMBELIAN KEMBALI
1. Pengumuman pembelian kembali dapat dipandang sebagai sinyal positif oleh
investor karena pembelian kembali sering kali dimotivasi oleh keyakinan
manajemen bahwa nilai saham perusahaan terlalu rendah dari seharusnya.
2. Para pemegang saham memiliki pilihan Ketika perusahaan mendistribusikan
kas dengan membeli saham
3. Pembelian kembali dapat menghilangkan Sebagian besar saham yang
menggantung di pasar dan menyebabkan harga saham rendah
4. Dividen melekat dijangja pendek karena manajemen enggan untuk
meningkatkan deviden apabila peningkatan tersebut tidak dapat
dipertahankan dimasa depan.
5. Perusahaan dapat menggunakan model deviden residual untuk
menetapkan tingkat distribusi kas, kemudian membagi distribusi
tersebut kedalam suatu komponen dividen dan komponen pembelian
kembali

6. Pembelian kembali saham dapat digunakan untuk memproduksi


perubahan skala besar dalam struktur modal

7. Perusahaan yang menggunakan opsi saham sebagai komponen penting


kompensasi karyawan dapat membeli kembali saham dan menerbitkan ulang
saham tersebut Ketika karyawan menggunakan opsinya
KERUGIAN PEMBELIAN KEMBALI
SAHAM
1. Pemegang saham mungkin bersikap sama saja anatar deviden
dan keuntungan modal dan harga saham dapat lebih
diuntungkan dari deviden kas dibandingkan dari pembelian
kembali saham.
2. Pemegang saham yang menjual sahamnya mungkin tidak
sepenuhnya menyadari implikasi dari pembelian kembali, atau
mereka tidak memiliki seluruh informasi tentang aktivitas saat
ini dan masa depan perusahaan.
3. Perusahaan mungkin membayar terlalu tinggi harga pembelian
kembali saham sehingga merugikan pemegang saham lainnya.

Anda mungkin juga menyukai